Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH STRATEGI MENULIS PENGALAMAN

SECARA LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS

PARAGRAP NARASI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Tugas Akhir


Bahasa Indonesia

OLEH :

AZWAR ARIFIN BINTANG

14510078

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2015
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas segala berkat dan kasih-Nya yang selalu melindungi dan menyertai penulis dalam
menyelasaikan karya ilmiah ini.

Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, penulis mengalami hambatan yang di sebabkan
oleh keterbatasan kemampuan penulis dari segi intelektual, materi, waktu, dan tenaga. Namun,
atas pertolongan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulisan karya ilmiah ini dapat di
selesaikan dengan baik. Penyusunan Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir
Bahasa Indonesia. Selain itu tujuan dari penyusunan Karya Ilmiah ini juga untuk menambah
wawasan tentang pengetahuan Bahasa secara meluas.

Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada Dosen Pengasuh Bahasa Indonesia Ibu Liana Siburian S.Pd, M.Hum
dan juga kepada rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu atas bimbingan serta
dukungan dalam proses penulisan Karya Ilmiah ini.

Penulis menyadari dalam penulisan Karya Ilmiah ini masih banyak kekurangan dalam
penulisan maupun penyusunan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna memperbaiki kesalahan dimasa yang akan datang.

Medan, 25 Juni 2015

Azwar Arifin Bintang

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..................................................................................................................2
1.3 Pembatasan Masalah................................................................................................................3
1.4 Rumusan Masalah ....................................................................................................................3
1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................................................................3
1.6 Manfaat Pembelajaran .............................................................................................................4
BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL .................................................................5
2.1 Kerangka Teoritis ......................................................................................................................5
2.2 Kerangka Strategi .....................................................................................................................5
2.3 Strategi Menulis Pengalaman Secara Langsung ..........................................................................6
2.3.1 Pengertian Strategi Menulis Pengalaman Secara Langsung .................................................6
2.3.2 Langkah-langkah dan Variasi Strategi Menulis Pengalaman Secara Langsung .......................6
2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Strategi Menulis Pengalaman Secara Langsung ..........................7
2.4 Kemampuan menulis Paragraf Narasi ........................................................................................8
2.4.1 Pengertian Kemampuan Menulis ........................................................................................8
2.4.2 Pengertian Paragraf............................................................................................................8
2.4.3 Paragraf Narasi ................................................................................................................ 12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................................... 14
3.1 Metode Penelitian .................................................................................................................. 14
3.2 Populasi................................................................................................................................. 14
3.3 Sampel ................................................................................................................................... 14
3.4 Instrumen Penelitian .............................................................................................................. 14
3.5 Teknik Analisi Data ................................................................................................................. 15
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................................... 16
5.1 Kesimpulan............................................................................................................................. 16
5.2 Saran ...................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang penting
untuk dipelajari dan berperan penting dalam aspek kehidupan. Dengan adanya mata pelajaran ini,
siswa dapat mengetahui cara berkomunikasi dengan baik dan benar, kapan dan dimana harus
digunakan, serta dapat menjadi sarana untuk mengekspresikan diri.

Ada empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa yaitu keterampilan menimak,
membaca, berbicara, dan menulis. Keempat hal ini berhubungan satu dengan yang lain. Jadi,
pembelajaran bahasa Indonesia tidak terfokus pada teori saja tetapi yang terpenting adalah
praktik atau keterampilannya.

Salah satu keterampilan yang dicapai adalah mengingatkan keterampilan menulis siswa
seperti yang tercantum dalam dalam KTSP adalah mampu mengungkapkan pikiran, perasaan,
pendapat, dan gagasan melalui menulis paragraph yang salah satunya adalah menulis pargraf
narasi.

Berkaitan dengan hal itu, kenyataan yang muncul di lapangan membuktikan bahwa kegiatan
menulis khususnya menulis paragraph narasi masih sangat rendah. Mereka menganggap bahwa
menulis merupakan beban yang sangat berat. Anggapan tersebut timbul karena kegiatan menulis
memang membutuhkan banyak tenaga, waktu, serta perhatian yang sungguh-sungguh.
Disamping itu, menuntut keterampilan yang kadang-kadang tidak dimiliki.

Selama ini hal yang terjadi masih kurang kreatifnya guru dalam memilih strategi
pembelajaran. Guru cenderung menggunakan metode yang bersifat teoritis. Siswa lebih
ditekankan pada proses mendengar, menulis menghapal, dan mengerjakan tugas yang
mengakibatkan proses belajar mengajar monoton, membosankan dan kurang menarik perhatian
siswa serta berakibat sulitnya siswa memahami pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa
Indonesia, Guru berperan lebih aktif daripada siswa dalam pembelajaran sehingga kurang
terealisasi tujuan pembelajaran yang ingin di capai.

1
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk menggunakan strategi menulis pengalaman
secara langsung sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut, khususnya membantu siswa
dalam menulis paragraph narasi.

Strategi menulis pengalaman secara langsung adalah sebuah energy pembelajaran yang dapat
membantu peserta didik dalam merefleksikan pengalaman-pengalaman yang telah mereka alami
secara langsung. Menurut Melvia L. Silberman (186:2007) strategi menulis pengalaman secara
langsung adalah sebuah cara dramatis untuk meningkatkan pengalaman secara mandiri dan
meminta siswa menuliskan laporan tindakan kala ini tentang sebuah pengalaman yang mereka
miliki, aktivitas itu itu memungkinkan siswa untuk memikirkan pengalaman yang mereka miliki.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul:
“Pengaruh Strategi Menulis Pengalaman Secara Langsung Terhadap Kemampuan Menulis
Paragrap Narasi”.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dapat diidentifikasikanlah masalah sebagai
berikut :

1. Memotivasi siswa dalam menulis masih rendah.


2. Kurangnya Kemapuan sisewa dalam menulis paragraph narasi.
3. Kurang tepatnya strategi pembelajaran yang digunakan guru.
4. Model pembelajaran yang diterapkan guru selama ini masih belum sesuai dengan
perbedaan kemampuan masing-masing siswa sehingga siswa kurang tertarik mengikuti
pembelajaran.
5. Strategi menulis pengalaman secara langsung masih mini

2
1.3 Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah pada sasarannya sebaiknya masalah yang diteliti dibatasi dan
difokuskan. Hal ini akan memudahkan dalam melaksanakan penelitian, sehingga diharapkan
dapat tercapai.

Berdasarkan identifikasi masalah maka peneliti ini hanya dibatasi dan difokuskan pada
pengaruh strategi menulis pengalaman secara langsung terhadap kemampuan menulis paragraph
narasi siswa.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pembatasan masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penggunaan strategi pengalaman secara langsung?


2. Bagaimanakah kemampuan menulis paragraf narasi siswa?
3. Bagaimanakah pengaruh strategi pengalaman secara langsung terhadap kemampuan
menulis paragraf narasi?

1.5 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penggunaan strategi pengalaman langsung siswa


2. Untuk mengetahui kemampuan menulis paragraf narasi
3. Untuk mengetahui pengaruh strategi pengalaman secara langsung terhadap kemampuan
menulis paragraf narasi.

3
1.6 Manfaat Pembelajaran
Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas diharapkan hasil penelitian ini memliki bebrapa
manfaat sebagai berikut:

1. Bagi siswa, sebagai pengetahuan untuk mempermudah menulis paragraf narasi dapat
mengguanakn strategi menulis pengalaman secara langsung.
2. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan strategi menulis pengalaman secara
langsung terhadap kemampuan menulis paragraf narasi.
3. Sebagai bahan pertimbangan yang relavan bagi peneliti.

4
BAB II
KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

2.1 Kerangka Teoritis


Kerang teoritis merupakan rancangan teori yang menghubungkan dengan hakikat untuk
menjelaskan pengertian-pengertian variabel yang di teliti. Beberapa perangkat teori yang relavan
akan di manfaatkan sebagai landasan pada masalah yang di teliti.

2.2 Kerangka Strategi


Kata strategi pada mulanya sangat akrab dikalangan militer. Secara umum kata strategis
yang digunakan di kalangan militer sering diartikan sebagai seni memenangkan perang melawan
musuh dengan pemanfaatan kekuatan yang dimiliki secara maksimal. Namun, pada akhirnya
kata tersebut tidak hanya dipergunakan untuk kepentingan militer saja, tetapi berkembang
keberbagai bidang yang berbeda, seperti strategi bisnis, olahraga, catur, ekonomi, pemasaran,
manajemen strategi, strategi pembelajaran, dan lain-lain. Oleh karena perkembangan tersebut
strategi dapat diartikan sebagai rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang
ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu yang umumnya adalah kemenangan.

