Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER
DI RUANG KASWARI RSD IDAMAN KOTA BANJARBARU

Tanggal 18– 23 Maret 2019

Oleh:
Ariany Dhesi Puspitasari, S.Kep
NIM. 1830913320022

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Ariany Dhesi Puspitasari, S.Kep

NIM : 1830913320022

JUDUL LP : - Laporan Pendahuluan Dangue Haemorrhagic Fever


- Asuhan Keperawatan Klien Dengan Dengue
Haemorrhagic Fever di Ruang Kaswari RSD Idaman Kota
Banjarbaru
- Resume Pasien di Ruang Nuri RSD Idaman Banjarbaru

Banjarbaru, Maret 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Rismia Agustina, Ns., M. Kep Ahmad Rijani, S.Kep., Ns


NIP. 19840812 201404 2 001 NIP. 19890117 201101 1 001
DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER
Definisi Etiologi
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang Menurut Soedarto (2012) DHF disebabkan oleh virus dengue ditularkan dari
tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes seorang penderita ke orang lain melalui gigitan nyamuk genus Aedes aegypti
Aegypti betina. betina.

Klasifikasi Penatalaksanaan
Manifestasi klinis DHF derajat 1
Menurut Susilaningrum (2013) Menurut WHO dalam buku Nurarif (2013)
a. Observasi TTV setiap 3 jam
manifestasi klinis dari DHF adalah : membagi DBD/DHF menjadi 4
b. Pasien perlu istirahat mutlak
a. Demam tinggi sampai 40oC dan derajat, yaitu sebagai berikut: c. Berikan minum 1,5-2 liter/24 jam
mendadak Derajat I d. Berikan minum sedikit demi sedikit
b. Anoreksia Demam disertai gejala tidak khas, hanya e. Kompres jika deman
c. Mual muntah terdapat manifestasi perdarahan (uji tourniquiet DHF derajat II
d. Nyeri perut kanan atas atau seluruh positif). a. Pemberian cairan IV
bagian perut b. Observasi TTV
e. Nyeri kepala Derajat II c. Periksa gejala-gejala renjatan seperti nadi menjadi kecil dan cepat, TD
f. Nyeri otot dan sendi Seperti derajat I disertai perdarahan spontan di ↓, mengeluh sakit perut
g Uji tourniquet positif kulit dan perdarahan lain. d. Periksa Hb,Ht dan trimbosit secara periodik
h. Perdarahan, petechiae; epitaksis; DHF derajat III
perdarahan massif Derajat III a. Cairan RL IV diguyur dengan ketepatan 20 ml/kgBB
i. Trombositopenia (< 100.000/ mm3) Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan b. Jika dispneu berikan oksigen
adanya nadi cepat dan lemah, tekanan darah c. Observasi TTV setiap 15 menit
menurun (<20 mmHg) atau hipotensi disertai d. Periksa gejala renjatan
Komplikasi kulit yang dingin dan lembab, gelisah e. Periksa Hb,Ht dan trimbosit secara periodik

a. Ensefalopati Dengue Derajat IV Pemeriksaan penunjang


b. Kelainan ginjal Renjatan berat dengan nadi tak teraba dan Menurut (Murwani, 2011):
c. Udema paru tekanan darah yang tidak dapat diukur a. Pemeriksaan hematokrit (Ht) : ada kenaikan bisa sampai 20%, normal:
pria 40-50%; wanita 35-47%
b. Uji torniquit: Positif ada petechie) kurang 20 pada diameter 2,5 inchi.
PATHWAY
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER

Pengkajian
a. Identitas: nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, alamat, nomor
registrasi, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa medis
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit dahulu Diagnosa Keperawatan
e. Riwayat kesehatan keluarga
f. Pemeriksaan fisik: 1. Kekurangan volume cairan
a. Keadaan umum
b. Kulit : warna kulit, edema, lesi, nyeri tekan,hangat atau dingin 2. Hipertermi
c. Abdomen: menilai ada tidaknya nyeri tekan, Apakah terdapat
3. Nyeri akut
mual dan muntah
d. Muskuloskeletal: Apakah mampu melakukan ADL mandiri atau
dibantu
e. Pemeriksaan penunjang: Hematokrit, HB, hasil torniket (+)
NOC DAN NIC

Kekurangan volume cairan Hipertermi Nyeri akut


 NOC: NOC:  NOC:
Fluid Balance Thermoregulation  Pain Control
 Setelah diberikan tindakan keperawatan selama Setelah diberikan tindakan keperawatan
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di harapkan suhu tubuh pasien selama 1x24 jam di harapkan nyeri yang
3x24 jam di harapkan cairan tubuh pasien menuju normal dirasakan pasien berkurang
terpenuhi Dengan kriteria hasil : Dengan kriteria hasil :
Dengan kriteria hasil :
NOC: NOC:
NOC: Thermoregulation Pain Control
Fluid Balance 1. Terjadi penurunan pada suhu kulit pasien 1. Pasien dapat menggunakan teknik non
1. Tekanan darah pasien dalam rentan normal yaitu saat disentuh tidak terasa panas farmakologi untuk menurunkan rasa
yaitu 120/80 mmHg. 2. Warna kulit pasien kembali ke warna nyeri
2. Turgor kulit pasien normal. aslinya 2. Menggunakan obat non-analgesik sesuai
3. Hematocrit pasien dalam keadaan normal 3. Pasien tidak mengalami dehidrasi selama anjuran
yaitu 40 – 48%. hipertermi
NIC: NIC: NIC:
Fluid Management Fever Treatment Pain Management
1. Memasang kateter urine pada pasien sesuai 1. Memonitor temperatur pasien paling sedikit 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
indikasi setiap 2 jam termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
2. Memonitor status hydrasi pasien seperti keadaan 2. Monitor frekuensi pernafasan, nadi dan tekanan kualitas dan faktor presipitasi.
membrane mukosa. darah pasien agar tetap dalam rentang normal 2. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
3. Memonitor tekanan darah pasien. 3. Monitor intake dan output pasien sesuai dengan intervensi yang tepat.
4. Memonitor hasil lab terutama adanya penurunan kebutuhan 3. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
dari hematocrit pasien dari 55,3% dapat turun 4. Berikan cairan melalui IV dengan jumlah sesuai 4. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
sampai batas normal yaitu 40 – 48%. anjuran mengetahui pengalaman nyeri klien.
5. Memberikan terapi cairan intravena pada pasien 5. Berikan obat anti piretik dengan dosis sesuai 5. Evaluasi bersama klien dan tim kesehatan lain
sesuai kebutuhan. anjuran dokter tingkat pengontrolan nyeri yang dilakukan
6. Memberikan cairan melalui oral sesuai kebutuhan. 6. Berikan kompres hangat pada lipat paha dan 6. Bantu klien untuk memaksimalkan dukungan dari
7. Memberikan makanan atau minuman yang aksila pasien sumber-sumber yang klien miliki seperti keluarga,
mengandung banyak air seperti buah, juice dan 7. Monitor komplikasi terkait demam (kejang, teman dan orang-orang disekitar klien.
minuman berasa. penurunan kesadaran, status ketidakabnormalan 7. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
8. Memonitor pasien yang mendapatkan terapi elektrolit, ketidakseimbangan asam basa) nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan,
elektrolit. 8. Fasilitasi konsumsi cairan sesuai anjuran dan kebisingan, dsb.
kebutuhan pasien 8. Kurangi faktor presipitasi nyeri klien (seperti
ketakutan yang dirasakan pasien mengenai
penyakitnya)
9. Pilih dan lakukan penanganan nyeri baik secara
farmakologi (analgesik) dan non farmakologi.
10. Ajarkan klien tentang pengendalian nyeri dengan
cara non farmakologi seperti teknik relaksasi,
distraksi, dsb.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz Hidayat. Pengantar Ilmu Kesehatan.2006. Salemba Medika : Jakarta

Murwani, Arita, 2011. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi I. Yogyakarta

Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid 2. Jakarta:EGC

Soedarto. 2012. Demam Berdarah Dengue/Dengue Haemorrhagic Fever. Jakarta:


Sagung Seto.

Susilaningrum, R. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan anak untuk Perawat dan Bidan
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai