Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TB PARU


DI RUANG AL-HAKIM RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

Tanggal 6 Mei - 11 Mei 2019

Oleh:
Ariany Dhesi Puspitasari, S.Kep
NIM. 1830913320022

PENDIDIKAN PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Ariany Dhesi Puspitasari, S.Kep

NIM : 1830913320022
JUDUL LP : - Laporan Pendahuluan TB Paru
- Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan TB Paru
di Ruang Al-Hakim RSUD Ratu Zalecha Martapura
- Resume Pasien di Ruang Al-Hakim RSUD Ratu
Zalecha Martapura

Banjarbaru, Mei 2019

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Noor Diani, Ns.,M.Kep, Sp.Kep.MB Irfan maulana, Ns,M.Kep, Sp.Kep.MB


NIP.19780317 200812 2 001 NIP.19770218 200003 1 004

LAPORAN PENDAHULUAN TUBERKULOSIS PARU (TB PARU)

Definisi
Tuberkulosis paru (Tb paru) adalah penyakit infeksius, yang
terutama menyerang penyakit parenkim paru
Etiologi Klasifikasi
Penyebab Tuberculosis Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena
adalah Mycobacterium 1. Tuberkulosis paru
Tuberculosis. Ada dua 2. Tuberkulosis ekstra paru
macam mikobakteria Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis
tuberculosis yaitu tipe 1. Tuberkulosis paru BTA positif
human dan tipe bovin. 2. Tuberkulosis paru BTA negative
Basil tipe bovin berada
pada susu sapi yang Klasifikasi berdasarkan tipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat
menderita mastitis pengobatan sebelumnya
tuberkolosis usus. Basil 1. Kasus baru
tipe human bisa berada 2. Kasus kambuh (relaps)
dibercak ludah (droplet) 3. Kasus setelah putus berobat (default )
di udara yang berasal dari 4. Kasus setelah gagal (failure)
penderita TBC. 5. Kasus lain

Manifestasi Klinis
Gejala sistemik/umum Gejala khusus
 Penurunan nafsu makan dan berat badan.  Suara nafas melemah yang disertai sesak.
 Perasaan tidak enak (malaise), lemah.  Sakit dada.
 Demam tidak terlalu tinggi yang
berlangsung lama

Pemeriksaan Penatalaksanaan
1. Pemeriksaan dahak mikroskopis Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah:
2. Pemeriksaan Bactec INH, Rifampisin,Streptomisin, Etambutol. Jenis
3. Pemeriksaan darah obat tambahan lainnya (lini 2): Kanamisin,
4. Pemeriksaan radiologis Amikasin, Kuinolon.

Komplikasi
Komplikasi Dini Komplikasi Lanjut
1. Pleuritis
2. Efusi Pleura
3. Empiema
4. Laringitis 1. Obstruksi jalan napas : SOPT (Sindrom Obstruksi Pasca

Tuberculosis)

Pathway Tuberkulosis Paru


2. Kerusakan parenkim berat : SOPT/Fibrosis paru, kor pulmonal
Invasi bakteri tuberkulosis
3. Amiloidosis

4. Karsinoma paru
Infeksi primer Sembuh
5. Sindrom gagal napas dewasa (ARDS)
Sembuh dengan fokus ghon

Infeksi pasca primer Bakteri dorman


(reaktivitas)

Bakteri muncul beberapa Sembuh dengan fibrotik


tahun kemudian

Reaksi infeksi/inflamasi,
kavitas, dan merusak
parenkim paru

Produksi Sekret Kerusakan membran Reaksi sistematis


Pecahnya alveolar-kapiler
pembuluh darah merusak pleura,
atelaktasis
demam Anoreksia
Batuk Produktif Penurunan BB
Batuk darah Sesak nafas, ekspansi
thorax Peningkata
n suhu Ketidakseimbangan
Ketidakefektifan nutrisi kurang dari
Bersihan Jalan Gangguan kebutuhan tubuh
Nafas Pertukaran Gas Hipertermi
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Tuberkulosis Paru

Pengkajian Identitas pasien:


Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal masuk MRS dan diagnosa medis.
Status kesehatan:
Keluhan utama, keluhan tambahan, riawayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga.
Pola-pola kesehatan fungsional:
Pola penatalaksanaan kesehatan/persepsi sehat, pola nutrisi dan metabolik, pola eliminasi, pola latihan dan aktivitas, pola
istirahat dan tidur, pola kognitif, pola persepsi konsep diri, pola peran dan tanggung jawab, pola seksual-reproduksi, pola
koping dan toleransi stres, pola keyakinan dan nilai.
Diagnosa 1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d obstruksi jalan nafas (sekresi yang tertahan)
2. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolar
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan makan
4. Hipertermi b.d Proses Penyakit
Intervensi Ketidakefektifan bersihan jalan Gangguan pertukaran gas Ketidakseimbangan Hipertermi
napas nutrisi kurang dari
NOC: kebutuhan tubuh NOC:
Termoregulasi
NOC: Status pernapasan:
NOC: Setelah dilakukan tindakan
Status pernapasan: ventilasi pertukaran gas Status nutrisi keperawatan selama 1 x 60
Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan menit pasien sudah tidak
keperawatan selama 3x24 jam keperawatan selama 3x24 tindakan keperawatan hipertermi dengan Kriteria
ketidakefektifan bersihan jalan jam tidak terdapat gangguan selama 3x24 jam Hasil:
nafas pasien dapat teratasi dengan pertukaran gas dengan ketidakseimbangan 1. Suhu tubuh dalam
Kriteria Hasil: Kriteria Hasil: nutrisi kurang dari rentang normal 36-
1. Tidak ada suara nafas 1. Tanda tanda vital dalam kebutuhan tubuh dapat 37,5oC
tambahan rentang normal teratasi dengan Kriteria 2. Tidak ada perubahan
2. Suara napas normal 2. Mendemonstrasikan Hasil: warna kulit
3. Sianosis (-) peningkatan ventilasi dan 1. Asupan gizi terpenuhi 3. Kulit tidak terasa hangat
oksigenasi yang adekuat 2. Asupan makanan
terpenuhi
3. Saturasi oksigen dalam
NIC 1: rentang normal 3. Asupan cairan NIC 1:
Manajemen jalan napas 4. Tidak ada sianosis terpenuhi Perawatan demam
4. Hidrasi terpenuhi 1. Memonitor temperatur
1. Posisikan pasien untuk 5. Tidak ada dispneu pasien paling sedikit setiap
memaksimalkan ventilasi 2 jam
NIC 1:
2. Berikan bronkodilator jika NIC 1: 2. Monitor frekuensi
Manajemen Nutrisi pernafasan, nadi dan
perlu. Manajemen jalan napas
1. Monitor adanya tekanan darah pasien agar
3. Monitor respirasi dan status 1. Posisikan Pasien untuk penurunan BB. tetap dalam rentang normal
O2. memaksimalkan ventilasi 2. Monitor lingkungan 3. Berikan kompres hangat
4. Lakukan fisioterapi dada jika 2. Auskultasi suara nafas, selama makan. pada lipat paha dan aksila
perlu catat adanya suara 3. Identifikasi adanya pasien
alergi atau 4. Monitor komplikasi terkait
5. Keluarkn sekret dengan batuk tambahan demam (kejang, penurunan
atau suction 3. Monitor respirasi dan intoleransi makanan
kesadaran, status
yang dimiliki pasien. ketidakabnormalan
6. Auskultasi suara nafas, catat status oksigen
4. Monitor intake elektrolit,
adanya suara tambahan 4. Buang sekret dengan nuntrisi. ketidakseimbangan asam
memotivasu pasien untuk 5. Informasikan pada basa)
NIC 2: melakukan batuk atau Pasien dan keluarga 5. Berikan obat anti piretik
Peningkatan (Manajemen) menyedot lendir tentang manfaat dengan dosis sesuai anjuran
Batuk 5. Instruksikan bagaimana nutrisi. dokter
1. Dampingi pasien untuk bisa agar bisa melakukan 6. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk NIC 2:
duduk pada posisi dengan batuk efektif Pengaturan Suhu
menentukan jumlah
kepala sedikit lurus, bahu 1. Monitor suhu setiap2 jam,
kalori dan nutrisi
rilaks NIC 2: yang dibutuhkan sesuai kebutuhan
2. Dukung pasien untuk menarik Terapi oksigen pasien. 2. Monitor tekanan darah,
7. Kolaborasi dengan nadi dan respirasi
nafas beberapa kali 1. Mempertahankan
dokter tentang 3. Monitor suhu dan warna
3. Dukung pasien melakukan kepatenan jalan napas
kebutuhan suplemen kulit
nafas dalam, tahan selama 2 2. Atur peralatan oksigenasi 4. Monitor dan laporkan
makanan seperti
detik, bungkukkan ke depan, 3. Monitor aliran oksigen NGT/ TPN sehingga adanya tanda dan gejala
tahan 2 detik dan batukkan 2-3 4. Pertahankan posisi pasien intake cairan yang dari hipotermia dan
kali 5. Monitor adanya adekuat dapat hipertermia
4. Minta pasien untuk menarik kerusakan kulit terhadap dipertahankan. 5. Berikan pengobatan
nafas dalam, bungkukkan ke adanya gesekan perangkat 8. Anjurkan banyak antipiretik, sesuai
depan, lakukan tiga atau empat oksigen minum. kebutuhan
kali hembusan (untuk
NIC 2:
membuka area glotis) Monitor Nutrisi
5. Minta pasien untuk menarik 1. Timbang berat badan
nafas dalam beberapa kali, pasien
keluarkan perlahan dan 2. Identifikasi
batukkan di akhir ekshalasi perubahan berat
(penghembusan) badan terakhir
3. Monitor adanya mual
6. Minta pasien untuk batuk
muntah
dilanjutkan dengan beberapa 4. Identifikasi
periode nafas dalam perubahan nafsu
makan dan aktivitas
akhir-akhir ini
5. Tentukan pola
makan (misalnya,
makanan yang
disukai dan tidak
disukai)
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M., et al. 2008. Nursing Intervention Classification (NIC). 5th ed. Mosbie
Elsevier: USA.
Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Anak, Orang Dewasa,
Usia Lanjut. Jakarta: Pustaka Obor Populer.
Moorhead, S., et al. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). 4th ed. Mosbie
Elsevier: USA.
NANDA International. Nursing Diagnosis: Definitions and Classification 2018 – 2020.
Jakarta: EGC.
Nurarif Huda Amin, Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasaran
Diagnosis Medis & NANDA NIC NOC Jilid 3. Jogjakarta: Mediaction Publishing.
Somantri Irman. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai