Anda di halaman 1dari 12

AKUNTANSI, TEORI AKUNTANSI, DAN PERKEMBANGAN

AKUNTANSI
1. Akuntansi, Teori dan Teori Akuntansi

A. Akuntansi
Perdebatan mengenai definisi akunansi dimulai sejak tahun 1930 sampai
dengan 1970 (FASB). Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda
tentang proses akuntansi dalam menguraikan perbedaan teori-teori. Pandangan-
pandangan tersebut adalah akuntansi sebagai bahasa, akuntansi sebagai catatan
peristiwa yang lalu, akuntansi sebagai realitas ekonomi saat ini, akuntansi
sebagai sistem informasi, akuntansi sebagai komoditas, dan akhirnya akuntansi
sebagai sebuah ideology.

Adapun definisi akuntansi menurut para ahli yaitu sebagai berikut.

1. Akuntansi Sebagai Seni (Art)

Akuntansi sebagai seni menurut AICPA (American Institute of Certified


Public Accountant, 1953) adalah seni (art) mencatat, mengklasifikasikan, dan
meringkas transaksi atau peristiwa yang dilakukan sedemikian rupa dalam
benuk uang, atau paling tidak memiliki sifat keuangan dan menginterpretasikan
hasilnya.

Definisi di atas lebih menekankan akuntansi sebagai seni bukannya


akuntansi sebagai body of knowledge. Artinya penerapan prosedur akuntansi
dalam menghasilkan laporan keuangan, sangat tergantung pada lingkungannya
dan dipengaruhi berbagai faktor pertimbangan (judgment) tertentu.

2. Akuntansi Sebagai Komunikasi

Akuntansi sebagai komunikasi menurut American Accounting


Associaion (1966:1) adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan
mengkomunikasikan informasi untuk membanu pemakai dalam membuat
keputusan atau pertimbangan yang benar. Definisi ini menunjukkan bahwa
akuntansi merupakan media/alat yang dapat digunakan untuk menyampaikan
informasi kepada pemakai yang berkepentingan dengan masalah pengelolaan
perusahaan.

3. Akuntansi Sebagai Aktivitas Jasa

Definisi akuntansi ini menurut Accounting Principles Board dalam


Statement No. 4 (1970) menyatakan bahwa akuntansi adalah kegiatan jasa.
Fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif, termasuk yang
bersifat keuangan, tentang entitas ekonomi, yang diharapkan bermanfaat bagi
pengambilan keputusan ekonomi.

4. Akuntansi Sebagai Teknologi

Akuntansi tidak memiliki sifat-sifat sebagai ilmu murni, sehingga tidak


memerlukan teori akuntansi dalam arti hipotesis-hipotesis. Menurut Sudibyo
(1987) akuntansi merupakan teknologi, sehingga harus diperlakukan sebagai
teknologi. Teknologi digunakan untuk mengendalikan variabel-variabel alam
dan sosial untuk mencapai kehidupan tertentu yang lebih baik. Apabila
akuntansi diarahkan menjadi teori, maka seharusnya teori akuntansi, bebas dari
nilai sosial dan tidak bersifat normatif. Teori semestinya tidak mempengaruhi
secara langsung terhadap praktik-praktik akuntansi, karena teori tidak
mengendalikan variabel-variabel yang diteorikan. Paton dan Littleton (1940)
juga mendefinisikan akuntansi sebagai teknologi. Meskipun demikian, terdapat
pendapat yang menyatakan akuntansi diarahkan ke dalam ilmu murni.

Perekayasaan akuntansi merupakan proses pemikiran dan pemilihan


standar dan praktik yang sesuai dengan lingkungan dimana praktik akuntansi
tersebut diterapkan. Produk dari perekayasaan akuntansi adalah standar dari
praktek-praktek akuntansi yang sesuai untuk lingkungan negara yang
bersangkutan, hal tersebut berkaitan dengan transfer teknologi akuntansi dari
Amerika Serikat.

Akuntansi pada dasarnya dirancang untuk memenuhi kebutuhan praktik.


Perumusan teori akuntansi timbul karena adanya kebutuhan untuk memberikan
logika penalaran tentang aktivitas akuntan atau apa yang akan dilakukan oleh
akuntan. Dengan kata lain, perubahan prinsip akuntansi terjadi terutama karena
adanya berbagai upaya yang dilakukan untuk memecahkan berbagai masalah
akuntansi dan merumuskan rerangka teoritis untuk praktek akuntansi (Belkaoui,
1993).

