Anda di halaman 1dari 13

Resume Buku

Pancasila Demokrasi dan Pencegahan Korupsi


Karya: A. Ubaedillah

“Reading never stop, if I stop reading one minute I will be stupid or


no days without reading”

Disusun oleh:

Maulana Yusditira
170503058

Dosen Mata Kuliah Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan


Syarifah Lisa Andriani, SH. M.hum

S1 Akuntansi 2017
Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas Sumatera Utara
BAB 1

PENDAHULUAN

Setelah jatuhnya rezim Orde Baru pada 1998, gerakan reformasi dimulai.
Gelombang reformasi ini menuntut agar diwujudkannya demokratisasi politik dan
penghormatan terhadap HAM. Selain itu dirasa juga perlu adanya sistem
pendidikan tentang demokrasi yang berbeda dengan pola pendidikan yang pernah
ada sebelumnya. Karna dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
zaman saat ini.

Sebelumnya pada masa pemerintahan Orde Baru ada pola pembelajaran


yang mengajarkan tentang pancasila dan demokrasi yang dikenal dengan P4
(Pedoman, Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Namun, pada praktik
penyelenggaraan negara, pemerintah saat itu seolah mengkhianati nilai-nilai
pancasila yang diajarkan dalam P4. Hal itu ditunjukkan dari banyaknya praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme.

Beberapa ahli berpendapat pola pendidikan semacam P4 itu tidak cocok


lagi jika diterapkan pada era generasi muda saat ini. Para ahli juga mengkritik
tentang pola pembelajaran pancasila pada masa Orde Baru. Para ahli beranggapan
bahwa pola pembelajaran tersebut bersifat indroktinatif dan monolitik, serta hanya
dijadikan alat untuk kepentingan rezim penguasa.

Oleh karena itu kalangan ahli dan para akademisi merasa perlu untuk
melakukan rekonstruksi, reorientasi dan revitalisasi terhadap pola pendidikan
kewarganegaraan agar sejalan dengan semangat demokrasi serta pembangunan
karakter negara dan bangsa yang akhir-akhir ini telah banyak dilupakan.
Pemerintah mewujudkannya dengan mewajibkan setiap kurikulum satuan
pendidikan memuat pendidikan pancasila dan kewarganegaraan

Dalam hal ini pendidikan kewarganegaraan diharapkan mampu


mewujudkan manusia Indonesia menjadi insan yang bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kreatif, mandiri dan demokratis. Harapan ini
berangkat dari kekhawatiran terhadap generasi muda di masa depan yang akan
kehilangan jati diri dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam empat konsensus
dasar nasional yaitu: Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Pendidikan kewarganegaraan haruslah humanis dan partisipatoris. Nilai-


nilai luhur keindonesiaan yang diajarkan harus menunjukkan cara untuk bisa
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai itu jangan hanya
menjadi slogan dan kata-kata manis penuh harapan dan retorika belaka.
Pemahaman masyarakat mengenai demokrasi yang berarti bebas dalam
menyampaikan aspirasi juga perlu mendapatkan edukasi bahwa kebebasan yang
dimaksud adalah kebebasan yang diiringi dengan tanggung jawab.

Manipulasi terhadap pancasila yang dilakukan rezim terdahulu telah


menimbulkan sikap anti pancasila. Oleh karena itu untuk mencegah sikap apatis
terhadap pancasila pengaktualan dan penyegaran kembali terhadapnya perlu
dilakukan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Namun bukan melalui cara
pemaksaan dan indoktrinasi seperti yang terjadi di masa lalu. Hal itu bisa
dilakukan dengan meneguhkan kembali pancasila sebagai ideologi bangsa yang
harus menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan sebagai
alat pemersatu dari kemajemukan yang terhampar di Indonesia.

Standar kompetensi dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah menjadi


warga negara yang cerdas dan berkeadaban dengan memahami hak dan kewajiban
sebagai warga negara serta mentransformasikan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah mampu
menjelaskan ruang lingkup materi, memiliki kesadaran dan komitmen warga
negara serta kemempuan untuk mengartikulasikan keterampilan kewarganegaraan
seperti aktif dan berpertisipasi dalam pembuatan kebijakan publik. Melalui materi
pokok Pancasila, Demokrasi dan pemberantasan korupsi diharapkan tujuan dari
pendidikan kewarganegaraan dapat terwujud. Adapun tujuan itu adalah untuk
membentuk masyarakat indonesia yang cerdas, aktif, partisipatif, kritis,
demokratis, memiliki komitmen untuk menjaga kesatuan danpersatuan serta
menjunjung tinggi persamaan, toleransi dan kebebasan berpendapat yang penuh
tanggung jawab.
BAB 2

PANCASILA DAN KEHARUSAN REAKTUALISASI

Pembumian pancasila yang dilakukan rezim terdahulu sepertinya telah


membuat kesan pancasila sangat erat dengan kekuasaan yang semena-mena.
Disatu sisi pemerintah Orde Baru menggalakkan pembelajaran tentang nilai-nilai
luhur dalam pancasila. Namun disisi lain pemerintah Orde Baru telah
mengkhianati pancasila dalam praktik bernegara dengan maraknya upaya korupsi,
kolusi dan nepotisme.

Ditengah gegap gempita reformasi, Indonesia masih harus menghadapi


berbagai masalah dan ancaman, seperti gerakan seperatisme. Pasca runtuhnya
rezim Orde Baru banyak gerakan seperatis yang bermunculan seperti Gerakan
Aceh Merdeka dan Operasi Papua Merdeka. Bahkan pada masa awal reformasi
Indonesia harus merelakan Timor Timur untuk lepas dari pangkuan ibu pertiwi.
Selain gerakan seperatis Indonesia juga tengah dihadapkan pada ancaman gerakan
primordial yang bernuansa kesukuan dan agama, gerakan radikalisme yang
berupaya mengubah dasar negara yang ujung-ujungnya menimbulkan aksi
terorisme, serta praktik korupsi dan politik uang yang masih saja merajalela.

Rakyat juga masih bingung dalam memahami makna demokrasi yang


sebenarnya. Seringkali aksi untuk menyampaikan aspirasi dinodai dengan
tindakan anarkis dan vandalisme. Seringkali demokrasi diartikan sebagai tiket
untuk melanggar hukum, menyuarakan hak daripada memenuhi kewajiban, dan
memaksakan kehendak pribadi daripada kelompok. Ini menunjukkan kegamangan
masyarakat terhadap demokrasi.

Namun ditengah banyaknya ujian tersebut, masih ada kabar


menggembirakan dari dampak gerakan reformasi. Diantaranya pemilu yang selalu
berlangsung aman dan berkualitas sepanjang waktu, keterbukaan politik,
kebebasan pers, berserikat, berkumpul dan kebebasan untuk memeluk agama.
Meskipun akhir-akhir ini terdapat pemahaman yang salah terhadap kebebasan
yang dimaksud adalah bukan kebebasan tanpa diiringi dengan tanggung jawab.
Melakukan reaktualisasi atau penyegaran kembali terhadap nilai-nilai
pancasila adalah agenda yang sangat mendesak. Jika dahulu pancasila hanya boleh
memiliki satu tafsir, dan siapa yang memiliki tafsir lain terhadap pancasila
dianggap menentang negara. Tapi saat ini pancasila dikukuhkan sebagai ideologi
terbuka, bukan dogma yang statis dan menakutkan. Pancasila dijadikan sebagai
sumber inspirasi dan sumber solusi dari segala masalah yang sedang kita hadapi
maupun masalah yang akan muncul dikemudian hari.

Pada saat ingin merumuskan dasar negara, para pendiri bangsa kita tidak
ingin menggunakan paham-paham seperti liberalisme ataupun komunisme yang
notabene tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Para pendiri bangsa
ingin menggali nilai-nilai adiluhung dari kebudayaan dan keyakinan masyarakat
yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang akan digunakan sepanjang waktu
sebagai pedoman hidup bersama bangsa Indonesia.

