Anda di halaman 1dari 2

Hal pertama yang kulakukan waktu kamu follow aku ialah stalking kamu.

Sebelum kamu dm, semua


biasa saja. Tiba waktu kamu dm, aku mulai pelan-pelan cari tau siapa kamu.
Sebelum kamu kenalin keluargamu, jujur aku udah pernah liat foto mereka.
Sampai pada titik dimana aku tergoda untuk nyaman bisa chat dengan mu.
Hubungan kita pun semakin intens. Kamu begitu sabar dan sangat takut kalau
aku marah. Gimana aku ksemakin ingin bertemu denganmu. Hal2 yang
mungkin jarang aku dapatkan dr pasanganku dulu, membuat aku jdi bape
karna bisa kudapat dr mu. Kamu begitu lembut membujukku. Mengirimkan
aku buku rohani. Ingat, kita belum pernah tatap muka. Gak bisa kutolak, saat
itu aku yakin kalau kamu adalah laki2 yang baik.

Hingga pada akhirnya, enam bulan sudah kita pacaran. Sepakat menjaga
komitmen. Dengan doa yang sama "kiranya Tuhan secepatnya persatukan
kita". Dari Solo-Jakarta, Lampung-Jakarta, dan sekarang Lampung-Medan.
Berat? Banget. Tak jarang kita ribut karna masalah kecil. Lagi2 karna aku suka
membesarkan masalah. Sifatku yang masih kanak-kanak kurasa membuatmu
pusing menghadapinya. Tapi kamu tetap gak mau menyerah setiap kali aku
sudah pasrah.

Namun, Semuanya semakin tidak terkontrol. Aku marah kamu juga marah.
Akhir-akhir ini kamu banyak berubah pikirku. Tapi kamu bilang aku yang
berubah. Tidak ada lagi yang mau mengalah. Tangisku pun sudah jadi hal
biasa ditelingamu. Aku kehabisan kata-kata. Kamu sibuk mematahkan setiap
tuduhanku, hingga aku balik tertuduh karna kebodohanku. Tak jarang aku jdi
gagap saat kamu mulai berbicara panjang. Aku salah kata, kamu marah dan
aku hanya bisa pasrah. Untung saja, ada kenangan di galeriku saat kamu
marah dan menghilang sebentar dariku. Ada obat rindu yg rutin kudengar. Itu
adalah rekaman suaramu. Iya, saat awal2 kita kenalah. Ahh, aku ingin
mengulang waktu. Aku rindu kamu. Kamu yang dulu.

Lalu, aku mulai sadar waktu yg sudah kulewati tak mungkin kuhapus begtu
saja. Setiap aku berpikir untuk menyerah, aku takut tidak punya siapa2 lagi.
Apa aku sanggup tanpa mu? Ini kata-kata yang selalu buat aku bertahan. Aku
sudah candu. Aku takut kehilanganmu.

Hanya Tuhan yang tau, begitu besarnya perasaanku padamu.


Aku takut rinduku jdi pilu.

Anda mungkin juga menyukai