Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung
untuk kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada
individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi
hidup sehari-harinya. Salah satu yang mengatur hubungan antara
perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan
secara bergantian. Sehingga perawat perlu mengetahui dan memahami
tentang etik itu sendiri termasuk didalamnya prinsip etik dan kode etik.
Hubungan antara perawat dengan pasien atau tim medis yang lain
tidaklah selalu bebas dari masalah. Perawat profesional harus
menghadapi tanggung jawab etik dan konflik yang mungkin meraka alami
sebagai akibat dari hubungan mereka dalam praktik profesional.
Kemajuan dalam bidang kedokteran, hak klien, perubahan sosial dan
hukum telah berperan dalam peningkatan perhatian terhadap etik.
Standart perilaku perawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh
asosiasi keperawatan internasional, nasional, dan negara bagian atau
provinsi. Perawat harus mampu menerapkan prinsip etik dalam
pengambilan keputusan dan mencakup nilai dan keyakinan dari klien,
profesi, perawat, dan semua pihak yang terlibat. Perawat memiliki
tanggung jawab untuk melindungi hak klien dengan bertindak sebagai
advokat klien. Para perawat juga harus tahu berbagai konsep hukum
yang berkaitan dengan praktik keperawatan karena mereka mempunyai
akuntabilitas terhadap keputusan dan tindakan profesional yang mereka
lakukan (Ismaini, 2001)
Dalam berjalannya proses semua profesi termasuk profesi
keperawatan didalamnya tidak lepas dari suatu permasalahan yang
membutuhkan berbagai alternative jawaban yang belum tentu jawaban-
jawaban tersebut bersifat memuaskan semua pihak. Hal itulah yang
sering dikatakan sebagai sebuah dilema etik. Dalam dunia keperawatan
sering kali dijumpai banyak adanya kasus dilema etik sehingga seorang
perawat harus benar-benar tahu tentang etik dan dilema etik serta cara
penyelesaian dilema etik supaya didapatkan keputusan yang terbaik.

1
Oleh karena itu penulis menyusun suatu makalah tentang etik dan dilema
etik supaya bisa dipahami oleh para mahasiswa yang nantinya akan
berguna ketika bekerja di klinik atau institusi yang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep etik keperawatan?
2. Apa saja hak-hak yang diperoleh pasien?
3. Apa saja peran dan fungsi perawat?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bagaimana konsep etik keperawatan
2. Mengetahui apa saja hak-hak yang diperoleh pasien
3. Mengetahui peran dan fungsi perawat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP ETIK KEPERAWATAN


1. Pengertian
Etik adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan
sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan
tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan oleh seseorang dan
merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab moral.
Etik atau ethics berasal dari bahasa Yunani, yaitu etos yang
artinya adat, kebiasaan, perilaku atau karakter. Sedangkan menurut
kamus Webster, etik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa
yang baik dan buruk secara moral. Dari pengertian diatas, etika
adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana
sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut
aturan- aturan atau prinsip- prinsip yang menentukan tingkah laku
yang benar, yaitu baik dan buruk, kewajiban dan tanggung jawab.
(Ismani: 2000).
2. Kode etik keperawatan
Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan
yang menerapkan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau
pelayanan kesehatan masyarakat. Kode etik keperawatan di
Indonesia telah disusun oleh dewan pimpinan pusat Perasatuan
Perawat Nasional Indonesia (PPNI) melalui musyawarah nasional
PPNI di Jakarta pada tanggal 29 November 1989.
Kode etik keperawatan Indonesia tersebut terdiri dari 4 bab dan
16 pasal.
a) Bab 1 terdiri dari 4 pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab
perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
b) Bab 2 terdiri dari 5 pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab
perawat terhadap tugasnya.
c) Bab 3 terdiri dari 2 pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab
perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain.
d) Bab 4 terdiri dari 4 pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab
perawat terhadapa profesi keperawatan.

3
e) Bab 5 terdiri dari 2 pasal, menejelaskan tentang tanggung jawab
perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air. (Ismani:
2000)
Tanggung jawab perawat dalam kode etik keperawatan
1) Tanggung jawab perawat terhadap klien
a) Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa
berpedoman pada tanggung jawab yang bersumber pada
adanya kebutuhan terhadap keperawatan individu, keluarga
dan masyarakat.
b) Perawat dalam melaksanakan pengabdian dibidang
keperawatan, memelihara suasana lingkungan yang
menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan
masyarakat.
c) Perawat dalam melaksanakan kewajibannyaterhadap
individu, keluarga dan masyarakat, senantiasa dilandasi rasa
tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur
keperawatan.
d) Perawat menjalin hubungan kerjasama dengan individu,
keluarga dan masyarakat, khususnya dalam mengambil
prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan, serta upaya
kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas
dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat.
2) Tanggung jawab perawat terhadap tugas
a) Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yang
tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan
pengetahuan serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.
b) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya sehubungan dengan tugas yang dipercayakan
kepadanya, kecuali diperlukan oleh pihak yang
berwenangsesuai dengan ketentuan yang belaku.
c) Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan
keterampilan keperawatan yang dimilikinya dengan tujuan
yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.

4
d) Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya,
senantiasa berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak
terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit, jenis kelamin, aliran politik, agama yang dianut,
dan kedudukan sosial.
e) Perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan
pasien/klien dalam melaksanakan tugas keperawatannya,
serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika
menerima atau mengalihtugaskan tanggung jawab yang ada
hubungannya dengan keperawatan.
3) Tanggung jawab perawat terhadap sejawat
a) Perawat memelihara hubungan baik antara sesama perawat
dan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara
keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
b) Perawat menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan
pengalamannya kepada sesama perawat, serta menerima
pengetahuan dan pengalaman dari profesi dalam rangka
meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.
4) Tanggung jawab perawat terhadap profesi
a) Perawat berupaya meningkatkan kemampuan
profesionalnya secara sendiri-sendiri dan atau bersama-
sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,
ketrampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi
perkembangan keperawatan.
b) Perawat menjungjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan menunjukkan perilaku dan sifat-sifat pribadi yang
luhur.
c) Perawat berperan dalam menentukan pembakuan
pendidikan dan pelayanan keperawatan, serta
menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan
keperawatan.
d) Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara
mutu organisasi profesi keperawatan sebagai sarana
pengabdiannya.

5
5) Tanggung jawab perawat terhadap negara
a) Perawat melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai
kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pemerintah dalam
bidang kesehatan dan keperawatan.
b) Perawat berperan secara aktif dalam menyumbangkan
pikiran kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat. (Ismani:
2000).
3. Tujuan kode etik keperawatan
1) Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat,
klien atau pasien, teman sebaya, masyarakat dan unsur profesi,
baik dalam profesi keperawatan sendiri maupun hubungannya
dengan profesi lain diluar profesi keperawatan.
2) Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan
oleh praktisi keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi
moral dalam pelaksanaan tugasnya.
3) Untuk memepertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan
tugasnya diperlakukan secara tidak adil oleh institusi ataupun
masyarakat.
4) Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan
keperawatan agar dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi
pada sikap profesional keperawatan.
5) Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai atau
pengguna tenaga keperawatan akan pentingnya sikap
profesional dalam melaksanakan tugas praktik keperawatan.
(Ismani: 2000)
4. Kode etik keperawatan menurut American Nursing Assocition (ANA)
1) Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi
martabat kemanusiaan dan keunikan klien yang tidak dibatasi
oleh pertimbangan- pertimbangan status sosial atau ekonomi,
atribut personal, atau corak masalah kesehatannya.
2) Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang
teguh informasi yang bersifat rahasia.

6
3) Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan
keselamatannya terancam oleh praktek seseorang yang tidak
berkompeten, tidak etis atau legal.
4) Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan
tindakan perawatan yang dijalankan masing- masing individu.
5) Perawat memelihara kompetensi keperawatan
6) Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan
menggunakan kompetensi dan kualifikasi individu sebagai
kriteria dalam mengusahakan konsultasi, menerima tanggung
jawab, dan melimpahkan kegiatan keperawatan kepada orang
lain.
7) Perawat turut serta beraktifitas dalam membantu pengembangan
pengetahuan profesi.
8) Perawat turut serta dalam upaya- upaya profesi untuk
melaksanakan dan meningkatkan standar keperawatan
9) Perawat turut serta dalam upaya- upaya profesi untuk
membentuk dan membina kondisi kerja yang mendukung
pelayanan keperawatan yang berkualitas.
10) Perawat turut serta dalam upaya- upaya profesi untuk melindungi
publik terhadao informasi dan gambaran yang salah serta
mempertahankan integritas perawat.
11) Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau
warga masyarakat lainnya dalam meningkatkan upaya- upaya
masyarakat dan nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
tersebut. (Ismani: 2000)
5. Kode etik keperawatan menurut International Council Of Nurses (ICN)
1) Tanggung jawab utama perawat
Adalah meningkatkan kesehatan, mencegah timbulnya penyakit,
memelihara kesehatan, dan mengurangi penderitaan.
2) Perawat, individu dan anggota kelompok masyarakat
Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena
itu, dalam menjalankan tugas perawat perlu meningkatkan
keadaan lingkungan kesehatan dengan menghargai nilai- nilai
yang ada di masyarakat, menghargai adat kebiasaan serta

