Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 1

MEKANIKA FLUIDA
Judul : “Zat Cair Dalam Kesetimbangan Relatif”

Dosen Pengampuh : RAHMAT FAISAL M.S.c.

Disusun Oleh :

Nama: Elia Wellem

NPM: 1740301020

LOKAL A
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2018
Pendahuluan

Zat cair di dalam tangki yang bergerak dengan kecepatan konstan tidak mengalami
tegangan geser karena tidak adanya gerak relatif antara partikel zat cair atau antara partikel
zat cair dengan bidang batas. Zat cair dalam keadaan ini disebut dalam keseimbangan
relatif. Apabila zat cair mengalami percepatan, maka akan terjadi gaya yang di timbulkan
oleh percepatan yang memberikan tambahan terhadap gaya hidrostatis. Akan di pelajari
perubahan tekanan pada zat cair yang mengalami percepatan seragam, setelah kondisi
seimbang tercapai.

Contoh permasalahan dari zat cair dalam keseimbangan relatif adalah suatu tangki
berisi zat cair yang mengalami percepatan atau perlambatan, dan zat cair dalam suatu
silinder yang mengalami rotasi terhadap sumbu vertikal. Kedua permasalahan tersebut
akan dibahan dalam bab ini.

5.2. Zat cair dalam tangki mengalami percepatan

Apabila zat cair berada di dalam suatu tangki dalam keadaan diam, atau bergerak
dengan kecepatan konstan, maka zat cair tersebut tidak dipengaruhi oleh gerk tangki.
Tetapi apabila tangki tersebut mengalami percepatan kontinyu, maka percepatan tersebut
akan berpengaruh pada zat cair dengan adanya perubahan distribusi tekanan. Oleh karena
zat cair tetap diam, relatif terhadap tangki, maka tidak ada gerak relatif dari partikel zat
cair, yang berarti tidak ada tegangan geser. Tekanan zat cair akan tegak lurus pada bidang
di mana tekanan bekerja.

Gambar 5.1. menunjukkan zat cair yang berada di dalam tangki dan bergerak
dengan kecepatan ax searah sumbu x. percepatan tersebut menyebabkan terjadinya gaya
horizontal yang bekerja pada zat cair, sehingga permukaan zat cair tidak lagi mendatar
tetapi berubah menjadi miring. Pada sisi belakang tangki, zat cair akan naik dan di sisi
depan zat cair akan turun. Misalkan θ adalah sudut antara bidang horizontal dan bidang
permukaan zat cair.
Gambar 5.1. Zat cair dalam tangki bergerak dengan percepatan horizontal

Dipandang suatu partikel A pada permukaan zat cair miring seperti di tunjukkan
dalam gambar 5.2. Gaya-gaya yang bekerja pada partikel adalah:

Gambar 5.2. Gaya-gaya yang bekerja pada partikel zat cair

1. Berat partikel zat cair W yang bekerja vertical ke bawah:

W=Mg

Dengan M adalah massa partkel dan g adalah percepatan grafitasi

2. Gaya karena percepatan F yang bekerja secara horizontal:

F = M ax

Dengan ax adalah percepatan horizontal.

3. Gaya tekanan P pada partikel zat cair yang tegak lurus permukaan.

Hukum Newton II untuk gaya-gaya dalam arah horizontal:

Fx = M ax

P sin θ = M ax (5.1)
Hukum Newton II untuk gaya-gaya dalam arah vertikal:

Fy = M ay

Karena percepatan adalah dalam arah horizontal, berarti ay = 0, sehingga :

P cos θ – W = 0

P cos θ = M g (5.2)

Apabila persamaan (5.1) dibagi dengan persamaan (5.2), akan didapat :


𝑃 sin 𝜃 𝑀 𝑎𝑥
=
𝑃 cos 𝜃 𝑀𝑔

𝑎𝑥
tg θ = 𝑀 𝑔 (5.3)

yang konstan di setiap titik pada permukaan. Persamaan (5.3) menunjukkan bahwa
permukaan zat cair merupakan bidang datar yang miring dengan sudut θ terhadap bidang
horizontal.

Oleh karena percepatan adalah horizontal maka gaya-gaya vertikal tidak berubah
dan tekanan di suatu titik pada kedalaman h adalah γh. Bidang-bidang dengan tekanan
yang sama adalah sejajar dengan bidang permukaan (lihat gambar 5.3)

Gambar 5.3. Garis dengan tekanan sama pada tangki dengan percepata horizontal

Apabila percepatan adalah dalam arah vertikal, permukaan zat cair akan tetap
horizontal. Tetapi karena adanya percepatan maka akan terjadi pertambahan/pengurang
tekanan terhadap tekanan hidrostatis. Percepatan vertikal ke atas akan menyebabkan
pertambahan tekanan, dan percepatan kebawah menyebabkan pengurangan tekanan.

Dipandang suatu prisma dengan tampang lintang A dan tinggi h yang mengalami
percepatan vertikal ke atas ay. Tekanan hidrostatis pada dasar prisma yang mempunyai
kedalaman h adalah p = h γ.
Gaya-gaya yang bekerja pada perisma adalah :

1. Berat prisma W yang bekerja vertikal ke bawah :

W=Mg=ρVg=ρghA

Gambar 5.4. Gaya-gaya yang bekerja pada prismazat cair

2. Gaya karena percepatan F yang bekerja secara vertikal :

F = M ay = ρ h A ay

3. Gaya tekanan hidrostatis pada dasar prisma :

P=pA

Dengan menggunakan hukum Newton II untuk gaya-gaya vertikal yangn bekerja pada
prisma :

Fy = M ay

p A – ρ g h A = ρ h A ay
ρ ℎ 𝐴 𝑎𝑦+ ρ 𝑔 ℎ 𝐴
p= 𝐴

𝑎𝑦
p = ρ g h (1 + )
𝑔

𝑎𝑦
p = γ h (1 + ) (5.4)
𝑔

Apabila percepatan adalah vertikal ke bawah maka nilai ay adalah negatif sehingga
persamaan (5.4) menjadi :
𝑎𝑦
P=γh(1- ) (5.5)
𝑔
Persamaan (5.4) dan (5.5) menunjukkan bahwa bidang-bidang dengan tekanan sama
adalah horizontal. Deistribusi tekanan pada dinding tangki untuk percepatan vertikal ke
atas atau ke bawah di tunjukkan dalam gambar 5.5.

Gambar 5.5. Tangki dengan percepatan vertikal

Apabila tangki bergerak dalam bidang miring, maka percepatan searah bidang tersebut
dapat di proyeksikan dalam arah vertikal dan horizontal.

Dipandang suatu tangki yang berisi zat cair dan bergerak ke kanan sepanjang bidang
miring dengan percepatan seragam seperti ditunjukkan dalam gambar 5.6. sudut
kemiringan bidang terhadap horizontal adalah φ.

Gambar 5.6. Zat cair dalam tangki bergerak pada bidang miring

Sebelum mengalami percepatan permukaan zat cair di dalam tangki adalah horizontal
(gambar 5.6.a). Keadaan ini dapat terjadi pada saat tangki diam atau bergerak dengan
kecepatan konstan. Setelah mengalami percepataan permukaan zat cair tidak lagi
horizontal tetapi berubah menjadi miring dengan sudut kemiringan terhadap horizontal
adalah θ (gambar 5.6.b).
Dipandang suatu partikel A pada permukaan zat cair. Gaya-gaya yang bekerja pada
partikel zat cair adalah (gambar 5.7):

1. Berat partikel W yang bekerja vertikal ke bawah,

Gambar 5.7. Gaya-gaya pada partikel zat cair

1. Gaya karena percepatan F yang bekerja dengan membentuk sudut 𝜑 terhadap


horizontal,
2. Gaya tekan hidrostatis P yang bekerja pada partikel zat cair dan bekerja tegak lurus
permukaan zat cair.

Gaya percepatan F dapat diproyeksikan dalam arah vertical dan horizontal

F x = F cos 𝜑 = M 𝛼y

Fy = F sin 𝜑 = M 𝛼x

Dengan menggunakan hokum newton ll untuk gaya gaya horizontal

F y = M 𝛼y

P cos 𝜃 = M 𝛼x
(5.6)

Hokum newton ll untuk gaya gaya vertical

F y = M 𝛼y

P cos 𝜃 – Mg = M 𝛼y

P cos 𝜃 = Mg + M 𝛼y (5.7)

Persamaan (5.6) dibagi dengan persamaan (5.7)


