Anda di halaman 1dari 39

Drh.

Dordia Anindita Rotinsulu, MSi

Legislasi- Etika Veteriner dan Kesrawan


PK PVT Program Diploma IPB
2015
 Definisi
 PrinsipKesejahteraan Hewan/Animal Welfare
 Tujuan Kesrawan
 Peraturan Perundangan

PENERAPAN
 Kesrawan di Peternakan dan RPH
 Kesrawan Hewan Coba
 Kesrawan di Konservasi, Kebun Binatang
 Kesrawan pada hewan peliharaan
“Kesejahteraan hewan adalah segala urusan
yang berhubungan dengan keadaan fisik dan
mental hewan menurut ukuran perilaku alami
hewan yang perlu diterapkan dan ditegakkan
untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap
orang yang tidak layak terhadap hewan yang
dimanfaatkan manusia”

UU 18/2009
 Organisasi kesejahteraan hewan pertama di dunia
(Society for the Prevention of Cruelty to Animals)
atau disingkat sebagai SPCA pada tahun 1824.
 SPCA berubah menjadi RSPCA (Royal Society for the
Prevention of Cruelty to Animals).
 Universal Declaration of Animal Welfare (Deklarasi
Universal Kesejahteraan Hewan) UDAW di
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
 UDAW melakukan kampanye berkoordinasi bersama
WSPA (World Society for the Protection of Animals),
dengan “core Working Group” termasuk Compassion
in World Farming (CIWF), the Royal Society for the
Prevention of Cruelty to Animals (RSPCA), dan the
Humane Society International (HSI).
 Indonesia:ISAW
 Menciptakan ketergantungan hewan kepada
manusia (human dependent animal)
 Pengambil alihan tanggung jawab
keberlangsungan hidup hewan dari alam oleh
manusia
 Manusia memiliki tanggung jawab moral/etis
terhadap kesejahteraan hewan yang
digunakannya
1.Freedom from hunger and thirst (bebas dari
rasa lapar dan haus)
2. Freedom from discomfort (bebas dari rasa
tidak nyaman)
3. Freedom from pain, injury and diseases
(bebas dari rasa sakit, luka dan penyakit)
4. Freedom from fear and distress (bebas dari
rasa takut dan stres)
5. Freedom to express natural behavior (bebas
untuk mengekspresikan tingkah-laku alamiah)
 pemberian pakan minum
 kemudahan hewan dalam mengakses pakan
dan minum kapanpun mereka kehendaki
 Jenis pakan yang diberikan haruslah sesuai
dengan pakan alami dengan kandungan
nutrisi yang seimbang.
 tempat tinggal yang sesuai atau pemberian
naungan atau sarang yang sesuai.
 faktor lingkungan : temperatur, kelembaban,
ventilasi dan pencahayaan yang harus sesuai
dengan kondisi alamiah hewan yang
bersangkutan.
 Ukuran dan jenis kandang
 hewan yang hidupnya berkelompok, misal
primata: sosialisasi dan status hirarki di
dalam suatu kelompok.
 Pencegahan
 diagnosa dan terapi yang tepat
 program kesehatan yang telah ditetapkan,
 menggunakan obat pengurang rasa sakit atau
pemati rasa (anesthetic, analgesic agents),
 metode euthanasia yang dianjurkan dan
telah disetujui oleh komisi etik (rujukan:
AVMA Guidelines on Euthanasia).
 masa transisi dan adaptasi (adaptasi
terhadap lingkungan baru, petugas kandang
baru, pakan baru, atau prosedur baru).
 petugas yang memiliki keahlian sesuai
 menghindari kesalahan didalam penanganan
hewan dan pelaksanaan prosedur penelitian.
 luasan kandang yang cukup, kualitas kandang
yang baik, dan teman dari hewan yang
sejenis dengan memperhatikan sosialisasi,
tingkah-laku spesifik (misal cara mengambil
makan), serta program pengayaan.
 Program pengayaan/enrichment ialah
memberikan bentuk-bentuk mainan, bahan
atau alat yang dapat digunakan oleh hewan
didalam mengekspresikan tingkah-lakunya,
 That means animals are
 well fed
 have adequate
 water
 space
 shelter
 kept healthy and comfortable
