A. PENGERTIAN
Gangguan peredaran darah di otak atau dikenal dengan CVA (Cerebro
Vaskular Accident) adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh
ganguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak (dalam
beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala atau
tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu. (Harsono, 2006 : 67).
Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresi
cepat, berupa defisit neurologis fokal dan atau global, yang berlangsung 24
jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata
disebabakan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik. (Mansjoer,
Arif, 2000 : 17)
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak. (Smeltzer C.
Suzzane, 2002 : 2131).
Penyakit ini merupakan peringkat ketiga penyebab kematian di United
State. Akibat stroke pada setiap tingkat umur tapi yang paling sering pada
usia antara 75-85 tahun. (Long C, Barbara, 1996 : 176).
B. KLASIFIKASI
Secara klinis stroke dibagi menjadi :
1. Serangan iskemik sepintas atau TIA (Transient Ischemia Attack).
Gangguan peredaran darah otak ini berlangsung sementara, beberapa
detik hingga beberapa jam (kebanyakan 10-20menit), tapi kurang dari 24
jam.
2. Stroke iskemik (Stroke non Hemoragic)
Merupakan defisit neurologis yang timbul secara mendadak/subakut,
didahului gejala prodomal, terjadi pada waktu istirahat atau bangun pagi
dan kesadaran biasanya tak menurun, kecuali embolus cukup besar.
Biasanya terjadi pada usia > 50 tahun.
1
Stroke iskemik atau non hemoragic dibagi menjadi :
a. Stroke Trombotik : proses terbentuknya
trombus yang membuat penggumpalan
b. Stroke Embolik : tertutupnya pembuluh
darah arteri oleh bekuan darah.
c. Hipoperfusion Sistemik : berkurangnya
aliran darah ke seluruh bagian tubuh
kerena adanya gangguan denyut
jantung.
3. Stroke Hemoragic
Stroke jenis ini terjadi karena terjadinya perdarahan.
Menurut WHO, dalam
International Statistical
Classification of Diseases
and Related Health Problem
10th Revision, stroke
hemoragic dibagi atas
menjadi :
a. Perdarahan Intra Serebral (PIS)
Stroke akibat PIS mempunyai gejala prodomal yang tidak jelas,
kecuali nyeri kepala karena hipertensi. Serangan seringkali siang
hari, saat aktivitas, atau emosi/marah. Sifat nyeri kepalanya hebat
sekali. Mual muntah sering terdapat pada permulaan serangan.
Hemiparises/hemiplegi biasa terjadi sejak permulaan serangan.
b. Perdarahan Sub Arakhnoid (PSA)
Pada pasien dengan PSA didapatkan gejala prodomal berupa nyeri
kepala hebat dan akut. Kesadaran sering terganggu dan sangat
bervariasi. Ada gejala/tanda rangsang meningeal.
4. Gangguan pembuluh darah otak lain.
(Harsono, 2000 : 84) dan (Mansjoer, Arif, : 2000 : 18)
2
C. ETIOLOGI
Penyebab-penyebabnya antara lain :
1. Infark otak (80%)
2. Perdarahan Intraserebral (15%)
3. Perdarahan Subarakhnoid (5%)
4. Penyebab lain,
a. Trombisis sinius dura
b. Diseksi arteri karotis atau
vertebralis
c. Vaskulitis sistem saraf pusat
d. Penyakit moya-moya (oklusi arteri besar intrakranial yang progresif)
e. Migren
f. Kondisi hiperkoagualsi
g. Penyalahgunaan obat (kokain atau amfetamin)
h. Kelainan hematologis (anemia sel sabit, polisitemia, atau leukemia)
i. Miksoma atrium
(Mansjoer, Arif, 2000 : 17)
D. FAKTOR RESIKO
Faktor resiko terjadinya stroke diantaranya :
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif,
fibrilasi atrium, penyakit jantung kongestif.
3. Diabetes Melitus (berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
4. Kolesterol tinggi
5. Obesitas
6. Peningkatan hematokrit (resiko infark serebral)
7. Kontrasepasi oral (khususnya yang disertai hipertensi, merokok, dan kadar
estrogen tinggi)
8. Penyalahgunaan obat (kokain)
9. Konsumsi alkohol
(Smeltzer C. Suzanne, 2002 : 2131)
3
E. PATOFISIOLOGI
Penekanan jaringan
Menyumbat bagian
arteri-arteri kecil yang
sempit
Peningkatan TIK Edema jaringan
Gangguan perfusi
jaringan
Kerusakan menelan
Gangguan Gangguan
komunikasi verbal mobilisasi Defisit perawatan Perubahan persepsi
diri sensori
4
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Kehilangan motorik
Terjadi disfungsi motorik : Hemiplegi (paralisis pada salah satu sisi),
Hemiparisis (kelemahan salah satu sisi tubuh), ataksia (berjalan tidak
mantap/tegak, tidak mampu menyatukan kaki), disfagia (kesulitan
menelan)
2. Kehilangan komunikasi
a. Afasia (kesulitan berbicara) ditunjukan dengan bicara yang sulit
dimengerti disebabkan oleh paralisis otot.
