Anda di halaman 1dari 24

TERAPI MODALITAS BIOLOGIS ; TERAPI TERTAWA PADA

LANSIA
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

DOSEN
Inggrid Dirgahayu, S.Kep., Ners., M.KM

Disusun oleh:
Kelas A
Kelompok 2
Agus Ramdani Azzaki AK.1.16.005
Elih Nurul Hasanah AK.1.16.016
Evi Siti Fatimah AK.1.16.018
Lani Ana Fauziah AK.1.16.030
Madaniawati Nurul Fitri AK.1.16.034
Selma Yusriyyah AK.1.16.046
Siska Komariyah AK.1.16.046

FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa,
atas berkat rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Terapi Modalitas Biologis; Terapi Tertawa pada Lansia” tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas pada mata kuliah
Keperawatan Gerontik, selain itu untuk memahami dan mengetahui tentang
praktik terapi tertawa pada lansia.
Penyusun mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Untuk itu setiap pihak diharapkan dapat memberikan
masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.

Bandung, Mei 2019

TIM

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1. Latar Belakang........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...................................................................................2

1.3. Tujuan Penulisan.....................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................3

2.1 Definisi Terapi Tertawa...........................................................................3

2.2 Manfaat Terapi Tertawa pada Lansia...................................................5

2.3 Standar Operasional Prosedur (SOP) Terapi Tertawa pada Lansia. .7

2.4 Analisa Jurnal........................................................................................10

2.4.1. Format PICO (T)...........................................................................10

2.4.2. Analisis Jurnal................................................................................12

BAB III..................................................................................................................18

PENUTUP.............................................................................................................18

3.1. Kesimpulan............................................................................................18

3.2. Saran.......................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tubuh manusia merespon stres dengan mengaktifkan sistem saraf dan
hormon tertentu. Hipotalamus memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk
memproduksi lebih banyak hormon adrenalin dan kortisol serta melepaskan ke
dalam aliran darah. Pembuluh darah terbuka lebih lebar untuk membiarkan
lebih banyak darah mengalir ke otot besar. Pupil melebar untuk memperbaiki
penglihatan. Kemudian keringat dihasilkan untuk mendinginkan tubuh.
Awalnya kemampuan ini berfungsi normal namun bila individu mengalami
situasi berbahaya terus menerus maka tubuh akan mengalami banyak
perubahan seperti meningkatnya tekanan darah dan pening-katan hormon
stres, hingga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan resiko
terjadinya infeksi.
Terapi tertawa merupakan metode terapi dengan menggunakan humor dan
tawa dalam rangka membantu individu menyelesaikan masalah mereka. Baik
dalam bentuk gangguan fisik maupun gangguan mental. Penggunaan tawa
dalam terapi akan menghasilkan perasaan lega pada individu. Ini disebabkan
tawa secara alami menghasilkan pereda stress dan rasa sakit.
Terapi tawa modern terjadi sekitar tahun 1930-an, dimana beberapa rumah
sakit mengundang badut untuk menghibur anak-anak penderita polio Tahun
1964. Lebih dari 70% penyakit mempunyaai hubungan dengan stress,
diantaranya tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kecemasan, depresi, batuk
dan flu kronis, gangguan syaraf, insomnia, gangguan pencernaan, alergi, asma,
colitis, gangguan haid, migrain bahkan kanker. Dalam terapi tertawa tidak
menggunakan humor sebagai sebab untuk membuat seseorang tertawa tetapi
dalam terapi tertawa hanya menggunakan tawa sebagai sebuah sebab yang
membantu orang menyingkirkan rasa takut dan malu mereka serta membuat
mereka menjadi lebih terbuka dan mulai melihat kelucuan hidup.

1
Tahun 2012, penduduk 11 negara anggota WHO kawasan Asia Tenggara
yang berusia di atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan
terus meningkat hingga 3 kali lipat di tahun 2050. Pada Hari Kesehatan
Sedunia tanggal 7 April 2012, WHO mengajak negara-negara untuk
menjadikan penuaan sebagai prioritas penting mulai dari sekarang. Rata-rata
usia harapan hidup di Negara-negara kawasan Asia Tenggara adalah 70 tahun,
sedangkan usia harapan hidup di Indonesia sendiri termasuk cukup tinggi
yaitu 71 tahun, berdasarkan Profil Data Kesehatan Indonesia tahun 2011
(WHO, 2012).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa definisi terapi tertawa?
2. Apa manfaat terapi tertawa pada lansia?
3. Bagaimana standar operasional prosedur terapi tertawa pada lansia?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum

Dengan dibuatnya makalah ini semoga dapat menambah wawasan kita


agar mampu memahami konsep terapi tertawa pada lansia dalam
keperawatan gerontik.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui dan memahami definisi terapi tertawa


b. Mengetahui dan memahami manfaat terapi tertawa pada lansia
c. Mengetahui dan memahami SOP terapi tertawa pada lansia

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Terapi Tertawa

Tertawa adalah kemampuan yang hanya dimiliki manusia yang merupakan


ekspresi kebahagian dan bisa dilakukan tanpa syarat dan sama khasiatnnya
dengan meditasi sehingga sering disebut yoga tawa. Terapi tertawa atau yoga
tawa adalah terapi yang diyakini mampu membangkitkan semangat hidup,
sekalipun dalam kondisi strees (Kataria, 2004).
Terapi tertawa merupakan metode terapi dengan menggunakan humor dan
tawa dalam rangka membantu individu menyelesaikan masalah mereka. Baik
dalam bentuk gangguan fisik maupun gangguan mental. Penggunaan tawa
dalam terapi akan menghasilkan perasaan lega pada individu. Ini disebabkan
tawa secara alami menghasilkan pereda stress dan rasa sakit.
Terapi tawa modern terjadi sekitar tahun 1930-an, dimana beberapa rumah
sakit mengundang badut untuk menghibur anak-anak penderita polio Tahun
1964. Lebih dari 70% penyakit mempunyaai hubungan dengan stress,
diantaranya tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kecemasan, depresi, batuk
dan flu kronis, gangguan syaraf, insomnia, gangguan pencernaan, alergi, asma,
colitis, gangguan haid, migrain bahkan kanker. Dalam terapi tertawa tidak
menggunakan humor sebagai sebab untuk membuat seseorang tertawa tetapi
dalam terapi tertawa hanya menggunakan tawa sebagai sebuah sebab yang

3
membantu orang menyingkirkan rasa takut dan malu mereka serta membuat
mereka menjadi lebih terbuka dan mulai melihat kelucuan hidup.
Terapi tertawa adalah suatu terapi untuk mencapai kegembiraan di dalam
hati yang dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk suara tawa atau senyuman
yang menghiasi wajah, perasaan hati yang lepas dan bergembira, dada yang
lapang, peredaran darah yang lancar sehingga dapat mencegah penyakit dan
memelihara kesehatan (Andol, 2009). Terapi tertawa dapat menstimulasi
pengeluaran zat endorphine, serotonine dan endorphine dalam tubuh, terutama
sangat dibutuhkan otak yang membuat tubuh kita akan semakin tenang dan
nyaman (Simanungkalit B, 2009). Rasa tenang dan nyaman tersebut
diharapkan bisa mengurangi depresi pada lansia, terapi ini efektif dan efesien.
Menurut Darwin (Hasanat, 1997) sebagai orang yang pertama kali
menyatakan bahwa gerakan otot zygomatic major (otot yang dapat menarik
sudut bibir ke atas sampai tulang pipi) merupakan pusat ekspresi pengalaman
emosi positif, kondisi ini sama halnya saat sedang tertawa terjadi gerakan otot
zygomatic major. Menurut Muhammad (2011) tertawa dapat membangkitkan
energi positif seperti setelah tertawa dapat membuat tubuh menjadi lebih
rileks, pandangan mata menjadi jernih, pendengaran menjadi jernih, dan
pikiran menjadi lebih optimal. Selain itu tertawa dapat menyingkirkan energi-
energi negatif menjadi energi positif, tertawa dapat melarutkan kesedihan,
kecemasan, kemarahan, serta dengan tertawa dapat mengeluarkan hormon
bahagia. Pada saat tertawa individu akan mengasup oksigen yang lebih
banyak, sehingga membuat tubuh menjadi lebih rileks dan dapat menurunkan
hormon adrenalin dan epinephrine. Kondisi tubuh yang demikian akan
membuat tubuh terhidar dari masalah psikologis seperti burnout yang
menyebabkan kelelahan emosional, fisik, maupun mental.

4
2.2 Manfaat Terapi Tertawa pada Lansia
Tawa lebih merupakan terapi pelengkap dan pencegahan. orang yang
menderita berbagai penyakit yang berhubungan dengan stress dengan cara
tertentu telah merasakan manfaat sesi tawa. Adapun manfaat dari terapi
tertawa adalah sebagai berikut:
a. Antistress
Tawa dalah penangkal stress yang paling baik, mudah dan murah.
Tawa adalah salah satu cara terbaik untuk mengendurkan otot, tawa dapat
memperlebar pembuluh darah dan mengirim lebih banyak darah hingga ke
ujung-ujung dan kesemua otot diseluruh tubuh. Satu putaran tawa yang
bagus juga mengurangi hormon stres, epineprin, dan cortisol. Bisa
dikatakan tawa adalah sebentuk meditasi dinamis atau relaksasi.

b. Memperkuat Sistem Kekebalan


Sistem kekebalan memainkan peranan yang sangat penting dalam
menjaga kesehatan tubuh menjauhkan diri dari infeksi, alergi dan kanker.
Menurut Dr. Lee S. Berk dari universitas Loma Linda California AS, tawa
membantu meningkatan jumlah sel-sel pembunuh alami (sel NK-semacam
sel putih) dan juga menaikkan antibodi. Para peneliti telah menemukan
bahwa setelah mengikuti terapi tertawa peserta mengalami peningkatan
antibodi (immunoglobulin A) dalam lendir di hidung dan saluran
pernafasan, yang dipercaya mempunyai kemampun melawan virus, bakteri
dan mikroorganisme lain.

c. Terapi Tertawa Merupakan Latihan Aerobik Terbaik


Sebuah manfaat yang didapat oleh hampir setiap orang adalah perasan
enak. Penyebab dari perasaan enak ini adalah karena anda menghirup lebih
banyak oksigen saat tertawa. Tawa biasa dibandingkan dengan aerobik.

5
d. Depresi, Kecemasan dan Gangguan Psikomatis
Penyakit - penyakit yang berhubungan dengan pikiran, seperti
kecemasan, depresi, gangguan syaraf dan yang mengalami insomnia dapat
dibantu dengan terapi tertawa. Tawa telah membantu banyak orang yang
menggunakan obat anti depresi dan obat penenang dan dengan tawa juga
orang-orang yang mengalami kecenderungan bunuh diri mulai mendapat
harapan.

e. Tekanan Darah Tinggi dan Penyakit Jantung


Tawa memang membantu mengontrol tekanan darah dengan
mengurangi pelepasan hormon - hormon yang berhubungan dengan stres
dan dengan memberikan relaksasi. Dalam eksperimen telah di buktikan
bahwa terjadi penurunan 10-20mm tekanan setelah seseorang penderita
mengikuti 10 menit sesi tawa. Tapi yang pasti tawa akan mengendalikan
dan menghentikan penyakit ini. Demikian juga bila anda beresiko tinggi
menjadi penderita penyakit jantung, tawa bisa menjadi obat pencegah yang
paling baik.

f. Mengurangi Bronkhitis dan Asma


Tawa merupakan latihan terbaik untuk mereka yang menderita asma
dan bronkhitis. Tawa meningkatkan kapasitas paru-paru dan tingkat
oksigen dalam darah. Para dokter menyarankan fisioterapi dada untuk
mengeluarkan lendir (dahak) dari saluran pernafasan dengan meniup ke
dalam sebuah alat atau balon merupakan salah satu latihan yang biasa
diberikan pada penderita asma. Tawa melakukan hal yang sama dan cara
ini lebih mudah dilakukan dan nyaris tanpa ongkos. Terapi tertawa
menaikkan tingat antibodi dalam selaput lendir pernafasan, dengan begitu
mengurangi frekuensi pernafasan.

6
g. Merupakan Joging Internal
Ada banyak latihan yang bisa dilakukan untuk melatih otot-otot anda,
tetapi terapi tertawa memberikan pujatan yang bagus untuk semua organ
internal. Tawa memperlancar pasokan darah dan meningkatkan
efisiensinya. Orang membandingkan latihan ini dengan jari – jari ajaib,
yang menjangkau kedalam perut dan meningkatkan efisiensinya. Kegiatan
terbaik tawa adalah pada usus.Hal ini bisa meningkatkan persediaan darah
dan membantu kerja usus.

h. Membuat Tampak Lebih Muda


Tawa merupakan latihan yang sangat bagusuntuk otot – otot wajah
anda. Tawa mengencangkan otot – otot ewajah dan memperbaiki ekspresi
wajah. Ketika tertawa, wajah anda tampak merah karena peningkatan
posokan darah yang menyegarkan kulit wajah dan membuat kulit wajah
tampak cerah. Orang – orang yang suka tertawa tampak lebih cerah dan
menarik.

i. Rasa Percaya Diri Melalui Tawa


Ketika anda tertawa dalam kelompok dengan kedua lengan terangkat
kelangit, rasa takut atau malu anda akan hilang dan setelah beberapa lama
anda akan menjadi orang yang suka bergaul, terbuka, dan ramah. Secara
bertahap, tawa juga akan menambah rasa percaya diri.

2.3 Standar Operasional Prosedur (SOP) Terapi Tertawa pada Lansia


Dalam jurnal yang ditulis oleh Petrus Kanisius Siga Tage dengan judul
“Pengaruh Terapi Tertawa terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Lansia
dengan Hipertensi Sistolik Terisolasi di Panti Sosial Budi Agung Kupang”
tidak dituliskan secara terperinci mengenai SOP yang digunakan. Dalam jurnal
tersebut hanya disebutkan bahwa alat ukur untuk terapi tertawa berupa SOP

7
terapi tertawa dan tensimeter digital terapi tertawa diberikan selam 3 minggu
dengan jumlahnya 2 kali seminggu yaitu di hari Selasa dan Jumat Total waktu
terapi tertawa adalah 30 – 40 menit. Pengukuran tekanan darah diukur
sebelum dan sesudah perlakuan sampai hari keenam,
Sedangkan dalam jurnal yang ditulis oleh Ni Made Sumartyawati dengan
judul “Pengaruh Therapi Tertawa terhadap Penurunan Tekanan Darah pada
Lansia Penderita Hipertensi di PSTW Puspakarma Mataram” juga tidak
dijelaskan SOP untuk terapi tertawa yang digunakan. Dalam jurnal hanya
disebutkan bahwa terapi tertawa diberikan selama tujuh hari berturut-turut
dalam sehari diberikan satu kali terapi tertawa pada pagi hari dengan lama
waktu 15 – 30 menit. Maka berikut SOP terapi tertawa pada lansia secara
umum:

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


TERAPI TERTAWA
1. PENGERTIAN Latihan tawa merupakan metode latihan dengan
mengunakan tawa untuk membantu individu mengatasi
gangguan fisik maupun gangguan psikologi.
2. TUJUAN Mengurangi stress pada lansia dan menurunkan tekanan
darah pada lansia dengan kasus hipertensi
3. INDIKASI 1. Pasien stres/depresi
2. Pasien hipertensi
4. KONTRAINDIKASI 1. Penderita penyakit wasir
2. Penderita penyakit hernia
3. Penderita penyakit jantung
4. Baru selesai operasi
5. Prolaps uteri
6. Penyakit TBC
7. Komplikasi mata (glukoma)
5. PERSIAPAN Latihan ini dilakukan di kamar pasien, dimana terdapat
TEMPAT cukup udara segar yang masuk dan dengan keadaan
tenang, bebas dari gangguan untuk memudahkan lansia
berkonsentrasi dalam mengikuti latihan.
6. PERSIAPAN Identifikasi kondisi umum klien yaitu dapat memahami
dan diajak berkomunikasi, kooperatif, tidak mempunyai

8
riwayat seperti yang telah dijelaskan pada kontraindikasi.
Jelaskan secara umum prosedur yang akan dilakukan.
7. CARA KERJA
Lama : 20-30 menit (maksimum) setiap putaran tawa berlangsung selama 30-40
detik, diikuti dengan tepuk tangan dan latihan ho ho ho ha ha ha.
1. Tepuk tangan seirama 1-2…1-2-3 sambil mengucapkan Ho-ho… Ha-Ha-Ha...
2. Lakukan pernafasan dalam dengan tarikan nafas melalui hidung dan
dihembuskan. (bersama kata-kata: Haaa!!/ Hooo!!)
3. Gerakkan engsel bahu ke depan dan ke arah belakang
4. Kemudian menganggukkan kepala ke bawah hingga dagu hampir menyentuh
dada, lalu mendongakkan kepala ke atas belakang,
5. Putar pinggang ke arah kanan kemudian ditahan beberapa saat, kemudian
memutar ke arah kiri dan ditahan beberapa saat, lalu kembali ke posisi semula
6. Tawa singa: julurkan lidah sepenuhnya dengan mata terbuka lebar dan tangan
teracung seperti cakar sing dan tertawa dari perut
7. Ulangi langkah pertama dan diikuti tawa singa

