Anda di halaman 1dari 5

Tinjauan Pustaka

Kebutuhan ternak ruminansia terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah
kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat tergantung jenis ternak, umur, fase, (pertumbuhan, dewasa,
bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan lingkungan tempat hidupnya (temperatur,
kelembapan, nisbi udara) serta berat badannya. Jadi setiap ekor ternak berbeda kondisinya
membutuhkan pakan yang berbeda (Kartadisastra, 1997).

Pakan yang di berikan jangan sekedar di maksudkan untuk mengatasi lapar atau sebagai pengisi perut
saja melainkan harus benar-benar bermanfaat untuk kebutuhan hidup, membentuk sel-sel baru,
mengganti sel-sel yang rusak dan untuk produksi (Widayati dan Widalestari, 1996).

Pakan adalah semua bahan pakan yang bisa di berikan dan bermanfaat bagi ternak. Pakan yang di
berikan harus berkualitas tinggi yaitu mengandung zat-zat yang di perlukan oleh tubuh ternak dalam
hidupnya seperti air, karbohidrat, lemak, protein, mineral dan air (Parakkasi, 1995).

Kebutuhan ternak akan zat makanan terdiri dari kebutuhan hidup pokok dan kebutuhan untuk produksi.
Kebutuhan hidup pokok pengertiannya sederhana yaitu untuk mempertahankan hidup. Ternak yang
memperoleh makanan hanya sekedar cukup untuk memenuhi hidup pokok, bobot badan ternak tersebut
tidak akan naik dan turun. Tetapi jika ternak tersebut memperoleh lebih dari kebutuhan hidup pokoknya
maka sebagian dari kelebihan makanan itu akan dapat dirubah menjadi bentuk produksi misalnya air
susu, pertumbuhan dan reproduksi ini disebut kebutuhan produksi (Tillman, et al., 1984).

Palatabilitas merupakan sifat performansi bahan-bahan pakan sebagai akibat dari keadaan fisik dan
kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan pakan yang dicerminkan oleh organoleptiknya seperti
kenampakan, bau, rasa (hambar, asin, manis, pahit), tekstur dan temperaturnya. Hal inilah yang
menumbuhkan daya tarik dan merangsang ternak untuk mengkonsumsinya. Ternak ruminansia lebih
menyukai pakan rasa manis dan hambar daripada asin/pahit. Mereka juga lebih menyukai rumput segar
bertekstur baik dan mengandung unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) lebih tinggi (Kartadisastra, 1997).

Hijauan merupakan pakan utama untuk ruminansia sehingga penyediaannya harus kontinyu. Rumput
gajah merupakan rumput yang berasal dari Afrika tropik dan merupakan rumput potong
(Reksohadiprodjo, 1994). Rumput gajah mengandung protein kasar (PK) 9,72%, lemak kasar (LK) 1,04%,
serat kasar (SK) 27,54%, abu 18,13% dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 43,56%. Penggunaan
rumput gajah sebagai pakan tunggal belum dapat memenuhi kebutuhan protein dan energi untuk ternak
berproduksi. Penggunaan rumput gajah sebagai pakan membutuhkan suplementasi protein, energi dan
mineral, sehingga perlu dilakukan penambahan pakan berupa konsentrat. Rumput gajah dan konsentrat
yang dicampur secara homogen bisa disebut dengan istilah pakan komplit (complete feed). Complete
feed merupakan suatu jenis pakan yang terdiri dari hijauan dan konsentrat yang diberikan dalam
imbangan yang memadai (Wahjuni dan Bijanti, 2006).
I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengetahuan daya suka ternak sangat dibutuhkan dalam mengkaji pola pemberian ransum

makanan pada makhluk hidup termasuk domba, karena pakan memiliki peran yang sangat penting baik

dalam produksi maupun pertumbuhannya. Semakin tinggi palatabilitas pakan maka akan semakin

banyak juga pakan yang dikonsumsi, dan semakin tinggi kesempatan untuk meningkatkan produksinya.

Palatabilitas adalah derajat kesukaan pada makanan tertentu yang terpilih dan dimakan.

Pengertian palatabilitas berbeda dengan konsumsi. Palatabilitas melibatkan indera penciuman, perabaan

dan perasa. Semakin tinggi palatabilitas pakan maka akan semakin banyak juga pakan yang dikonsumsi,

dan semakin tinggi kesempatan untuk meningkatkan produksinya.

Kebanyakan hewan memiliki preferensi menyukai makanan tertentu, terutama jika memiliki

kesempatan memilih. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat palatabilitas pada domba, praktikan

menggunakan rumput dan legume, serta konsentrat sebagai bahan yang meningkatkan daya tarik pakan.

Dari konversi tersebut maka praktikan dapat mengetahui jenis rasa yang paling disukai oleh domba

dengan cara membandingkan banyak pakan yang dihabiskannya.

Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut :

Mengetahui cara mengkonversi pakan yg baik pada ternak domba.

Mengetahui tingkat palatabilitas pakan pada ternak domba

Waktu dan Tempat

Praktikum mengenai “Tingkat Palatabilitas Pakan Pada Domba” ini dilaksanakan pada :

Hari / Tanggal : Rabu, 8 Mei 2019

Waktu : Pukul 12.30-14.30 WIB


Tempat : Kandang Domba dan Kambing (PG30),

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran


Daftar pustaka

Kartadisastra, H.R., 1997. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia (Sapi, Kerbau, Domba,
Kambing). Kanisius, Yogyakarta.

Parakkasi, A., 1995. Ilmu Nutrisi Ruminansia Pedaging. Departemen Ilmu Pakan Ternak, Fakultas
Pertanian, IPB Bogor.

Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo dan S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo, 1984. Ilmu
Pakan Ternak Dasar. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Wahjuni, R.S., dan Bijanti, R. 2006. Uji Efek Samping Formula Pakan Komplit Terhadap Fungsi Hati Dan
Ginjal Pedet Sapi Friesian Holstein. J. Kedokteran Hewan Vol. 22 (3): 174 – 178

Widayati, E. dan R.E. Widalestari, Y., 1996. Limbah untuk Pakan Ternak. Trubus Agrisorana, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai