KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Seraya mengucapkan Alhamdulillah, segala puji serta syukur penulis
sampaikan keharibaan Illahi Rabbi, karena atas segala kenikamatan dan kekuatanNya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum PENGELOLAAN AIR. Sholawat
serta salam penulis sampaikan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang
telah memberikan warna Ilahiah dalam hidup dan kehidupan manusia di dunia.
Pada penyusunan laporan praktikum ini penulis banyak memperoleh masukan,
bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Ir. Bambang Sriwijaya, M.P. selaku dosen pengampu mata kuliah
Praktikum Pengelolaan Air Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
2. Bapak dan Ibu penjaga dan penanggung jawab Laboratorium Tanah
Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
3. Mas Chanif Muthohar selaku asisten Praktikum Pengelolaan air.
Penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat memberikan banyak
manfaat bagi semuanya
Wassalamu’alaikumWr.Wb.
Praktikan
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................................................iv
DAFTAR GRAFIK......................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................... 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN.................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................... 3
A. AIR ................................................................................................................................. 3
B. SUMBER AIR .................................................................................................................. 4
C. DEBIET AIR..................................................................................................................... 6
D. CEKAMAN AIR ............................................................................................................... 8
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM ............................................................................................ 9
A. WAKTU DAN TEMPAT ................................................................................................... 9
B. METODE PRAKTIKUM .................................................................................................. 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................................... 13
A. HASIL ........................................................................................................................... 13
B. PEMBAHASAN ............................................................................................................. 24
BAB V KESIMPULAN ................................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 31
LAMPIRAN ............................................................................................................................... 32
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Panjang dan Volume pancuran ........................................................................ 13
Tabel 2 Hasil Yang telah dirata-rata ....................................................................................... 14
Tabel 3. Waktu Trmpuh per detik Bola ................................................................................... 15
tabel 4. Peta Sungai Hulu, tengah, dan hilir ............................................................................ 17
Tabel 5. Jumlah daun per tanggal 11 Mei 2018 ...................................................................... 18
Tabel 6. Tabel annova Jumlah daun Per tanggal 11 Mei ........................................................ 18
Tabel 7. Jumlah daun Per Tanggal 18 Mei 2018 ..................................................................... 18
Tabel 8. Tabel annova jumlah daun per tanggal 18 Mei 2018................................................ 18
Tabel 9. Jumlah daun slada per tanggal 25 Mei 2018............................................................. 19
Tabel 10. Tabel Anova per Tanggal 25 Mei 2018 ................................................................... 19
Tabel 11. Jumlah daun per tanggal 30 Mei 2018 .................................................................... 19
Tabel 12 Tabel anova per tanggal 30 Mei 2018 ...................................................................... 19
Tabel 13. Tinggi tanaman per tanggal 11 Mei 2018 ............................................................... 20
Tabel 14. Tabel annova tinggi tanaman per Tanggal 11 Mei 2018 ........................................ 20
Tabel 15. Tinggi tanaman Slada per Tanggal 18 Mei 2018 ..................................................... 21
Tabel 16. Tabel Anova Tinggi tanaman slada per tanggal 18 Mei 2018 ................................. 21
Tabel 17. Tinggi tanaman Slada per tanggal 25 Mei 2018 ...................................................... 21
Tabel 18. Tabel Anova Tinggi tanaman slada per tanggal 25 Mei 2018 ................................. 21
Tabel 19. Tinggi tanaman slada per tanggal 30 Mei 2018 ..................................................... 22
Tabel 20. Tabel Anova tinggi tanaman per tanggal 30 Mei 2018 .......................................... 22
Tabel 21. Hasil Bobot segar Tanaman Slada ........................................................................... 23
Tabel 22. Tabel Anova Hasil Bobot Segar Tanaman slada ...................................................... 23
Tabel 23. Hasil Bobot Kering Tanaman Slada.......................................................................... 23
Tabel 24. Tabel Anova Bobot Kering Tanaman slada.............................................................. 23
v
DAFTAR GRAFIK
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Air adalah hal vital yang harus selalu ada selama makhluk hidup masih ada di
muka bumi ini. Tanpa air, makhluk hidup tidak akan mampu bertahan hidup dan
melakukan aktivitas sehari-hari, tidak terkecuali tumbuhan. Dalam beberapa tahun ke
depan, penggunaan air akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh banyak hal,
seperti permintaan irigasi dari lahan pertanian, industri maupun rumah tangga yang
semakin hari semakin banyak jumlahnya. Akan tetapi, hal itu tidak didukung oleh
ketersediaan sumber air di bumi yang semakin besar. Ketersediaan sumber air di bumi
justru semakin berkurang setiap harinya akibat kegiatan manusia yang semakin
banyak.
Air yang dibutuhkan untuk pertanian bergantung pada proses penyalurannya
menuju lahan pertanian. Dalam prosesnya, air yang mengalir dapat berkurang
jumlahnya, hal tersebut diakibatkan oleh kehilangan air dalam saluran. Kehilangan
air dalam saluran selalu mendapat perhatian yang cukup besar. Kehilangan air
tersebut tentunya akan mempengaruhi efisiensi pengairan. Dengan demikian,
kehilangan air dalam saluran penting untuk diketahui karena berkaitan dengan
efisiensi pengairan.
Dalam sebuah saluran irigasi, mengetahui debit aliran dalam sebuah sluran
irigasi dalah sangat penting. Ini bertujuan untuk dapat mengontrol laju penggunaan
air pada petak sawah dengan sesuai dengan kebutuhan suatu lahan atau tanaman di
sebuah lahan tersebut. Dengan mengetahui besarnya laju aliran per satuan waktu
(debit) diharapkan akan dapat mengontrol laju aliran sesuai dengan yang dibutuhkan
(Anonim,2002).
Dalam suatu pengelolaan sumber daya air dengan perancangan bangunan air
diperlukan suatu informasi yang menunjukan jumlah air yang akan masuk ke
bangunan tersebut dalam satuan waktu yang dikenal sebagai debit aliran.Informasi
mengenai besarnya debit aliran sungai membantu dalam merancang bangunan dengan
2
B. SUMBER AIR
Dalam sistem penyediaan air bersih, sumber air merupakan satu komponen
yang mutlak harus ada, karena tanpa sumber air sistem penyedian air tidak akan
berfungsi. Dengan mengetahui karakteristik masing-masing sumber air serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya, diharapkan dapat membantu di dalam pemilihan air
baku untuk suatu sistem penyediaan air bersih, serta mempermudah tahapan
selanjutnya di dalam pemilihan tipe dari pengolahan untuk menghasilkan air yang
memenuhi standar kualitas secara fisik, kimiawi dan bakteriologis. Secara umum
sumber air sebagai berikut :
1. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang terdapat pada permukaan tanah. Pada
perinsipnya air permukaan terbagi menjadi:
a. Air sungai
Air sungai adalah air hujan yang jatuh kepermukaan bumi dan tidak
meresap kedalam tanah akan mengalir secara grafitasi searah dengan
kemiringan permukaan tanah dan mengalir melewati aliran sungai.
Sebagai salah satu sumber air minum, air sungai harus mengalami
pengolahan secara sempurna karena pada umumnya memiliki derajat
pengotoran yang tinggi.
b. Air Danau
Air danau adalah air permukaan ( berasal dari hujan atu air tanah
yang keluar ke permukaan tanah ), terkumpul pada suatu tempat yang
relative rendah/ cekung. Termasuk kategori supaya adalah air rawa,
air tendon, air waduk/dam. Air permukaan yang biasanya
dimanfaatkan sebagai sumber atau bahan baku air bersih adalah :
- Air waduk (berasal dari air hujan)
- Air sungai (berasal dari air hujan dan mata air)
- Air danau (berasal dari air hujan, air sungai, atau mata air)
5
2. Air Tanah
Air tanah banyak mengandung garam dan mineral yang terlarut
pada waktu air melalui lapisan tanah dan juga air yang berasal dari air hujan
yang jatuh di permukaan tanah/bumi dan meresap kedalam tanah dan
mengisi rongga-rongga atau pori didalam tanah. Air tanah biasanya
mempunyai kualitas yang baik karena zat-zat pencemar air tertahan oleh
lapisan tanah. Bila ditinjau dari kedalaman air tanah maka air tanah
dibedakan menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal
mempunyai kualitas lebih rendah dibanding kualitas air tanah dalam. Hal ini
disebabkan air tanah dangkal lebih mudah terkontaminasi dari luar dan
fungsi tanah sebagai penyaring lebih sedikit. Air tanah terbagi atas:
a. Air dangkal
Terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air
tanah lebih banyak mengandung zat kimia berupa garam-garam
terlarut meskipun kelihatan jernih karna sudah melewati lapisan
tanah yang masing-masing mempunyai unsur-unsur kimia tertentu.