8. TAHAP TERMINASI/ EVALUASI


1. Evaluasi hasil subjektif dan objektif
2. Beri reinforcement positif pada klien
3. Mengakhiri pertemuan dengan baik
9. DOKUMENTASI
1. Respon klien (verbal dan non verbal)

2.4 Analisa Jurnal


2.4.1. Format PICO (T)

9
No
Deskripsi Jurnal Format PICO (T)
.
1. Parellangi Andi, Lukman Nulhakim, Dedy Population:
11 orang yang sesuai dengan kriteria
Setiawan, Ulfina Basyarotul
inklusi, yaitu lansia yang mengalami
Mempublikasikan jurnal dengan judul
hipertensi, bersedia menjadi responden,
“Intervensi Terapi Tertawa Modifikasi
mampu mengikuti terapi yang diberikan,
Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia
mengkonsumsi obat anti hipertensi, dan
Penderita Hipertensi”
responden kooperatif.
Intervention:
Terapi Tertawa
Abstrak :
Sepuluh penyakit tertinggi di panti di Comparisson:
UPTD PSTW Nirwana Putri Samarinda -
tahun 2017, yaitu hipertensi, kencing
Outcome:
manis, asam urat, stroke, vertigo, katarak, Terdapat pengaruh pemberian terapi
gastritis, dermatitis, bipolar dan cepalgia tertawa terhadap perubahan tekanan
(profil UPTD PSTW Nirwana Puri darah pada lansia penderita hipertensi.
Time:
Samarinda, 2017). Penelitian ini bertujuan
-
mengetahui pengaruh terapi tertawa
terhadap perubahan tekanan darah pada
lansia penderita hipertensi di UPTD PSTW
Nirwana Puri, Samarinda. Penelitian ini
menggunakan desain Quasi Experiment
dengan rancangan penelitian Pre amd
Post Test Without Control. Penentuan
sampel berdasarkan kriteria inklusi.
Responden penelitian sebanyak 11 orang
lansia. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik pengukuran,
observasi, wawancara, dan dokumentasi.

10
Intervensi terapi tertawa modifikasi
selama 2 kali dengan durasi 20-30 menit
selama 7 hari. Data dianalisis
menggunakan uji wilcoxon test. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa rerata
perubahan tekanan darah sistolik setelah
diberikan intervensi dari hasil pada sistolik
di dapatkan nilai p = 0,003 < 0,05 dan
tekanan darah diastolik di dapatkan nilai p
= 0,011 < 0,05. Terapi tertawa modifikasi
berpengaruh perubahan tekanan darah
pada lansia penderita hipertensi.
2. Ni Made Sumartyawati (2016) Population:
mempublikasikan jurnal dengan judul
7 respoden
“Pengaruh Therapi Tertawa Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Penderita Hipertensi di PSTW Puspakarma
Intervention:
Mataram”
Therapi tertawa
Abstrak :

Kemunduran fisik maupun psikologis yang


dialami lansia akibat proses menua (aging Comparisson:

proses) menyebabkan masalah kesehatan.


-
Salah satu penyakit degeneratif yang
sering dialami lansia yaitu hipertensi yang
merupakan penyakit kronik
akibat Outcome:
gangguan system sirkulasi darah yang kini
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
menjadi masalah dalam kesehatan
ada pengaruh terapi tertawa terhadap
masyarakat. Pemberian obat dalam jangka
perubahan tekanan darah pada lansia.
waktu yang lama dapat menimbulkan efek

11
samping, kecanduan, dan bila overdosis
dapat membahayakan pemakainya Time:
(Purwanto,2007). Berdasarkan efek buruk
2 September – 14 September 2015
dari menggunakan obat untuk
menurunkan tekanan darah tinggi maka
terapi nonfarmakologis merupakan pilihan
yang tepat. Beberapa terapi
nonfarmakologis yang bisa digunakan
dalam menangani masalah hipertensi
seperti: terapi tertawa. Tertawa dapat
menghilangkan berbagai dampak negatif
yang terjadi dalam diri kita seperti
tekanan darah tinggi, penyakit jantung,
kecemasan, depresi. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian Quasi
Eksperimental Populasi dalam penelitian
ini adalah semua kelayan lansia yang
mengalami hipertensi di PSTW
“PUSPAKARMA” Mataram. Penentuan
sampel menggunakan tehnik total
sampling sebanyak 14 responden
Pengumpulan data untuk mengukur
tekanan darah menggunakan lembar
observasi. Data yang terkumpul akan
ditabulasi dan dianalisa menggunakan uji t
dengan tingkat kemaknaan 5%. Hasil
penelitian ini sebelum diberikan terapi
tertawa pada kelompok eksperimen
didapatkan bahwa terdapat 2 (28,57%)