7
kepercayaan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang
menjadi klien atau pasiennya.
3) Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan
Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan
melaksanakan standar praktik keperawatan untuk mencapaai
kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan
keperawatan.
4) Perawat dan lingkungan masyarakat
Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap,
mempunyai inisiatif, dan dapat berperan serta secara aktif dalam
menemukan masalah kesehatan dan masalah sosial yang terjadi
di masyarakat.
5) Perawat dan sejawat
Perawat dapat menopang hubungan kerjasama dengan teman
sekerja, baik tenaga keperawatan maupun tenaga profesi lain di
luar keperawatan.
6) Perawat dan profesi keperawatan
Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan
pelaksanaan standar praktik keperawatan dan pendidikan
keperawatan. (Ismani: 2000)

B. HAK-HAK
1. Pengertian
Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang
merupakan kebutuhan pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas
dan legalitas.
Hak menurut C. Fagin (1975) merupakan tuntutan terhadap
sesuatu, dimana seseorang mempunyai hak terhadapnya, seperti
kekuasaan dan hak- hak istemewa yang berupa tuntutan yang
berdasarkan keadilan, moralitas atau legalitas. Hak dapat dipandang
dari sudut hukum dan pribadi. (Ismani: 2000).
2. hak-hak pasien
Pasal 25 The United nations Universal Declaration Of Human Rights
1948; pasal 1 The United Nations International Convention Civil and
Political Rights 1966 yaitu:

8
1) Hak memperoleh pemeliharaan kesehatan (the right to health
care)
2) Hak menentukan nasib sendiri (the right to self determination)
3) Hak untuk memperoleh informasi (the right to information)
Pernyataan hak- hak pasien (patients bill of rights) dikeluarkan oleh
The American Hospital Association (AHA) pada tahun 1973 dengan
tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya
pemahaman hak- hak pasien yang akan dirawat di rumah sakit.
1) Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan
menghargai asuhan keperawatan yang akan diterimanya.
2) Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang
memeriksanya berkaitan dengan diagnosis, pengobatan,
prognosis dalam arti pasien layak untuk mengerti masalah yang
dihadapinya.
3) Pasien berhak untuk menerima informasi penting dan
memberikan suatu persetujuan tentang dimulainya suatu
prosedur pengobatan, serta resiko penting yang kemungkinan
akan dialaminya kecuali dalam situasi darurat.
4) Pasien berhak menolak pengobatan sejauh diizinkan oleh hukum
dan diinformasikan tentang konsekuensi tindakan yang akan
diterimanya.
5) Pasien berhak mengetahui setiap perkembangan dari privasinya
yang menyangkut program asuhan medis, konsultasi dan
pengobatan yang dilakukan dengan cermat dan dirahasiakan.
6) Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi dan
catatan tentang asuhan kesehatan yang diberikan kepadanya.
7) Pasien berhak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ketempat
lain yang lebih lengkap dan memperoleh informasi yang lengkap
tentang alasan rujukan tersebut dan RS yang ditunjuk dapat
menerimanya.
8) Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang hubungan
RS dengan instansi lain seperti instansi pendidikan atau instansi
terkait lainnya sehubungan dengan asuhan yang diterimanya.