Meskipun lapisan tanah disini berfungsi sebagai saringan namun
pengotoran juga masih terus berlangsung, terutama pada muka air
yang dekat dengan muka tanah. Air tanah dangkal umumnya
mempunyai kedalaman kurang dari 50 meter.
6
b. Mata air
Dari segi kualitas, mata air adalah sangat baik bila dipakai sebagai air
baku, karena berasal dari dalam tanah yang muncul ke permukaan 16
tanah akibat tekanan, sehingga belum terkontaminasi oleh zat-zat
pencemar. Dari segi kuantitasnya, jumlah dan kapasitas mata air
sangat terbatas sehingga hanya mampu memenuhi kebutuhan
sejumlah penduduk tertentu. Begitu pula bila mata air tersebut terus-
menerus di ambil maka semakin lama akan habis.
c. Air Laut
Air laut adalah salah satu sumber air walaupun tidak termasuk
kategori yang biasa dipilih sebagai sumber air baku untuk untuk air
bersih atau air minum, karena memiliki kandungan garam (NaCl)
yang cukup besar.
d. Air hujan
Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada
waktu menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung
banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama
terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal
ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Juga air ini
mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian
sabun.
C. DEBIET AIR
Debit adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu
penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya
debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt). Dalam laporan-laporan
teknis, debit aliran biasanya ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran. Hidrograf
aliran adalah suatu perilaku debit sebagai respon adanya perubahan karakteristik
7
biogeofisik yang berlangsung dalam suatu DAS (oleh adanya kegiatan pengelolaan
DAS) dan atau adanya perubahan (fluktuasi musiman atau tahunan) iklim lokal
(Asdak, 1995).
Penentuan debit air sungai diperlukan untuk mengetahui besarnya air yang
mengalir dari sungai ke laut. Dalam penentuan debit air sungai perlu di ketahui luas
penampang stasiun, yaitu dengan mengukur kedalaman, masing-masing titik
pengukuran (Ongkosongo, 1980).
Uktoselya (1991) menyatakan bahwa Arus merupakan suatu gerakan air yang
mengakibatkan perpindahan horizontal dan vertikal masa air. Arus dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan fisik pada sungai dan muara sungai, seperti
pengikisan darat, pemindahan sedimen dan sebagainya. Disamping itu besarnya
volume air yang mengalir dan kuatnya pasang surut, akan mem pengaruhhi sistema
arus pada muara sungai.
Cara pengukuran debit air dapat dilakukan dengan dibendung, perhitungan
debit dengan mengukur kecepatan aliran dan luas penampang melintang, didapat dari
kerapatan larutan obot, dengan menggunakan pengukur arus magnitis, pengukur arus
gelombang supersonis, meter venturi, dan seterusnya. Debit aliran adalah laju aliran
air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai
persatuan waktu. Dalam system SI besarnya debit dinyatakan dalam sattuan meter
kubik. Debit aliran juga dapat dinyatakan dalam persamaan Q = A x v, dimana A
adalah luas penampang (m2) dan V adalah kecepatan aliran (m/detik). Suatu cara
menyatakan gerak fluida adalah dengan mengikuti gerak tiap partikel didalam fluida.
Hal ini sulit, karena kita harus menyatakan koordinat X, Y, Z dari partikel fluida
dalam menyatakan ini sebagai fungsi waktu. Cara yang digunakan adalah dengan
penerapan kinematika partikel gerak atau aliran fluida (Bishop, J.E. 2011)
8
D. CEKAMAN AIR
Cekaman kekeringan terjadi ketika ketersediaan air tanah menurun dan
kondisi atmosfir menyebabkan kehilangan air terus menerus melalui transpirasi atau
evaporasi . Lebih lanjut dijelaskan bahwa cekaman kekeringan ditandai dengan
rendahnya kadar air, penyusutan potensial air daun dan tekanan turgor, penutupan
stomata dan berkurangnya pembesaran dan pertumbuhan sel. Reaksi tanaman
terhadap cekaman kekeringan berbeda secara signifikan pada berbagai tingkatan
tergantung pada intensitas dan durasi dari cekaman itu sendiri, dan juga species
tanaman dan tingkatan pertumbuhannya (Chaves et al, 2002) .