B. Teori
Berikut ini merupakan definisi teori menurut para ahli.
1. Zimmerman (1986) mendefinisikan teori sebagai kumpulan variabel-
variabel yang saling terkait serta hipotesis untuk menjelaskan dan
memprediksi fenomena-fenomena yang terjadi di dunia nyata.
2. Suwardjono (1989) mendefinisikan teori sebagai berikut:
a. Sebagai lawan dari praktek.
b. Sebagai pembenaran (justification).
c. Sebagai penjelasan ilmiah (scienific explanation).
d. Sebagai model.
3. Teori menurut Hendriksen dan Van Breda (1992) sebagai berikut: “....
Seperangkat prinsip-prinsip yang saling terkait (coherent), yang bersifat
hipotesis, konseptual dan pragmatis yang membentuk rerangka referensi
umum untuk bidang pengetahuan tertentu (a field of inquiry).

C. Teori Akuntansi
Hendriksen dan Van Breda (1992) mendefinisikan teori akuntansi
sebagai berikut:”....penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip-prinsip
yang luas (a set of broad priciples) yang memberikan rerangka referensi umum
untuk mengevaluasi praktek akuntansi dan memberikan pedoman dalam
mengembangkan praktek dan prosedur akuntansi yang baru”. Definisi tersebut
dapat dilihat bahwa “teori akuntansi” tidak lepas dari praktek akuntansi karena
tujuan utamanya adalah menjelaskan praktek akuntansi berjalan dan
memberikan dasar bagi pengembangan praktek tersebut.

Macfoedz (1996) mendefinisikan teori akuntansi sebagai konsep,


standar, mode, hipotesis dan metoda yang saling terkait yang diekstraksi dari
disiplin filosofi akademi dan keilmuan untuk menjelaskan dan memprediksi
fenomena bisnis.

Asumsi dasar merupakan basis dalam proses keseluruhan teori


akuntansi. Asumsi dasar akan digunakan untuk menyusun konsep akuntansi.
Konsep akuntansi yang baik akan menghasilkan standar yang baik. Dari standar
selanjutnya diturunkan menjadi metode, kemudian praktik akuntansi yang harus
mengacu kepada standar yang dibuat.

Prekripsi akuntansi dikembangkan untuk memecahkan masalah-masalah


khusus, teori yang mendasarinya juga dikembangkan berdasarkan model-model
yang khusus. Secara umum, fungsi utama dari teori akuntansi adalah untuk
memberikan rerangka pengembangan ide-ide baru dan membantu proses
pemilihan akuntansi (Mathews and Perera, 1993). Lebih lanjut mereka
mengatakan bahwa teori memiliki karakteristik sebagai berikut: a) memiliki
body of knowledge; b) konsisten secara internal; c) menjelaskan dan/atau
memprediksi fenomena; d) menyajikan hal-hal yang ideal; e) referen yang ideal
untuk mengarahkan praktek; dan e) membahas masalah dan memberikan solusi.
Meskipun berbagai pendapat teori akuntansi telah banyak
dikembangkan, namun tidak satupun dari teori tersebut yang mampu
menjelaskan secara tuntas dan menyeluruh tentang apa yang dinamakan “teori”
akuntansi. Belkaoui (1993) juga mengakui pendapat tersebut. Dia mengatakan
“harus diakui bahwa sampai saat ini tidak ada teori akuntansi yang bersifat
komprehensif” (p 56). Teori yang sekarang muncul dari pemakaian pendekatan
yang berbeda, bukannya dihasilkan dari satu teori tunggal yang komprehensif.
Komite dari American Accounting Association (AAA, 1997 : 1-2) juga
menyatakan hal yang sama yaitu tidak teori akuntansi tunggal yang mampu
memenuhi berbagai kebutuhan pemakai, yang ada dalam literatur akuntansi
keuangan bukanlah teori akuntansi, tetapi koleksi teori yang digambaran sesuai
dengan perbedaan pemakainnya.
Peranan teori dalam akuntansi sangat berbeda dengan peranan teori
yang digunakan dalam ilmu pasti (natural science), dimana dalam ilmu pasti
teori dikembangkan dari hasil observasi empiris. Akuntansi cenderung
dikembangkan atas dasar pertimbangan nilai (value judgment), yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat akuntansi dipraktekkan. Teori
tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk kebijakan sebagai landasan dalam
praktek akuntansi.
Perlunya teori dan praktek dapat dilihat dari praktek berikut.
Berlawanan dengan bidang bahasa, meteorologi atau kimia, akuntan dapat
mengubah praktek relatif lebih mudah. Oleh karena itu, masalah yang dihadapi
akuntan adala mengetahui bagaimana praktek akuntansi seharusnya
dikembangkan di masa mendatang. Sanksi yang berkaitan dengan implementasi
kebijakan akuntansi menjadi sangat penting dalam memahami bidang
akuntansi, karena praktek memungkinkan untuk diubah agar sesuai (cocok)
dengan teori.
Hal inilah yang tidak terpikirkan oleh ilmuwan dari bidang lain sebaik
apapun teori yang dihasilkan, jika teori tersebut tidak sesuai dengan fenomena
empiris, maka teori tersebut akan diganti oleh teori lain yang lebih cocok
dengan fenomena tersebut (Ijiri, 1971).Teori akuntansi dapat dikatakan sebagai
suatu konsep modern jika dibandingkan dengan teori-teori lain seperti
matematika atau fisik. Asasannya, bahwa akuntansi dikembangkan dari model
yang spesifik bukannya dikembangkan secara sistematik dari teori yang
terstruktur (Chambers, 1994).
Teori akuntansi yang dihasilkan pada periode Pacioli sampai awal abad
sembilan belas. Berbagai usulan tentang teori muncul, tetapi tidak satupun yang
menempatkan akuntansi pada cara-cara yang sistematis (Goldberg, 1949).
Meskipun akuntansi tidak dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan murni,
akuntansi mungkin dapat dikatakan sebagai ilmu sosial (social science). Seperti
halnya ilmu sosial lainnya, konsep akuntansi tidak didasarkan pada kebenaran
yang sifatnya universal. Konsep akuntansi mengakar pada sistem nilai
masyarakat dimana akuntansi dipraktekkan (Glautier and Underdown, 1994).
Jadi jelas bahwa teori yang selama ini dikembangkan memiliki sudut
pandang yang berbeda dan kadang bertolak belakang. Hal ini dapat dilihat dari
perjalanan sejarah perkembangan teori akuntansi.