12
orang responden kategori hipertensi
ringan dan 5 (71,42%) orang responden
dengan kategori hipertensi sedang dan
setelah diberikan terapi tertawa selama 7
hari berturut-turut pada kelompok
eksperimen terjadi perubahan tekanan
darah yaitu sebanyak 5 orang responden
(71,42%) dengan kategori hipertensi
normal, dan 2 orang responden (28,57%)
dengan kategori hipertensi ringan.Hasil
analisa dengan menggunakan uji statistic
Dari T TEST Tidak Berpasangan pada kedua
kelompok di atas didapatkan nilai t hitung
> dari t tabel yaitu 4,000 <2,179 dan Nilai
Signifikan < (0,002 < 0,05). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh terapi tertawa terhadap
perubahan tekanan darah pada lansia.
Perawat sebagai care provider disarankan
untuk mengaplikasikan terapi tertawa
sebagai salah satu intervensi bagi lansia
yang mengalami Hipertensi.

Kata Kunci:Lansia, Hipertensi, Terapi


Tertawa

13
2.4.2. Analisis Jurnal
No Author and Aim Study design Participants Methods Main result Publication
title
1. Parellangi Bertujuan Quasi Besar sampel Rancangan penelitian yang digunakan Rerata perubahan tekanan -
Andi, Lukman mengetahui Experiment 11 orang yang Quasi Experiment dengan rancangan darah sistolik setelah
Nulhakim, pengaruh dengan sesuai dengan penelitian Pre And Post Test Without diberikan intervensi terapi
Dedy terapi tertawa rancangan kriteria inklusi, Control Group. Teknik pengambilan tertawa selama 2 kali
Setiawan, terhadap penelitian Pre yaitu lansia sampel Consecutive Sample, besar dengan durasi 20-30 menit
Ulfina perubahan And Post Test yang sampel 11 orang yang sesuai dengan dari Hasil uji Wilcoxon
Basyarotul tekanan darah Without mengalami kriteria inklusi, yaitu lansia yang Test didapatkan nilai p =
Mempublikasi pada lansia Control Group. hipertensi, mengalami hipertensi, bersedia menjadi 0,003 < 0,05 artinya ada
kan jurnal penderita bersedia responden, mampu mengikuti terapi pengaruh terapi tertawa
dengan judul hipertensi di menjadi yang diberikan, mengkonsumsi obat terhadap perubahan
“Intervensi UPTD PTW responden, anti hipertensi, dan responden tekanan darah sistolik.
Terapi Tertawa Nirwana Puri, mampu kooperatif. Instrumen penelitian ini Rerata perubahan tekanan
Modifikasi Samarinda. mengikuti berupa SOP terapi tertawa dan lembar darah diastolik setelah
Menurunkan terapi yang observasi. Analisa data dilakukan diberikan intervensi terapi
Tekanan Darah diberikan, dengan analisa univariat dan bivariat tertawa selama 2 kali
Pada Lansia mengkonsumsi yakni dengan uji Wilcoxon Test karena dengan durasi 20-30 menit

12
Penderita obat anti data berdistribusi tidak normal. dari Hasil uji Wilcoxon
Hipertensi” hipertensi, dan Test didapatkan nilai p =
responden 0,011 < 0,05 artinya ada
kooperatif. pengaruh terapi tertawa
terhadap perubahan
tekanan darah diastolik.
2. Ni Made Tujuan Disain yang 7 Pada penelitian ini yang menjadi subyek Hasil penelitian ini 2016
Sumartyawati Penelitian ini digunakan responden penelitian adalah semua kelayan lansia sebelum diberikan terapi
mempublikasik adalah (1) dalam hipertensi yang berjumlah 14 orang tertawa pada kelompok
an jurnal untuk penelitian ini yang tinggal di PSTW eksperimen didapatkan
dengan judul Mengetahui adalah Quasi “PUSPAKARMA” Mataram. Dalam bahwa terdapat 2 (28,57%)
“Pengaruh tekanan darah Eksperimental penelitian ini yang menjadi populasi orang responden kategori
therapi tertawa pada lansia dengan desain semua kelayan lansia yang mengalami hipertensi ringan dan 5
terhadap dengan penelitian pre hipertensi berjumlah 7 responden yang (71,42%) orang responden
penurunan hipertensi di test post test tinggal di PSTW “PUSPAKARMA” dengan kategori hipertensi
tekanan darah PSTW yaitu Mataram. Dalam penelitian ini yang sedang dan setelah
pada lansia “PUSPAKAR penelitian yang menjadi sampel adalah semua kelayan diberikan terapi tertawa
penderita MA” dilakukan lansia yang mengalami hipertensi yang selama 7 hari berturut-
hipertensi di MATARAM dengan cara tinggal di PSTW “PUSPAKARMA” turut pada kelompok

