Anda di halaman 1dari 3

Tugas Mata Kuliah Bahan Plastik

RESUME JURNAL
Dosen pengampu : Wisnu Pambudi

Di susun oleh :
Nama :MUHAMMAD FAHRI ADRIANSYAH
Nim : 1803024
Kelas : TPKP A 18
Kelompok : 4 (empat)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK NEGERI ATK YOGYAKARTA
2019
A. InformasiJurnal : (SINTESIS PEREKAT POLIVINIL ASETAT BERBASIS
PELARUT METANOL YANG TERSTABILKAN OLEH DISPONIL. Sari
Meiwika Sulistyoningsih dan Lukman Atmaja Kimia, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief
Rahman Hakim, Surabaya 60111)
B. Tujtuan penelitian : Pada penelitian ini akan digunakan emulsifier untuk
memperbaiki kinerja atau peran metanol. Kombinasi surfaktan anionik dan
non-ionik, yakni suatu Disponil, diduga gugus hidroksi dan muatan negatifnya
dapat mengalami ikatan hidrogen yang kuat dengan metanol dan diduga
satu-satunya pengemulsi yang tepat untuk jenis polimerisasi emulsi.
Penggabungan beberapa bahan tersebut merupakan inovasi baru untuk
sintesis polivinil asetat berbasis pelarut bukan air untuk aplikasi bahan
perekat plat baja dengan styrofoam.
C. Metode : Sintesis Polivinil Asetat Berbasis Pelarut Metanol Proses
polimerisasi dilakukan dengan metode semi batch di dalam reaktor yang
telah dilengkapi peralatan pendukung khusus untuk polimerisasi. Seluruh
bahan ditimbang sesuai komposisi bahan yang telah ditentukan
(dilampirkan). Sintesis ini menggunakan pelarut metanol-air dengan masing-
masing variasi antara lain 1:1, 1:2, 1:3, 1:4 dan 2:3. Sintesis dimulai dengan
memasukkan air demineralisasi dan metanol, lalu disemprotkan N2 selama 2
menit. Kemudian larutan dipanaskan hingga mencapai temperatur < 90°C,
lalu dimasukkan padatan PVA dan mulai dilakukan pengadukan. Larutan
SBK, APS dan surfaktan dimasukkan dalam reaktor. Kemudian dimasukkan
tetes demi tetes 10 % campuran VAM dengan surfaktan yang ada pada
syringe, bersamaan dengan dimasukkannya 2/3 bagian larutan APS yang
ada pada syringe lain. Ditunggu hingga mengalami polimerisasi yang ditandai
dengan timbulnya gelembung-gelembung atau busa berwarna putih yang
bergerak naik. Kemudian selang beberapa lama gelembung atau busa
tersebut akan turun. Selanjutnya ditambahkan tetes demi tetes larutan APS
dan campuran VAM dengan surfaktan, dengan perbandingan 1:8 tetes
hingga habis. Setelah habis, temperatur diturunkan secara bertahap hingga
mencapai suhu ruang. Kemudian ditambahkan DBP dan AM sesuai
komposisi, dan dihentikan pengadukan.
D. Hasil :
Sintesis polivinil asetat termasuk dalam polimerisasi emulsi yang dilakukan
dengan metode semibatch. Sintesis ini dilakukan di dalam reaktor yang telah
dilengkapi peralatan pendukung khusus untuk polimerisasi. Sintesis ini
menggunakan pelarut metanol-air dengan masing-masing variasi antara lain
1:1, 1:2, 1:3, 1:4 dan 2:3. Sintesis dimulai dengan memasukkan air
demineralisasi dan metanol, lalu disemprotkan N2 selama 2 menit. Larutan
dipanaskan hingga mencapai temperatur < 90°C. PVA dimasukkan dalam
reaktor, dimana sebagai material koloid pelindung untuk mencegah
aglomerasi pada proses sintesis dan stabilisator penting polimerisasi emulsi
pada material perekat polivinil asetat [7]. Mulai dilakukan pengadukan pada
750 rpm secara konstan, lalu larutan SBK, APS dan surfaktan dimasukkan
dalam reaktor. 10 % campuran VAM dengan surfaktan dimasukkan tetes
demi tetes yang ada pada syringe, bersamaan dengan dimasukkannya 2/3
bagian larutan APS yang ada pada syringe lain. Ditunggu hingga mengalami
polimerisasi yang ditandai dengan timbulnya gelembung-gelembung naik.
Kemudian beberapa lama gelembung tersebut akan turun, dimana
menandakan polimerisasi telah berhasil. Selanjutnya ditambahkan tetes demi
tetes larutan APS dan campuran VAM dengan surfaktan, dengan
perbandingan 1:8 tetes hingga habis. SBK berfungsi sebagai larutan buffer
agar pH di dalam proses sintesis tetap dikondisikan pada pH 4,5-5,5. APS
berfungsi sebagai inisiator penyedia ion radikal yang akan bereaksi secara
aktif dengan monomer vinil asetat, dimana tingkat dekomposisi inisiator
tersebut dipercepat oleh kondisi asam [6]. Pada saat inisiator menyerang
monomer inilah reaksi inisiasi sedang berlangsung. Penambahan VAM tetap
berjalan tetes demi tetes, sehingga mengalami reaksi propagasi yaitu
monomer yang telah diinisiasi bereaksi dengan monomer-monomer
selanjutnya. Setelah bahan di dalam syringe habis, temperatur diturunkan
secara bertahap hingga mencapai suhu ruang. Perlakuan ini merupakan
bagian dari reaksi terminasi yaitu penghentian reaksi propagasi [8].
Kemudian ditambahkan DBP dan AM sesuai komposisi, dan dihentikan
pengadukan, perlakuan ini menandakan reaksi telah selesai.
E. Kesimpulan :
1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
sintesis polivinil asetat berbasis pelarut metanol dapat dilakukan dengan
metode polimerisasi emulsi semi batch dan terstabilkan oleh suatu
disponil. Sintesis PVAc dilakukan dengan variasi rasio pelarut metanol-air
1:1, 1:2, 1:3, 1:4 dan 2:3, kemudian akan dibandingkan dengan produk
PVAc berbasis pelarut air. Produk PVAc berbasis pelarut metanol
tersebut dikarakterisasi menggunakan FTIR dan TMA, serta dilakukan uji
Tensile Strength dan uji viskositas rotasional.

Anda mungkin juga menyukai