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Bab XIV – Kejahatan terhadap Kesusilaan
Pasal 302
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama tiga bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah karena melakukan penganiayaan ringan terhadap
hewan:
 Barang siapa tanpa tujuan yang patut atau secara
melampaui batas, dengan sengaja menyakiti atau melukai
hewan atau merugikan kesehatannya;
 Barang siapa tanpa tujuan yang patut atau dengan
melampaui batas yang diperlukan untuk mencapai tujuan
itu, dengan sengaja tidak memberi makanan yang
diperlukan untuk hidup kepada hewan, yang seluruhnya
atau sebagian menjadi kepunyaannya dan ada di bawah
pengawasannya, atau kepada hewan yang wajib
dipeliharanya.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Bab XIV – Kejahatan terhadap Kesusilaan
Pasal 302
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan sakit lebih
dari seminggu, atau cacat atau menderita luka-
luka berat lainnya, atau mati, yang bersalah
diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan, atau pidana denda paling
banyak tiga ratus rupiah, karena penganiayaan
hewan.
(3) Jika hewan itu milik yang bersalah, maka
hewan itu dapat dirampas.
(4) Percobaan melakukan kejahatan tersebut tidak
dipidana.
Pasal 22 – Kesejahteraan Hewan
Untuk kepentingan kesejahteraan hewan, maka
dengan Peraturan Pemerintah ditetapkan
ketentuan-ketentuan tentang:
a) Tempat dan perkandangan
b) Pemeliharaan dan perawatan
c) Pengangkutan
d) Penggunaan dan pemanfaatan
e) Cara pemotongan dan pembunuhan
f) Perlakuan dan pengayoman yang wajar
oleh manusia terhadap hewan.
Pasal 66
(1) Untuk kepentingan kesejahteraan hewan dilakukan tindakan
yang berkaitan dengan penangkapan dan penanganan;
penempatan dan pengandangan; pemeliharaan dan perawatan;
pengangkutan; pemotongan dan pembunuhan; serta perlakuan
dan pengayoman yang wajar terhadap hewan.
(2) Ketentuan mengenai kesejahteraan hewan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara manusiawi yang
meliputi:
 penangkapan dan penanganan satwa dari habitatnya harus sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
konservasi;
 penempatan dan pengandangan dilakukan dengan sebaik-baiknya
sehingga memungkinkan hewan dapat mengekspresikan perilaku
alaminya;
 pemeliharaan, pengamanan, perawatan, dan pengayoman hewan
dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga hewan bebas dari rasa
lapar dan haus, rasa sakit, penganiayaan dan penyalahgunaan,
serta rasa takut dan tertekan;
 pengangkutan hewan dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga
hewan bebas dari rasa takut dan tertekan serta bebas dari
penganiayaan;
 penggunaan dan pemanfaatan hewan dilakukan dengan sebaik-
baiknya sehingga hewan bebas dari penganiayaan dan
penyalahgunaan;
 pemotongan dan pembunuhan hewan dilakukan dengan sebaik-
baiknya sehingga hewan bebas dari rasa sakit, rasa takut dan
tertekan, penganiayaan, dan penyalahgunaan; dan
 perlakuan terhadap hewan harus dihindari dari tindakan
penganiayaan dan penyalahgunaan.
(3) Ketentuan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
kesejahteraan hewan diberlakukan bagi semua jenis hewan
bertulang belakang dan sebagian dari hewan yang tidak bertulang
belakang yang dapat merasa sakit.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kesejahteraan hewan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 67
 Penyelenggaraan kesejahteraan hewan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat
(1) dan ayat (2) dilaksanakan oleh
Pemerintah dan Pemerintah Daerah bersama
masyarakat.
Bab III : Kesejahteraan Hewan

