Anda di halaman 1dari 12

UTS

PATOFISIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Oleh

LESTARI SURYANINGSIH
1711226002

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PRODI S-1 GIZI
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Penyakit Jantung Koroner”.
Penulisan dan penyusunan makalah ini merupakan suatu rangkaian dari proses
untuk memenuhi mata kuliah Patofisiologi Penyakit Tidak Menular Prodi Gizi Intake
Universitas Andalas.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

. Padang, Desember 2018

. Lestari Suryaningsih

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi Penyakit Jantung Koroner ....................................................... 3

B. Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner ................................................. 3

C. Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner ............................................... 5

D. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner .................................................. 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 8

B. Saran ...................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskular saat ini merupakan
salah satu penyebab utama dan pertama kematian di negara maju dan berkembang,
termasuk Indonesia. Masalah utama pada penyakit jantung koroner adalah
aterosklerosis. Merupakan penyakit progresif yang terjadi secara bertahap yaitu
penebalan dinding arteri koroner. Aterosklerosis koroner dianggap sebagai proses pasif
karena sebagian besar dihasilkan oleh kolesterol yang berada pada dinding arteri.
Penyakit jantung koronen yang dipengaruhi oleh tingginya kadar kolesterol, banyak
terjadi pada individu dengan kelas ekonomi menengah ke atas. Hal ini dipengaruhi oleh
aktivitas fisik dan makanan yang menjadi faktor penting penentu kadar kolesterol
individu. Gaya hidup masyarakat kerja, dewasa ini lebih cenderung mengejar hal-hal
yang bersifat praktis, termasuk di dalamnya jenis makanan yang dikonsumsi.
Penyakit Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada
dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama kelamaan
diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat, perkapuran, pembekuan
darah, yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah
tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami
kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius,
dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di
kenal dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak.
Organisasi kesehatan duina (WHO) telah mengemukakan fakta bahwa penyakit
jantung koroner (PJK) merupakan epidemi modern dan tidak dapat dihindari oleh faktor
penuaan.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini yaitu :
1. Defenisi Penyakit Jantung Koroner
2. Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner
3. Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner
4. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Dapat memahami defenisi penyakit jantung koroner
2. Dapat memahami patofisiologi penyakit jantung koroner
3. Dapat memahami faktor resiko penyakit jantung koroner
4. Dapat memahami pencegahan penyakit jantung koroner

2
BAB II
TINJAUAN PUSAKA

A. Defenisi Penyakit Jantung Koroner


Penyakit Jantung koroner adalah penyakit jantung yang menyangkut gangguan
dari pembuluh darah koroner yang dalam mengenal dan menanganinya membutuhkan
perhatian serta pengenalan dari faktor resiko yang ada pada penderita serta tindakan
yang segera dapat diambil terhadap penderita tersebut dalam waktu yang singkat agar
tidak terjadi komplikasi yang dapat membawa akibatyang tidak di inginkan.
Pembuluh darah koroner merupakan penyalur aliran darah (membawa 02 dan
makanan yang dibutuhkan miokard agar dapat berfusi dengan baik. penyakit Jantung
Koroner adalah salah satu akibat utama arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah
nadi) yang dikenal sebagai atherosklerosis. Pada keadaan ini pembuluh darah nadi
menyempit karena terjadi endapan-endapan lemak (atheroma dan plaques) pada
didindingnya.

B. Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner


1. Arteri Koroner
Pembuluh darah koroner berfungsi untuk mengalirkan darah segar kaya oksigen dari
jantung ke otot-otot jantung. Pembuluh darah koroner terdiri dari arteri kanan dan kiri.
Arteri koroner kanan dan kiri merupakan cabang aorta tepat diatas katup semilunar
aorta. Arteri ini terletak diatas sulkus koroner.
Cabang dari arteri dari arteri koroner kiri mensuplai darah kebagian anterior
ventrikel kanan dan kiri serta membentuk satu cabang, arteri marginalis kiri, yang
mensuplai darah ke ventrikel kiri. Cabang utama dari arteri koroner kanan mensuplai
darah untuk kedua dinding ventrikel, arteri marginalis kanan mensuplai darah unuk
atrium kanan dan ventrikel kanan.
Darah mengalir melalui arteri koroner terutama saat otot jantung berelaksasi karena
arteri koroner juga tertekan pada saat kontraksi berlangsung. Oksigen sangat diperlukan
oleh sel miokard untuk mempertahankan fungsinya, sehingga aliran koroner perlu
ditingkatkan. Aliran darah koroner terutama terjadi sewaktu dastole padta saat otot

3
ventrikel dalam keadaan istirahat. Banyaknya aliran koroner dipengaruhi oleh beberapa
hal seperti tekanan diastolik aorta.lamanya setiap diastole dan ukuran pembuluh aretri
terutama arteriole. Jadi pengurangan aliran koroner umumnya disebabkan oleh kelainan
pembuluh koroner, rendahnya tekanan diastolik aorta dan meningkatnya denyut jantung.

2. Kelainan Pembuluh Koroner


Adanya aterosklerosis koroner dimana terjadi kelainan pada intima bermula
berupa bercak fibrosa (fibrous plaque) dan selanjutnya terjadi ulserasi, pendarahan,
kalsifikasi dan trombosis. Perjalanan dalam kejadian aterosklerosis tidak hanya
disebabkan oleh faktor tunggal, akan tetapi diberati juga banyak faktor lain seperti :
hipertensi, kadar lipid, rokok, kadar gula darah yang abnormal.
Perkembangan aterosklerosis telah dimulai sejak usia dini, yaitu mulai dekade
pertama dengan pembentukan fatty streak yang kemudian pada dekade ketiga berubah
menjadi bercak ateroma (fase praklinik). Umumnya bercak ateroma secara progresif
terus menerus berubah, menjadi lebih besar dan dapat menimbulkan komplikasi bercak
yang kemudian menimbulkan manifestasi klinik pada usia pertengahan dan usia lanjut.
Arteriosklerosis yang berarti pengerasan dinding arteri adalah istilah umum bagi
penebalan dan hilangnya elastisitas dinding arteri. Aterosklerosis merupakan bentuk
arteriosklerosis yang paling sering, dan secara karakteristik ditandai oleh adanya lesi
pada intima yang disebut bercak ateroma. Bercak ini dapat menonjol ke dalam dan
menutupi lumen pembuluh darah, serta dapat melemahkan tunika media dibawahnya.
Dalam perkembangan aterosklerois maka pembentukan bercak ateroma sepanjang
dinding pembuluh darah arteri akan menyebabkan pembuluh darah itu menyempit dan
mengeras.
Pembentukan bercak ateroma diawali oleh adanya fatty streak, yang merupakan
lesi terawal dari aterosklerosis. Fatty streak ini tidak menyebabkan penebalan dinding
pembuluh darah dan tidak menyebabkan gangguan aliran darah. Biasanya fatty streak
muncul sebagai bintik pipih berwarna kuning, multipel, dengan diameter < 1 mm, yang
menyatu dalam larikan panjang sekitar 1 cm atau lebih. Fatty streak terdiri dari sel
makrofag dan sel otot polos dengan sitoplasma distensi karena mengandung lemak
dan membentuk sel busa. Fatty streak merupakan prekursor bercak ateroma, yang
sudah dibentuk sejak usia dini, tersering pada dekade pertama, namun tidak semuanya

4
akan berkembang menjadi bercak ateroma atau lesi-lesi lanjut. Pembentukan bercak
ateroma atau disebut juga ateromatosa, atau bercak fibrolipid (fibrous atau fibrofatty)
merupakan proses utama pada aterosklerosis dan secara morfologik ditandai oleh
penebalan tunika intima dan penimbunan lemak. Bercak ateroma berupa suatu lesi
fokal yang meninggi pada tunika intima, lembut, warna kekuningan dengan bagian
pusat mengandung lemak (terutama terdiri dari kolesterol dan ester kolesterol), ditutupi
oleh suatu penutup warna putih yang keras disebut fibrous cap. Ukuran bercak
ateroma bervariasi 0,3-1,5 cm, kadang-kadang menyatu sehingga membentuk massa
yang lebih besar. Umumnya bercak ateroma secara progresif terus menerus berubah,
menjadi lebih besar, terdapat kematian sel dan degenerasi, sintesis dan degradasi
matriks ekstrasel (remodeling) dan organisasi trombus.
a. Angina Pectoris
Disebabkam primer oleh kontraksi otot poles pembuluh koroner sehingga
mengakibatkan iskemia miokard. patogenesis spasme tersebut hingga kini belum
diketahui, kemungkinan tonus alphaadrenergik yang berlebihan (Histamin,
Katekolamin Prostagglandin). Selain dari spame pembuluh koroner juga disebut
peranan dari agregasi trobosit. penderita ini mengalami nyeri dada terutama waktu
istirahat, sehingga terbangun pada waktu menjelang subuh. Manifestasi paling
sering dari spasme pembuluh koroner ialah variant (prinzmental).
b.Infark miokard akut (IMA)
Serangan infark miokard biasanya akut, dengan rasa sakit seperti angina,tetapi tidak
seperti angina yang biasa, maka disini terdapat rasa penekanan yang luar biasa pada
dada atau perasaan akan datangnya kematian.

C. Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner


Faktor resiko jantung koroner antara lain :
1.Obesitas
Obesitas dapat meningkatkan tekanan darah, kadar trigliserida, kolesterol, resistensi
glukosa, serta penggumpalan darah. Kelebihan berat badan dan obesitas berada pada
risiko yang lebih tinggi untuk pengembangan penyakit kardiovaskular dibandingkan
peserta dengan berat badan normal.

5
2.Hipertensi
Peningkatan tekanan darah membuat pembuluh darah rentan untuk mengalami
penebalan dan penyempitan. Hal tersebut jika terjadi pada arteri koroner akan
menimbulkan penyakit jantung koroner.
3.Dislipidemia
Jika terjadi peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol, hal ini akan memicu
munculnya thrombosis plak pada pembuluh darah. Hal ini juga dapat menimbulkan
penyakit jantung koroner.
4.Jenis Kelamin
Sebelum menopause kemungkinan perempuan terkena penyakit jantung koroner lebih
kecil dibanding laki-laki. Namun dengan meningkatnya usia dan menurunnya
estrogen setelah menopause, risiko penyakit jantung koroner meningkat.
5.Merokok
Penelitian membuktikan bahwa orang yang merokok memiliki risiko lebih besar untuk
menderita penyakit jantung koroner. Tembakau yang dikandung dalam rokok dapat
menyebabkan penurunan kadar oksigen yang dialirkan oleh darah dan menyebabkan
darah cenderung mudah menggumpal.
6.Usia
Penambahan usia akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
Semakin tua usia maka semakin besar timbulnya plak yang menempel di dinding dan
menyebabkan gangguan aliran darah yang melewatinya.
7.Dislipidemia
Kandungan lemak berlebihan dalam darah pada hiperkolesterolemia dapat
menyebabkan penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah sehingga
pembuluh darah akan menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat.
8.Diabetes Melitus
Orang dengan diabetes cenderung lebih cepat mengalami degenerasi jaringan dan
disfungsi dari endotel sehingga timbul proses penebalan membrane basalis dari
kapiler dan pembuluh darah arteri koronaria sehingga terjadi penyempitan aliran
darah ke jantung.

6
9.Genetik dan gaya hidu
Banyak peneliti menganggap bahwa kecenderungan genetik terhadap penyakit arteri
koroner adalah deterministik. Namun, risiko genetik mungkin dilemahkan oleh gaya
hidup yang menguntungkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel dengan
resiko genetik tinggi namun gaya memiliki gaya hidu sehat memunyai resiko
menderita enyakit jantung koroner yang rendah.

D. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner


Masyarakat terkena masalah gizi dan penyakit jantung koroner akibat asupan lemak
yang tinggi dalam jangka waktu lama. Timbunan asupan lemak dapat menyebabkan
arterosklerosis yang manifestasinya adalah penyakit jantung koroner.
Asam lemak jenuh selain banyak ditemukan pada lemak hewani juga terdapat pada
kelapa sawit serta minyak lainnya yang sudah pernah dipakai untuk menggoreng. Hasil
studi subklinik dan klinik menunjukkan bahwa penggantian asam lemak jenuh dengan
asam lemak tak jenuh dalam diet, berhasil menurunkan kadar kolesterol total dan K-
LDL tanpa menurunkan K-HDL, sehingga dapat menurunkan resiko penyakit jantung
koroner.
Upaya untuk menurunkan kolesterol darah adalah dengan diet yang seimbang.
Upaya dalam diet adalah pengaturan asupan karbohidrat, protein dan lemak. Selain zat
gizi makro pengaturan asupan zat gizi mikro juga dilakukan.
Vitamin B3 (niasin) dapat meningkatkan kolesterol HDL. Niasin berperan sebagai
koenzim dalam proses reaksi oksidasi pada glikolisis asam lemak dan mencegah
penggumpalan (agregasi) trombosit.
Vitamin C dapat menurunkan kadar kolesterol darah, menurunkan LDL, dan
meningkatkan HDL. Vitamin E berperan sebagai antioksidan sangat penting karena
dapat menghambat oksidasi sehingga LDL tidak mampu menembus dinding arteri.
Serat juga berperan dalam mencegah penyakit jantung koroner. Serat dapat
menurunkan kadar kolesterol dengan mengikat asam empedu dan dikeluarkan bersama
feses, akibatnya lemak tidak dapat diserap karena tidak ada pengelmusinya.
Dengan berbagai fungsi sinergis zat gizi tersebut diharapkan masyarakat mau
mengubah pola makan agar mengkonsumsi banyak buah-buahan, sayuran, kacang-
kacangan, dan makanan yang kaya akan antioksidan.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang menyangkut gangguan
dari pembuluh darah koroner. Penyebab jantung korenoer adalah arteroskelrosis yang
perkembangannya telah dimulai sejak dini, dimulai dari perkembangan aterosklerois
maka pembentukan bercak ateroma sepanjang dinding pembuluh darah arteri akan
menyebabkan pembuluh darah itu menyempit dan mengeras. Asupan lemak jenuh dan
pola makan yang tidak seimbang menyebabkan peningkatan kadar LDL dan kolesterol
yang menjadi pemicu arterosklerosis.
Faktor resiko penyakit jantung koroner adalah obesitas, usia, jenis kelamin,
hipertensi, merokok, gaya hidup, genetik, dan diabetes.
Pola makan seimbang dan kaya serat dapat menurunkan resiko penyakit jantung
koroner.

B. Saran
Gaya hidup sehat dan pola makan yang seimbang diperlukan untuk mencegah
penyakit jantung koroner. Asupan zat gizi makro, zat gizi mikro, serat, dan antioksidan
yang seimbang akan menghindarkan kita dari penyakit-penyakit degeneratif.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bangalore S, Fayyad R, Laskey R. Body-Weight Fluctuations and Outcomes in


Coronary Disease. The New England Journal Of Medicine. 2017.

Djohan BA. Patofisiologi Dan Penatalaksanaan Penyakit Jantung Koroner e-USU


Repository Universitas Sumatera Utara 2014.

Ghani L, Susilawati MD, Novriani H. Faktor Risiko Dominan Penyakit Jantung


Koroner di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan. 2016;44(3):153-64.

Khera AV, Emdin CA, Drake I. Genetic Risk, Adherence to a Healthy Lifestyle, and
Coronary Disease. The New England Journal Of Medicine. 2016.

Lintong PM. Perkembangan Konsep Patogenesis Aterosklerosis. Jurnal Biomedik.


2009;1(1).

Muzakar, Dinarti K, Astuti H. Asupan Vitamin B3 (Niasin), C, E, dan serat


berhubungan dengan dislipidemia pada penyakit jantung koroner di RS DR.Muhammad
Hosein Palembang. Jurnal Gizi Klinik Indonesia 2010;6(3):114-22.

Sartika RAD. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak Trans
terhadap Kesehatan Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2008;2(4).

Setyaji DY, Prabandari YS, Gunawan IMA. Aktivitas Fsik dengan Penyakit Jantung
Koroner di Indonesia. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 2018;14(3):115-21.

Sloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC; 2004.

Anda mungkin juga menyukai