9
9) Pasien berhak untuk memberi pendapat atau menolak bila
diikutsertakan sebagai suatu eksperimen yang berhubungan
dengan asuhan atau pengobatannya.
10) Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian
delegasi dari dokternya ke dokter lain bila dibutuhkan dalam
rangka asuhannya.
11) Pasien berhak untuk mengetahui dan menerima penjelasan
tentang biaya yang diperlukan untuk asuhan kesehatannya.
12) Pasien berhak untuk mengetahui peraturan atau ketentuan RS
yang harus dipatuhinya sebagai pasien dirawat. (Ismani: 2000)
Pendapat lain tentang beberapa hak pasien yaitu:
1) Hak memberikan consent (persetujuan)
Consent mengandung arti suatu tindakan atau aksi beralasan
yang diberikan tanpa paksaan oleh sesorang yang memiliki
pengatahuan yang cukup tentang keputusan yang ia berikan,
dimana secara hukum orang tersebut mampu memberikan
consent. Consent diterapkan pada prinsip bahwa setiap manusia
dewasa mempunyai hak untuk menentukan apa yang harus
dilakukan terhadapnya. Kriteria consent yang sah :
a) Tertulis
b) Ditandatangani oleh pasien atau orang lain yang
bertanggung jawab terhadapnya
c) Hanya ada salah satu prosedur yang tepat dilakukan
d) Memenuhi beberapa elemen penting mengenai penjelasan
kondisi, prosedur dan konsekuensinya, penanganan atau
prosedur alternatif, manfaat yang diharapkan, tawaran
diberikan oleh pasien dewasa yang secara fisik dan mental
mampu membuat keputusan.
2) Hak untuk memilih mati
Dibuat berdasarkan standar medis oleh dokter. Hak untuk
memilih mati sering bertolak belakang dengan hak untuk hidup.
3) Hak perlindungan bagi orang yang tidak berdaya
Yang dimasukkan dalam golongan ini adalah orang dengan
gangguan mental dan anak- anak dibawah umur serta remaja

10
dimana secara hukum mereka tidak dapat membuat keputusan
tentang nasibnya sendiri.
4) Hak pasien dalam penelitian
Sering dilakukan dengan melibatkan pasien. Penggunaan obat
atau cara penanganan baru yang melibatkan pasien harus
memperhatikan aspek hak pasien.
5) Hak- hak yang dinyatakan dalam fasilitas asuhan keperawatan
(Annas dan Healey) terdiri dari 4 kategori:
a) Hak kebenaran secara menyeluruh
b) Hak privasi dan martabat pribadi (kerhasiaan dan
keamanannya)
c) Hak untuk memelihara pengambilan keputusan untuk diri
sendiri sehubungan dengan kesehatan
d) Hak untuk memperoleh catatan medis baik selama dan
sesudah perawatan di rumah sakit. (Priharjo: 2008)
3. Faktor yang mempengaruhi hak pasien
1) Meningkatnya kesadaran para konsumen terhadap asuhan
kesehatan dan lebih besar partisipasi meraka dalam
perencanaan asuhan
2) Meningkatnya jumlah malpraktek yang terjadi di masyarakat
3) Adanya legislasi (pengesahan) yang diterapkan untuk melindungi
hak- hak asasi pasien.
4) Konsumen menyadari tentanga peningkatan jumlah pendidikan
dalam bidang kesehatan dan penggunaan pasien sebagai objek
atau tujuan pendidikan dan bila pasien tidak berpartisipasi
apakah akan mempengaruhi mutu asuhan kesehatan atau tidak.
(Ismani: 2000).

C. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT


1. Pengertian
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem.
Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari
luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang

11
diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu (Kozier
Barbara, 1995:21).
2. Peran perawat
1) Care Giver (Pelaksana)
Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan
keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan
proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis
keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan
yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,
kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.
Pada peran ini perawat diharapkan mampu:
a) Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai diagnosis
masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat
sederhana sampai pada masalah yang kompleks.
b) Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan
klien, perawat harus memperhatikan klien berdasarkan
kebutuhan signifikan dari klien.
Perawat menggunakan proses keperawatan untuk
mengidentifikasi diagnosis keperawatan mulai dari masalah fisik
sampai pada masalah psikologis.
2) Teacher (Pendidik)
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan
tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan
yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien
setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
3) Counselor (Konsultasi)
Peran perawat disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap
masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.
Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi
tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan
4) Coordinator (Kordinator)
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan
serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan

12
sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta
sesuai dengan kebutuhan klien. Tujuan Perawat sebagai
coordinator adalah :
a) Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien
dan menguntungkan klien.
b) Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan
pada klien.
c) Menggunakan keterampilan perawat untuk :
Merencanakan - Mengorganisasikan - Mengarahkan -
Mengontrol
5) Leader (Pemimpin)
Kepemimpinan dalam keperawatan menuntut seorang perawat
agar memiliki peran sebagai pemimpin formal atau informal
dimana ia dikenal memiliki keahlian dalam praktik keperawatan,
memberikan asuhan keperawatan prima, dipercaya oleh rekan
sejawat dan memberikan harapan bagi yang lainnya, serta dapat
menjelaskan visi dan misinya sebagai tenaga keperawatan.
Perawat yang memiliki kepemimpinan juga harus dapat
mengkondisikan lingkungan kerja yang kondusif dan dinamis
serta merencanakan pengembangan karier perawat yang jelas
dengan cara aktif memberikan dukungan untuk pengembangan
diri perawat. Seorang pemimpin juga harus dapat memotivasi
perawat menjadi pekerja yang ulet, dan mempunyai pandangan
ke depan sehingga meningkatkan profesionalisme mereka.
Dalam perkembangan sistem kesehatan yang progresif, investasi
pada pengembangan kepemimpinan akan memberikan hasil
(return) yang signifikan pada pengembangan organisasi yang
efektif. (Palestin: 2006).
6) Role Model (Contoh)
Peran perawat sebagai role model adalah segala perilaku yang
ditampilkan perawat semestinya dapat dijadikan panutan,
panutan ini digunakan pada semua tingkat pencegahan terutama
perilaku hidup bersih dn sehat, menampilkan profesionalisme
dalam bekerja.

13
7) Administrator (Pengatur dana)
Perawat sebagai administrator berfungsi untuk pengaturan dana,
tenaga kerja, program perencanaan strategi dan pelayanan,
evaluasi pegawai dan pengembangan pegawai (Joe: 2009)
8) Decision Maker (Pembuat Keputusan)
Peran perawat sebagai pembuat keputusan adalah untuk
memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan
keahliannya berpikir kritis melalui proses keperawatan. Sebelum
mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi
pasien, pemberian perawatan dan mengevaluasi hasil, perawat
menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan
terbaik bagi tiap klien. Perawat membuat keputusan itu sendiri
atau berkolaborasi dengan klien, keluarga dan berkonsultasi
dengan profesi kesehatan yang lainnya (Palestin: 2006)
9) Protector (Perlindungan)
Pada peran ini perawat lebih terfokus pada kemampuan perawat
melindungi dan menjamin agar hak dan kewajiban klien
terlaksana dengan seimbang dalam memperoleh asuhan
keperawatan.
10) Client Advocate
Peran perawat sebagai client advocat yaitu:
a) Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang
diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern)
atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.
b) Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus
dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit
akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan.
Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama
kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus
mampu membela hak-hak klien.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien.
Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik

14
untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan
melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).
Hak-Hak Klien antara lain :
a) Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
b) Hak atas informasi tentang penyakitnya
c) Hak atas privacy
d) Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
e) Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :
a) Hak atas informasi yang benar
b) Hak untuk bekerja sesuai standart
c) Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
d) Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
e) Hak atas rahasia pribadi
f) Hak atas balas jasa
11) Manager (Pengelola)
Menerapkan keterampilan manajemen dalam keperawatan klien
secara menyeluruh. Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan
tanggung jawab dalam mengelola pelayanan maupun pendidikan
keperawatan yang berada di bawah tanggung jawabnya sesuai
dengan konsep yaitu :
a) Tingkat atas / top manajer
b) Tingkat menengah / middle manajer
c) Tingkat dasar / Supper pacial manajer
12) Rehabilitator (Mengembalikan fungsi)
Peran perawat sebagai rehabilitator yaitu mengajar dan
melaksanakan keperawatan bila tindakan peningkatan
kesehatan, pencegahan, penyembuhan dan pengobatan tidak
berhasil. Perawat mengembangkan fungsi organ/bagian tubuh
agar sembuh dan dapat berfungsi normal
13) Comforter (Rasa aman)
Peran perawat sebagai comforter yaitu berusaha memberi
kenyamanan dan rasa aman pada klien.