Bagian Kesatu: Umum, Pasal 83-85


Bagian Kedua: Penangkapan dan Penanganan, Pasal 86
Bagian Ketiga :Penempatan dan Pengandangan, Pasal 87
Bagian Keempat : Pemeliharaan dan Perawatan, Pasal 88
Bagian Kelima : Pengangkutan, Pasal 89
Bagian Keenam : Penggunaan dan Pemanfaatan, Pasal 90-
92
Bagian Ketujuh: Perlakuan dan Pengayoman yang Wajar
Terhadap Hewan, Pasal 93-94
Bagian Kedelapan: Pemotongan dan Pembunuhan, Pasal
95-96
Bagian Kesembilan :Praktik Kedokteran Perbandingan ,
Pasal 97-99
1. Pemeliharaan di Peternakan
2. Transportasi Hewan
3. Pemotongan Hewan
HEWAN PRODUSEN KONSUMEN
Kondisi Hewan Kontunuitas produksi Kualitas Produk
dipelihara dengan terjamin terjamin
baik
Produktivitas ternak Peningkatan Kepuasan konsumen
meningkat kepercayaan terpenuhi
konsumen
Prinsipi 5 Peningkatan skala Ketentraman bathin
Kesejahteraan Hewan usaha bagi
Terpenuhi konsumen/masyaraka
t
Keuntungan
meningkat
 Dulu: standar ditentukan peternak
 Kini:
 Pork Producers Code of Practice
 Swine Care Handbook
 Cattlemen's Philosophy
 Three P's
 prevention
 preparation
 prompt action
http://www.nppc.
org
KEBEBASAN PENILAIAN
Lapar dan haus Memadai-walau mungkin lapar metabolis karena seleksi
genetic untuk produksi tingg
Ketidaknyamanan Kenyamanan fisik yang buruk-lantai kawat,kualitas
udara buruk
Dari rasa Kandang buruk(paruh dipotong,lantai kawat membuat
sakit,cedera cedera
dan penyakit telapak dan kaki).buruk sewaktu perpindahan-patah
tulang
Mengekspresikan Sangat buruk di kandang-tak mampu gerak,kepak
perilaku normal sayap,ngeram,ngais makanan,mandi debu,semua
membuat
frustasi
Dari Ketakutan dan Buruk dlm kandang karena frustasi.Buruk sewaktu
Tertekan dipindah
dari kandang-patah tulang dan ketakutan
 Saat hidup terhadap kualitas
hidup hewan
 Saat hidup terhadap kualitas kulit
 Saat hidup terhadap kualitas
karkas :
1. Perlakuan kasar sebelum
sembelih : Pale Soft Exudative
2. Stres kronis: Dark Firm and Dry
 Stres tidak sama dengan distress dan
penderitaan
Stres adalah hasil dari stimulus sederhana yang
dikenali oleh hewan dengan suatu persepsi
negatif
Penyebab Stress = Stressor
 Distress adalah reaksi terhadap stimulus dari
stress yang berkepanjangan
• Penderitaan (suffering) adalah hasil dari
ketidakmampuan hewan untuk mengatasi stres
 Biarkan ternak mengamati lingkungan dan
naik/turun truk dengan sendirinya
 Gunakan alat bantu apabila diperlukan
 Perhatikan perbedaan ketinggian dan celah
 Pencahayaan yang baik (Pindahkan hewan
dari gelap ke terang)
 Hilangkan gangguan yang ada
Hewan yang tidak dapat berjalan
tidak boleh diseret.

Penyembelihan Darurat.

Setelah unloading Sediakan kandang


penampungan
 Pemingsanan
 Hewan direstrain, terutama kepala saat
penyembelihan
 Tali temali: tidak boleh menghambat
pernafasan dan/atau perdarahan. Disarankan
restrain dengan tangan
 Penyembelihan: Sekali sayat, tanpa
mengangkat pisau
 Biarkan pengeluaran darah sempurna (> 2
menit)
 Pastikan hewan benar-benar mati sebelum
dikuliti
 Penting dalam pertanian dan kesehatan
 Pembatasan penggunaan hewan dalam
penelitian akan menghambat penemuan
dalam bidang kesehatan
 Opini publik maupun ilmuan tidak konsisten
 Isu penggunaan anjing dan kucing lebih
diperhatikan dibandingkan penggunaan tikus
dan mencit

http://www.agednet.com
3 prinsip etika di dalam melakukan suatu
penelitian, yakni
1. menghargai bentuk kehidupan/hewan
(respect)
2. melakukan analisis manfaat dan kerugian
(beneficiary),
3. Memenuhi rasa keadilan (justice).
Prinsip etika ketika hendak melakukan
penelitian menggunakan hewan haruslah
mengikuti prinsip 3 R (replacement,
reduction, refinement)
dan prinsip 5 F (freedom).
 1964
 World Medical Association : penggunaan hewan
di dalam penelitian, yakni:
 Medical research involving human subjects must
conform to generally accepted scientific
principles, be based on a thorough knowledge of
the scientific literature, other relevant sources
of information, and on adequate laboratory and,
where appropriate, animal experimentation.
 Appropriate caution must be exercised in the
conduct of research which may affect the
environment, and the welfare of animals used
for research must be respected.
 Replacement (menggantikan) ialah menghindari
sebisa mungkin penggunaan hewan di dalam
penelitian. Selain itu penjajakan penggunaan
hewan yang lebih rendah ordonya
 Reduction (pengurangan) :jumlah yang lebih
sedikit
 Refinement (memperhalus) ialah upaya
melakukan modifikasi di dalam manajemen
pemeliharaan atau prosedur tindakan penelitian
sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan hewan atau
mengurangi/menghilangkan rasa sakit dan stress
pada hewan coba.
Kesejahteraan hewan untuk
kesejahteraan manusia

Anda mungkin juga menyukai