𝑝 sin 𝜃 𝑀 𝛼𝑥
= 𝑀g + 𝑀 𝛼𝑦
𝑝 cos 𝜃

𝛼𝑥
tg 𝜃 = g+𝛼𝑦 (5.8)

pada tangki tertutup yang terisi zat cair sampai penuh ,tekanan disetiap titil
didalam tangki dapat dihitung apabila tekanan disuatu titik didalam tangki
diketahui .

karena tangki tertutup dan terisi penuh maka permukaan zat cair tetap
datar,tetapi percepatan yang bekerja pada zat cair akan menyebabkan
bertambahnya tekanan disepanjang tangki. Tekanan disepanjang tangki dapat
dihitung apabila tekanan disuatu titik dalam tangki dikethui. Misalkan tekanan di
titik A adalah atmosfer, yang dapat dilakukan dengan menberi lobang kecil dititk
A dengan adanya percepatan ax maka tinggi tekanan pada sisi atas tangki
ditunjjukan oleh garis AC.

Garis AC adalah sama dengan kemiringan mika air apabila tangki terbuka dan
dinding cukup tinggi sehingga air tidak tumpah. Kenaikan tekanan dititik B dapat
dihitung dengan persamaan (5.3) :

Gambar 5.8. tangki tertutup erisi zat cair mengalami percepatan horizontal
𝛼𝑥
tg 𝜃 = 𝑔

ℎ 𝛼𝑥
=
𝑏 𝑔

𝛼𝑥
h= b
𝑔

dengan h adalah tinggi tekanan dititk B dan b adalah panjang tangki.

Contoh 1
Tangki segi empat dengan panjag 4,0 m, lebar 1,0 m dan tinggi 3,0 m berisi air
dengan kedalaman 2,0 m bergerak dengan kecepatan horizontal 4,0 m/𝑑 2 dalam arah
panjang tangki. Cari kemiringan permukaan air dan gaya tekanan pada sisi muka dan
belakang tangki. Percepatan geavitasi g = 9,81m/𝑑 2 .

Penyelesaian

Digunalan system satuan SI

Misalkan karena adanya percepatan 𝛼x = 4,0 m/𝑑 2 permukaan zat cair miting
dengan sudut 𝜃 terhadap horizontal. Dengan menggunakan rumus berikut,

𝛼𝑥 4,0
tg 𝜃 = = 9,81 = 0,408
𝑔

Atau

𝜃 = 22,195°12’

Dari gambar diatas dapat dicari kenaikan maka air pada sisi belakang tangki,

h = 2 tg 𝜃 = 2 x 0,408 = 0,816 m

jadi h1 = 2 + 0,816 = 2,816 m

Kedalaman air pada sisi depan,

ℎ2 = 2 – 0,816 = 1,184 𝑚

Gaya tekakan hidrostatis pada sisi belakang,


1 1
𝐹1 = ℎ12 p g B = (2,816)2 x1000x9,81x1,0
2 2

=38.896 N = 38,896 k N

Gaya tekanan hidrostatis pada sisi depan,


1 1
F2 = ℎ12 p g B = (1,184)2 x1000x9,81x1,0 = 6,876N = 6,876kN
2 2

V. ZAT CAIR DI DALAM SILINDER BEROTASI

Apabila suatu tangki silinder berisi zat cair diputar(rotasi) terhadap sumbu vertikaldengan
kecepatan sudut konstan,maka zat cair tersebut akan mengalami gaya sentrifugal dengan
arah meninggalkan sumbu vertikal.Karena perputaran tersebut permukaan zat cair yang
semula horizontal berubah menjadi bentuk paraboloida. Gambar 5.14. menunjukkan
tangki silinder berisi zat cair yang berotasi dengan kecepatan sudut konstan @. Permukaan
zat cair pada sumbu vertikal turun sampai titik terendah,sedang pada dinding silinder naik
sampai titik teratas. Semakin besar kecepatan rotasi,penurunan dan kenaikan zat cair
tersebut semakin besar.

