Anda di halaman 1dari 12

More Precious than Gold, Sweeter than Honey (Psalm 19:10)

PA in Holiday II, POSA FMIPA UI, Januari 2003

Dalam menyelidiki suatu perikop Perjanjian Lama yang berbentuk puisi, kita harus memperhatikan :

A. Ciri yang paling menonjol dalam puisi orang Ibrani : PARALELISME (Perulangan).
Paralelisme adalah penyesuaian yang terdapat antara beberapa kata dari sebuah kalimat puisi. Sebuah
paralelisme lengkap disebut sebuah baris. Setiap baris berisi 2, kadang 3, 4 atau lebih (jarang sekali) anak
kalimat puisi. Ayat yang memiliki 2 anak kalimat disebut bicolon; 3 anak kalimat disebut tricolon. Kalimat
puisi dengan 1 anak kalimat juga ada dan disebut monocola.

Ketika kita membaca baris-baris puisi Ibrani dengan teliti, kita akan melihat bahwa anak kalimat
berhubungan dengan arti dari induk kalimat. Tetapi, secara unik anak kalimat selalu membawa lagi
pikiran yang terdapat dalam induk kalimat.

Paralelisme mempunyai persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan di antara anak-anak kalimat


dalam sebuah baris. Persamaan-persamaan membuat kita membaca dua anak kalimat sekaligus. Dan
variasi yang terdapat dalam anak kalimat kedua memyebabkan pengertian mazmur berkembang.

Paralelisme Semantik (berhubungan dengan arti kata-kata):


1. Paralelisme Sinonim:
Memakai sinonim. Pikiran di anak kalimat kedua merupakan sinonim pikiran yang ada di anak
kalimat pertama. Anak kalimat kedua/anak kalimat berikutnya mengulangi atau memperkuat pikiran
dalam baris pertama.

Aku akan membagi-bagikan mereka di antara anak-anak Yakub


dan menyerakkan mereka di antara anak-anak Israel. (Kejadian 49:7b)

Langit menceritakan kemuliaan Allah,


dan cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya; (Mazmur 19:2)

2. Paralelisme Antitetik:
Memakai antonim (sebuah kata yang artinya berlawan dengan sebuah kata lainnya : kurus/gemuk,
lemah lembut/kasar). Pikiran yang sama diutarakan dari 2 perspektif yang berbeda bahkan seringkali
berlawanan. Anak kalimat kedua atau berikutnya berkontras dengan pikiran di anak kalimat
pertama. Pernyataan pada anak kalimat pertama diteguhkan oleh lawannya yang ada di baris kedua.

Orang yang bijak akan mewarisi kehormatan,

1
More Precious than Gold, Sweeter than Honey (Psalm 19:10)
PA in Holiday II, POSA FMIPA UI, Januari 2003

tetapi orang yang bebal akan menerima cemooh. (Amsal 3:35)

Terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci,


terhadap orang yang bengkok Engkau berlaku belat-belit. (Mazmur 18:27)

3. Paralelisme Sintetik:
Pikiran di anak kalimat pertama diteruskan dan dikembangkan di baris kedua. Jadi isi di anak kalimat
kedua atau berikutnya menambahkan pada anak kalimat pertama untuk memberikan informasi lebih
lanjut atau menjadikannya sempurna.

Maka sekarang tegaklah kepalaku,


mengatasi musuh sekeliling aku. (Mazmur 27:6)

Penyelamat-penyelamat akan naik ke atas gunung Sion


untuk menghukumkan pegunungan Esau;
maka TUHANlah yang akan empunya kerajaan itu. (Obaja 21)

4. Paralelisme Lambang (Emblematik):


Paralelisme ini dengan jelas membuat sebuah analogi.
Dalam paralelisme ini dipakai sebuah kata perbandingan (seperti, serupa) demi menyatukan 2
pikiran dari 2 dunia kehidupan yang berbeda. Kata perbandingan ini dipakai untuk memberikan
iluminasi bagi sebuah ajaran teologi atau ajaran yang bersifat mendidik.

Seperti burung pipit mengirap dan burung layang-layang terbang,


demikianlah kutuk tanpa alasan tidak akan kena. (Amsal 26:2)

Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair,


demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. (Mazmur 42:2)

5. Paralelisme Repetitif (Tangga/Yang Mencapai Klimaks):


Sebagian dari anak kalimat pertama diulang di anak kalimat-anak kalimat berikutnya dan ditambah
dengan unsur baru sehingga mencapai klimaks.

