MASSAGE PUNGGUNG PADA PASIEN STROKE

Rekyan Listyaningsih

PENDAHULUAN
Stroke merupakan penyakit yang membutuhkan perawatan yang lama. Perawatan yang
lama dapat menyebakan berbagai respon psikologis. Pasien stroke dapat memiliki a gangguan
psikologis. Selama dirawat di rumah sakit, pasien stroke mengalami stress atau gangguan
psikologis dengan berbagai tingkatan. Gangguan psikologis berkontribusi terhadap penyakit .
Insiden gangguan psikologis pada pasien stroke belum banyak dilaporkan. Ansietas dan
depresi merupakan gangguan psikologis yang sering dialami pasien stroke fase akut yang
disebabkan oleh gangguan serebral atau merupakan reaksi psikologis. Setelah mendapatkan
perawatan selama 3-7 hari, 26.4% dari 169 pasien stroke iskemik mengalami ansietas, 14.0%
mengalami depresi dan 7.9% mengalami ansietas dan depresi. Kondisi kehidupan, skor MMSE
<26 dan Barthel Index ,90 memiliki hubungan yang signifikan dengan ansietas
Hipertensi yang sebagian besar dialami pasien stroke berhubungan dengan peningkatan
ansietas dan , stress dan depresi.Pasien yang mengalami ansietas dan stres juga mengalami
peningkatan tekanan darah dan denyut nadi.Kondisi ini memerlukan terapi psikologis dari
seluruh profesi yang terlibat dalam perawatan pasien stroke.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengurangi gejala yang dialami
termasuk ansietas adalah terapi massage (Reif et al., 2000).Hasil penelitian yang dilakukan
terhadap 40 lansia, melaporkan bahwa ada perbedaan rata-rata skor ansietas (STAI) antara
kelompok yang dilakukan back massage selama 5 menit dibandingkan dengan kelompok
kontrol (Fraser & Kerr, 1993). Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan terhadap 30
hospice, melaporkan bahwa setelah dilakukan Slow Stroke Back Massage(SSBM) 3 menit
selama 2 hari, terdapat penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pasien (Meek, 1993).
Penurunan tekanan darah mengindikasikan pasien dalam keadaan relaks. Penelitian yang
dilakukan oleh Mok & Wo (2004), terhadap 102 pasien stroke, melaporkan bahwa setelah
dilakukan SSBM selama 10 menit, terjadi penurunan nyeri dan ansietas pada pasien. Respon
fisiologis berupa tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan denyut nadi juga terjadi
perubahan positif yang mengindikasikan relaksasi. Penelitian yang dilakukan oleh Ardi dan
Ekowatingsih (2016), terhadap 21 pasien post stroke,melaporkan bahwa tindakan SSBM
selama 5 menit /10 menit dapat meningkatkan relaksasi pasien stroke ( tekanan darah dan skor
ansietas turun ).
Massage dilakukan dengan memanipulasi jaringan secara berirama .Secara fisiologi,
massage menyebabkan vasodilatasi perifer yang meningkatkan pertukaran nutrien dan produk
sisa metabolisme. Rangsangan vaskuler merelaksasikan otot-otot punggung, menimbulkan
kenyamanan psikis dan emosional klien.
Massage punggung biasanya diberikan bersamaan dengan kegiatan memandikan dan
juga pada kesempatan lain bila pasien beresiko terjadi dekubitus.

TUJUAN
Tujuan dilakukan massage punggung adalah :
‐ meningkatkan relaksasi,
‐ mengurangi tegangan otot
‐ merangsang sirkulasi
‐ Mencegah dekubitus

Hasil yang diharapkan :

‐ Pasien rileks dan merasa segar
‐ Nyeri punggung berkurang / hilang
‐ Tidak ada luka dekubitus

Gerakan – gerakan pada massage punggung :

1. Effleurage
Yaitu gerakan dengan menggunakan telapak tangan, dilakukan sesuai arah sirkulasi
menuju jantung
2. Kneading
Kneading adalah gerakan ritmis tangan memutar
Jenis gerakan kneading : Thumb kneading, finger kneading, palmar kneading
3. Petrissage
Petrissage adalah gerakan siklis tangan menekan meremas
Jenis gerakan petrissage : wringging, rolling, compressions
4. Tapping/ tapotement
Yaitu gerakan dengan menggunakan tepi tangan bagian ulnar untuk merangsang
sirkulasi

Sumber Pustaka :

Ardi ,M & Ekowatingsih, D . Efektifitas Slow Stroke Basc Massage dalam meningkatkann
relaksasi pasien Stroke di Rumah sakit Umum Daerah Kota Makassar. Diakses 10 Januari 2019
dari http://journal.poltekkes-mks.ac.id

Potter & Perry (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, konsep, proses dan praktik.Edisi
4, Jakarta,EGC.