Perumusan dasar negara di mulai pada sidang BPUPKI pada 29 Mei 1945.
Berbagai tokoh seperti M. Yamin juga ikut menyumbangkan aspirasinya. Pada 1
Juni 1945 Soekarno mengemukakan lima dasar negara yang dikemudian dikenal
sebagai Pancasila. Kemudian dibentuklah panitia sembilan yang berhasil
menyusun piagam jakarta. Setalah Jepang menyerah kepada sekutu terjadi
kekosongan kekuasaan, inilah yang dimanfaatkan pendiri bangsa untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan. Setalah proklamasi, terjadi perbincangan antara
tokoh islam dan tokoh nasionalis untuk merubah pada poin pertama piagam
jakarta menjadi ketuhanan yang maha esa. Kalangan islam setuju karena hal itu
selaras dengan ajaran tauhid dalam islam.

Selanjutnya diperlukan adanya konstitusi yang merupakan hukum dasar


yang dijadikan pegangan dalam penyelanggaraan negara. Fungsinya adalah
memberi batasan agar tidak terjadi kekuasaan absolut pada penguasa. Konstitusi
Indonesia tertuang dalam UUD 1945. Konstitusi Indonesia juga bersifat fleksibel,
yang artinya dapat diamandemen untuk menyesuaikan dengan perkembangan
zaman. Kemudian disepakati bahwa negara ini berbentuk Republik Kesatuan. Dan
untuk merangkul semua perbedaan yang ada di Indonesia diambillah slogan
Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda tetapi tetap satu jua.
BAB 3

IDENTITAS NASIONAL DAN GLOBAL

Dengan letak geografis yang sangat strategis, Indonesia menjadi tempat


berbagai kebudayaan dari berbagai bangsa bertemu. Disinilah tempat dimana
bersemayamnya ratusan etnis dan ras yang membentuk hasil kebudayaan masing-
masing yang menakjubkan. Inilah yang menjadi identitas Indonesia sebagai
sebuah bangsa yang sangat kaya akan perbedaan.

Dari sudut pandang sejarah kita tidak lupa bahwa nenek moyang kita pada
zaman kerajaan majapahit dan sriwijaya pernah sangat disegani dunia karena
berhasil menguasai hampir seluruh lautan dan daratan di Asia Tenggara. Ini harus
mengingatkan kembali kepada kita semua, bahwa kita pernah menjadi bangsa
yang sangat besar dan hebat. Dan tantangan kita yang hidup pada zaman ini harus
siap mengulang kembali kejayaan di masa lalu.

Pada saat penjajah datang para pendahulu kita juga tidak getir untuk
berjuang demi membebaskan tanah airnya. Ini menjadi identitas indonesia sebagai
bangsa pejuang kebebasan yang menolak penindasan. Dan itu tertuang dalam
pembukaan UUD 1945 dalam menyuarakan kemerdekaan terhadap bangsa-bangsa
yang tertindas. Sejak dahulu juga kita dikenal sebagai bangsa yang ramah, penuh
sopan santun dan memiliki peradaban yang tinggi. Terbukti dari hasil kebudayaan
nenek moyang seperti kapal pinisi dan ratusan candi di seluruh negeri.

Kepulauan Indonesia dihuni ratusan suku bangsa dengan bahasa dan


tradisi yang berbeda. Inilah yang menjadi aset tak ternilai sekaligus menjadi
pembeda Negara Indonesia dengan negara lainnya. Indonesia juga negara yang
menjunjung tinggi nilai ketuhanan, terlihat dari urutan pertama sila pancasila.
Meskipun begitu Indonesia bukan negara yang berlandaskan hukum dan asas dari
salah satu agama tertentu. Setiap insan yang ada di Indonesia haruslah manusia
yang mempercayai adanya Tuhan. Setiap suku di Indonesia memiliki bahasanya
masing-masing. untuk saling berkomunikasi, pada sumpah pemuda 28 Oktober
1928 disepakati bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.
Ketahanan nasional adalah sebuah konsep bangsa Indonesia tentang
keselamatan nasional atau kelangsungan hidup bangsa yang tergantung kepada
keserasian aspek kehidupan ideologi, politik, ekonomi, dimana unsur-unsur
tersebut saling terkait dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Ketahanan
nasional dikelola berdasarkan delapan zona (gatra) yang biasa disebut Astra
Gatra, yang terdiri dari tiga zona alamiah (tri-gatra) dan lima zona sosial (panca
gatra). Tri gatra meliputi geografis, kekayaan alam, dan kependudukan Indonesia.
Panca gatra meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan.

Ketahanan nasioanal Indonesia yang pada hakikatnya sebagai suatu


kondisi dinamis bangsa dalam menghadapi dan mengatasi ancaman, gangguan,
hambatan dan tantangan dari luar maupun dalam yang dapat membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup sebagai bangsa dan negara, dapat
menjadi rujukan bersama dalam menangkal hal-hal negatif dan mengambil
manfaat sebesar-besarnya dari globalisasi. Dengan globalisasi bisa menjadi
kesempatan Indonesia untuk menunjukkan eksistensi dan identitasnya sebagai
sebuah bangsa yang kaya dan besar.

Pada pemahaman masyarakat majemuk, lebih menekankan pada etnisitas


atau etnosentrisme yang kemudian akan menimbulkan chauvinisme. Karena
wataknya yang sangat mengagungkan ciri stereotip kesukuan, maka anggota
masyarakat ini memandang kelompok lain dengan cara pandang mereka yang
rasial dan primordial. Model masyarakat ini sangat sering menghadapi konflik
karean identitas kesukuan yang terlalu kuat.

Berbeda dengan konsep masyarakat multikultural, dimana perbedaan


budaya sangat dijunjung tinggi, bahkan perbedaan dijaga agar tetap hidup dan
berkembang secara alamiah dan dinamis. Karakteristik masyarakat multikultral
adalah toleran demi dapat hidup berdampingan secara damai. Setiap entitas sosial
dan budaya tetap membawa jati dirinya, saat berbaur tidak terlebur kemudian
hilang. Namun juga tidak memperlihatkan kebanggaan yang berlebih melebihi
penghargaan terhadap entitas lain. Sekalipun hidup bersama dan berdampingan
tetapi antar entitas tetap harus ada jarak.
BAB 4

DEMOKRASI: TEORI DAN PRAKTIK

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, demos
yang artinya rakyat dan cratein atau cratos yang berarti kekuasaan atau
kedaulatan. Menurut Philipp C. Schmitter demokrasi adalah suatu sistem
pemerintahan dimana pemerintah dimintai tanggung jawab atas tindakan-
tindakannya di wilayah publik oleh warga negara, yang bertindak secara tidak
langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan wakil-wakil mereka yang telah
terpilih.

Dapat disimpulkan bahwa demokrasi adalah proses bernegara yang


bertumpu pada peran utama sebagai pemegang tertinggi kedaulatan. Dengan kata
lain demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Untuk menilai suatu pemerintahan demokratis atau tidak bisa dilihat dari sejauh
mana pemerintahan tersebut berjalan pada prinsip-prinsip: konstitusi, hak asasi
manusia, dan persamaan warga negara di hadapan hukum.

Ada enam unsur pokok yang dibutuhkan tatanan masyarakat demokratis.


Yang pertama adanya kesadaran akan pluralisme yang tidak sekedar pengakuan
pasif akan kenyataan masyarakat yang majemuk melainkan juga kesadaran akan
kemajemukan yang menghendaki tanggapan dan sikap positif terhadap
kemajemukan itu sendiri secara aktif. Yang kedua adalah adanya kesadaran untuk
bermusyawarah. Ketiga, cara haruslah sejalan dengan tujuan. Keempat, norma
kejujuran dalam pemufakatan. Kelima, kebebasan nurani, persamaan hak, dan
kewajiban. Keenam, trial and error (percobaan dan salah).