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Definisi teori akuntansi merupakan perdebatan panjang antara akademisi
dan praktisi. Para ahli mendefinisikan akuntansi baik sebagai seni,
komunikasi, aktivitas jasa maupun sebagai teknologi.
2. Zimmerman (1986) mendefinisikan teori sebagai kumpulan variabel-
variabel yang saling terkait serta hipotesis untuk menjelaskan dan
memprediksi fenomena-fenomena yang terjadi di dunia nyata. Menurut
Macfoedz (1996) teori akuntansi sebagai konsep, standar, model, hipotesis
dan metoda yang saling terkait yang diekstraksi dari disiplin filosofi
akademi dan keilmuan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena
bisnis.
3. Teori akuntansi diklasifikasikan berdasarkan metoda penalaran yang
digunakan, sistem bahasa yang digunakan dan tujuan perumusan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed Riahi – Belkaoui. 2001. Teori Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat


Suwarjono. 2006. Teori Akuntansi. Yogyakarta : BPFE UGM
Harahap, Sofyan Safri. 2007. Teori Akuntansi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
Watts and Zimmerman. 1982. Positive Accounting. Alabama University
Yadiati, Winwin & Ilham Wahyudi. 2007. Pengantar Akuntansi, Jakarta :
Kencana

Akuntansi merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi bagaimana manusia


berfikir sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran konseptual tentang
prinsip, standar, asumsi, teknik, serta prosedur yang ada dijadikan landasan
dalam pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan tersebut harus berisi informasi-
informasi yang berguna dalam memantu pengambilan keputusan bagi para
pemakainya.

Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah


menggunakan jasa akuntansi. Ketika seorang pemilik warung mencatat
pembelian barag dagangannya, mencatat siapa saja yang berhutang da
warungnya, memisahkan kotak antara uang yang masuk dari hasil penjualan
dengan kotak uang yang dialokasikan untuk belanja kebutuhan barang
dagangan dan kebutuhan operasional di warungnya. Maka, pada dasarnya
pemilik warung tadi telah menerpkan teknik akuntansi. Penerapan pengetahuan
di bidang akuntansi tentu semakin luas dan kompleks jika dihadapkan pada
bisnis dengan skala yang lebih besar.

Seperti ilmu-ilmu lainya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai


perkembangan teknologi dan peradaban manusia. Selain itu, faktor kebutuhan
juga ikut serta dalam perkembangan akuntansi itu sendiri. Akan tetapi, baik
akuntansi maupun ilmu-ilmu lain tidak berkembang dengan sendirinya tanpa
adanya hal yang cukup berarti yang dapat mendorong akuntansi tersebut
berkembang dan bertahan hingga sekarang.

Berdasarkan pada uraian-uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat


sebuah makalah dengan judul “Perkembangan Akuntansi Dan Teori
Akuntansi”.

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, penulis dapat mengangkat


permasalahan dalam makalah ini yaitu “ Bagaimana Perkembangan Akuntansi
Dan Teori Akuntansi”?
Menurut Weygant (dalam Yadiati & Wahyudi, 2007) akuntansi adalah
suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan
mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang
berkepentingan.