15
14) Communicator (Komunikasi)
Menciptakan komunikasi yang efektif baik dengan tim
keperawatan maupun dengan tim kesehatan lainnya. Perawat
bertindak sebagai mediator antara klien dengan tim kesehatan
lainnya. Perawat berperan dalam memberikan penjelasan
dengan komunikasi kepada pasien dalam upaya meningkatkan
kesehatannya. Sehingga keluhan pasien terhadap kebutuhan
fisik, jasmani, emosional dan spiritual dapat segera terpenuhi
yang secara langsung akan mempercepat kesembuhan pasein.
3. Fungsi perawat
1) Fungsi Independen
Dalam fungsi ini, tindakan perawat tidak memerlukan perintah
dokter. Tindakan perawat bersifat mandiri, berdasarkan pada
ilmu keperawatan. Oleh karena itu, perawat bertanggung jawab
terhadap akibat yang timbul dari tindakan yang diambil. Contoh
tindakan perawat dalam menjalankan fungsi independen adalah:
a) Pengkajian seluruh sejarah kesehatan pasien/keluarganya
dan menguji secara fisik untuk menentukan status
kesehatan.
b) Mengidentifikasi tindakan keperawatan yang mungkin
dilakukan untuk memelihara atau memperbaiki kesehatan.
c) Membantu pasien dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
d) Mendorong untuk berperilaku secara wajar.
2) Fungsi Dependen
Perawat membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan
dan tindakan khusus yang menjadi wewenang dokter dan
seharusnya dilakukan dokter, seperti pemasangan infus,
pemberian obat, dan melakukan suntikan. Oleh karena itu, setiap
kegagalan tindakan medis menjadi tanggung jawab dokter.
Setiap tindakan perawat yang berdasarkan perintah dokter,
dengan menghormati hak pasien tidak termasuk dalam tanggung
jawab perawat
3) Fungsi Interdependen
Tindakan perawat berdasarkan pada kerjasama dengan tim
perawatan atau tim kesehatan. Fungsi ini tampak ketika perawat

16
bersama tenaga kesehatan lainnya berkolaborasi mengupayakan
kesembuhan pasien. Mereka biasanya tergabung dalam sebuah
tim yang dipimpin oleh seorang dokter. Sebagai sesama tenaga
kesehatan, masing-masing tenaga kesehatan mempunyai
kewajiban untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien sesuai dengan bidang ilmunya. Dalam kolaborasi ini,
pasien menjadi fokus upaya pelayanan kesehatan. Contohnya,
untuk menangani ibu hamil yang menderita diabetes, perawat
bersama tenaga gizi berkolaborasi membuat rencana untuk
menentukan kebutuhan makanan yang diperlukan bagi ibu dan
perkembangan janin. Ahli gizi memberikan kontribusi dalam
perencanaan makanan dan perawat mengajarkan pasien
memilih makan sehari-hari. Dalam fungsi ini, perawat
bertanggung jawab secara bersama-sama dengan tenaga
kesehatan lain terhadap kegagalan pelayanan kesehatan
terutama untuk bidang keperawatannya.

17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat
diterima dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka
perawat harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan dalam menerapkan
etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran
profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima tanggung
jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional.
Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar,
melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan
bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, dan
akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
Selain itu dalam menyelesaikan permasalahan etik atau dilema etik
keperawatan harus dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip-
prinsip etik supaya tidak merugikan salah satu pihak.

B. SARAN
Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama
bidang keperawatan harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini
mungkin supaya nantinya mereka bisa lebih memahami tentang etika
keperawatan sehingga akan berbuat atau bertindak sesuai kode etiknya
(kode etik keperawatan).

18
DAFTAR PUSTAKA

Ismani, Mila. 2001. Etika Keperawatan. Widya Medika: Jakarta


Kozier, Barbara. 2000. Fundamental of Nursing. Red Wood. Adison Wesley.
Palestin. Bondan. 2006. Jurnal Keperawatan dan Penelitian Kesehatan. Fungsi
Perawat Spesialis agar Terhindar dari Masalah Etik maupun Hukum.
Tersedia: http://www.dw-world.indonesia. Diakses tanggal 14 Oktober 2011
Priharjo, Robert. 2008. Konsep dan Perspektif Praktik Keperawatan Profesional.
Edisi 2. Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Joe. 2009. Peran dan Fungsi Perawat. Tersedia: http//www.ppni.itgo.com.
diakses tanggal 14 Oktober 2011

19

Anda mungkin juga menyukai