Ascribe to the LORD, O mighty ones,


ascribe to the LORD glory and strength.

2
More Precious than Gold, Sweeter than Honey (Psalm 19:10)
PA in Holiday II, POSA FMIPA UI, Januari 2003

Ascribe to the LORD the glory due His name;


worship the LORD in the splendor of His holiness. (Psalm 29:1-3, NIV)

Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN,


bersorak-sorai untuk gunung batu keselamatan kita.
Biarlah kita menghadap wajahNya dengan nyanyian syukur,
bersorak-sorai bagiNya dengan nyanyian mazmur.
Sebab TUHAN adalah Allah yang besar,
dan Raja yang besar mengatasi segala allah. (Mazmur 95:1-3)

6. Paralelisme Pola Poros (Pivot Pattern):


Memiliki sebuah kata atau kalimat majemuk yang terletak di tengah kalimat, dan disebut poros
kalimat. Kata tersebut harus dibaca dengan kalimat A dan kalimat B.

Di hadapan TUHAN, (A)


gemetarlah hai bumi,
di hadapan Allah Yakub. (B)
(Mazmur 114:7, mengikuti terjemahan Dr. Longman)

Frase “gemetarlah hai bumi”, harus dibaca dengan kalimat A dan dengan kalimat B:
Di hadapan TUHAN, gemetarlah hai bumi.
Di hadapan Allah Yakub, gemetarlah hai bumi.

7. Paralelisme Chiasme (Introvert):


Dinamakan demikian karena huruf Yunani “Chi” yang berbentuk dua garis bersilang (sebuah X yang
besar). Bila dibuat diagram, sebuah garis chiasme akan berbentuk sebuah X:

A B

B A

Have mercy on me, O God,


according to your unfailing love;
according to Your great compassion
blot out my transgressions. (Psalm 51:1, NIV)

In His hand are the depths of the earth,

3
More Precious than Gold, Sweeter than Honey (Psalm 19:10)
PA in Holiday II, POSA FMIPA UI, Januari 2003

and the mountain peaks belong to Him. (Psalm 95:4, NIV)

Chiasme juga dapat ditemui pada sebuah struktur tingkat yang lebih tinggi dalam mazmur.
Contohnya Mazmur 2 yang terdiri atas 4 stanza yang tersusun sebagai chiasme. Stanza I (ayat 1-3)
dan terakhir (ayat 10-12) berhubungan dengan raja-raja dunia dan perbuatan-perbuatan yang
terjadi di dunia. Stanza II (ayat 4-6) dan III (ayat 7-9) menceritakan apa yang terjadi di sorga. Pola
chiasme bagi seluruh mazmur tersebut:

Dunia Sorga

Sorga Dunia

Elipsis
Kebanyakan dari contoh-contoh yang kita lihat tadi merupakan paralelisme lengkap (complete parallelism).
Maksudnya, setiap bagian anak kalimat pertama paralel dengan setiap bagian yang terdapat dalam anak kalimat
yang kedua.
Terkadang anak kalimat kedua tidak memakai sebagian kata dari anak kalimat pertama, dengan pengertian
bahwa bagian anak kalimat pertama yang tidak dipakai akan dibaca dalam anak kalimat kedua. Biasanya yang
tidak dipakai ialah kata kerja.

Engkau telah menaruh aku dalam liang kubur yang paling bawah,
dalam kegelapan, dalam tempat yang dalam. (Mazmur 88:7)

Kata kerja tidak ada dalam anak kalimat kedua, tetapi kita mengerti bahwa pengertian anak kalimat kedua:
(Engkau telah menaruh aku) dalam kegelapan, dalam tempat yang dalam.

Sarana puisi semacam itu disebut elipsis. Gunanya adalah untuk menyatukan secara lebih erat 2 anak kalimat,
dan untuk mengungkapkan sesuatu secara ringkas.

B. Imageri dalam Puisi Ibrani.


Selain paralelisme, sarana puisi Ibrani yang menonjol adalah imageri. Puisi-puisi Perjanjian Lama kaya
dengan image-image (gambaran/lukisan). Sebagai contoh dalam kitab mazmur Tuhan dilukiskan dengan
banyak macam cara: Ia adalah perisai, benteng, batu karang, awan gelap, gembala, pahlawan, pemanah,
pengemudi kereta perang, raja, dll.

Dengan demikian, jika kita tidak mengerti cara kerja imageri, kita akan kehilangan banyak berita mazmur
maupun bagian Alkitab lainnya yang berbentuk puisi.

4
More Precious than Gold, Sweeter than Honey (Psalm 19:10)
PA in Holiday II, POSA FMIPA UI, Januari 2003

Imageri berbicara melalui lukisan kata-kata dengan sebuah perbandingan. Kadang-kadang perbandingan
tersebut secara langsung dan disebut Simile. Sebuah simile ialah sebuah perbandingan yang dibuat
menjadi jelas dengan memakai kata seperti. Contohnya:

Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair,


demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. (Mazmur 88:7)

Ya TUHAN, Allahku, padaMu aku berlindung;


selamatkanlah dan lepaskanlah aku dari semua orang yang mengejar aku,
supaya jangan mereka seperti singa menerkam aku
dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan. (Mazmur 7:2-3)

Jenis imageri yang kedua adalah Metafora, yaitu suatu perbandingan yang tidak langsung, tanpa
memakai kata seperti. Sebuah metafora mengkomunikasikan sebuah image yang lebih jelas daripada
sebuah simile sebab metafora memberikan perbandingan tidak langsung dan melukiskan perbandingan
yang lebih dekat. Contoh:

TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. (Mazmur 23)

Bagaimana sebuah image berfungsi?


Sebuah image membandingkan 2 hal yang sama dalam beberapa sudut pandang, tetapi juga memiliki
ketidaksamaan dalam sudut pandang yang lain. Ketidaksamaan ini menimbulkan rasa heran dan
membuat kita memperhatikannya. Kemudian kita akan memperhatikan persamaan yang ada dan
menarik pelajaran daripadanya.

Sebagai contoh, bacalah Mazmur 127:3-5.


Di situ anak-anak lelaki adalah seperti busur panah di tangan seorang pahlawan. Untuk mengerti simile
ini kita harus bertanya: Dalam hal apa anak-anak lelaki adalah seperti panah? Kita juga harus bertanya:
Dalam hal apa anak-anak lelaki berbeda dengan anak panah?

Kita mulai menjawab dengan hal yang jelas kita ketahui: pemazmur tidak membandingkan rupa fisik
anak-anaknya dengan anak panah. Tidak ada hubungan harfiah atau fisik antara anak-anak lelaki dengan
anak panah. Inilah perbedaannya.

5
More Precious than Gold, Sweeter than Honey (Psalm 19:10)
PA in Holiday II, POSA FMIPA UI, Januari 2003

Tetapi bagaimana mereka dapat menjadi sama? Bagaimana perbandingan dengan anak panah dapat
menerangkan maksud pemazmur bahwa anak-anak lelaki merupakan berkat bagi ayah mereka?

Jawabannya: Anak panah adalah milik seorang tentara. Anak panah adalah senjata yang membantu
tentara itu dalam perang. Demikian juga dengan anak-anak lelaki yang dapat menjadi sumber kekuatan
bagi seorang ayah ketika ia berjuang dalam dunia ini; anak-anaknya akan mendukung dia.

Saran-saran dalam menyelidiki imageri:


 Identifikasikan perbandingan yang ada.
 Pikirkan baik-baik perbandingan yang ada. Dalam hal apa mereka sama dan dalam hal apa
mereka tidak sama?
 Ingatlah bahwa imageri puisi Ibrani berasal dari kebudayaan kuno Israel dan bukan kebudayaan
modern. Jadi kita harus mempelajari latar belakang kebudayaan tersebut untuk dapat
menafsirkan dengan benar. Untuk keperluan ini kita bisa menggunakan referensi-referensi yang
baik sebagai alat bantu.