b. Disatria atau bafasia (kehilangan bicara)
c. Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari
sebelumnya)
3. Gangguan Persepsi
a. Homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang pandang
b. Diplopia (penglihatan ganda)
c. Kehilangan penglihatan perifer (kesulitan melihat pada malam hari,
tidak menyadari objek/batas objek)
d. Kerusakan fungsi kognitif dan psikososial
e. Kehilangan memori jangka panjang dan pendek
f. Penurunan lapang perhatian
g. Kerusakan kemampuan untuk berkosentrasi
h. Alasan abstrak buruk
i. Perubahan peniliain
j. Kehilangan kontrol diri
k. Labilitas emosional
l. Penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan stress
m. Menarik diri
n. Depresi
o. Rasa takut bermusuhan dan marah
p. Perasaan isolasi
5
G. PERBEDAAN GEJALA STROKE BERDASARKAN PROSES
PATOLOGIS
Untuk membedakan antara infark dan perdarahan otak
Gejala (anamnesa) Infark Perdarahan
Permulaan Subakut Sangat akut
Waktu Bangun pagi Lagi aktif
Nyeri kepala Tidak ada Ada
Kejang Tidak ada ++
Kesadaran menurun Kadang-kadang/sedikit +++ hebat sampai koma
Gejala (objektif)
Koma +/- ++
Kaku kuduk Tidak ada ++
Kernigs sign Tidak ada +
Papil edema Tidak ada +
Poerdarahan retina Tidak ada +
Laboratorium
Darah pada LP Tidak ada +
X-foto schedul Normal Kemungkinan adanya
pergeseran glandula pineal
Angiografi Didapat adanya Didapat adanya
oklusi/stenosis aneurisma,spasme,perdarahan
CT scan Dessitas berkurang Adanya massa di intra kranial,
densitas bertambah
6
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT Scan : Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan
adanya infark
2. Angiografi serebral : Membantu menentukan penyebab stroke secara
spesifik seperti perdarahan, obstruksi arteri, adanya titik oklusi/ruptur.
3. Pungsi Lumbal : Menunjukan adanya tekanan normal atau tekanan
meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan adanya
perdarahan subarakhnoid intrakranial. Kadar protein total meningkat pada
kasus trombosis sehubungan dengan adanya proses inflamasi.
4. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik, malformasi
arteiovena (MAV)
5. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
6. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena
7. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal
(Doenges E, Marilynn, 2000 : 292)
I. PENATALAKSANAAN
1. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral .
2. Anti koagulan: Mencegah memberatnya trombosis dan embolisasi.
(Smeltzer C. Suzanne, 2002 : 2131)
J. KOMPLIKASI
1. Hipoksia Serebral
2. Penurunan darah serebral
3. Luasnya area cedera
(Smeltzer C. Suzanne, 2002 : 2131)
K. PENGKAJIAN
a. Pengkajian Primer
1) Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan
sekret akibat kelemahan reflek batuk
7
2) Breathing
Kelemahan menelan/batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya
pernapasan yang sulit dan atau tak teratur, suara nafas terdengar
ronchi/aspirasi
3) Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut,
takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan
membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
b. Pengkajian Sekunder
1. Aktivitas dan Istirahat
Data Subyektif :
- Kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau
paralysis.
- Mudah lelah, kesulitan istirahat (nyeri atau kejang otot)
Data Obyektif :
- Perubahan tingkat kesadaran
- Perubahan tonus otot (flaksid atau spastic), paraliysis (hemiplegia),
kelemahan umum.
- Gangguan penglihatan
2. Sirkulasi
Data Subyektif :
- Riwayat penyakit jantung (penyakit katup jantung, disritmia, gagal
jantung , endokarditis bacterial), polisitemia.
Data Obyektif :
- Hipertensi arterial
- Disritmia, perubahan EKG
- Pulsasi : kemungkinan bervariasi
- Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal
3. Integritas Ego
Data Subyektif :
- Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
8
Data obyektif :
- Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediahan,
kegembiraan
- kesulitan berekspresi diri
4. Eliminasi
Data Subyektif :
- Inkontinensia, anuria
- distensi abdomen (kandung kemih sangat penuh), tidak adanya
suara usus (ileus paralitik)
5. Makan/minum
Data Subyektif :
- Nafsu makan hilang
- Nausea/vomitus menandakan adanya PTIK
- Kehilangan sensasi lidah, pipi, tenggorokan, disfagia
- Riwayat DM, Peningkatan lemak dalam darah
Data obyektif :
- Problem dalam mengunyah (menurunnya reflek palatum dan
faring)
- Obesitas (faktor resiko)
6. Sensori Neural
Data Subyektif :
- Pusing/syncope (sebelum CVA/sementara selama TIA)
- nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub
arachnoid.
- Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti
lumpuh/mati
- Penglihatan berkurang
- Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas
dan pada muka ipsilateral ( sisi yang sama )
- Gangguan rasa pengecapan dan penciuman
9
Data obyektif :
- Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan ,
gangguan tingkah laku (seperti: letergi, apatis, menyerang) dan
gangguan fungsi kognitif
- Ekstremitas : kelemahan/paraliysis (kontralateral pada semua jenis
stroke, genggaman tangan tidak imbang, berkurangnya reflek
tendon dalam (kontralateral)
- Wajah: paralisis/parese (ipsilateral)
- Afasia (kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan
ekspresif/kesulitan berkata kata, reseptif/kesulitan berkata kata
komprehensif, global/kombinasi dari keduanya.
- Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran,
stimuli taktil
- Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik
- Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada
sisi ipsi lateral
7. Nyeri/kenyamanan
Data Subyektif :
- Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya
Data obyektif :
- Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial
8. Respirasi
Data Subyektif :
- Perokok (factor resiko)
9.Keamanan
Data obyektif :
- Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan
- Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek,
hilang kewasadaan terhadap bagian tubuh yang sakit
- Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang
pernah dikenali
10
- Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi
suhu tubuh
- Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap
keamanan, berkurang kesadaran diri
10. Interaksi social
Data obyektif :
- Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi
(Doenges E, Marilynn,2000 : 292)
11
f. Bantu meningkatkan fungsi, termasuk bicara jika pasien mengalami
gangguan fungsi
Kolaborasi :
a. Berikan oksigen sesuai indikasi
b. Berikan medikasi sesuai indikasi, misalnya ; antifibrolitik,
antihipertensi, vasidilator perifer dan manitol
3. Pola nafas tidak efektif b.d. adanya depresan pusat pernafasan atau
obstruksi jalan nafas akibat akumulasi sekret
Tujuan : Pola nafas efektif
Kriteria Hasil :
- Frekuensi nafas 18-20 x/menit
- Ekspansi dada dalam rentang normal
Intervensi :
a. Kaji frekuensi, irama, kedalaman pernafasan
b. Auskultasi bunyi nafas
c. Pantau penurunan/perubahan bunyi nafas
12
d. Pertahankan patensi jalan nafas
e. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
f. Atur posisi yang nyaman, semi fowler atau head up 300
g. Ajarkan latihan nafas dalam bila memungkinkan
13
Tujuan/Kriteria Hasil :
- Tidak ada kontraktur, foot drop
- Adanya peningkatan kemampuan fungsi perasaan atau kompensasi
dari bagian tubuh
- Menampakan kemampuan perilaku/teknik aktivitas sebagaimana
permulaanya
- Terpeliharanya integritas kulit
Intervensi :
a. Rubah posisi tiap 2 jam
b. Muali latihan aktif/pasif rentang gerak sendi pada semua ekstrimitas
c. Evaluasi penggunaan alat bantu pengatur posisi
d. Bantu meningkatkan keseimbangan duduk
e. Awasi bagian kulit dibagian tonjolan tulang
Kolaborasi :
a. Konsul bagian fisioterafi
b. Bantu dalam memberikan stimulasi elektrik
c. Gunakan bed air atau bed khusus sesuai indikasi
14
c. Sediakan bel khususu jika diperlukan
d. Sediakan metode nkomunikasi alternatif
e. Antisipasi dan sediakan kebutuhan pasien
f. Bicara langsung kepada pasien dengan perlahan dan jelas
g. Bicara dengan nada normal
h. Kolaborasi dengan terapi wicara
15
8. Kurang perawatan diri b.d. kerusakan neuromuskuler, kehilangan
kontrol/koordinasi otot.
Ditandai dengan :
Kerusakan kemampuan melakuakan aktivitas sehari-hari misalnya
ketidakmampuan makan,mandi,berpakaian.
Kriteria Hasil :
- Melakukan aktivitas perawatan diri dalam tingkat kemampuan sendiri
- Mengidentifikasi sumber pribadi/komunitas dalam memberikan
bantuan sesuai kebutuhan
- Mendemonstrasikan perubahan gaya hidup untuk memenuhi
kebutuhan perawatan diri.
Intervensi :
a. Kaji kemampuan dan tingkat kekurangan untuk melakukan kebutuhan
sehari-hari
b. Hindari melakukan sesuatu untuk pasien yang dapat dilakukan pasien
sendiri, tapi berikan bantuan sesuai kebutuhan
c. Identifikasi kebiasaan defekasi sebelumnya dan kembalikan pada
kebiasaan pola normal tersebut. Kadar makanan yang berserat,
anjurkan untuk minum banyak dan tingkatkan aktivitas.
d. Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan
atau keberhasilannya
e. Kolaborasi dengan ahli pisioterafi/okupasi
(Doenges E, Marilynn, 2000 : 293-305).
16
DAFTAR PUSTAKA
17
KATA PENGANTAR
Penulis
18