Ibu yang hamil pertama pada umur ≥ 35 tahun. Pada usia tersebut
mudah terjadi penyakit pada ibu dan organ kandungan yang
menua. Jalan lahir juga tambah kaku. Ada kemungkinan lebih
besar ibu hamil mendapatkan anak cacat, terjadi persalinan macet
dan perdarahan. Bahaya yang terjadi antara lain:
B. Abortus
1. Definisi
Abortus imminens disebut juga abortus membakat, dimana terjadi
perdarahan pervaginam pada kehamilan <20 minggu dengan atau tanpa
kontraksi uterus tanpa disertai dilatasi serviks dan tanpa pengeluaran
hasil konsepsi. Perdarahan pada abortus imminens seringkali hanya
sedikit, namun hal tersebut berlangsung beberapa hari atau minggu.
Dapat atau tanpa disertai rasa mulas ringan, sama dengan pada waktu
menstruasi atau nyeri pinggang bawah (Wiknjosastro,2007).
Pemeriksaan vagina pada kelainan ini memperlihatkan tidak
adanya pembukaan serviks. Sementara pemeriksaan dengan real time
ultrasound pada panggul menunjukkan ukuran kantong amnion normal,
jantung janin berdenyut, dan kantong amnion kosong, servik tertutup,
dan masih terdapat janin utuh. Keluarnya fetus masih dapat dicegah
dengan tirah baring dan memberikan obat-obatan (Wiknjosastro,2007).
2. Faktor resiko
Angka kejadian abortus imminens dipengaruhi oleh berbagai faktor :
a. Usia Ibu
b. Faktor yang berkaitan dengan kehamilan
1) Jumlah kehamilan dengan janin aterm sebelumnya
2) Kejadian abortus sebelumnya
3) Riwayat hamil dengan janin yang mengalami kelainan
congenital atau defek genetic
c. Pengaruh orang tua
1) Kelainan genetik orang tua
2) Komplikasi medis (Saifudin, 2004)
3. Klasifikasi abortus
a. Abortus spontan
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi dengan tidak
didahului faktor-faktor mekanis ataupun medialis, semata-mata
disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. Biasanya disebabkan karena
kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.
1) Abortus imminens
Pengertian abortus imminens adalah perdarahan
yang berasal dari intra uterine sebelum usia kehamilan
kurang dari 20 minggu dengan atau tanpa kontraksi, tanpa
dilatasi cerviks, dan tanpa ekspulsi hasil konsepsi. Abortus
imminens sifatnya adalah mengancam, tetapi masih ada
kemungkinan untuk mempertahankan hasil konsepsi.
Abortus imminens ditegakan pada wanita yang hamil
dengan gejala perdarahan pervaginam yang timbul dalam
waktu kehamilan trimester pertama.
Perdarahan pada abortus imminens lebih ringan ,
namun dapat menetap dalam beberapa hari sampai dengan
beberapa minggu. Hal ini akan mengakitkan gangguan
terhadap hasil konsepsi berupa persalinan preterm, berat
badan lahir rendah serta kematian prenatal
2) Abrotus insipiens
Merupakan suatu abortus yang sedang berlangsung,
ditandai dengan perdarahan pervaginam <20 minggu
dengan adanya pembukaan serviks, namun tanpa
pengeluaran hasil konsepsi. Pada keadaan ini didapatkan
juga nyeri perut bagian bawah atau nyeri kolik uterus yang
hebat.
Pemeriksaan vagina pada kelainan ini
memperlihatkan dilatasi ostium serviks dengan bagian
kantong konsepsi menonjol. Hasil pemeriksaan USG
mungkin didapatkan jantung janin masih berdenyut,
kantong gestasi kosong (5-6,5 minggu), uterus kosong (3-5
minggu) atau perdarahan subkhorionik banyak di bagian
bawah. Kehamilan biasanya tidak dapat dipertahankan lagi
dan pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan
kuret vakum atau dengan cunam ovum disusul dengan
kerokan.
3) Abortus komplit
Adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum usia
kehamilan kurang dari 20 mingguatau berat badan kurang
dari 500 gram dan masih terdapat hasil konsepsi yang
tertinggal di dalam uterus.
4) Abortus inkomplet
Adalah pengeluaran hasil konsepsi. Pada penderita
ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup,
dan uterus sudah banyak mengecil. Selain ini, tidak ada lagi
gejala kehamilan dan uji kehamilan menjadi negatif. Pada
pemeriksaan USG didapatkan uterus yang kosong
(Sastrawinata, 2008).
b. Abortus provokatus
Abortus provokatus adalah pengakhiran kehamilan sebelum
20 minggu akibat tindakan baik menggunakan alat maupun obat-
obatan. Jenis abortus provokatus dibagi berdasarkan alasan
melakukan abortus adalah :
1) Abortus terapeutik adalah abortus provokatus yang dilakukan
atas indikasi medis
2) Abortus kriminalis adalah abortus provokatus yang dilakukan
bukan karena indikasi medis tetapi perbuatan yang tidak legal
atau melanggar hokum (Cunningham, 2007).
4. Etiologi
Abortus spontan meiliki banyak etiologi yang satu dan lainnya saling
terkait. Abnsormalita dari kromosom adalah etiologi yang paling sering
menyebabkan abortus, 50% angka kejadian abortus pada trimester
pertama, lalu insiden menurun pada trimester kedua sekitar 20-30 %, dan
5-10 % pada trimester ketiga. Penyebab yang lain dari aborsi dengan
persentasi yang kecil adalah infeksi, kelainan anatomi, factor endokrin,
factor immunologi, dan penyakit sistemik pada ibu. Dan ada banyak pula
penyebab yang belum diketahui hingga sampai saat in (Cunningham,
2007).
6. Penatalaksanaan
Penanganan abortus iminens terdiri atas :
a. Istirahat tirah baring, tujuannya agar aliran darah ke uterus lebih
lancar dan berkurangnya rangsangan mekanik sehimgga perdarahan
berhenti, dilarang untuk koitus selama 2 minggu . Pemberian sedatif
juga bisa diberikan, dan tidak melakukan aktifitas fisik yang
berlebihan .
b. Pemberian progesteron pada abortuis imminens masih bersifat
controversial. Hormon progesterone dapat diberikan jika pada
pemeriksaan didapatkan adanya kekurangan hormon progesterone
c. Pemeriksaan USG perlu untuk menentukan viabilitas janin
d. Bila perdarahan :
Berhenti : lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang
bila terjadi perdarahan lagi.
Berlangsung lama : nilai kembali kondisi janin. Konfirmasikan
kemungkinan adanya penyebab lain ( hamil ektopik atau mola)
(Cunningham, 2007).