13
PSTW sebelum memberikan MATARAM. eksperimen terjadi
Puspakarma diberikan pre test Disain yang digunakan dalam penelitian perubahan tekanan darah
Mataram” terapi tertawa. (pengamatan ini adalah Quasi Eksperimental dengan yaitu sebanyak 5 orang
(2) Untuk awal) terlebih desain penelitian pre test post test yaitu responden (71,42%)
mengetahui dahulu penelitian yang dilakukan dengan cara dengan kategori hipertensi
perubahan sebelum memberikan pre test (pengamatan awal) normal, dan 2 orang
tekanan darah diberikan terlebih dahulu sebelum diberikan responden (28,57%)
pada lansia intervensi. intervensi. Setelah diberikan intervensi, dengan kategori hipertensi
dengan Setelah kemudian dilakukan kembali post-test ringan.Hasil analisa
hipertensi di diberikan (pengamatan terakhir). dengan menggunakan uji
PSTW intervensi, Instrument penelitian yang digunakan statistic Dari T TEST
“PUSPAKAR kemudian dalam variable independen adalah Tidak Berpasangan pada
MA” dilakukan pedoman atau langkah-langkah terapi kedua kelompok di atas
MATARAM kembali post tertawa. Sedangkan instrumen yang didapatkan nilai t hitung >
setelah test digunakan untuk variable independen dari t tabel yaitu 4,000
diberikan (pengamatan adalah: Lembar Wawancara dan <2,179 dan Nilai
terapi tertawa. terakhir). Lembar Observasi. Pengolahan data Signifikan < (0,002 <
(3) Untuk dengan cara manual melalui beberapa 0,05). Hasil penelitian ini
menganalisa tahap Editing, Coding dan Tabulating. menunjukkan bahwa ada

14
pengaruh Variabel independen dalam penelitian pengaruh terapi tertawa
terapi tertawa ini yang menjadi variabel independen terhadap perubahan
terhadap adalah “tehnik terapi tertawa”. Variabel tekanan darah pada lansia.
perubahan dependen dalam penelitian ini yang Perawat sebagai care
tekanan darah menjadi variabel dependen adalah provider disarankan untuk
pada lansia “hipertensi (tekanan darah tinggi pada mengaplikasikan terapi
dengan lansia)”. tertawa sebagai salah satu
hipertensi di Analisis data yang digunakan dalam intervensi bagi lansia yang
PSTW penelitian ini adalah menggunakan mengalami Hipertensi.
“PUSPAKAR analisis data eksperimen untuk
MA” mengetahui pengaruh terapi tertawa
MATARAM. terhadap perubahan tekanan darah pada
lansia hipertensi di PSTW
“PUSPAKARMA” Mataramdengan
menggunakan uji t-test pada taraf
signifikan 0,05(5%).

15
Kelebihan dan Kekurangan Jurnal :
No Judul Jurnal Kelebihan Kekurangan
.
1. Parellangi Andi, Lukman Nulhakim, 1. Dalam jurnal tersebut hanya 1. Dalam jurnal tersebut hanya menggunakan
Dedy Setiawan, Ulfina Basyarotul disebutkankarakteristik responden 1 kelompok saja yaitu kelompok intervensi.
2. Dalam jurnal tersebut tidak disebutkan
Mempublikasikan jurnal dengan berdasarkan jenis kelamin dan tingkat
karakteristik responden berdasarkan usia
judul “Intervensi Terapi Tertawa pendidikan saja.
2. Dalam jurnal tersebut menghomogenkan dan pekerjaan
Modifikasi Menurunkan Tekanan
seluruh sampel mengkonsumsi obat anti
Darah Pada Lansia Penderita
hipertensi
Hipertensi”

2. Ni Made Sumartyawati 1. Dalam jurnal, penulis memaparkan instrumen 1. Tidak ada SOP dalam jurnal tersebut. Tidak
mempublikasikan jurnal dengan penelitian yang digunakan dan memberi dijelaskan teknik terapi tertawa seperti apa
judul “Pengaruh therapi tertawa penjelasan fungsi dan untuk apa saja yang digunakan sehingga dapat menurunkan
terhadap penurunan tekanan darah instrumen penelitian yang digunakan oleh tekanan darah responden.
2. Didalam jurnal tidak dipaparkan mengenai
pada lansia penderita hipertensi di penulis.
2. Penulis memaparkan gejala yang dialami terapi farmakologis yang sedang dijalani
PSTW Puspakarma Mataram”
oleh responden sebelum dilakukan terapi responden. Sehingga kita tidak bisa
yaitu rasa gelisah, sukar tidur, sesak nafas, mengetahui apakah dengan terapi tertawa
sakit kepala, lemah dan lelah, rasa pegal saja sudah berhasil membuat tekanan darah

16
dibahu, jantung berdebar-debar, pandangan menurun atau ada obat farmakologis yang
menjadi kabur serta mata berkunang-kunang. dikonsumsi responden yang membantu
3. Penulis juga memaparkan dalam jurnalnya
keberhasilan penggunaan terapi tertawa
bahwa ketidakberhasilan penurunan tekanan
untuk menurunkan tekanan darah.
darah dengan terapi tertawa ini dikarenakan
masih terdapat satu atau dua gejala yang ada
seperti tidak fokus pada waktu pemberian
terapu, perasan malu dan takut untuk
memulai terbuka melihat kelucuan hidup
sehingga kita bisa mengetahui alasan
mengapa terapi ini bisa memiliki peluang
tidak berhasil dilakukan pada beberapa
responden.

17
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dari makalah di atas, dapat kita ketahui bahwa
Tertawa adalah kemampuan yang hanya dimiliki manusia yang merupakan
ekspresi kebahagian dan bisa dilakukan tanpa syarat dan sama khasiatnnya
dengan meditasi sehingga sering disebut yoga tawa.Terapi tertawa atau yoga
tawa adalah terapi yang diyakini mampu membangkitkan semangat hidup,
sekalipun dalam kondisi strees.

3.2. Saran
Diharapkan bagi Pembaca untuk lebih memahami lagi terkait pengetahuan
mengenai terapi tertawa, serta bagi mahasiswa ilmu keperawatan dapat lebih
memahami berbagai jenis terapi yang bisa di gunakan di dalam ranah
keperawatan gerontik.

18
DAFTAR PUSTAKA
S u m a r t y a w a t i , N i M a d e . ( 2 0 1 6 ) . P e n g a r u h Te r a p i Te r t a w a
t e r h a d a p P e n u r u n a n Te k a n a n D a r a h p a d a L a n s i a
Penderita Hipertensi di PSTW Puspakarma Mataram .
Mataram: Jurnal Sangkareang Mataram

Andi, P a r e l l a n g i , d k k . ( 2 0 1 7 ) . I n t e r v e n s i Te r a p i Te r t a w a
M o d i f i k a s i M e n u r u n k a n Te k a n a n D a r a h p a d a L a n s i a
P e n d e r i t a H i p e r t e n s i . K a l i m a n t a n Ti m u r : P o l i t e k n i k
Kesehatan Kemenkes

A r i a n a , A t i k a D i a n . ( 2 0 0 6 ) . Terapi Humor untuk Menurunkan Tingkat


Stres pada Mahasiswa Baru. Skripsi: Fakultas Psikologi UNAIR. Tidak
dipublikasikan.

Chasanah, Emawati. (2012). Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Tingkat


Kemarahan Klien Skizofrenia Dengan Risiko Perilaku Kekerasan DiRuang
Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Grhasia Provinsi D.I Yogyakarta.
NaskahPublikasi

Hayati, Risna. (2003). Terapi Tertawa Untuk Menurunkan Kecenderungan


Burnout Pada Guru Pendamping Anak Berkebutuhan Khusus.
Humanitas, 12(1), 60-72

Kataria, Madan. (2004). Laugh For No Reason (Terapi Tertawa). Jakarta: PT


Gramedia

Saifudin, Moh,dkk. 2014. Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tingkat


Depresi Pada Lansia Di Panti Werdha Mental Kasih Didesa Turi
Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Jurnal Ilmiah21(3).

Tage, P, (2013). Terapi Tertawa terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Hipertensi Sistolik Terisolasi Di Panti Sosial budi Agung Kupang.
Jurnal Ilmiah . Fakultas Kedokteran Unair.

19

Anda mungkin juga menyukai