Menurut Neng Muhadjir (2007:124), “Strategi merupakan suatu penataan potensi dan
sumber daya agar dapat efisien dalam memperoleh hasil sesuai yang direncanakan.” Adapun
menurut Yusuf Hadi Miarsono, “Strategi adalah pendekatan menyeluruh dalah suatu sistem
pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum
pembelajaran yang d jabarkan dari pandangan falsafah atau teori belajar tertentu”.

Memahami pengertian tersebut, maka strategi identik dengan teknik atau siasat yang
dilakukan untuk mencapai kemenangan. Pengertian tersebut akan semakin luas apabila berbuabh
menjadi strategi pembelajaran. Oleh karena itu, apabila kata “strategi” digabungkan dengan kata
“pembelajaran” menjadi “strategi pembelajaran” maka pengertiannya akan berubah meluas
menjadi suatu cara atau jalan yang dilakukan atau ditempuh ileh seorang guru atau murid dalam
melakukan upaya terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau sikap. Hal itu sama dengan
pendapat Sanjaya (2008:126) yang engemukakan, “Strategi Pembelajaran adalah perencanaan
yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu”.

5
Selanjutnya, Kemp dalam Sanjaya (2008:126) mengemukakan bahwa “Strategi
pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran yang harus di kerjakan guru dan guru agar tujuan
pembelajaran dapat di capai secara efektif dan efisien.” Dengan mengutip pemikiran David,
menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya,
strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang diambil
dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.

Untuk memperkaya pemahaman, dalam (Bunyamin, 2010) mengemukakan bahwa,


“Strategi pembelajaran adalah suatu cara atau seperangkat cara atau jalan yang dilakukan dan
ditempuh oleh seorang guru atau murid dalam melakukan upaya terjadinya suatu perubahan
kignitif, dan pisikomonotorik secara berkesinambungan.”

Berdasarkan beberapa pendaat beberapa para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan, baik berupa kegiatan, perencanaan,
maupun tindakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2.3 Strategi Menulis Pengalaman Secara Langsung

2.3.1 Pengertian Strategi Menulis Pengalaman Secara Langsung


Strategi menulis pengalaman secara langsung adalah sebuah strategi pembelajaran yang
dapat membantu peserta didik dalam merefleksikan pengalaman-pengalaman yang telah mereka
alami secara langsung. Aktivitas ini memungkinkan siswa untuk memikirkan pengalaman yang
mereka miliki.

2.3.2 Langkah-langkah dan Variasi Strategi Menulis Pengalaman Secara Langsung


Silberman (2007:187) Menggambarkan bahwa prosedur dari strategi menulis pengalaman
secara langsung adalah sebagai berikut.

1. Guru memilih pengalaman yang diinginkan untuk ditulis oleh siswa, bisa berupa
peristiwa masa lampau atau yang akan datang.
2. Guru menginformasikan kepada peserta didik tentang pengalaman yang telah dipilih
untuk tujuan penulisan reflektif.
3. Sediakan kertas putih untuk menulis.

6
4. Ciptakan privasi dan suasana hening.
5. Guru memerintahkan untuk menulis saat ini, tentang pengalaman yang telah dipilih.
6. Guru meberikan waktu yang cukup untuk menulis.
7. Guru dan siswa mendiskusikan hasil refleksi dan tindakan-tindakan baru yang
mungkin dilakukan dimasa yang akan datang.

Adapun variasi strategi menulis pengalaman secara langsung sebagai berikut :

1) Untuk membantu siswa mendapatkan kegaiarahan dalam menulis imajinatif, lakukan


diskusi kelompok yang relavan dengan topik yang akan ditugaskan kepada mereka.
2) Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang apa yang mereka tulis salah satu
alternatifnya adalah dengan memerintahkan sejumlah siswa untuk membaca karya
mereka.

2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Strategi Menulis Pengalaman Secara Langsung

Kelebihan strategi menulis pengalaman secar langsung adalah sebagai berikut :

1) Melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa.