Demokrasi lahir dan dimulai pada era Yunani kuno pada sekitar abad ke-6
SM sampai abad ke-4 M. Demokrasi Yunani kuno berakhir pada abad
pertengahan. Kemudian muncul kembali di Eropa setalah lahirnya piagam Magna
Charta di Inggris. Momentum kembalinya demokrasi di Eropa ditandai dengan
gerakan renaissance (pencerahan). Gerakan ini merupakan gerakan protes
terhadap kebekuan doktrin gereja. Selanjutnya gerakan ini dikenal dengan
Protestanisme di Amerika. Gerakan ini dipelopori oleh Martin Luther King yang
menyuarakan kebebasan berpikir dan bertindak.

Demokrasi di Indonesia dimulai pada 1945 setelah kemerdekaan. Sistem


demokrasi saat itu dikenal dengan demokrasi parlementer. Namun model
demokrasi tersebut dianggap tidak cocok dan gagal. Karena terjadi persaingan
tidak sehat antara fraksi-fraksi politik dan pemberontakan daerah. Kegagalan
majelis konstituante merumuskan undang-undang memaksa Soekarno
mengeluarkan dekrit presiden. Dengan demikian demokrasi parlementer berakhir
digantikan dengan demokrasi terpimpin dan menjadikan Soekarno pusat
kekuasaan negara.

Demokrasi terpimpin yang dimulai 1959-1965 berciri adanya dominasi


politik presiden dan berkembangnya pengaruh komunis dan peranan tentara dalam
panggung politik nasional. Demokrasi terpimpin mengandung pengingkaran
terhadap nilai demokrasi yakni lahirnya absolutisme dan terpusatnya kekuasaan
pada diri pemimpin dan pada saat yang sama hilangnya hilangnya kontrol sosial
dari legislatif terhadap eksekutif. Demokrasi terpimpin berakhir sebagai akibat
dari perseteruan politik PKI dan TNI yang berujung pada G30S/PKI.

Setealah berakhirnya kepemimpinan Soekarno, dimulailah Orde Baru yang


dipimpin oleh Soeharto. Pada periode ini demokrasi pancasila mulai digaungkan
secara besar-besaran oleh pemerintah orde baru melalaui berbagai seminar dan
kurikulum pembelajaran. Namun sayangnya demokrasi pancasila yang
dikampanyekan hanya sebatas retorika politik belaka. Dalam praktiknya
pemerintah saat itu bertindak jauh dari prinsip demokrasi.

Setelah jatuhnya rezim orde baru, gerakan reformasi pun dimulai. Wacana
demokrasi pasca-orde baru erat kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat
madani dan penegakan HAM secara konsekuen. Pada pemilihan presiden tahun
2014, banyak kalangan menilai bahwa demokrasi Indonesia menunjukkan tingkat
kematangannya. Demokrasi Indonesia sedang beranjak dari fase transisi menuju
fase substansial yang ditandai oleh sikap kesatria para aktor politik menerima
kekalahan secara legowo dan menghormati kemenangan lawan politiknya.
BAB 5

KONSTITUSI DAN TATA PERUNDANGAN INDONESIA

Konstitusi berasal dari bahasa Perancis constituer yang berarti


membentuk. Konstitusi menurut Miriam Budiarjo adalah suatu piagam yang
menyatakan cita-cita bangsa dan merupakan dasar organisasi kenegaraan suatu
bangsa. Konstitusi dapat disimpulkan sebagai kumpulan kaidah yang
memberikan pembatasan kekuasaan kepada penguasa, bisa juga diartikan sebagai
dokumen tentang pembagian tugas dan wewenangnya dari sistem politik yang
diterapkan. Selain itu juga berisi deskripsi yang menyangkut masalah hak asasi
manusia.

Konstitusi dibuat atas dasar kesepakatan bersama anatara negara dan


warga negara agar satu sama lain merasa bertanggung jawab serta tidak terjadi
penindasan yang kuat terhadap yang lemah. Sebagai negara hukum Indonesia
memiliki konstitusi yang dikenal dengan Undang-Undang Dasar 1945 yang sudah
dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juli 1945 pada sidang BPUPKI. Undang-
Undang Dasar disahkan dan ditetapkan PPKI sebagai Konstitusi Negara Republik
Indonesia pada hari Sabtu 18 Agustus 1945.