C. Inclusio
Selain paralelisme dan imageri, penyair kuno Yahudi “memperindah” dan mengembangkan puisi ciptaan
mereka dengan pelbagai sarana lain yang agak kurang penting karena jarang terdapat.
Diantaranya yang paling menarik dan paling menonjol serta cukup penting untuk memahami mazmur
adalah Inclusio, yaitu sebuah pengulangan yang membuka dan menutup sebuah syair. Contohnya:
 Mazmur 8, di ayat pembukaan dan ayat penutup, yaitu ayat 2 dan 10:
Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya namaMu, di seluruh bumi!
 Mazmur 106, dibuka dan ditutup dengan kata ibrani Hallelluyah, yang diterjemahkan menjadi
Puji TUHAN!
Sebuah Inclusio membuat sebuah mazmur mempunyai kesatuan, dan yang lebih penting lagi,
menentukan mood seluruh mazmur. Dalam Mazmur 8, Inclusio membangkitkan suatu sikap hormat
kepada Tuhan.

D. Puisi Ibrani sangat melibatkan emosi.


Bahasa Ibrani memiliki karakter emosional sehingga ide abstrak dapat disampaikan dengan istilah-istilah
yang konkrit, indah dan hidup. Ini dapat dibuktikan dari seruan langsung kepada obyek mati dengan
penuh perasaan (mis. Zak 11:1-2). Atau memakai kata-kata yang bersifat antropomorfisme atau
antropopathisme kepada Allah (mis. Maz 10:12). Bahkan dapat menyampaikan kata-kata yang
kelihatannya kejam (mis. Maz 137:9).

6
More Precious than Gold, Sweeter than Honey (Psalm 19:10)
PA in Holiday II, POSA FMIPA UI, Januari 2003

Karena itu kita harus berhati-hati. Jangan melakukan eksegesis (mencari arti asal) dengan berusaha
mencari arti khusus dalam setiap kata atau frase, yang sebenarnya tidak dimaksudkan penulisnya.
Sebagai contoh:
 “Allah kita benteng yang teguh”.
Ini bukan berarti Allah adalah sejenis perbentengan atau gedung/tembok yang tidak bisa ditembus,
melainkan ini adalah cara berpikir tentang Allah.
 “Dalam dosa aku dikandung ibuku” (Mazmur 51).
Pemazmur sama sekali tidak sedang berusaha membangun doktrin bahwa mengandung itu dosa,
atau bahwa ibunya adalah seorang pendosa, atau “original sin” berlaku pada anak-anak yang belum
dilahirkan, dll. Dia sedang memakai hiperbola untuk mengekspresikan secara kuat dan jelas bahwa
dia adalah seorang pendosa.
 “Sebab Engkaulah yang …, menenun aku dalam kandungan ibuku” (Mazmur 139).
Ada yang menghubungkan kata “menenun” dengan jalinan DNA manusia. Pendapat seperti itu tidak
bisa diterima, karena sebenarnya ini adalah metafora yang dipakai pemazmur untuk
menggambarkan bagaimana Allah terlibat secara pribadi dalam proses penciptaan dirinya.

PA KITAB MAZMUR

Sifat Kitab Mazmur:


Merupakan kata-kata yang diucapkan kepada Allah atau tentang Allah; doa-doa atau pujian yang disampaikan
kepada Allah atau menyatakan kebenaran tentang Allah dalam nyanyian.

Problem Hermeneutik yang Unik:


Bagaimana kata-kata yang diucapkan kepada Allah ini dapat berfungsi sebagai firman Allah bagi kita?
Karena mazmur-mazmur tersebut bukan ajakan, perintah atau cerita yang mengilustrasikan doktrin,
fungsi utamanya bukan untuk mengajarkan doktrin atau perilaku moral. Tetapi bermanfaat saat digunakan untuk
tujuan-tujuan yang dimaksudkan oleh Allah yang menginspirasikannya, yaitu:
1. Membantu kita mengekspresikan diri kepada Allah, dan
2. Membantu kita mempertimbangkan jalan-jalan Allah.

Mazmur Sebagai Bentuk Sastra


Penting untuk mengenali segi-segi sastra dari mazmur saat kita mempelajarinya, yaitu:
A. Genre (Tipe) Mazmur.
Genre Mazmur adalah sebuah kelompok ayat-ayat yang sama dalam mood, isi, struktur atau susunan
kata-katanya. Berikut ini adalah 7 macam genre Mazmur, beserta faktor-faktor yang perlu diperhatikan
saat mempelajari mazmur:

7
More Precious than Gold, Sweeter than Honey (Psalm 19:10)
PA in Holiday II, POSA FMIPA UI, Januari 2003

1. Mazmur Pujian :
Mudah dikenali melalui kata-kata penuh sukacita yang ditujukan kepada Tuhan. Pemazmur
mengutarakan semua perasaannya dengan penuh sukacita atas kebaikan Tuhan. Pujiannya penuh
sukacita karena pemazmur menyadari kehadiran Tuhan.

Struktur umumnya:
(1) Panggilan untuk menyembah Tuhan.
Panggilan ini ditujukan kepada pemazmur sendiri atau kepada orang-orang lain yang percaya
kepada Allah. Sering dipakai sebuah pembukaan yaitu perintah “Pujilah TUHAN!” yang dalam
bahasa Ibrani Haleluyah (113:1). Ada suatu variasi tema panggilan menyembah Tuhan, yaitu
pernyataan sederhana dari pemazmur bahwa dia ingin mempersembahkan pujian kepada
Tuhan (92:2).
(2) Alasan mengapa Tuhan patut dipuji.
Tuhan dipuji bukan karena sesuatu yang abstrak, tetapi karena Ia sudah berbuat sesuatu dalam
kehidupan pribadi atau kehidupan seluruh umatNya. Ini merupakan bagian pelajaran terpenting
bagi kita, sebab itu, saat menyelidiki mazmur jenis ini kita harus mempelajarinya secara
mendalam.
Bagian ini biasanya didahului dengan kata depan Ibrani ki, yang artinya sebab (92:2, 5; 96:1, 5).
Mazmur pujian bisa dibagi lagi berdasarkan alasan pujian yang disampaikan. Contohnya, Tuhan
dipuji sebagai Pencipta semesta (Maz 8, 104, 148), Pelindung dan Pemelihara Israel (Maz 66,
100, 111, 114, 149), Tuhan atas Sejarah (Maz 33, 103, 113, 117, 147), atau Raja (Maz 47). Alasan
terpenting pemazmur memuji Tuhan adalah karena Tuhan sudah menyelamatkan Israel dari
kesusahan; Ia telah menebus Israel dari musuh-musuhnya (Maz 98 yang merupakan pujian
keselamatan).
(3) Ajakan untuk lebih lanjut memuji Tuhan.

2. Mazmur Keluhan (Ratapan) :


Ini merupakan ratapan pemazmur ketika berada dalam kesedihan. Ia tidak mempunyai tempat untuk
menyatakan isi hatinya kecuali kepada Tuhan.
Ada 3 macam keluhan pemazmur dalam mazmur keluhan, yang harus kita identifikasikan saat
menyelidikinya :
a. Pemazmur mungkin dibingungkan oleh pikiran dan perbuatannya (42:6 dan 12, 43:5).
b. Pemazmur mungkin mengeluh karena perbuatan-perbuatan musuh terhadap dia (42:4).
c. Pemazmur mungkin mengeluh karena perbuatan Tuhan yang membingungkan dia (42:10).

Struktur umumnya :
(1) Doa (Invocation).

8
More Precious than Gold, Sweeter than Honey (Psalm 19:10)
PA in Holiday II, POSA FMIPA UI, Januari 2003

(2) Permohonan minta tolong kepada Tuhan.


Pemazmur sering memulai dengan Invocation yang disatukan dengan sebuah permohonan
minta tolong kepada Tuhan. Kecuali Tuhan, tidak ada seorangpun yang dapat menolong dia.
(12:2, 17:1).
Kadang-kadang permohonan letaknya terpisah dari Invocation.
(3) Keluhan-keluhan.
Ini merupakan bagian penting karena menunjukkan motivasi pemazmur dalam memanjatkan
doanya (22:7-8).
(4) Pengakuan dosa atau pernyataan tidak bersalah.
Bagian ini berisi pengakuan dosa pemazmur yang berkaitan dengan penderitaannya (69:6), atau
sebaliknya, ia menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah atas hal itu (26:5).
(5) Kutukan pada musuh-musuh (109:8-9).
(6) Keyakinan pada respon Tuhan.
Meskipun pada umumnya “mood” keluhan adalah melankolik, tetapi terlihat pemazmur
menyatakan penyerahannya atau keyakinannya kepada Tuhan (54:6).
(7) Pujian atau berkat.
Ketika pemazmur menyadari bahwa Tuhan dapat dan akan bertindak bagi dia, maka ia memuji
Tuhan (26:12).

