FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2019 Jurnal 1:
Micrografting of almond (Prunus dulcis Mill.) cultivars “Ferragnes” and
“Ferraduel”
Sambung mikro tanaman almond (Prunus dulcis Mill.) kultivar “Ferragnes” dan Ferraduel”
Almond adalah salah satu tanaman pohon yang penting di dunia.Pemulia
konvesional sulit mengembangkan benih almond karena tingginya tingkat heterozigositas dan tanaman dengan siklus generasi yang lama.di karenakan almond termasuk tanaman menyerbuk silang,perubahan variasi genetic terus menerus terjadi pada almond selama berabad-abad yang menyebabkan timbulnya variasi baru pada kualitas buah dan hasil serta toleransi terhadap tekanan lingkungan . Pengembangan kultivar secara tradisional yaitu persilangan yang dikendalikan antara klon yang di pilih dan diikuti isolasi biji di germinator,seleksi dan perbanyakan vegetatif ,semuanya membutuhkan waktu yang cukup lama,oleh karena itu perbanyakan almond dapat dilakukan atau dapat di persingkat dengan pengembangan in-vitro secara micrografting.Metode yang digunakan pada almond ini adalah metode bentuk-V dan dilakukan dengan rancangan acak kelompok dengan 10 eksplan dan 2 kali ulangan.Berdasarkan penelitian jenis eksplan yang baik adalah setengah inti dengan embrio dengan tingkat perkecambahan 90% serta metode yang baik untuk kultivar “Ferragnes” dan “Ferraduel” adalah vertical slit atau celah vertikal dengan tingkat kesuksesan mincrografting 90% dan 100%. Tiga minggu setelah aklimatisasi hasil micrograft yang berhasil bertahan hidup adalah pada media kultur PM dan RM dengan tingkat kehidupan 100% .
Keuntungan dari dilakukannya micrografting pada tanaman almond adalah di
dapatkannya bibit dengan cepat dan memiliki sifat unggul daripada perbanyakan secara tradisional yang memakan waktu cukup lama,sedangkan kelemahan dari micrografting ini adalah tenaga ahli bioteknologi masih terbatas di balai penelitian atau perguruan tinggi, biaya mahal, serta masyarakat masih rendah minat serta daya belinya karena dianggap relatif mahal.
Micrografting pada almond dilakukan pada saat pengembangan tanaman secara
tradisional seleksi dan perbanyakan vegetatif di anggap terlalu lama sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan akan bibit tanaman almond.
Jurnal 2:
The use of consecutive micrografting improves micropropagation of cherimoya
(Annona cherimola Mill.) cultivar
Penggunaan sambung mikro secara berturut-turut untuk meningkatkan budidaya
mikro cherimoya (Annona cherimola Mill.) kultivar
Cherimoya merupakan buah subtropics di bagian selatan Spanyol dan
merupakan tanaman ekonomis penting untuk daerah tersebut,Spesies ini sulit untuk di kembang biakkan dengan cara vegetatif (cangkok atau stek).
Berdasarkan hasil penelitian benih cherimoya yang dilakukan micrografting
dengan yang tidak di lakukan micrografting memiliki perbedaan yang cukup signifikan dimana pada eksplan yang tidak di lakukan micrografting tunas tumbuhnya hanya 40% pada kultival Fino de Jete dan 0% pada kultivar Bonita dan Pazicas pada bagian tunasnya,sedangkan bagian tunas yang di micrografting memiliki persentase tunas tumbuh 70% pada kultivar Fino de Jete ,53% pada kultivar Bonita dan 31% pada kultivar Pazicas.Sedangkan pada pengamatan persen akar tumbuh perubahan terjadi cukup signifikan tiap dilakukannya micrografting secara berturut-turut selama tiga kali dimana pada micrografting ke-tiga persen akar pada kultivar Fino de Jete 70% dari awal pengamatan yaitu 30%,sedangkan pada kultivar Bonita dan Pazicas yang awalnya tidak di lakukan micrografting setelah di lakukan micrografting menjadi 60% dan 50%. Micrografting terbukti menjadi teknik yang sukses untuk meningkatkan respon morfogenetik tanaman in-vitro yang sulit di kembangbiakkan seperti kultivar tanaman cherimoya yang sulit di kembang biakkan dengan cara vegetatif,serta metode micrografting secara teru-menerus dapat meningkatkan perkembangan dari tanaman itu sendiri di bandingkan dengan tidak dilakukan metode micrografting. Adapun kesulitan melakukan micrografting pada tanaman cherimoya ini adalah tenaga ahli bioteknologi masih terbatas di balai penelitian atau perguruan tinggi, biaya mahal, serta masyarakat masih rendah minat serta daya belinya karena dianggap relatif mahal.
Micrografting dilakukan pada saat tanaman tidak dapat di kembangbiakkan
secara vegetatif melalui stek ataupun cangkok,maka alternative lain adalah dengan metode in-vitro yaitu micrografting