2) Meningkatkan kreatifitas siswa.
3) Meningkatkan semangat dan kemampuan siswa dalam menulis.
4) Meningkatkan pemahaman terhadap pesan inti materi pelajaran.
5) Menghubungkan materi pelajaran dengan realitas kehidupan.

7
Semantara kekurangan strategi menulis pengalaman secara langsung adalah sebagai berikut:

1) Kesulitan bagi sebagian siswa yang tidak mempunyai pengalaman yang terkait dengan
materi pelajran, juga bagi siswa yang memiliki kecerdasan linguistik yang rendah.
2) Penggunaan waktu dalam kegiatan pembelajaran kuarang efisien.
3) Pendalaman dan pengalaman siswa terhadap materi pelajaran berkurang.

2.4 Kemampuan menulis Paragraf Narasi


2.4.1 Pengertian Kemampuan Menulis
Kata “kemampuan” berasal dari kata “mampu” yang mendapat imbuhan ke_an. Kata
tersebut dapat dipahami sebagai kecakapan dalam melakukan sesuatau dan dianggap mencapai
tujuan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Omar (1998:40) mengatakan “kemampuan
identik dengan ketrampilan, kemampuan sangat menghendaki tingkat kesadaran serta perhatian
yang lebih tinggi.”

Tarigan (1983:21) “ Menulis adalah merunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik


yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang, sehinga orang-orang lain
dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut apabila mereka memahami bahasa dan gambar
grafik itu.

Wijayanto (2004:1) mengatakan, “ Menulis adalah rekaman peristiwa, pengalaman,


pengetahuan serta pemikiran manusia.” Menulis juga terkait pemahaman bahasa dan kemampuan
berbicara.

Dari pendapat diatas dapat disimpulakan bahwa kemampuan menulis adalah


kesanggupan mengungkapkan buah pikiran berupa pengalaman, pengetahuan pendapat serta
erasaan dalam bentuk bahasa tulis untuk dibaca dan dimengerti oleh orang lain.

2.4.2 Pengertian Paragraf


Paragraf sering juga disebut alinea. Paragraf sering diartikan sebagai untaian kalimat
yang berisi sebuah gagasan, dan rangkaiab beberapa paragraf membentuk sebuah karangan.
Sebuah karangan tidak baik jika paragrafnya tidak tersusun dengan baik. Hal ini sesuai dengan

8
pendapat Arifin (2009:115) “Paragraf seperangkat kalimat yang membicarakan suatau gagasan
atau topik.”

Akhadiah, dkk (2003:144) mengatakan “paragraf merupakan inti penuangan buah


pikiran dalam sebuah karangan.” Sementara Admaja (2010:1) mengatakan bahwa “paragraf
adalah beberapa rangkaian kalimat yang saling berbuhungan disusun secara logis dan sistematis
sehingga membentuk satu kesatuan pokok bahasa.” Kosasih (2006:22) mengatakan, “Paragraf
adalah bagian dari karangan atau bagian dari tuturan.” Selanjutnya Finoza (2009:189)
mengatakan, “ Alinea atau paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang umumnya merupakan
gabungan beberapa kalimat.”

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah rangkaian
dari beberapa kalimat yang tersusun secara logis dan sistematis, saling berhubungan dan
mempunyai satu pikiran pokok.

2.4.2.1 Ciri-ciri Paragraf

Ciri-ciri paragraf adalah sebagai berikut :

1. Kalimat pertama bertakuk atau menjorok kedalam lima ketukan spasi.


2. Paragraf menggunakan pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.
3. Setiap paragraf menggunakan kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat
pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan atau menerangkan pikiran utama
yang ada dalam kalimat topik.
4. Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam
kalimat penjelas.

2.4.2.2 Fungsi Paragraf


Semi (1990:55) menyatakan fungsi paragraf adalah sebagai berikut :

1. Sebagai segmen atau satuan bahasa dalam tulisan.


2. Menyusun dan mengorganisasikan pemikiran pembaca menuju suatu bentuk yang utuh.
3. Menolong bembaca untuk dapat memahami batasdan juga hubungan antara satu pokok
pikiran lainnya.

9
4. Memberi perhatian formal kepada pembaca untuk dapat berkonsentrasi kepada ide sentral
suatu tulisan atau bagian tulisan.

2.4.2.3 Syarat-syarat Paragraf yang Baik


a) Kepaduan Makna

Suatu paragraf dikatakan memiliki kepaduan makna apabila ada kekompakan antara gagasan
yang dikemukakan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya.

b) Kepaduan bentuk

Apabila kepaduan makna berhubungan dengan isi, makna kepaduan bentuk berkaitan dengan
penggunaan kata-katanya.

c) Kelengkapan

Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak
lengkap, jika tidak dikembangkan atau diperluas dengan pengulangan-pengulangan.

2.4.2.4 Macam-macam Paragraf


Berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi :
1. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka memiliki peran sebagai pengantar bagi pembaca untuk sampai pada
masalah yang akan diuraikan oleh penulis. Untuk itu, paragraf pembuka harus dapat
menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup mempersiapkan pikiran pembaca
kepada masalah yang akan diuraikan. Paragrap pembuka ini tidak terlalu panjang agar
pembaca tidak merasa bosan. Di samping untuk menarik perhatian pembaca, paragraf
pembuka juga berfungsi untuk menjelaskan tentang tujuan dari penulisan itu.

10
2. Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung berfungsi menguraikan masalah yang akan dibahas oleh seorang
penulis. Paragraf penghubung berisi inti persoalan yang akan dibahas oleh penulis
diuraikan dalam paragraf ini. Oleh sebab itu, secara kuantitatif paragraf ini merupakan
paragraf yang paling panjang, antara paragraf dengan antar paragraf harus saling
berhubungan secara logis.
3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup bertujuan untuk mengakhiri sebuah karangan/tulisan. Paragraf ini bisa
berisi tentang kesimpulan masalah yang telah dibahas dalam paragraf penghubung, atau
bisa juga berupa penegasan kembali hal-hal yang dianggap penting dalam uraian-uraian
sebelumnya.

2.4.2.5 Jenis-jenis Paragraf


1. Eksposisi

Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.

Contoh:

Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan


mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli
sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga
harganya meningkat.

2. Argumentasi

Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta


konsep sebagai alasan/ bukti.

Contoh:

Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan
demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa
anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah
oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau
mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya
diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri
kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang
ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.

11
3. Deskripsi

Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat,
merasa atau mendengar hal tersebut.

Contoh:

Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang
mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya
hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam,
memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip
yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.

4. Persuasi

Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.

Contoh:

Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia
sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah
mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan
sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus
mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan
bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.

5. Narasi

Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur
cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.

Contoh:

Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari
rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan
kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.

2.4.3 Paragraf Narasi

Keraf (2005:136 mengatakan “narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya
adalah tindakan-tindakan yang dijalin dalam satu kesatuan waktu.” Menurut Finoza (2001:161)
“Paragraf Narasi adalah paragraf yang menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita.

12
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa paragraf narasi adalah
bentuk tulisan yang menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau dalam
pengalaman manusia yang terjadi dalam satu kesatuan waktu,

2.4.3.1 Ciri-ciri Paragraf Narasi

Ciri-ciri paragraf narasi adalah sebagai berikut :

a) Berupa cerita atau peristiwa pengalaman manusia.


b) Kejadian ataupun peristiwa yang disampaikan semata-mata berupa imajinasi atau
gabungan keduanya.
c) Berdasarkan konflik, karena tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik.
d) Memiliki nilai estetika.
e) Menekankan suasasana kronologis.

2.4.3.2 Struktur Paragraf Narasi

a) Bagian Pendahuluan

Bagian ini menyajikan dasar sebuah cerita atau narasi. Pada bagian pendahuluan mulai
muncul masalah yang menjadi perbincangan.

b) Bagian Perkembangan

Bagian tengah adalah batang tubuh yang utama dari seluruh tindak tanduk para tokoh.
Bagian ini merupakan rangkaian tahap-tahap yang membentuk seluruh proses narasi.

c) Bagian Penutup

Bagian ini menyajikan titik akhir dari suatu permasalahan yang dihadapi atau merupakan
pemecahan masalah atas situasi yang telah dibentuk dari bagian perkembangan.