Kebanyakan keluhan adalah keluhan pribadi di mana pemazmur berbicara dalam kata ganti orang
tunggal “aku” (3:6-8). Ada juga keluhan nasional, dan musuhnya ialah bangsa yang berusaha
menghancurkan Israel (Maz 83).

3. Mazmur Pengucapan Syukur :


Mazmur ini adalah sebuah respon atas keluhan yang dijawab Tuhan. Juga ada hubungan yang erat
antara pujian dan pengucapan syukur. Mazmur ini adalah pujian kepada Tuhan karena Ia sudah
menjawab doa. Strukturnya umumnya adalah:
(1) Pemazmur menyatakan maksudnya memuji Tuhan (34:2), atau dimulai dengan sebuah berkat
(32:1).
(2) Pemazmur bersaksi tentang perbuatan besar Tuhan dalam hidupnya. Bahkan dia mengajak
seluruh jemaat mengucap syukur kepada Tuhan bersama dia (30:5).
(3) Pengulangan keluhan yang sekarang telah dijawab oleh Tuhan (18:6-7).
(4) Sebuah catatan tentang keselamatan dari Tuhan (18:17).
(5) Pujian kepada Tuhan dan panggilan kepada orang lain untuk memuji Dia.

4. Mazmur Peringatan (Sejarah Penyelamatan) :

9
More Precious than Gold, Sweeter than Honey (Psalm 19:10)
PA in Holiday II, POSA FMIPA UI, Januari 2003

Mazmur yang berpusat pada penebusan yang dilakukan Tuhan di masa lampau. Dalam mazmur-
mazmur jenis ini, suatu rangkaian perbuatan Tuhan diperingati kembali. Isi pokoknya adalah
perbuatan Tuhan yang ajaib (105:2).
Perbuatan-perbuatan Tuhan dicatat agar Israel dapat memuji Dia (105:1). Dan ada juga yang
mengajar generasi masa depan untuk bertindak (78:7).

5. Mazmur Penyerahan (Keyakinan/Kepercayaan) :


Didominasi oleh rasa percaya kepada Tuhan. Pemazmur mengutarakan penyerahannya kepada
kebaikan dan kuasa Tuhan.
Dalam mazmur jenis ini, pemazmur menyatakan penyerahan kepada Tuhan meskipun ada musuh-
musuh atau ancaman lain (11:2, 23:5). Dalam kondisi demikian pemazmur tetap merasa damai
karena Tuhan beserta dia (11:4, 23:4).
Mazmur-mazmur jenis ini berisi metafora-metafora indah yang memperlihatkan kesadaran akan
hadirat Tuhan yang dekat dengan pemazmur. Tuhan adalah perlindungan (11:1, 16:1), gembala
(23:1), terang (27:1), gunung batu (62:3) dan penolong (121:2).
Saat menyelidiki mazmur-mazmur ini, kita harus mengidentifikasikan faktor-faktor yang
mengancam keselamatan pemazmur dan imageri-imageri Tuhan yang dipakai pemazmur untuk
mengkomunikasikan keyakinannya pada Tuhan ketika ia menghadapi kesukaran.

6. Mazmur Hikmat :
Menekankan sebuah kontras dari pelbagai macam cara hidup yang menghasilkan akibat yang
berbeda. Di satu sisi ada orang-orang jahat yang dikutuk Tuhan, di sisi lain ada orang-orang benar
yang menerima berkat Tuhan (1:1, 6).
Sebagian mazmur jenis ini merenungkan tentang keindahan dan keajaiban hukum Tuhan (19:7). Ada
yang menunjukkan kekaguman terhadap susunan dunia ciptaan Tuhan (19:1). Ada juga yang
menyinggung tentang tentang kehidupan dan iman yang skeptis (Maz 73). Bahkan ada juga yang
seperti Kidung Agung, yaitu dengan provokatif memberikan pujian kepada Tuhan untuk kasih antara
manusia yang begitu intim (45:14-16).

7. Mazmur Raja :
Ada 2 macam :
(1) Yang berpusat pada raja Israel (Maz 20, 21, 45). Aspek kerajaan dari mazmur ini tidak segera
terlihat, karena raja tidak menyebut dirinya “raja” melainkan “aku”.
(2) Yang memperlihatkan Tuhan sebagai Raja.

Kedua kelompok ini berhubungan erat karena raja adalah refleksi Tuhan di bumi. Sesungguhnya
Tuhan adalah Raja (47:8).

