PENDAHULUAN
kepentingan ekonomi atau untuk melakukan tugas tertentu. Hewan peliharaan yang
populer biasanya adalah hewan yang memiliki karakter setia pada majikannya atau
memelihara hewan apa pun sebagai hewan peliharaan dalam praktiknya hanya
Anjing adalah contoh hewan dikategorikan sebagai salah satu hewan yang
paling diminati oleh manusia dikarenakan anjing dapat diandalkan untuk menjaga
rumah ketika kosong, mengingatkan tuan rumah jika ada tamu baik yang diundang
maupun yang tidak diundang namun disamping hal ini anjing dapat dijadikan teman
karena dapat memberikan rasa aman serta nyaman bagi tuan rumah karena itu
anjing merupakan hewan peliharaan yang diminati atau paling banyak dimiliki di
dunia.
Pada saat ini perubahan kondisi sosial masyarakat dan dapat pula
1
2
Soerjono Soekanto bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga
Perubahan sosial itu sendiri adalah sebuah hal yang membawa dampak
positif serta dampak negatif dari perubahan sosial itu sendiri juga merambah kearah
hewan yang mengakibatkan hewan cacat atau menderita luka-luka berat lainnya
Pada saat ini hewan hewan tersebut harus diperhatikan dengan membuat
sanksi yang tegas terhadap pelaku yang melakukan kejahatan terhada hewan.
Kesehatan hewan adalah segala urusan yang berkaitan dengan perawatan hewan,
1
Zainuddin Ali, 2006, Sosiologi Hukum, Cet.Pertama, Sinar Grafika, Jakarta, h.18
3
kesejahteraan hewan adalah segala urusan yang berhubungan dengan keaadaan fisik
dan mental hewan itu sendiri menurut ukuran perilaku alami seekor hewan yang
perlu ditegakkan serta di terapkan dengan cara benar untuk melindungi hewan dari
perlakuan orang yang tidak layak terhadap hewan yang dimanfaat oleh manusia.
Yang terjadi belakangan ini, perlakuan terhadap hewat baik itu, pembunuhan,
Pada saat ini masyarakat mulai dihebohkan dengan banyaknya video yang
dilakukan dengan sangat keji. Berbagai hal yang menjadi tujuan dari penganinayaan
dan pembunuhan tersebut berawal dari sekedar keisengan belaka hingga pada fase
dimana anjing anjing tersebut dijadikan bisnis sebagai olahan untuk konsumsi
manusia. Ironisnya lagi biasanya daging anjing tersebut di dapat dari anjing yang
dicampur kedalam makanan lalu diletakan dipinggir jalan agar anjing yang
berkeliaran memakannya sehingga anjing tersebut keracunan lalu mati. Pada negara
yang ditinggali banyak pecinta hewan memakan daging anjing merupakan hal yang
sangat tabu dan banyak dikecam oleh berbagai pihak karena melanggar aturan
norma yang berlaku hal tersebut dikarenakan anjing bukanlah hewan ternak seperti
babi , yang dapat dikembangbiakan lalu dijual dengan jumlah yang banyak.
41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang menentukan bahwa:
pembunuhan serta perlakuan dan pengayoman yang wajar terhadap hewan”. Dalam
rasa lapar, haus, sakit, penganiayaan, dan penyalahgunaan serta rasa takut, dan
tertekan.
Ayat (2) berbunyi “Setiap Orang yang mengetahui adanya perbuatan sebagaimana
hewan dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga hewan bebas dari rasa sakit, rasa
takut dan tertekan, penganiyaan, dan penyalahgunaan” dan pada huruf g ditentukan
bahwa “perlakuan terhadap hewan harus dihindari dari tindakan penganiyaan dan
penyalahgunaan”.
Dalam isi Pasal 66 Ayat (2) huruf c ditentukan bahwa, yang dimaksud
keuntungan dari hewan dengan memerlakukan secara wajar dan atau tidak sesuai
kucing atau anjing yang dipelihara di lingkungan rumah , sedangkan arti dari
dari hewan dengan memperlakukan hewan di luar batas kemampuan biologis dan
1. Dipidana dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah karena melakukan penganiayaan
b. Barangsiapa tanpa tujuan yang patut atau dengan melampaui batas yang
2. Jika perbuatan itu menyebabkan sakit lebih dari seminggu, atau cacat atau
menderita luka-luka berat lainnya, atau mati, yang bersalah diancam dengan
pidana paling lama sembilan bulan, atau pidana denda paling banyak tiga
3. Jika hewan itu milik yang bersalah, maka hewan itu dapat dirampas
Undang Pidana bahwa terdapat sanksi yang sangat tegas terhadap masyarakat
6
dengan sebaik-baiknya, sehingga hewan bebas dari rasa lapar, haus, sakit dan
dengan sebaik dan sebijaksana mungkin agar hewan tersebut bebas dari
dipersyaratkan
hewan dapat diancam dengan pidana paling lama tiga bulan atau denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah. Ketentuan seperti yang telah dijelaskan di atas
penganiayaan terhadap hewan yang bahkan menyebabkan kematian bagi hewan itu
sendiri. Menurut R. Soesilo yang dimaksud dalam Pasal 302 KUHP Ayat (1)
tersebut adalah penganiayaan ringan pada hewan dalam hal ini anjing. Pasal
a. Orang itu dengan kesadaran penuh atau dapat dikatakan dengan sengaja
b. Perbuatan itu dilakukan dengan adanya suatu tujuan yang patut atau
memberikan penderitaan.
d. Hewan tersebut sama sekali atau sebagian menjadi kepunyaan orang itu
tujuan baik bagi hewan tersebut seperti memotong ekor dan kuping agar terlihat
bagus, mengebiri binatang dengan maksud agar tidak dapat berkembang biak,
melatih binatang dengan menggunakan daya upaya sedikit menyakiti pada binatang
seperti untuk keperluan sirkus serta menggunakan binatang untuk bahan percobaan
dalam ilmu kedokteran pada umumnya diizinkan dan tidak termasuk di dalam pasal
ini.3 Namun jika perbuatan tersebut mengakibatkan hal-hal yang seperti disebutkan
dalam Ayat (2), maka kejahatan itu disebut dengan penganiayaan hewan yang
2
R.Soesilo, 1995, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-
Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Politeia, Bogor, h. 220
3
Ibid
8
hewan yang dimaksud di dalam KUHP adalah hewan pada umumnya yang bukan
merupakan hewan langka atau hewan yang dilindungi oleh Negara. 4 Jadi dapat
pembunuhan anjing dengan cara keji apalagi hingga menjadikan anjing tersebut
sebagai olahan makanan dapat diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan atau pidana denda paling banyak tiga ratus rupiah.
hukum, yaitu kekosongan hukum, konflik antar norma hukum dengan norma yang
dapat ditemukan norma kabur dalam Pasal 66 Ayat (2) huruf f yang menentukan
sehingga hewan bebas dari rasa sakit, rasa takut, rasa tertekan, penganiayaan, dan
penyalahgunaan”. Maka dari itu terjadi kekaburan norma antara apa yang disebut
66 Ayat (2) huruf f dan huruf g: perlakuan terhadap hewan harus dihindari dari
memunculkan tanda tanya mengenai arti dari pemotongan dan pembunuhan hewan
sebaik-baiknya, sehingga bebas dari rasa sakit, rasa takut dan rasa tertekan,
No 41 Tahun 2014 tersebut tidak mendefinisikan arti dari kata pemotongan dan
4
Ibid
5
Ahmad Rifai, 2011, Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Perspektif Hukum Progresif,
Cetakan Kedua, Sinar Grafika, Jakarta h. 90
9
pembunuhan yang sebaik - baiknya disamping itu apabila terjadi suatu pemotongan
dan pembunuhan yang menimbulkan rasa sakit, rasa takut dan rasa tertekan. Pasal
bahkan kekonflikan hukum. Hal itu membingungkan pelaku atau individu yang
UU RI No.41 Tahun 2014 ini tidak dapat terlepas dari perlindungan hukum
sanksi pidananya, dimana dalam penetapan sanksi pidana tersebut harus dapat
dibuktikan. Hal ini sangat perlu diperhatikan mengingat berbagai keterbatasan serta
diarahkan untuk melihat sejauh mana penerapan sanksi pidana itu dapat diterapkan
Tujuan hukum pidana itu sendiri adalah untuk membina kesadaran umum
dalam bersikap tindak yang serasi baik dari aspek lahir maupun aspek batin, karena
hanya dengan sikap tindak yang demikian kepentingan umum maupun kepentingan
Maka dari itu tujuan hukum pidana adalah untuk melindungi kepentingan umum,
6
Purnadi Purbacaka dan A. Ridwan Halim, 1989, Filsafat Hukum Pidana Dalam Tanya Jawab,
Cetakan Ketiga, Rajawali Pers, Jakarta, h. 21
10
karena bila seseorang takut untuk melakukan perbuatan tidak baik karena takut akan
hukuman, maka semua makhluk akan hidup dengan tentram serta aman.
penting karena saat ini penegakan hukum dalam bidang kesejahteraan hewan masih
sangat jauh dari perhatian pemerintah. Hal ini dapat terjadi karena masih sangat
terhadap kesejahteraan hewan ini masih sangat jauh dari kata memadai dan
sempurna maka dari itu penulis ingin mengangkat judul penelitian tentang
PENGANIAYAAN HEWAN”
sebagai berikut:
yang sangat penting dalam hal ini untuk menjamin adanya keutuhan dan ketegaran
serta untuk mencegah kekaburan permasalahan karena terlalu luas atau terlalu
sebelumnya, maka obyek kajian skripsi ini ialah kesejahteraan hewan, kesehatan
adalah mengkaji tentang apa yang dimaksud dengan penganiayaan terhadap hewan
ditinjau dari pasal 302 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana agar tercipta suatu
ide yang penulis dapatkan sendiri setelah mengamati gejala atau fakta-fakta yang
7
Soerjono Soekanto, 1982, Tata Cara Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Hukum, PT
Ghalian, Jakarta, (selanjutnya disingkat Soerjono Soekanto I), h. 12
12
Hukum Undangan di
Universitas Indonesia?
hewan?
Undangan di Indonesia?
hewan?
13
penganiayaan hewan .
peliharaan.
dengan penelitian ini, maka terlebih dahulu penulis akan paparkan mengenai teori-
14
teori, konsep-konsep, ataupun asas-asas hukum yang relevan atau terkait dengan
permasalahan yang penulis angkat dalam penelitian ini. Dengan adanya teori-teori,
kemukakan dalam penelitian ini. Adapun teori, konsep, ataupun asas-asas hukum
perbuatan penguasa mempunyai dasar hukum yang jelas atau ada legalitasnya baik
bagi rakyat. Indonesia merupakan Negara Hukum, hal ini sesuai dengan apa yang
termuat dalam ketentuan Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Negara Hukum di Indonesia memiliki ciri-ciri khas bangsa
Indonesia, karena Pancasila harus diangkat sebagai dasar pokok dan sumber
hukum, maka Negara Hukum di Indonesia dapat pula dikatakan sebagai Negara
Hukum Pancasila.
Salah satu ciri pokok dalam Negara Hukum Pancasila ialah adanya jaminan
terhadap kebebasan beragama. Negara hukum Pancasila bertitik pangkal dari asas
kekeluargaan dan kerukunan. Kedua asas ini merupakan asas yang terpadu,
kepentingan rakyat banyak lebih diutamakan, namun harkat dan martabat manusia
8
Zaina Harahap, 2010, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta. h. 1
15
tetap dihargai. Hal ini selaras dengan system demokrasi yang kita anut dimana
Indonesia hubungan antara hukum dan demokrasi tidak dapat dipisahkan, terdapat
korelasi yang jelas antara Negara hukum yang bertumpu pada konstitusi dan
system demokrasi.