Cekaman kekeringan yang berlebihan merupakan salah satu cekaman terluas
yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi di areal pertanian. Hal ini dapat
dilihat dari beberapa faktor cekaman abiotik, dimana persentase cekaman kekeringan
sebesar 26%, kemudian diikuti oleh cekaman mineral 20%, suhu rendah 15%,
sedangkan sisanya adalah cekaman biotik 39% (Kalefetoglu and Ekmekci, 2005).
Cekaman kekeringan merupakan pengaruh faktor lingkungan yang
menyebabkan air tidak tersedia bagi tanaman, yang dapat disebabkan antara lain oleh
tidak tersedianya air di daerah perakaran tanaman dan permintaan air yang besar di
daerah daun dimana laju evaporasi melebihi laju absorbs air oleh akar. Pengaruh
cekaman kekeringan bergantung pada genetik tanaman, di mana perbedaan
morfologi, anatomi dan metabolisme akan menghasilkan respon yang berbeda
terhadap cekaman kekeringan. (Hamim, 2004)
9
B. METODE PRAKTIKUM
1. Acara 1 (Mengukur Debiet Pancuran)
a. Bahan dan alat
1) Alat
Nampan plastik
Paralon dengan tiga lubang pancuran searah panjang paralon.
Selang air.
Gelas ukur.
Penggaris
Stopwatch
2) Bahan
Air
b. Cara Kerja
1) Mendirikian paralon secara vertical, bagian bawah terbuka terletak di
atas.
2) Mengalirkan air lewat lubang samping paling bawah dan keluarkan air
lewat lubang samping paling atas dengan selang.
3) Mengatur agar permukaan air dalam paralon konstan, dengan cara
mengatur kran pemasukan air.
4) Mengusahakan agar air pancuran yang keluar dari tiga lubang untuk
saling berpotongan.
5) Mengukur tinggi air dari masing-masing lubang pancuran dan hitung
volume air yang keluar persatuan waktu dari lubang tersebut beserta
daya pancarnya (cm).
11
b. Cara Kerja
1) Menyiapkan media tanam dalam polybag
2) Mengetahui kemampuan media dalam polybag untuk menahan air.
3) Menananm tanaman pada media dalam polybag
4) Melakukan penyiraman sesuai perlakuan berdasarkan kemapuan media
tanam menahan air.
5) Mengamati pertumbuhan tanaman.
13
Volume Lubang
323+320+338
Volume Lubang Atas U1: =327 ml
3
419+432+443
TengahU2: =431,3 ml
3
398+485+560
Bawah U3: =481 ml
3
V=√2. 𝑔. ℎ
U1=√2.981.43=√84366= 290,45 𝑐𝑚⁄𝑑𝑡
Tinggi:
1. 43 cm
2. 93 cm
3. 143 cm
Diamater lubang =2,5 mm
r = 1,25 mm =0,125 mm
𝐴 = 𝜋𝑟 2
=3,14 . (0,125)2
=3,14 . 0,015625
=0,0490625 cm2
Q=A.V
Q1=0,0490625 x 290,45 =14,25 cm3/dt
Q2=0,0490625 x 427,16 =20,95 cm3/dt
Q3=0,0490625 x 529,68 =25,98 cm3/dt
Tabel 2 Hasil Yang telah dirata-rata
Rumus
Kecepatan aliran sungai (v)
𝑠
V=𝑡
Keterangan :
V =kecepatan aliran air (m/s)
S =Jarak tempuh (m)
T =waktu tempuh (s)
Luas Penampang
a) Hulu
1
1) (78+84)50 =4.050 cm2 →0,40 m2
2
1
2) (84+89)50 =4325 cm2 →0,43 m2
2
1
3) (88+89)45 =3982,5 cm2 →0,39 m2
2
LP total =1,22 m2
b) Tengah
1
1. (58+61)50 =2.975 cm2 →0,29 m2
2
16
1
2. (61+70)50 =3275 cm2 →0,33 m2
2
1
3. (70+68)47 =3247 cm2 →0,32 m2
2
c) Hilir
1
1) (67+66)50 =5000 cm2 →0,50 m2
2
1
2) (66+73)50=3475cm2 →0,35 m2
2
1
3) (73+43)47=3454,5 cm2 →0,34 m2
2
LP Total =1,19 m2