13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Arikunto (2006:22) yang mengatakan bahwa “Metode penelitian merupakan struktur


yang sangat penting, karena berhasil tidaknya, ataupun tinggi rendahnya kualiatas penelitian
sangat ditentukan oleh ketepatan dalam memilih metode penelitian.”

Metode yang digunakana dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini
digunakan karena ingin mengetahui pengaruh pembelajaran dengan strategi menulis pengalaman
secara langsung terhadap kemampuan menulis paragraf narasi.

3.2 Populasi

Menurut Sudjana (2005:5), “ Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin hasil
menghitung ataupun pengukuran, kuantitas, maupun kualiatas dari karakterisktik tertentu
mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin di pelajari sifat-sifatnya.” Begitu
pula dengan Sudjiono (2008:117) mengatakan bahwa “ Populasi adalah keseluruhan
objek/subjek yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari.” Berdasarkan kesimpulan diatas
dapat disimpulkan bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan objek yang diteliti.

3.3 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang digunakan untuk mewakili penelitian. Dalam
penelitian ini, peneliti menentukan sampel dengan berpedoman pada pendapat Arikonto
(2006:131).

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan untuk menjaring data
penelitian. Pengumpulan data di sesuaikan dengan aspek-aspek yang diteliti pada tujuan
penelitian. Oleh karena itu dilakukan pengumpulan data secara cermat untuk menghindari terjadi
kesalahan. Tes kemampuan menulis paragraf narasi siswa ditentukan berdasarkan transisi,
kalimat utama. Kalimat penjelas, isi gagasan, dan organisasi isi.
14
3.5 Teknik Analisi Data

Data yang telah dikumpul selanjutnya akan dianalisis guna mencapai hasil yang
maksimal. Langkas-langkah analisisnya sebagai berikut :

1) Menyusun data pre-test dan pos-test dalam bentuk tabel


2) Menghitung nilai rata-rata dan standar deviasi dan sampel, yaitu data pretest dan postest.
3) Uji normalitas. Dilakukan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal atau
tidak.
4) Uji Homogenitas. Bertujuan untuk mengetahui apakah data mempunyai varian yang
homogen atau tidak.
5) Uji Hipotesis. Dilakukan dengan menggunakan uji”t” dengan rumus yang di utarakan
Sudjana (2005:246-247).

15
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

5,1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan maka penulis menarik kesimpulan


sebagai berikut:

1) Diperoleh nilai rata-rata strategi pengalaman secara langsung siswa.


2) Nilai rata-rata kemampuan menulis paragraf narasi siswa.
3) Strategi menulis pengalaman secara langsung membawa pengaruh yang baik terhadap
kemampuan menulis paragraf narasi siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini perlu
diungkapkan saran-saran berikut:

1. Guru seharusnya memberikan latihan-latihan kepada siswa selama proses pembelajaran.


2. Untuk meningkatkan kualitas para siswa seharusnya didukukng oleh sarana dan prasarana
di sekolah.
3. Pendidik sudah seyogiyanya memilih metode yang tepat dalam proses pembelajaran
supaya proses belajar lebih menarik.
4. Kemampuan menulis siswa sangat berpengaruh terhadap pengalaman secara langsung,
sehingga harus diterapkan lebih intensif setiap metode-metode pembelajaran.
5. Diharapkan masukan-masukan dari peneliti lanjutan yang ke lebih baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Admaja, Jati. (2010). Buku Lengkap Bahasa Indonesia dan Peribahasa. Jakarta: PT. Buku kita.

Alwi, Hasan dkk. (2003). Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.

Arifin, Zaenal Amran Tasai (2009). Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: PT. Nunggal Cipta.

Arikunto, Suharsimin. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Finoza, Lamuddin. (2009). Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Keraf, Gorys. (2005). Argumentasi dan Narasi. Jakaarta: PT.Gramedia.

Kosasih, E. (2003). Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Jakarta: Yramada Widya.

Silberman, Mel. (2007). Active Learning Aktif Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito.

Sudjiono, Anas. (2008). Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Raya Grafindo Persada.

Wijayanto, Usul. (2006). Terampil Menulis Karangan. Jakarta: PT. Gramedia Widya Sarana.

17

Anda mungkin juga menyukai