partisipasi dan kepentingan rakyat. Implementasi Negara hukum itu harus ditopang
tidak dapat dipisahkan. Demokrasi tanpa aturan hukum akan kehilangan bentuk dan
arah, sedangkan hukum tanpa demokrasi akan kehilangan makna. Menurut Magnis
Suseno, demokrasi yang bukan Negara hukum adalah demokrasi dalam arti yang
control atas Negara hukum. Dengan demikian, Negara hukum yang bertopang pada
Konsep Negara hukum tidak terpisahkan dari pilarnya sendiri yaitu paham
kedaulatan hukum. Paham ini adalah ajaran yang mengatakan bahwa kekuasaan
tertinggi terletak ada hukum atau tidak ada kekuasaan lain apapun, kecuali
tetapi sulit untuk mencari rumusan yang sama, baik itu disebabkan karena
9
Ridwan HR, 2007, Hukum Administrasi Negara, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.8
16
perbedaan asasNegara hukum yang dianut maupun karena kondisi masyarakat dan
hubungan antara nilai-nilai yang terjabarkan dalam kaidah-kaidah yang mantap dan
serasian antara "tritunggal" nilai, kaidah, dan pola perilaku. Gangguan tersebut
terjadi apabila terjadi ketidak serasian antara nilai-nilai yang berpasangan, yang
menjelma di dalam kaidah-kaidah yang bersimpang siur, dan pola perilaku tidak
10
Soerjono Soekanto, 2016, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja
Grafindo, Jakarta, (selanjutnya disingkat Soerjono Soekanto II), h. 5
11
Ibid, h. 7
17
dampak positif atau negatifnya terletak pada isi faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor
menerapkan hukum;
atau diterapkan;
5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang
12
Satjipto Rahardjo, 2000, Masalah Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis, Sinar
Baru, Bandung, h. 15
13
Ridwan HR, op.cit, h. 293
14
Soerjono Soekanto, 2010, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, h. 8
18
penelitian hukum normatif yaitu metode yang digunakan di dalam penelitian hukum
yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang ada. Dalam penelitian
hukum sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan atau sebagai
kaidah atau norma yang merupakan patokan cara berperilaku manusia yang
masyarakat yang penulis cari dan amati secara metodis untuk dijadikan
15
Peter Mahmud Marzuki, 2008, Penulisan Hukum, Cetakan ke-4, Kencana, Jakarta, h. 97
19
untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan gejala, atau
kelompok tertentu, atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu
gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Penelitian yang bersifat deskriptif ini
ini menggunakan sumber bahan hukum. Sumber bahan hukum didapatkan dari
literature hukum yang terkait. Adapun sumber bahan hukum yang digunakan dalam
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat mengikat yaitu
- Doktrin.
20
bahan hukum primer. Adapun bahan hukum sekunder yang memiliki kaitan dengan
- Jurnal-jurnal hukum;
- Internet.
penjelasan dan petunjuk terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.
Biasanya bahan hukum tersier diperoleh dari kamus hukum dan bahan penunjang
lainnya.
analisis dan kontruksi. Adapun teknik pengumpulan bahan hukum yang diperlukan
dalam penelitian ditelusuri menggunakan metode bola salju (snow ball method).
Teknik Non Probality Sampling. Dalam proses pengambilannya tidak ada ketentuan
21
pasti sampai sejauh mana sample yang diambil. Penggunaan teknik ini agar
menjadi sampel.
sebagai berikut :
1. Teknik Deskripsi.
Teknik ini adalah teknik dasar analisis yang tidak dapat dihindarkan
2. Teknik Interpretasi.
3. Teknik Evaluasi.
Teknik analisis berupa penilaian tepat atau tidak tepat, setuju atau tidak
setuju, benar atau salah, sah atau tidak sah terhadap suatu pandangan, proposisi,
pernyataan rumusan norma, keputusan baik yang terdapat dalam bahan hukum
4. Teknik Argumentasi.
bersifat penalaran hukum.Teknik ini tidak dapat dipisahkan dari teknik evaluasi.