Sistem ketatanegaraan modern mengisyaratkan dua model perubahan


konstitusi, yaitu: renewal (pembaruan) dan amandemen (pembaruan). Wacana
perubahan UUD 1945 mulai mengemuka seiring dengan perkembangan politik
pasca Orde Baru. Sebagaian kalangan menghendaki perubahan total terhadap
UUD 1945. Ada juga yang berpendapat UUD 1945 masih relevan dengan
perkembangan politik Indonesia dan oleh karena itu harus tetap dipertahankan,
hanya saja perlu dilakukan amandemen pada pasal-pasal tertentu yang sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan zaman saat ini.

Jika UUD 1945 dirubah secara total dan digantikan dengan yang baru
maka akan terjadi perubahan konsensus politik yang telah disepakati oleh para
pendiri bangsa. Lebih dari sekedar itu, perubahan total terhadap UUD 1945 akan
berakibat pada pembubaran Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejak
proklamasi telah terjadi beberapa amandemen terhadap konstitusi Indonesia
sebagai berikut: 1. Undang-Undang Dasar 1945 (18 Agustus 1945-17 Agustus
1950) 2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949-17 Agustus
1950) 3. Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia (17 Agustus 1950-
5 Juli 1959) 4. Undang-Undang Dasar 1945 (5 Juli 1959-19 Oktober 1999) 5.
UUD 1945 dan Perubahan I (19 Oktober 1999-18 Agustus 2000) 6. UUD 1945
perubahan I dan II (18 Agustus 2000-9 November 2001) 7. UUD 1945 perubahan
I, II dan III (9 November 2001-10 Agustus 2002) 8. UUD 1945 perubahan I,II,III
dan IV (10 Agustus 2002-sekarang)

Dalam teori trias politica dikenal dengan pembagian kekuasaan (legislatif,


eksekutif, yudikatif). Di Indonesia lembaga legislatif di representasikan pada tiga
lembaga, yaitu MPR, DPR, DPD. DPR adalah lembaga perwakilan rakyat yang
memegang kekuasaan membentuk undang-undang. DPD adalah lemabga yang
merupakan wakil-wakil daerah provinsi dan dipilih melalui pemilu yang memiliki
fungsi pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan pertimbangan
yang berkaitan dengan bidang legislasi dan pengawasan atas pelaksanaan undang-
undang tertentu

Kekuasaan eksekutif dimaknai sebagai kekuasaan yang berkaitan dengan


penyelenggaraan negara dan pelaksanaan UU. Sebagaimana UUD 1945
kekuasaan eksekutif dilakukan oleh presiden yang dibantu wakil presiden dalam
menjalankan kewajiban negara, seperti yang tercantum dalam pasal 1, presiden
dibantu oleh menteri-menteri negara.

Lembaga yudikatif atau lembaga kehakiman di Indonesia terdiri dari


Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Fungsi lembaga yudikatif adalah
menegakkan hukum dan keadilan. MA memiliki badan peradilan dibawahnya
diantaranya Peradilan Umum, Agama, Militer dan Pengadialan Tata Usaha
Negara.. MK beranggotakan 9 orang hakim Komisi Yudisial bersifat mandiri yang
berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung. Komisi Yudisial dalam
pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau pengaruh kekuasaan
lainnya Reformasi kelembagaan negara yang terjadi di Indonesia bertujuan untuk
mengembalikan kedaulatan di tangan rakyat. Adanya pemisahan kekuasaan dan
kewenangan antar lembaga negara diharapkan terciptanya check and balances.
BAB 6

NEGARA AGAMA DAN WARGA NEGARA

Secara terminologi negara diartikan sebagai organisasi tertinggi diantara


satu kelompok masyarakat yang memilki cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam
suatu kawasan, dan mempunyai kekuasaan yang berdaulat. Tujuan suatu negara
bermacam-macam, seperti memperluas kekuasaan, menyelenggarakan ketertiban
hukum, atau mencapai kesejahteraan umum. Unsur suatu negara antara lain adalah
rakyat, wilayah, pemerintahan yang berdaulat dan pengakuan dari negara lain
(pengakuan de facto & de jure)

