4
DASAR FILOSOFI KESRAWAN
5
ILMU KESRAWAN, ETIKA DAN
HUKUM
Ilmu kesrawan mengukur efek terhadap hewan atas
adanya situasi dan lingkungan yang berbeda, dari
sudut pandang si hewan.
Etika pada kesrawan adalah tentang bagaimana
seyogyanya manusia memperlakukan hewan
Hukum tentang kesrawan adalah tentang bagaimana
manusia harus memperlakukan hewan
6
3 (tiga) pendekatan
pemahaman kesejahteraan hewan yaitu dari
aspek ilmiah, etika dan hukum:
lainnya.
7
3 (tiga) pendekatan
pemahaman kesejahteraan hewan yaitu dari
aspek ilmiah, etika dan hukum:
8
3 (tiga) pendekatan
pemahaman kesejahteraan hewan yaitu dari
aspek ilmiah, etika dan hukum:
9
DEFINISI : STATUS FISIK
10
DEFINISI : STATUS MENTAL
11
DEFINISI : “ KEALAMIAN”
12
TIGA KONSEP KESRAWAN
Physical Mental
Naturalness
13
FIVE FREEDOMS DARI WSPA
Freedom from hunger and thirst (Bebaskan dari lapar
dan haus).
Freedom from discomfort (Bebaskan dari
ketidaknyamanan/ penyiksaan fisik)
Freedom from pain,injury and disease(Bebaskan dari
rasa sakit,cedera dan penyakit)
Freedom from fear and distress (Bebaskan dari
ketakutan dan rasa tertekan)
Freedom to express natural behaviour (Bebas untuk
dapat mengekspesikan berperilaku/hidup alami)
14
KESRAWAN DAN TANGGUNG JAWAB
DOKTER HEWAN
Dalam ketentuan pedoman perilaku dokter hewan
selalu terdapat kewajiban yang mengikat untuk
memperlakukan hewan sebagai objek profesi dengan
nilai-nilai kesrawan, karena merupakan etika veteriner
normatif. Kita harus mewaspadai “anthropomorphism”
yaitu mengaplikasikan segala nilai kesejahteraan
manusia kepada hewan. Hanya beberapa yang dapat
diterima, misalnya; RASA SAKIT.
15
KELALAIAN/ PENELANTARAN HEWAN
16
WAHO / OIE
17
Definisi Kesrawan
Kesejahteraan Hewan adalah segala urusan
yang berhubungan dengan keadaan fisik
dan mental hewan menurut ukuran perilaku
alami hewan yang perlu diterapkan dan
ditegakkan untuk melindungi hewan dari
perlakuan orang atau badan hukum yang
tidak layak terhadap hewan yang
dimanfaatkan manusia
18
KESRAWAN DALAM UU 18/2009 TENTANG
PETKESWAN
Bagian Kedua
Kesejahteraan Hewan
Pasal 66
19
Lanjutan …..
(2). Ketentuan mengenai kesejahteraan hewan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
secara manusiawi yang meliputi :
a. penangkapan dan penangan satwa dari habitatnya harus
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan –
undangan di bidang di bidang konservasi.
b. Penempatan dan pengandangan dilakukan dengan
sebaik-baiknya sehingga memungkinkan hewan dapat
mengekspesikan perilaku alamiahnya;
20
Lanjutan…..
c. Pemeliharaan, pengamanan, perawatan, dan
pengayoman hewan dilakukan dengan sebaik-
baiknya sehingga hewan bebas dari rasa lapar
dan haus, rasa sakit, penganiayaan dan
penyalahgunaan, serta rasa takut dan tertekan;
d. Pengangkutan hewan dilakukan dengan sebaik-
baiknya sehingga hewan bebas dari rasa takut
dan tertekan serta bebas penganiayaan;
21
Lanjutan….
e. Penggunaan dan pemanfaatan hewan dilakukan dengan
sebaik-baiknya sehingga hewan bebas dari
penganiayaan dan penyalahgunaan;
f. Pemotongan dan pembunuhan hewan dilakukan dengan
sebaik-baiknya sehingga hewan bebas dari rasa sakit,
rasa takut dan tertekan, penganiayaan, dan
penyalahgunaan; dan
g. Perlakuan terhadap hewan harus dihindari dari tindakan
penganiayaan dan penyalahgunaan.
22
Lanjutan…
(3). Ketentuan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
kesejahteraan hewan diberlakukan bagi semua jenis
hewan bertulang belakang dan sebagian dari hewan
yang tidak bertulang belakang yang dapat merasa sakit.
(4). Ketentuan lebih lanjut mengenai kesejahteraan hewan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan
ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 67
Penyelenggaraan kesejahteraan hewan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 66 ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah
bersama masyarakat
23
Mengukur masalah kesejahteraan
Tingkat
keparahan
Lama kejadian
Jumlah yang
terkena dampak