Sedangkan menurut Meigs (dalam wikipedia.com, 2008) akuntansi


adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi
yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan
lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan,
organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur,
berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas,
akuntansi juga dikenal sebagai “bahasa bisnis”.

Dengan demikian, secara singkat akuntansi berarti rekening atau


perkiraan. Interpretasi akuntansi terdiri dari empat bagian yaitu:

(1) pengidentifikasian, memilah peristiwa-peristiwa ekonomi yang merupakan


laporan keuangan/transaksi;

(2) mencatat, pencatatan dilakukan secara sistematis, kemudian pencatatan ini


diklasifikasi dan diringkas;

(3) pengukuran, menetapkan nilai dari peristiwa yang dipilih tersebut dalam
satuan uang; dan

(4) pengkomunikasian, menyajikan informasi berdasarkan transaksi yang


sedang atau sudah berlangsung.
Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara
sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua
yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari
Babilonia pada 3600 SM. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan
Yonani kuno.Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak
lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal
angka-angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada
waktu itu.

Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi dan kegiatan


suatu usaha, karena kehadirannya memerlukan pencatatan sehingga seluruh
kegiatan akan tergambar di dalamnya. Pada abad ke-15 seorang ahli
Matematika berkebangsaan Italia Luca Paciolo telah menyusun buku tentang
akuntansi dengan judul “Tractatus de Cumputis at Scritorio” buku ini
berorientasi pada pembukuan berpasangan. Pembukuan berpasangan (double
entry bookkeeping) mencatat kedua aspek transaksi sedemikian rupa yang
membentuk suatu pemikiran yang berimbang. Praktek pencatatan akuntansi
dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah dimulai
sejak adanya kejadian dalam double entry bookkeeping.

Revolusi indusrti di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif
terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan
yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan
status perusahaan. Dalam undang-undang tersebut, diatur tentang kemungkinan
perusahaan meminjam uang, mengeluarkan saham, membayar hutang, dan
dapat bertindak sebagaimana halnya perorangan. Keadaaan-keadaaan inilah
yang menimbulkan perlunya laporan baik sebagai informasi maupun sebagai
pertanggungjawaban.

Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan


akuntansi sebagai berikut.

Tahun 1775 : pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single
entry maupun double entry.

Tahun 1800 : masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama


digunakan dalam perusahaan.

Tahun 1825 : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).

Tahun 1850 : laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan


yang dianggap lebih penting.
Tahun 1900 : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan
melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.

Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas
baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak
tahun 1747. Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah
undang-undang mangenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan
dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha Belanda banyak bermunculan di
Indonesia untuk menanamkan modalnya. Sistem yang dianut oleh pengusaha
Belanda ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli.

Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di Indonesia


menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun
asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang
lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara
Amerika (Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem
pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental)
ke sistem Amerika (Anglo-Saxon).

Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun 1907, yaitu


sejak seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan mengontrol
pembukuan perusaan. Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal
dibukanya Jawatan Akuntan Negara (GAD – Government Accountant Dients)
yang resmi didirikan pada tahun 1915. Akuntan public pertama adalah Frese &
Hogeweg, yang mendirikan kantornya di Indonesia tahun 1918.

Dalam masa pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga di


bidang akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan Keuangan yang 90%
dipegang oleh bangsa belanda, menjadi kosong. Dalam masa ini, atas prakarsa
Mr. Slamet, didirikan kusus-kursus untuk mengisi kekosongan jabatab tadi
dengan tenaga-tenaga Indonesia. Pada tahun 1874, hanya ada seorang akuntan
berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari. Di Indonesia, pendidikan
akuntansi mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini kemudian diikuti
Institut Ilmu Keuangan (sekarang Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) tahun
1960 dan Fakultas-fakultas Ekonomi di Universitas Padjadjaran (1961),
Universitas Sumatera Utara (1964), universitas Airlangga (1962), dan
universitas Gadjah Mada (1964).

Organisasi profesi yang menghimpun para akuntan Indonesia bediri 23


Desember 1957. Organisasi ini diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
dengan pendiri lima orang akuntan Indonesia.profesi akuntan mulai
berkembang dengan pesat sejak tahun 1967. Pada tahun itu juga dikeluarjannya
undang-undang modal asing yang kemudian disusul dengan undang-undang
penanaman modal dalam negeri tahun 1968 yang merupakan pendorong
berkembangnya profesi akuntansi. Setelah krisis ekonomi Indonesia tahun
1997, peran profesi akuntan diakui semakin signifikan mengingat profesi ini
memiliki peranan strategis di dalam menciptakan iklim transparansi di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai