PENERAPAN
Kesrawan di Peternakan dan RPH
Kesrawan Hewan Coba
Kesrawan di Konservasi, Kebun Binatang
Kesrawan pada hewan peliharaan
“Kesejahteraan hewan adalah segala urusan
yang berhubungan dengan keadaan fisik dan
mental hewan menurut ukuran perilaku alami
hewan yang perlu diterapkan dan ditegakkan
untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap
orang yang tidak layak terhadap hewan yang
dimanfaatkan manusia”
UU 18/2009
Organisasi kesejahteraan hewan pertama di dunia
(Society for the Prevention of Cruelty to Animals)
atau disingkat sebagai SPCA pada tahun 1824.
SPCA berubah menjadi RSPCA (Royal Society for the
Prevention of Cruelty to Animals).
Universal Declaration of Animal Welfare (Deklarasi
Universal Kesejahteraan Hewan) UDAW di
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
UDAW melakukan kampanye berkoordinasi bersama
WSPA (World Society for the Protection of Animals),
dengan “core Working Group” termasuk Compassion
in World Farming (CIWF), the Royal Society for the
Prevention of Cruelty to Animals (RSPCA), dan the
Humane Society International (HSI).
Indonesia:ISAW
Menciptakan ketergantungan hewan kepada
manusia (human dependent animal)
Pengambil alihan tanggung jawab
keberlangsungan hidup hewan dari alam oleh
manusia
Manusia memiliki tanggung jawab moral/etis
terhadap kesejahteraan hewan yang
digunakannya
1.Freedom from hunger and thirst (bebas dari
rasa lapar dan haus)
2. Freedom from discomfort (bebas dari rasa
tidak nyaman)
3. Freedom from pain, injury and diseases
(bebas dari rasa sakit, luka dan penyakit)
4. Freedom from fear and distress (bebas dari
rasa takut dan stres)
5. Freedom to express natural behavior (bebas
untuk mengekspresikan tingkah-laku alamiah)
pemberian pakan minum
kemudahan hewan dalam mengakses pakan
dan minum kapanpun mereka kehendaki
Jenis pakan yang diberikan haruslah sesuai
dengan pakan alami dengan kandungan
nutrisi yang seimbang.
tempat tinggal yang sesuai atau pemberian
naungan atau sarang yang sesuai.
faktor lingkungan : temperatur, kelembaban,
ventilasi dan pencahayaan yang harus sesuai
dengan kondisi alamiah hewan yang
bersangkutan.
Ukuran dan jenis kandang
hewan yang hidupnya berkelompok, misal
primata: sosialisasi dan status hirarki di
dalam suatu kelompok.
Pencegahan
diagnosa dan terapi yang tepat
program kesehatan yang telah ditetapkan,
menggunakan obat pengurang rasa sakit atau
pemati rasa (anesthetic, analgesic agents),
metode euthanasia yang dianjurkan dan
telah disetujui oleh komisi etik (rujukan:
AVMA Guidelines on Euthanasia).
masa transisi dan adaptasi (adaptasi
terhadap lingkungan baru, petugas kandang
baru, pakan baru, atau prosedur baru).
petugas yang memiliki keahlian sesuai
menghindari kesalahan didalam penanganan
hewan dan pelaksanaan prosedur penelitian.
luasan kandang yang cukup, kualitas kandang
yang baik, dan teman dari hewan yang
sejenis dengan memperhatikan sosialisasi,
tingkah-laku spesifik (misal cara mengambil
makan), serta program pengayaan.
Program pengayaan/enrichment ialah
memberikan bentuk-bentuk mainan, bahan
atau alat yang dapat digunakan oleh hewan
didalam mengekspresikan tingkah-lakunya,
That means animals are
well fed
have adequate
water
space
shelter
kept healthy and comfortable
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Bab XIV – Kejahatan terhadap Kesusilaan
Pasal 302
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama tiga bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah karena melakukan penganiayaan ringan terhadap
hewan:
Barang siapa tanpa tujuan yang patut atau secara
melampaui batas, dengan sengaja menyakiti atau melukai
hewan atau merugikan kesehatannya;
Barang siapa tanpa tujuan yang patut atau dengan
melampaui batas yang diperlukan untuk mencapai tujuan
itu, dengan sengaja tidak memberi makanan yang
diperlukan untuk hidup kepada hewan, yang seluruhnya
atau sebagian menjadi kepunyaannya dan ada di bawah
pengawasannya, atau kepada hewan yang wajib
dipeliharanya.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Bab XIV – Kejahatan terhadap Kesusilaan
Pasal 302
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan sakit lebih
dari seminggu, atau cacat atau menderita luka-
luka berat lainnya, atau mati, yang bersalah
diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan, atau pidana denda paling
banyak tiga ratus rupiah, karena penganiayaan
hewan.
(3) Jika hewan itu milik yang bersalah, maka
hewan itu dapat dirampas.
(4) Percobaan melakukan kejahatan tersebut tidak
dipidana.
Pasal 22 – Kesejahteraan Hewan
Untuk kepentingan kesejahteraan hewan, maka
dengan Peraturan Pemerintah ditetapkan
ketentuan-ketentuan tentang:
a) Tempat dan perkandangan
b) Pemeliharaan dan perawatan
c) Pengangkutan
d) Penggunaan dan pemanfaatan
e) Cara pemotongan dan pembunuhan
f) Perlakuan dan pengayoman yang wajar
oleh manusia terhadap hewan.
Pasal 66
(1) Untuk kepentingan kesejahteraan hewan dilakukan tindakan
yang berkaitan dengan penangkapan dan penanganan;
penempatan dan pengandangan; pemeliharaan dan perawatan;
pengangkutan; pemotongan dan pembunuhan; serta perlakuan
dan pengayoman yang wajar terhadap hewan.
(2) Ketentuan mengenai kesejahteraan hewan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara manusiawi yang
meliputi:
penangkapan dan penanganan satwa dari habitatnya harus sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
konservasi;
penempatan dan pengandangan dilakukan dengan sebaik-baiknya
sehingga memungkinkan hewan dapat mengekspresikan perilaku
alaminya;
pemeliharaan, pengamanan, perawatan, dan pengayoman hewan
dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga hewan bebas dari rasa
lapar dan haus, rasa sakit, penganiayaan dan penyalahgunaan,
serta rasa takut dan tertekan;
pengangkutan hewan dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga
hewan bebas dari rasa takut dan tertekan serta bebas dari
penganiayaan;
penggunaan dan pemanfaatan hewan dilakukan dengan sebaik-
baiknya sehingga hewan bebas dari penganiayaan dan
penyalahgunaan;
pemotongan dan pembunuhan hewan dilakukan dengan sebaik-
baiknya sehingga hewan bebas dari rasa sakit, rasa takut dan
tertekan, penganiayaan, dan penyalahgunaan; dan
perlakuan terhadap hewan harus dihindari dari tindakan
penganiayaan dan penyalahgunaan.
(3) Ketentuan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
kesejahteraan hewan diberlakukan bagi semua jenis hewan
bertulang belakang dan sebagian dari hewan yang tidak bertulang
belakang yang dapat merasa sakit.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kesejahteraan hewan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 67
Penyelenggaraan kesejahteraan hewan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat
(1) dan ayat (2) dilaksanakan oleh
Pemerintah dan Pemerintah Daerah bersama
masyarakat.
Bab III : Kesejahteraan Hewan
Penyembelihan Darurat.
http://www.agednet.com
3 prinsip etika di dalam melakukan suatu
penelitian, yakni
1. menghargai bentuk kehidupan/hewan
(respect)
2. melakukan analisis manfaat dan kerugian
(beneficiary),
3. Memenuhi rasa keadilan (justice).
Prinsip etika ketika hendak melakukan
penelitian menggunakan hewan haruslah
mengikuti prinsip 3 R (replacement,
reduction, refinement)
dan prinsip 5 F (freedom).
1964
World Medical Association : penggunaan hewan
di dalam penelitian, yakni:
Medical research involving human subjects must
conform to generally accepted scientific
principles, be based on a thorough knowledge of
the scientific literature, other relevant sources
of information, and on adequate laboratory and,
where appropriate, animal experimentation.
Appropriate caution must be exercised in the
conduct of research which may affect the
environment, and the welfare of animals used
for research must be respected.
Replacement (menggantikan) ialah menghindari
sebisa mungkin penggunaan hewan di dalam
penelitian. Selain itu penjajakan penggunaan
hewan yang lebih rendah ordonya
Reduction (pengurangan) :jumlah yang lebih
sedikit
Refinement (memperhalus) ialah upaya
melakukan modifikasi di dalam manajemen
pemeliharaan atau prosedur tindakan penelitian
sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan hewan atau
mengurangi/menghilangkan rasa sakit dan stress
pada hewan coba.
Kesejahteraan hewan untuk
kesejahteraan manusia