Dipandang suatu partikel A di permukaan zat cair pada jarak (jari-jari) r dari sumbu rotasi
seperti terlihat dalam gambar 5.14. Silinder silinder tersebut berputar dengan kecepatan
sudut @ (radial/detik). Kecepatan sudut dapat juga dinyatakan dalam kecepatan rotasi N
rpm (rotasi per menit). Hubungan antara N dan @ diberikan oleh bentuk berikut :
2𝜋𝑁
𝜔= 60

Gaya-gaya yang bekerja pada partikel A adalah :

1. Berat partikel W yang bekerja vertikal ke bawah,


2. Gaya sentrifugal F yang bekerja dalam arah keluar (menjauhi sumbu),dengan
bentuk :
F= M(𝜔2 r)
3. Gaya tekanan hidrostatis P yang bekerja pada partikel A di permukaan zat cair.
Misalkan garis singgung pada permukaan zat cair melalui partikel membentuk
sudut 𝛼 terhadap horizontal seperti terlihat dalam gambar 5.15.
Keseimbangan gaya-gaya yang bekerja dalam arah garis singgung melalui partikel
A memberikan :

F cos 𝛼 = W g sin 𝛼
M (𝜔2 r) cos 𝛼 = M g sin 𝛼
𝑀(𝜔 2 𝑟) 𝜔2𝑟
tg 𝛼 = =
𝑀𝑔 𝑔

Mengingat tg 𝛼 = dy/dr maka:


𝑑𝑦 𝜔 2 𝑟
=
𝑑𝑟 𝑔

Integrasi persamaan diatas akan didapat :


𝜔2𝑟
∫ 𝑑𝑦 = ∫ 𝑔
𝑑𝑟

𝜔2 𝑟 2
y= +C
2𝑔

dengan C adalah konstanta integrasi. Apabila titik terendah dari permukaan zat cair dipiih
sebagai sumbu koordinat,berarti r = 0 dan y =0, sehingga persamaan diatas menjadi:
𝜔2 0
0= 2𝑔 + C

Atau

C=0

Sehingga persamaan diatas menjadi :


𝜔2 𝑟 2
y= 2𝑔

Persamaan (5.11) merupakan bentuk parabola,yang dalam koordinat tiga demensi


permukaan zat cair mempunyai bentuk paraboloida. Apabila jari-jari silinder adalah R,
maka kenaikan zat cair pada dinding silinder dari permukaan terendah adalah:
2
𝜔 2𝑅
yp= 2𝑔

Seperti terlihat dalam gambar 5.16, permukaan zat cair sebelum berotasi diberikan oleh
garis A A’. Setelah berotasi,zat cair pada sumbu rotasi turun sampai titik C yang melalui
garis B B’, sedang zat cair pada dinding silinder naik sampai garis D D’. Tinggi parabola
adalah yp sedang h adalah jarak antara A A’ dan B B’. Volume zat cair sebelum dan
setelah rotasi adalah sama.

Volume parabola
1 𝜔 2 𝑅2
Vp=2 𝜋 𝑅 2 .................. Pers 1
2𝑔

Volume silinder yang ditempati paraboloida


𝜔2 𝑅2
Vs=𝜋 𝑅 2 .................. Pers 2
2𝑔

Dari kedua persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa :

Vs= 2 Vp .................. Pers 3

Volume paraboloida tersebut sama dengan volume bagian silinder sebagai tinggi yaitu :

V𝑠 ′ = 𝜋 𝑅 2 ℎ .................. Pers 4

Volume V𝑠 ′ adalah sama dengan volume paraboloida sehingga dengan menyamakan


persamaa 1 dan 4 dan didapat persamaan :

1 𝜔 2 𝑅2 1
ℎ =2 𝜋 𝑅 2 = 2 𝑦p
2𝑔

Jika kenaikan zat cair pada dinding dari permukaan awal (sebeum silinder berotasi )
adalah sama dengan penurunan pada sumbu

Contoh :

Silinder berdiameter 20 cm berisi air sampai kedalaman 50 cm. Apabila silinder diputar
terhadap sumbunya dengan kecepatan 300 rpm (rotasi per menit), hitung kedalaman
parabola ( jarak antara muka air tertinggi pada dinding dan muka air terendah pada sumbu
silinder).

Penyelesaian

Hubungan antara kecepatan putar dan kecepatan sudut diberikan oleh bentuk berikut
2𝜋𝑁
𝜔= 60

Dengan 𝜔 adalah kecepatan sudut (rad/detik) dan N adalah kecepatan putar (rpm),
sehingga di dapat :
2x𝜋x300
𝜔= = 31,42 rad/d
60

Kedalaman parabola dihitung dengan rumus berikut :


2
𝜔 2𝑅 (31,42)2 x(0,10)2
yp= = = 0,5032 m = 50,32 cm
2𝑔 2x9,81

Anda mungkin juga menyukai