Banyak teori tentang terbentuknya suatu negara. Teori kontrak sosial atau
perjanjian masyarakat beranggapan bahwa negara dibentuk berdasarkan perjanjian
masyarakat. Teori ketuhanan atau doktrin teokratis memiliki pandangan bahwa
hak memerintah yang dimilki para raja berasal dari Tuhan. Teori kekuatan
terbentuk karena adanya dominasi negara kuat melalui penjajahan dan
pendudukan oleh suatu bangsa aatas kelompok lain kemudian menjadi proses
awal dalam pembentukan suatu negara.

Negara kesatuan adalah bentuk negara merdeka yang berdaulat dengan


pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Negara kesatuan
terbagi sistem pemerintahan dan otonomi. Negara serikat atau federasi merupakan
negara gabungan yang terdiri dari beberapa negara bagian. Pada mulanya negara
bagian tersebut adalah negara merdeka yang berdaulat kemudian dengan suka rela
bergabung dan melepaskan sebagian kekuasaannya dan menyerahkan pada
perserikatan.

Monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai seorang raja atau ratu
dan terbagi dua jenis monarki absolut dan monarki konstitusional. Oligarki adalah
model pemerintahan yang diajlankan oleh beberapa orang yang berkuasa dari
golongan atau kelompok tertentu yang menguasai sumber daya ekonomi dan
politik. Negara demokrasi bersandar pada kedaulatan rakyat melalui mekanisme
pemilu dilakukan secara periodik dan berlangsung secara umum, jujur, adil, aman.
Kewajiban negara untuk memenuhi hak-hak warganya tidak akan berlangsung
secara baik tanpa dukungan warga negara dalam bentuk pelaksanaan kewajiban
warga negara.

Perdebatan islam dan negara berangkat dari keinginan kaum muslim


fanatik untuk mengganti ideologi pancasila menjadi ideologi islam. Karena
mereka beranggapan islam adalah sebuah agama yang lengkap dan menyeluruh.
Sebagian ulama berpendapat dalam islam tidak terdapat suatu sistem
pemerintahan secara baku. Umat islam bebas menganut sistem pemerintahan
apapun asalkan menjamin persamaan antar warga negara dan pelaksanaan urusan
negara diselenggarakan atas dasar musyawarah dengan berpegang pada tata moral
dan etika dalam islam.

Paradigma integralistik memberikan penegasan bahwa negara merupakan


suatu lemabag politik sekaligus agama. Paradigma sekularistik beranggapan harus
ada pemisahan yang jelas antara negara dan agama, negara dalah urusan publik
sementara agama merupakan wilayah pribadi masing-masing warga negara.
Paradigma simbiotik beranggapan agama membutuhkan negara sebagai instrumen
dalam melestarikan dan mengembangkan agama, begitu juga negara memerlukan
agama sebagai sumber etika dan moral.

Dalam konteks konsolidasi demokrasi setelah lengsernya Orde Baru yang


otoriter, umat islam seharusnya memandang dan menjadikan kesepakatan di
antara kalangan nasionalis sekuler dan nasionalis muslim untuk menjadikan
pancasila sebagai dasar negara yang merupakan komitmen kebangsaan yang harus
tetap dijaga dan dipertahankan sampai kapan pun

Bersandar pada komitmen kebangsaan sangat tidak relevan dan ahistoris,


jika masih dijumpai segelintir kelompok umat islam yang hendak mengusung
gagasan atau ide negara agama. Hal ini selain tidak sejalan dengan prinsip
kebhinekaan dan demokrasi, tetapi juga akan mengkhianati kesepakatan para
pendiri bangsa. Dengan ungkapan lain mempertahankan konsep NKRI dan
pancasila tidak bisa dilepaskan dari ijtihad umat islam Indonesia yang harus terus
dijaga, dan diaktualisasikan dengan pengembangan ajaran islam yang berwawasan
inklusif, kemanusiaan, keadilan dan keindonesiaan.

Anda mungkin juga menyukai