Anda di halaman 1dari 21

DERMAGA

A. Definisi
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan
penumpang. Peranan Demaga sangat penting, karena harus dapat memenuhi semua
aktifitas-aktifitas distribusi fisik di Pelabuhan, antara lain :
1. menaik turunkan penumpang dengan lancar,
2. mengangkut dan membongkar kargo yang terjamin aman dan lancar,
3. menghubungakan angkutan dari-ke darat atau dari-ke laut,
4. merapat, menambatkan dan melepaskan kapal,
5. tempat penyimpanan yang efektif,
6. Gudang
7. fasilitas yang berhubungan dengan lalu-lintas darat.

Dermaga harus direncanakan sedemikian rupa sehingga kapal dapat merapat


dan bertambat serta melakukan kegiatan dipelabuhan dengan aman, cepat dan lancar.
Dibelakang dermaga terdapat apron dan fasilitas jalan. Apron adalah daerah yang
terletak antara sisi dermaga dan sisi depan gudang (pada terminal barang umum) atau
container yard (pada terminal peti kemas), dimana terdapat pengaliha kegiatan angkutan
laut (kapal) ke kegiatan angkutan darat (kereta api, truk,dsb). Gudang transit atau
container yard digunakan untuk menyimpan barang atau peti kemas sebelum bisa
diangkut oleh kapal, atau setelah dibongkar dari kapal dan menunggu pengangkutan
barang ke daerah yang dituju.
B. Jenis Dermaga
a. Dermaga barang umum, adalah dermaga yang diperuntukkan untuk bongkar- muat
barang umum/general cargo ke atas kapal.

b. Dermaga peti kemas, dermaga yang khusus diperuntukkan untuk bongkar muat peti
kemas. Bongkar muat peti kemas biasanya menggunakan kran (crane).

c. Dermaga curah, adalah dermaga yang kusus digunakan untuk bongkar-muat barang
curah yang biasanya menggunakan ban berjalan (conveyor belt).
d. Dermaga khusus, adalah dermaga yang khusus digunakan untuk mengangkut barang
khusus, seperti bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan lain sebagainya.

e. Dermaga marina, adalah dermaga yang digunakan untuk kapal pesiar, speed boat.

f. Dermaga kapal ikan, adalah dermaga yang digunakan oleh kapal ikan
C. Tipe dermaga
Dermaga dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu wharf, pier dan jetty. Struktur
wharf dan pier bisa berupa struktur tertutup atau terbuka, sementara jetty pada
umumnya berupa struktur terbuka.

a.Wharf
Wharf adalah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan dapat dibuat berimpit
dengan garis pantai atau agak menjorok ke laut. Jenis wharf ini biasanya dipilih bila
dasar pantai agak curam atau kedalaman air yang dalam, tidak terlalu jauh dari garis
pantai. Kebanyakan digunakan untuk pelabuhan barang potongan atau peti kemas
dimana dibutuhkan suatu halaman terbuka yang cukup luas untuk menjamin
kelancaran angkutan barang.
Perencanaan wharf harus memperhitungkan tambatan kapal, peralatan bongkar
muat barang dan fasilitas transportasi darat. Karakteristik kapal yang akan berlabuh
mempengaruhi panjang wharf dan kedalaman yang diperlukan untuk merapatnya kapal
b. Jetty

Jetty adalah bangunan dermaga yang menjorok ke tengah laut (sungai, danau)
untuk mencapai kedalaman yang diperlukan, dan dihubungkan bangunan jembatan ke
darat pantai . Sisi muka jetty biasanya sejajar dengan pantai. Pada umumnya jetty
digunakan untuk merapat kapal tanker, kapal LNG, tongkang pengangkut batu bara.
Untuk menahan benturan kapal yang merapat dipasang dolphin penahan benturan
(bresting dolphin) di depan jetty. Sedang untuk mengikat kapal digunakan dolphin
penambat (mooring dolphin). Dolphin-dolphin tersebut dihubungkan dengan catwalk
(semacam jembatan kecil), yang berfungsi sebagai jalan petugas yang akan
mengikatkan tali kapal ke dolphin.

c. Pier
Pier adalah dermaga yang berada pada garis pantai dan posisinya tegak lurus
dengan garis pantai (berbentuk jari). Berbeda dengan wharf yang digunakan untuk
merapat pada satu sisinya, pier dapat digunakan pada satu sisi atau dua sisinya sehingga
dapat digunakan untuk merapatkan lebih banyak kapal. Perairan di antara dua pier yang
berdampingan disebut slip.
D. Faktor-faktor pemilihan tipe dermaga
Pemilihan tipe dermaga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani,
ukuran kapal, arah gelombang dan angin, kondisi topografi dan tanah dasar
laut, dan tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan yang paling ekonomis.
Pemilihan tipe dermaga disesuaikan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi tipe
struktur dermaga adalah sebagai berikut (Triatmodjo, 1996 : 157- 159 dalam HSB,
2009) :
a. Tinjauan topografi daerah pantai
Pada perairan yang dangkal hingga dalam yang berada cukup jauh dari darat,
penggunaan jetty akan lebih ekonomis karena tidak diperlukan pengurukan yang besar.
Sedangkan di lokasi dimana kemiringan dasar cukup curam, pembuatan pier dengan
melakukan pemancangan tiang perairan yang dalam menjadi tidak praktis dan sangat
mahal. Dalam hal ini pembuatan wharf lebih tepat.
b. Jenis kapal yang dilayani
Dermaga yang melayani kapal minyak (tanker) dan kapal barang curah
mempunyai konstruksi yang ringan dibanding dengan dermaga potongan (general
chargo), karena dermaga tersebut tidak memerlukan perlatan bongkar muat barang yang
besar (kran), jalan kereta api, gudang-gudang, dsb. Untuk melayani kapal tersebut,
penggunaan pier akan lebih ekonomis. Dermaga yang melayani barang potongan dan
peti kemas menemrima beban yang besar di atasnya, seperti kran barang yang
dibongkar muat peralatan transportasi (kereta api dan truk). Untuk keperluan tersebut
dermaga tipe wharf akan lebih cocok.
c. Daya dukung tanah.
Kondisi tanah sangat menentukan dalam pemilihan tipe dermaga. Pada
umumnya tanah di dekat daratan mempunyai daya yang lebih besar daripada tanah di
dasar lautr. Dasar laut umumnya terdiri dari endapan yang belum padat. Ditinjau dari
daya dukung tanah, pembuatan wharf atau dinding penahan tanah lebih
menguntungkan. Tetapi apabila tanah dasar berupa karang pembuatan wharf akan
mahal karena untuk memperoleh kedalaman yang cukup di depan wharf diperlukan
pengerukan. Dalam hal ini pembuatan pier akan lebih murah karena tidak diperlukan
pengerukan dasar karang.
d. Tinjauan topografi daerah pantai
Pada perairan yang dangkal hingga dalam yang berada cukup jauh dari darat,
penggunaan jetty akan lebih ekonomis karena tidak diperlukan pengurukan yang besar.
Sedangkan di lokasi dimana kemiringan dasar cukup curam, pembuatan pier dengan
melakukan pemancangan tiang perairan yang dalam menjadi tidak praktis dan sangat
mahal. Dalam hal ini pembuatan wharf lebih tepat.
e. Jenis kapal yang dilayani
Dermaga yang melayani kapal minyak (tanker) dan kapal barang curah
mempunyai konstruksi yang ringan dibanding dengan dermaga potongan (general
chargo), karena dermaga tersebut tidak memerlukan perlatan bongkar muat barang yang
besar (kran), jalan kereta api, gudang-gudang, dsb. Untuk melayani kapal tersebut,
penggunaan pier akan lebih ekonomis. Dermaga yang melayani barang potongan dan
peti kemas menemrima beban yang besar di atasnya, seperti kran barang yang
dibongkar muat peralatan transportasi (kereta api dan truk). Untuk keperluan tersebut
dermaga tipe wharf akan lebih cocok.
f. Daya dukung tanah.
Kondisi tanah sangat menentukan dalam pemilihan tipe dermaga. Pada
umumnya tanah di dekat daratan mempunyai daya yang lebih besar daripada tanah di
dasar lautr. Dasar laut umumnya terdiri dari endapan yang belum padat. Ditinjau dari
daya dukung tanah, pembuatan wharf atau dinding penahan tanah lebih
menguntungkan. Tetapi apabila tanah dasar berupa karang pembuatan wharf akan
mahal karena untuk memperoleh kedalaman yang cukup di depan wharf diperlukan
pengerukan. Dalam hal ini pembuatan pier akan lebih murah karena tidak diperlukan
pengerukan dasar karang.

Pada perairan yang mempunyai pasang surut besar, dimungkinkan untuk


memilih dermaga apung, yang bisa menyesuaikan perubahan elevasi muka air.
Dermaga berupa ponton dari kotak baja atau beton yang bisa mengapung menyesuaikan
perubahan elevasi muka air laut. Ponton dan daratan dihubungkan
dengan jembatan yang kedua ujungnya ditumpu pada sendi putar sehingga bisa
menyesuaikan dengan perubahan posisi dermaga.

E. Struktur Dermaga
Dermaga merupakan batas muka antara daratan dan perairan dimana kapal
dapat bertambat. Struktur dermaga dapat dikelompokan menjadi dua macam berikut
ini.
a. Dermaga konstruksi terbuka dimana lantai dermaga didukung oleh tiang-tiang
pancang.
b. Dermaga konstruksi tertutup atau solid, dimana batas antara darat dan perairan
dipisahkan oleh suatu dinding yang berfungsi menahan tanah dibelakangnya, yang
dapat berupa dinding massa, kaison , turap, dan dinding penahan tanah.
Elevasi puncak dermaga ditentukan oleh beberapa faktor berikut:
1. Elevasi muka air pasang tertinggi
2. Kenaikan muka air karena pengaruh gelombang dan angin.
3. Tipe kapal yang menggunakan pelabuhan.
4. Fasilitas yang digunakan untuk kegiatan bongkat muat barang.

Pemilihan jenis struktur dermaga dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani
(dermaga penumpang ataupun barang yang bisa berupa barang satuan, curah, atau cair),
ukuran kapal, arah gelombang dan angin, kondisi topografi, dan tanah dasar laut. Di
bawah ini merupakan jenis-jenis struktur demaga yang pada umumnya sering ditemui:
1. Deck On Pile Struktur Dermaga Deck On Pile (open type structure)
menggunakan serangkaian tiang pancang (piles) sebagai pondasi untuk lantai
dermaga. Seluruh beban di lantai dermaga, termasuk gaya akibat berthing dan
mooring, diterima sistem lantai dermaga dan tiang pancang pada struktur
dermaga ini. Di bawah lantai dermaga, kemiringan tanah dibuat sesuai dengan
kemiringan alaminya serta dilapisi dengan perkuatan (revement) untuk
mencegah tergerusnya tanah akibat gerakan air yang disebabkan oleh manuver
kapal. Untuk menahan gaya lateral yang cukup besar akibat berthing dan
mooring kapal, dapat dilakukan pemasangan tiang pancang miring. Pada
umumnya, jenis struktur tiang pada Struktur Dermaga Deck On Pile sedikit
sensitif terhadap getaran-getaran lokal seperti tumbukan bawah air akibat
haluan kapal dibandingkan struktur dermaga lainnya.
Keuntungan Struktur Dermaga Deck On Pile:
(1) sudah umum digunakan,
(2) mudah dilaksanakan,
(3) perawatan lebih mudah.
Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Deck On Pile:
(1) diperlukan pekerjaan pengerukan dengan volume yang cukup besar,
(2) diperlukan proteksi pada kemiringan tanah di bawah lantai dermaga,
(3) diperlukan pemasangan tiang miring apabila gaya lateral cukup besar.

2. Sheet Pile Dermaga jenis ini menggunakan sheet pile (turap atau dinding
penahan tanah) untuk menahan gaya-gaya akibat perbedaan elevasi antara lantai
dermaga dengan dasar kolam. Struktur Dermaga Sheet Pile adalah jenis struktur
yang tidak memperdulikan kemiringan alami dari tanah. Struktur jenis ini
biasanya dibangun pada garis pantai yang memiliki kemiringan curam dimana,
pada umumnya, tanah pada bagian laut kemudian dikeruk untuk menambah
kedalaman kolam pelabuhan. Tiang pancang masih diperlukan untuk menahan
gaya lateral dari kapal yang sedang sandar atau untuk membantu sheet pile
menahan tekanan lateral tanah. Struktur sheet pile ini dapat direncanakan
dengan menggunakan sistem penjangkaran (anchor) ataupun tanpa
penjangkaran. Sistem penjangkaran dapat berupa tiang angkur atau angkur batu.
Untuk kondisi perairan dimana gelombang agak besar, Struktur Dermaga Sheet
Pile kurang cocok karena gelombang akan
menghantam dinding dan terjadi olakan air di daerah dimana kapal sandar.
Keuntungan Struktur Dermaga Sheet Pile adalah tidak memerlukan
pengerukan tanah di bawah deck.
Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Sheet Pile:
(1) perlu perlindungan terhadap korosi,
(2) perlu perbaikan tanah,
(3) masih memerlukan tiang miring.

3. Diaphragma Wall Selain sheet pile, diaphragma wall beton juga dapat berfungsi
sebagai penahan tekanan lateral tanah. Struktur Dermaga Diafragma Wall terdiri
dari blok-blok beton bertulang berukuran besar yang diatur sedemikian rupa.
Perletakan blok beton dengan kemiringan tertentu dimaksudkan agar terjadi
geseran antara blok beton satu dengan lainnya sehingga dicapai kesatuan
konstruksi yang mampu memikul beban-beban vertikal (dari lantai dermaga)
maupun horizontal pada dermaga. Barrette pile dapat digunakan pada struktur
ini, yang berfungsi sebagai anchor untuk diaphragma wall, keduanya
dihubungkan oleh sistem tie beam atau tie slab. Untuk kondisi perairan dimana
gelombang agak besar, Struktur Dermaga Diaphragma Wall kurang cocok
karena gelombang akan menghantam dinding dan terjadi olakan air di daerah
dimana kapal sandar.
Keuntungan Struktur Dermaga Diaphragma Wall:
(1) waktu pelaksanaan relatif singkat,
(2) dinding dapat dirancang menerima gaya aksial.
Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Diaphragma Wall:
(1) harus dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam bidang ini,
(2) memerlukan material khusus,
(3) memerlukan peralatan khusus.

4. Diaphragma Wall Selain sheet pile, diaphragma wall beton juga dapat berfungsi
sebagai penahan tekanan lateral tanah. Struktur Dermaga Diafragma Wall terdiri
dari blok-blok beton bertulang berukuran besar yang diatur sedemikian rupa.
Perletakan blok beton dengan kemiringan tertentu dimaksudkan agar terjadi
geseran antara blok beton satu dengan lainnya sehingga dicapai kesatuan
konstruksi yang mampu memikul beban-beban vertikal (dari lantai dermaga)
maupun horizontal pada dermaga. Barrette pile dapat digunakan pada struktur
ini, yang berfungsi sebagai anchor untuk diaphragma wall, keduanya
dihubungkan oleh sistem tie beam atau tie slab. Untuk kondisi perairan dimana
gelombang agak besar, Struktur Dermaga Diaphragma Wall kurang cocok
karena gelombang akan menghantam dinding dan terjadi olakan air di daerah
dimana kapal sandar.
Keuntungan Struktur Dermaga Diaphragma Wall:
(1) waktu pelaksanaan relatif singkat,
(2) dinding dapat dirancang menerima gaya aksial.
Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Diaphragma Wall:
(4) harus dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam bidang ini,
(5) memerlukan material khusus,
(6) memerlukan peralatan khusus.

5. Caisson Struktur ini merupakan salah satu jenis dari dermaga gravity structure.
Pada prinsipnya, struktur dermaga jenis ini memanfaatkan berat sendiri untuk
menahan beban-beban vertikal dan horizontal pada struktur dermaga serta untuk
menahan tekanan tanah. Caisson dalah suatu konstruksi blok-blok beton
bertulang berbentuk kotak-kotak yang dibuat di darat dan dipasang pada lokasi
dermaga dengan cara diapungkan dan diatur pada posisi yang direncanakan,
kemudian ditenggelamkan dengan mengisi dinding kamar- kamar caisson
dengan pasir laut ataupun batu. Untuk kondisi perairan dimana gelombang agak
besar, Struktur Dermaga Caisson kurang cocok karena gelombang akan
menghantam dinding dan terjadi olakan air di daerah dimana kapal sandar.
Keuntungan Struktur Dermaga Caisson:
(1) blok-blok caisson dapat dibuat di temapt lain,
(2) dapat dliaksanakan pada kondisi tanah yang jelek.
Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Caisson:

(1) diperlukan perbaikan tanah alas caisson agar mampu menahan berat caisson
dan beban yang akan bekerja,
(2) diperlukan keahlian khusus untuk pembuatan blok-blok beton dan
penempatan caisson.

6. Dolphin’s System Dermaga Sistem Dolphin membutuhkan jetty untuk


menghubungkan dermaga dengan darat. Ada dua jenis Dermaga Sistem
Dolphin, yaitu L-jetty dan fingerpier. Struktur Dermaga Sistem Dolphin
dikatagorikan sebagai light structure (struktur ringan) karena Struktur Dermaga
Sistem Dolphin direncanakan hanya untuk menerima beban-beban ringan
seperti pipa-pipa penyalur minyak dan gas serta conveyors
Struktur Dermaga Sistem Dolhpin biasanya digunakan untuk:
1. Dermaga ferry untuk kapal jenis Ro-Ro
2. Dermaga untuk bulk untuk loading batu bara serta loading-unloading
minyak.

F. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan yang akan diuraikan hanya akan membahas mengenai
konsep dasar pelaksanaan dermaga, dan tidak membahas secara detail tentang
pelaksanaan sesungguhnya di lapangan.
Metode pelaksanaan dermaga akan dibagi menjadi 3 point utama yaitu :
a. Masa Prakonstruksi
Dalam Masa Prakonstruksi ini hal-hal yang dilakukan adalah persiapan
pelaksanaan, baik yang di darat maupun di laut. Pada umumnya, sebelum
pelaksanaan sudah harus disiapkan :
i. Pembersihan lahan, yaitu membersihkan lahan proyek dan lahan disekitar
proyek yang telah dibebaskan dari hal – hal yang akan mengganggu jalannya
proyek secara keseluruhan.
ii. Direksi kit, yang berfungsi sebagai tempat untuk keperluan rapat, konfirmasi
antar organisasi atau personil yang terkait, pengawasan dan lain-lain.
iii. Pos jaga, yang berfungsi sebagai tempat pengawasan alat dan material
iv. Gudang, sebagai tempat penyimpanan bahan yang akan dipakai.
v. Pendatangan alat berat seperti crane, ponton, hammer hydraulik untuk
keperluan pemancangan tiang pancang

b. Masa Konstruksi
Dalam masa konstruksi ini pekerjaan dermaga dilakukan persegmen dimulai
dari arah barat menuju arah timur, pembahasan akan dibagi atas item-item pekerjaan
sebagai berikut :

G. Pemancangan

Alat yang dipergunakan :


2 buah ponton
1 Crane
1 hydraulic hammer
2 buah Teodolit / Waterpas
Pemancangan dilakukan dengan 2 ponton, dimana 1 ponton sebagai hydraulic
hammer untuk pemancangan dan satunya sebagai ponton crane untuk pengambilan
tiang pancang dari areal penumpukan ke ponton pancang . Alat Teodolit dipergunakan
untuk mengukur ketepatan posisi dan kemiringan tiang saat pemancangan.
Pertama-tama ponton crane mengambil tiang pancang yang berada pada areal
penumpukan, dan kemudian memindahkan tiang pancang dari ponton crane ke ponton
pancang, lalu kemudian dilaksanakan pemancangan.
Pada saat pemancangan, langkah-langkah pekerjaan yang dilakukan adalah
ponton pancang diarahkan ke titik yang dituju, dengan bantuan alat teodolit untuk
menentukan ketepatan titik serta kelurusan/kemiringan tiang. Setelah semuanya
sesuai, tali pengikat tiang pada hydraulic hammer dikendorkan sehingga tiang
pancang akan turun sampai seabed dan diukur kembali ketepatannya dengan teodolit.
Apabila sudah sesuai kembali, baru mulai dipancang dengan hydraulic hammer sampai
kedalaman yang direncanakan.
Setelah beberapa tiang pancang selesai dipancang, dapat dilakukan pemotongan tiang
pancang yang berlebih dengan menggunakan hammer ban sampai pada elevasi tiang yang
direncanakan. Apabila pemotongan tiang sudah selesai semua, pekerjaan selanjutnya adalah
pengerjaan poer.

b. Pengecoran Poer
Sebelum merakit bekisting poer, terlebih dahulu dipasang landasan untuk
bekisting berupa sabuk pengikat dibaut sejumlah 2 baut untuk tiap pengikatnya pada
tiang pancang Kemudian dipasang balok yang menghubungkan antara tiang satu
dengan lainya baik arah memanjang maupun melintang. Setelah tahapan tersebut,
dilanjutkan dengan perakitan bekisting poer diatas landasan yang telah ada, sesuai
dengan ukurannya.
Untuk bagian vertikal dari bekisting poer ditopang dengan kayu perancah ke
balok yang menghubungankan antar tiang pancang.
Setelah bekisting poer selesai , dilakukan pemasangan tulangan beton pengisi
tiang dan tulangan poer. Pengecoran dilakukan sekaligus sehingga antara beton pengisi
tiang dan poer monolit.
c. Pengecoran Pelat dan Balok
Bekisting balok memanjang dan melintang dipasang sesuai dengan ukuran
rencana dan ditopang dengan kayu ke landasan yang telah terpasang pada langkah
sebelumnya, pengecoran dilakukan monolit (sekaligus) dengan pelat dermaga, balok
fender. Sebelum pengecoran dilakukan, angker bolder dan fender dipasang pada
posisinya dengan dilas dengan tulangan balok untuk perkuatan.

a. Masa Pasca Konstruksi


Setelah pengecoran selesai dan beton telah mengeras dengan sempurna,
dilakukan pekerjaan tambahan yaitu :
i. Pemasangan Bolder
Setelah beton mengeras sempurna, bollard dapat dipasang, angker yang sudah tertanam
pada saat pengecoran pelat bersama tulangannya dibersihkan dan dipasangkan bollard
ke posisinya kemudian dicor setempat.
ii. Pemasangan Fender
Sama halnya dengan bolder, angker fender yang telah tertanam dibersihkan dan
fender ditempatkan di posisinya lalu dipasang pasangan angkernya.

iii. Pemasangan Rel Crane


Dalam pemasangan crane harus diawasi dengan ketat, dimana setiap sambungan
rel harus dites dengan ultrasonik, demikian pula dengan kelurusan rel itu sendiri.

g. Permasalahan dan Solusi


Terjadinya karat pada tulangan sehingga beton mengalami spalling atau
selimut beton terdorong menjadi terkelupas.

Solusi :
Struktur Dermaga mengalami kerusakan yang diakibatkan korosif dari besi
tulangan beton sehingga membuat beton mengalami spalling pada bagian selimutnya.
Dalam melaksanakan perbaikan pada beton tersebut dilakukan langkah - langkah
sebagai berikut :
 Pengupasan selimut beton.
 Kemudian setelah didapatkan permukaan beton yang masih baik maka
dilakukan penggantian tulangan yang telah mengalami korosi.
 Selanjutnya setelah tulangan pengganti terpasang maka dilakukan penutupan
dengan bekisting pada bagian yang telah dikupas.
 Setelah bekisting siap terpasang maka dilakukan pengecoran kembali dengan
menggunakan material khusus (microconcrete)

h. Kesimpulan
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan
penumpang. Dermaga dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu wharf, pier dan jetty.
Pemilihan tipe dermaga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani,
ukuran kapal, arah gelombang dan angin, kondisi topografi dan tanah dasar laut, dan
tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan yang paling ekonomi.
MAKALAH
REKAYASA PANTAI
Dosen Pengampuh : Asta, S.T.,M.,Eng / Edy Utomo, S.T.,M.T.

Disusun Oleh :
Elia Wellem 1740301020

LOKAL A
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TAHUN 2019
Foto Mini Map

Anda mungkin juga menyukai