1
0
More Precious than Gold, Sweeter than Honey (Psalm 19:10)
PA in Holiday II, POSA FMIPA UI, Januari 2003

Banyak Mazmur Raja memuji Tuhan sebagai Raja yang memberikan kemenangan dalam peperangan,
sehingga mazmur ini dapat juga disebut Nyanyian Pahlawan Ilahi (Maz 98).

B. Mazmur merupakan Puisi Ibrani.


Karena mazmur merupakan puisi Ibrani, maka dalam mempelajarinya, kita harus memperhatikan
ciri khas atau sarana-sarana dalam puisi Ibrani seperti yang telah diuraikan di atas.

C. Mazmur merupakan Satu Unit Sastra


Dengan demikian mazmur harus dibaca sebagai satu unit sastra; diperlakukan sebagai satu
kesatuan, tidak dipecah-pecah menjadi ayat-ayat tunggal atau pikiran tunggal.
Selain itu, perlu untuk mengikuti alur dan paralelisme dari suatu mazmur.
Ini semua penting karena setiap mazmur memiliki pola pengembangan yang dengannya ide-ide
disajikan, dikembangkan dan disimpulkan.

Langkah-Langkah dalam Mem-PA-kan sebuah mazmur:


1. Baca mazmur tersebut.
2. Selidiki latar belakangnya.
3. Selidiki genre beserta struktur mazmur.
4. Selidiki paralelismenya.
5. Selidiki imagerinya.
6. Selidiki sarana-sarana puisi lainnya yang mungkin ada dalam mazmur tersebut.
7. Berdasarkan hasil seluruh penyelidikan di atas, lakukan interpretasi dengan memperhatikan konteks
sejarah dan bahasanya. Dan simpulkan ajaran yang diberikan mazmur tersebut.
8. Berdasarkan hasil interpretasi, buatlah aplikasinya.

Daftar Pustaka :
1. Longman III, Tremper, BAGAIMANA MENGANALISA KITAB MAZMUR?, SAAT, Malang, 2000.
2. Fee, Gordon D., and Douglas Stuart, HOW TO READ THE BIBLE FOR ALL ITS WORTH : A Guide to
Understanding the Bible, Scripture Union, London, 1989.
3. Sutanto, Hasan, HERMENEUTIK : Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab, Seminari Alkitab Asia
Tenggara, Malang, 1998.
4. Fisher, Don L., PRA HERMENEUTIK, Gandum Mas, Malang, 2001.

Oleh: Febyan Mirag Molle, Depok, Desember 2002

1
1
More Precious than Gold, Sweeter than Honey (Psalm 19:10)
PA in Holiday II, POSA FMIPA UI, Januari 2003

LATIHAN PA MAZMUR

1. Identifikasikan genre Mazmur 55, 83, 91, dan 118.


2. Selidiki dan tentukan struktur Mazmur 57, lalu identifikasikan genrenya berdasarkan struktur tersebut!
3. Tentukan macam paralelisme yang terdapat di bawah ini :
(a) Sebab TUHAN mengenal jalan orang benar,
tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan. (1:6)
(b) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,
aku tidak takut bahaya,
sebab Engkau besertaku. (23:4)
(c) I will sing of the LORD’s great love forever;
with my mouth I will make Your faithfulness known through all generations. (89:1, NIV)
(d) For as the heavens are high above the earth,
so great is His steadfast love toward those who fear Him. (103:11, RSV)
(e) Air telah melihat Engkau, ya Allah,
air telah melihat Engkau, lalu menjadi gentar,
bahkan samudera raya gemetar. (77:17)
(f) Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda,
tetapi kita bermegah dalam nama TUHAN, Allah kita. (20:8)
(g) Air mataku berlinang seperti aliran air,
karena orang tidak berpegang pada Taurat-Mu. (119:136)
(h) He who has clean hands and a pure heart,
who does not lift up his soul to what is false and does not swear deceitfully. (24:4, RSV)

4. Identifikasikan metafora-metafora dan simile-simile dalam Mazmur 80 dan 92.


5. Coba analisa secara lengkap Mazmur 133.

Tugas : PA-kan Mazmur 16.

Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap;


aku mau menyanyi, aku mau bermazmur.
(Mazmur 57:8)

1
2

Anda mungkin juga menyukai