Debiet Air (Q)
Q =V x A
a. Hulu
Q =0,127 x 1,22
=0,154 m3/dt
b. Tengah
Q=o,127 x 0,94
=0,119 m3/dt
c. Hilir
Q=0,127 x 1,19
=0,151 m3/dt
0,154+0,119+0,151
Q total = =0,141 m3/dt
3
17
Hulu
50 50 45
I II III
4
58 61 76 78
Tengah
18
50
45
40
35
30
25
20
15
10
0
Minggu 1 Minggu 2 minggu 3 minggu 4
b. Tinggi tanaman
Tabel 13. Tinggi tanaman per tanggal 11 Mei 2018
Perlakuan U1 U2 U3 JUMLAH Purata
100% 10.5 10.2 8 28.7 9.56 a
75% 4 11 11 26 8.66 a
50% 8 12.5 10 30.5 10.16 a
25% 7.5 12 9.5 29 9.66 a
Total Ul 30 45.7 38.5 114.2
Keterangan : Nilai Purata yang di ikuti hurufyang sama dalam kolom yang sama
tidak berbeda byata menurut uji F taraf 5%
Tabel 14. Tabel annova tinggi tanaman per Tanggal 11 Mei 2018
STANDAR VARIASI DB JK KT F HITUNG F TABEL
PERLAKUAN 3 3.51 1.17 0.17 4.07
ERROR 8 56.73 7.09
TOTAL 11 60.24
Keterangan : F hitung < F maka Perlakuan pemberian Air dengan dosis tertentu pada
tanaman Slada tidak berbeda nyata pada Tinggi tanaman Slada per Minggu.
21
Tabel 16. Tabel Anova Tinggi tanaman slada per tanggal 18 Mei 2018
STANDAR VARIASI DB JK KT F HITUNG F TABEL
PERLAKUAN 3 4.06 1.35 0.09 4.07
ERROR 8 122.36 15.30
TOTAL 11 126.42
Keterangan : F hitung < F maka Perlakuan pemberian Air dengan dosis tertentu pada
tanaman Slada tidak berbeda nyata pada Tinggi tanaman Slada per Minggu.
Tabel 18. Tabel Anova Tinggi tanaman slada per tanggal 25 Mei 2018
STANDAR VARIASI DB JK KT F HITUNG F TABEL
PERLAKUAN 3 8.01 2.67 0.07 4.07
ERROR 8 288.83 36.10
TOTAL 11 296.84
Keterangan : F hitung < F maka Perlakuan pemberian Air dengan dosis tertentu pada
tanaman Slada tidak berbeda nyata pada Tinggi tanaman Slada per Minggu.
22
Tabel 20. Tabel Anova tinggi tanaman per tanggal 30 Mei 2018
STANDAR VARIASI DB JK KT F HITUNG F TABEL
PERLAKUAN 3 8.42 2.81 0.06 4.07
ERROR 8 356.39 44.55
TOTAL 11 364.81
Keterangan : F hitung < F maka Perlakuan pemberian Air dengan dosis tertentu pada
tanaman Slada tidak berbeda nyata pada Tinggi tanaman Slada per Minggu.
120
100
80
60
40
20
0
Miinggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
c. Bobot segar
Tabel 21. Hasil Bobot segar Tanaman Slada
PERLAKUAN U1 U2 U3 TOTAL Purata
100% 37 57.7 22.2 116.9 38.96 a
75% 33.8 53.1 26.6 113.5 37.83 a
50% 20 65.39 21.9 107.29 35.76 a
25% 12.32 52.31 28.7 93.33 31.11 a
TOTAL 103.12 228.5 99.4 431.02
Keterangan : Nilai Purata yang di ikuti hurufyang sama dalam kolom yang sama
tidak berbeda byata menurut uji F taraf 5%
d. Bobot kering
Tabel 23. Hasil Bobot Kering Tanaman Slada
PERLAKUAN U1 U2 U3 TOTAL Purata
100% 4.55 5.57 1.2 11.32 3.77 a
75% 3.4 5.65 2.1 11.15 3.72 a
50% 1.65 6.04 1 8.69 2.90 a
25% 0.9 6.75 2.5 10.15 3.38 a
TOTAL 10.5 24.01 6.8 41.31
Keterangan : Nilai Purata yang di ikuti hurufyang sama dalam kolom yang sama
tidak berbeda byata menurut uji F taraf 5%
B. PEMBAHASAN
1. Debiet air Pancuran
Menurut asdak, 1995 Debit air adalah adalah laju aliran air (dalam bentuk
volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu.
Dalam sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per
detik (m3/dt). Dalam laporan-laporan teknis, debit aliran biasanya ditunjukkan
dalam bentuk hidrograf aliran. Hidrograf aliran adalah suatu perilaku debit sebagai
respon adanya perubahan karakteristik biogeofisik yang berlangsung dalam suatu
DAS (oleh adanya kegiatan pengelolaan DAS) dan atau adanya perubahan
(fluktuasi musiman atau tahunan) iklim lokal.
Praktikum yang telah dilakuakan adlah mengukur debiet air yang keluar
dari suatu lubang aliran irigasi. Dalam hal ini praktikan menggambarkan lubang
aliran irigasi tersebut dengan menggunkan pipa paralon yang di lubangi 3 dan di
hitung kecepatan pancar dan banyaknya air yang keluar per satuan waktu. Dengan
rumus :
V=√2. 𝑔. ℎ
Dimana :
V: kecepatan aliran ai sungai dalam stauan waktu, misal dalam cm/dt
g : percepatan grafitasi (981 cm/dt)
h: Tinggi air lubang hingga permukaan air dalam tabung air (m)
Banyaknya air yang keluar melalui suatu lubang, selain tergantung dari
kecepatan aliran juga ditentukan luas lubang pengeluaran (A). Dengan demikian
Q = A.V atau Q. √2. 𝑔. ℎ
Dimana :
Q : banyaknya air yang mengalir (volume) persatuan waktu (debiet)
A : luas lubang pengeluaran
25
3 ini jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuan air 100 %. Pada minggu ke
4 menyatakan hal yang sama bahwa perlakuan pemberian air tidak berpengaruh
beda nyata pada jumlah daun tanaman slada, namun jumlah daun terbanyak
terdapat pada perlakuan 100%. Maka secara keseluruhan dalam parameter jumlah
daun perlakuan pemberian air tidak berpengaruh besar terhadap jumlah daun slada.
Parameter pengamatan tinggi tanaman slada sama juga dilakukan selama 4
minggu. Pada minggu pertama menyatakan bahwa perlakuan pemberian air tidak
berpengaruh beda nyata terhadap tinggi tanaman slada, namun pada pengamatan
minggu pertama ini hasil tertimggi di dapatkan pada perlakuan 50%. Pada minggu
2 menyatakan hal yang sama bahwa tidak berpengaruh beda nyata, namun hasil
terbaik di dapatkan pada perlakuan air 100%. Pada minggu ke 3 menyatakan hasil
yang sama bahwa perlakuan pemberian air tidak berpengaruh beda nyata terhadap
tinggi tanaman slada, namun hasil terbaik di dapatkan pada perlakuan 50%. Pada
minggu ke 4 menyatakan hasil yang sama bahwa perlakuan pemberian air tidak
berpengaruh beda nyata terhadap tinggi tanaman slada, namun hasil terbaik di
dapatkan pada perlakuan 50%.
Setelah 4 minggu tanam maka slada sdilakukan pemanenan yang mana
dalam pemanennan tersebut dicari berat segar dan berat kering tanamna tersebut.
Dalam hasil panen berat segar menyatakan hasil bahwa perlakuan air tidak
berpengaruh beda nyata terhadap bobot segar tanaman slada, namun hasil terbaik
di dapatkan pada perlakuan 100% hasil ke dua pada 75% an ketiga 50% ke empat
pada perlakuan 25 %. Maka dalam hasil panen bobot segar slada dengan 4
perlakuan hasilnya tidak berbeda nyata yang jauh maka hasil bobot segar tanaman
slada dengan pemberian air 25% dan 100 % tbedanya tidak jauh. Sehingga apabila
beratanam slada untuk menghemat air dapat menggunakan perlakuan air 50%
untuk menghemat air.
Dalam hasil bobot kering menyatakan hal yang sama bahwa perlakuan
penberianb air tidak berpengaruh beda nyata terhadap hasil bobot kering tanaman
slada. Hasil terbaik terdapat pada perlakuan 100 % hal ini bisa terjadi pada hasil
29
panen karena nutrisi dan kebutuhan air pada tanaman slada sangat terpenuhi
sehingga tanaman slada hidup subur, namun jika mengigat hasilnya tidak
berpengaruh beda nyata dapat dilakukan pemberian air tidak penuh guna
menghemat air.
Tanamn slada yang mendapatkan perlakuan penuh air 100 % dilihat dari
segi bobot tidak berpengaruh beda nhyata dengan perlakuan yang lain. Namun
dalam segi warna daun slada yang di perlakuakn dengan perlakuan air 25% daun
lebih kekuning kuningan yang disebabkan karena tanaman mengalami cekaman
kekeringan sehingga hasil panen palling sedikit.
30
BAB V KESIMPULAN
Berdasarkan Praktikum pengelolaan Air yang telah dilakuakan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada praktikum Mengukur debiet air pancuran. Bahwa tekanan debiet air
pancuran berbanding lurus dengan kedalaman titik di bawah permukaan air.
Semakin tinggi jarak dari bawah permukaan air maka debiet air pancuran akan
ssemakin rendah dan berlaku sebaliknya. Banyaknya air yang keluar tergantung
juga oleh luas permukaan lubang aliran.
2. Pada praktikum acara Mengukur Debiet Air Sungai. Bahwa semakin dangkal
permukaan sungai maka kecepatan aliran sungai akan semakin deras. Dan
berlakun sebaliknya semakin dalam suatu permukaan maka kecepatan aliran
sungai akan semakin lambat.
3. Pada praktikum Acara Mempelajari Pengaruh Air terhadap pertumbuhan
tanaman yang dilakukan dengan 4 perlakuan pemberian air mendapatkan hasil
bahwa perlakuan pemberian air yang berbbeda tidak berpengaruh nyata pada
hasil tanaman slada yang dilihat dari hasil tinggi tanaman, jumlah daun, bobot
kering dan bobot segar. Namun pada hasil panen bobot segar dan bobot kering
hasil perlakuan pemberian air 25% paling kecil hal ini dikarenakan tanaman slada
mengalami cekaman kekeringan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, 1989. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. Wardhana W A 2001. Dampak
Pencemaran Lingkungan. Andi. Yogyakarta.
LAMPIRAN
4. Acara 1 MENGUKUR DEBIET PANCURAN
Tabel 1. Hasil Panjang dan Volume pancuran
Ulangan Lubang Panjang Volume
1 175 cm 323 ml
2 Atas 165 cm 320 ml
3 170 cm 338 ml
1 240 cm 419 ml
2 Tengah 235 cm 432 ml
3 235 cm 443 ml
1 265 cm 398 ml
2 Bawah 265 cm 485 ml
3 250 cm 560 ml
Volume Lubang
323+320+338
Volume Lubang Atas U1: =327 ml
3
419+432+443
TengahU2: =431,3 ml
3
398+485+560
Bawah U3: =481 ml
3
V=√2. 𝑔. ℎ
U1=√2.981.43=√84366= 290,45 𝑐𝑚⁄𝑑𝑡
Tinggi:
4. 43 cm
5. 93 cm
6. 143 cm
Diamater lubang =2,5 mm
r = 1,25 mm =0,125 mm
𝐴 = 𝜋𝑟 2
=3,14 . (0,125)2
=3,14 . 0,015625
=0,0490625 cm2
Q=A.V
Q1=0,0490625 x 290,45 =14,25 cm3/dt
Q2=0,0490625 x 427,16 =20,95 cm3/dt
Q3=0,0490625 x 529,68 =25,98 cm3/dt
Tabel 2 Hasil Yang telah dirata-rata
Rumus
Kecepatan aliran sungai (v)
𝑠
V=𝑡
Keterangan :
V =kecepatan aliran air (m/s)
S =Jarak tempuh (m)
T =waktu tempuh (s)
Luas Penampang
d) Hulu
1
4) (78+84)50 =4.050 cm2 →0,40 m2
2
1
5) (84+89)50 =4325 cm2 →0,43 m2
2
1
6) (88+89)45 =3982,5 cm2 →0,39 m2
2
LP total =1,22 m2
e) Tengah
1
4. (58+61)50 =2.975 cm2 →0,29 m2
2
35
1
5. (61+70)50 =3275 cm2 →0,33 m2
2
1
6. (70+68)47 =3247 cm2 →0,32 m2
2
f) Hilir
1
4) (67+66)50 =5000 cm2 →0,50 m2
2
1
5) (66+73)50=3475cm2 →0,35 m2
2
1
6) (73+43)47=3454,5 cm2 →0,34 m2
2
LP Total =1,19 m2
Debiet Air (Q)
Q =V x A
d. Hulu
Q =0,127 x 1,22
=0,154 m3/dt
e. Tengah
Q=o,127 x 0,94
=0,119 m3/dt
f. Hilir
Q=0,127 x 1,19
=0,151 m3/dt
0,154+0,119+0,151
Q total = =0,141 m3/dt
3
36
Hulu
50 50 45
I II III
4
58 61 76 78
Tengah
37
50
45
40
35
30
25
20
15
10
0
Minggu 1 Minggu 2 minggu 3 minggu 4
f. Tinggi tanaman
Tabel 13. Tinggi tanaman per tanggal 11 Mei 2018
Perlakuan U1 U2 U3 JUMLAH Purata
100% 10.5 10.2 8 28.7 9.56 a
75% 4 11 11 26 8.66 a
50% 8 12.5 10 30.5 10.16 a
25% 7.5 12 9.5 29 9.66 a
Total Ul 30 45.7 38.5 114.2
Keterangan : Nilai Purata yang di ikuti hurufyang sama dalam kolom yang sama
tidak berbeda byata menurut uji F taraf 5%
Tabel 14. Tabel annova tinggi tanaman per Tanggal 11 Mei 2018
STANDAR VARIASI DB JK KT F HITUNG F TABEL
PERLAKUAN 3 3.51 1.17 0.17 4.07
ERROR 8 56.73 7.09
TOTAL 11 60.24
Keterangan : F hitung < F maka Perlakuan pemberian Air dengan dosis tertentu pada
tanaman Slada tidak berbeda nyata pada Tinggi tanaman Slada per Minggu.
40
Tabel 16. Tabel Anova Tinggi tanaman slada per tanggal 18 Mei 2018
STANDAR VARIASI DB JK KT F HITUNG F TABEL
PERLAKUAN 3 4.06 1.35 0.09 4.07
ERROR 8 122.36 15.30
TOTAL 11 126.42
Keterangan : F hitung < F maka Perlakuan pemberian Air dengan dosis tertentu pada
tanaman Slada tidak berbeda nyata pada Tinggi tanaman Slada per Minggu.
Tabel 18. Tabel Anova Tinggi tanaman slada per tanggal 25 Mei 2018
STANDAR VARIASI DB JK KT F HITUNG F TABEL
PERLAKUAN 3 8.01 2.67 0.07 4.07
ERROR 8 288.83 36.10
TOTAL 11 296.84
Keterangan : F hitung < F maka Perlakuan pemberian Air dengan dosis tertentu pada
tanaman Slada tidak berbeda nyata pada Tinggi tanaman Slada per Minggu.
41
Tabel 20. Tabel Anova tinggi tanaman per tanggal 30 Mei 2018
STANDAR VARIASI DB JK KT F HITUNG F TABEL
PERLAKUAN 3 8.42 2.81 0.06 4.07
ERROR 8 356.39 44.55
TOTAL 11 364.81
Keterangan : F hitung < F maka Perlakuan pemberian Air dengan dosis tertentu pada
tanaman Slada tidak berbeda nyata pada Tinggi tanaman Slada per Minggu.
120
100
80
60
40
20
0
Miinggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
g. Bobot segar
Tabel 21. Hasil Bobot segar Tanaman Slada
PERLAKUAN U1 U2 U3 TOTAL Purata
100% 37 57.7 22.2 116.9 38.96 a
75% 33.8 53.1 26.6 113.5 37.83 a
50% 20 65.39 21.9 107.29 35.76 a
25% 12.32 52.31 28.7 93.33 31.11 a
TOTAL 103.12 228.5 99.4 431.02
Keterangan : Nilai Purata yang di ikuti hurufyang sama dalam kolom yang sama
tidak berbeda byata menurut uji F taraf 5%
h. Bobot kering
Tabel 23. Hasil Bobot Kering Tanaman Slada
PERLAKUAN U1 U2 U3 TOTAL Purata
100% 4.55 5.57 1.2 11.32 3.77 a
75% 3.4 5.65 2.1 11.15 3.72 a
50% 1.65 6.04 1 8.69 2.90 a
25% 0.9 6.75 2.5 10.15 3.38 a
TOTAL 10.5 24.01 6.8 41.31
Keterangan : Nilai Purata yang di ikuti hurufyang sama dalam kolom yang sama
tidak berbeda byata menurut uji F taraf 5%