Anda di halaman 1dari 6

Jurnal POROS TEKNIK, Volume 3, No.

1, Juni 2011 : 20 - 25

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN SEDERHANA


UNTUK JALAN PEDESAAN
Adderian Noor(1),Muhammad Fauzi(1) dan Fathurrozi(1)
(1)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Banjarmasin

Ringkasan
Kebutuhan dan pembangunan akan prasarana transportasi jalan di Pedesaan sangat
mendesak. Pembangunan jalan yang dihasilkan di Pedesaan paling tidak ditinjau dari as-
pek geometri, pelaksanaan, dan biaya tidak jauh berbeda dari kaidah-kaidah teknis, ling-
kungan, dan ekonomis. Kendala yang ada di Pedesaan akan selalu dihadapkan pada
sumber daya manusia pelaksana yang memadai. Tulisan ini akan mencoba menguraikan
dasar-dasar perencanaan sederhana untuk geometri jalan di Pedesaan, yang mudah di-
pahami dan dilaksanakan.
Ditinjau dari sejarah terjadinya jalan di Pedesaan banyak dijumpai jalan berubah peran
dan fungsinya seiring dengan waktu, perubahan tersebut dimulai dari jalan setapak, lalu
berubah jadi jalan lokal, jalan kolektor, dan mungkin jadi jalan arteri. Oleh karena banyak
ditemui elemen geometri jalan yang tidak sesuai dengan ketentuan teknis yang ada dan
ini sangat berbahaya untuk pergerakan lalu lintas.
Undang Undang, No. 38 Tahun 2004, Tentang Jalan, bahwa prasarana transportasi jalan
bertujuan untuk meningkatkan pembangunan dan sekaligus menyalurkan hasil pem-
bangunan ke seluruh pelosak hingga ke Pedesaan. Prasarana transportasi dalam bentuk
jalan untuk kawasan pedesaan merupakan pilihan utama, selain murah dalam pem-
bangunan juga mempunyai keunggulan dalam aksesibilitas.
Kata Kunci : Trase Jalan, Geometrik Jalan

1. PENDAHULUAN Apabila masyarakat terisolasi yang disebab-


kan oleh kekurangan prasarana transportasi a-
Dalam sistem transportasi dikenal adanya kan dihadapkan pada kendala terhambatnya
sistem transportasi secara menyeluruh yang di pembangunan sosial ekonomi. Menjadi pengha-
dalamnya terdiri atas beberapa sub sistem ya- lang dalam penyebaran gagasan dan teknologi
itu, tata guna lahan sebagai sistem kegiatan, la- baru, membatasi akses ke pasar dan sektor pe-
lu lintas sebagai sistem pergerakan, dan jaring- layanan umum.
an jalan sebagai sistem prasarana, dalam hal Kebutuhan akan prasarana jalan di pedesa-
ini jalan sebagai prasara transportasi darat un- an terpencil secara kelembagaan yang mena-
tuk terjadinya perpindahan orang dan barang ngani pembuatan dan pemeliharaan relatif be-
dari suatu tempat ke tempat lain. sub sistem ter- lum ada, sebagaimana yang ada di pedesaan
sebut saling terkait dan saling mempengaruhi. yang sudah berkembang. Karena kebutuhan a-
Pada dasarnya hubungan mekanisma sistem kan jalan sangat mendesak, masyarakat secara
transportasi tersebut di lain tempat dan lain kon- bergotong royong melaksanakan pembuatan ja-
disi adalah sama, hanya berbeda dalam hal in- lan, yang pada awalnya pembuatan jalan terse-
tensitas kegiatan. but diperuntukan untuk pejalan kaki yang biasa
Fenomena masyarakat pedesaan dalam disebut dengan jalan setapak. Jadi pembuatan
merubah pemanfaatan guna lahan baru dari la- jalan tersebut didesain sesuai dengan kebutuh-
han tidak beraktifitas ke lahan beraktifitas se- an karakteristik pengguna dan kemampuaan
perti, pertanian rakyat dan permukiman, awal- teknis dari sumber tenaga manusia yang melak-
nya semata-mata terjadi karena untuk memenu- sanakan pembangunan.
hi kebutuhan hidup sosial ekonomi karena la- Seiring dengan waktu yang dibarengi de-
han baru lebih menjanjikan/subur, Untuk efisi- ngan peningkatan tingkat sosial ekonomi ma-
ensi transportasi dari permukiman ke tempat ak- syarakat desa terpencil, jalan setapak tersebut
tifitas baru, penggarap melakukan perpindahan berubah peran dan peruntukannya dari jalan
keluarga/penduduk. yang hanya bisa dilalui pejalan kaki menjadi bi-
Adanya fenomena tersebut maka prinsip- sa dilalui gerobak dan kendaraan bermotor ke-
prinsip sistem transportasi mulai berjalan, dima- cil, tentunya setelah mendapat perbaikan dan
na kebutuhan akan sarana dan prasarana tran- peningkatan unsur geometrinya sedikit sekali di-
sportasi sudah dirasakan oleh masyarakat. perhatikan. Tidak jarang jalan tersebut secara
Perencanaan Geometri Jalan Sederhana untuk Jalan Pedesaan ………… (Adderian Noor, dkk)

berurutan berubah peran dari jalan setapak tu area/wilayah, termasuk di dalamnya perleng-
menjadi jalan desa, jalan lokal, dan bahkan ja- kapan/fasilitas, rute angkutan umum, dan kiner-
lan kolektor. Akibatnya sekarang ini banyak ru- ja jalan/lalu lintas operasional.
as jalan yang sudah mempunyai klasifikasi pe- Lalu-lintas (Traffic); sebagai sistem perge-
ran fungsi jalan, tetapi ditinjau dari aspek keten- rakan dan merupakan hasil interaksi tata guna
tuan umum dan teknis geometri masih banyak lahan dan prasarana transportasi. Arus lalu lin-
yang tidak memenuhi. tas kendaraan dan barang bergerak di jaringan
Melihat fenomena masyarakat pedesaan jalan yang bias dihitung dengan kendaraan, o-
terpencil seperti diuraikan tersebut di atas, rang atau ton per jam.
dipandang perlu komponen pemuka yang ada Dengan melihat perkembangan yang ada
di pedesaan terpencil seperti, tokoh masyara- pada sistem transportasi makro dan adanya ke-
kat, karang taruna karya, petugas pemerintahan terkaitan sub sistem di dalamnya. Keterkaitan
RW dan RT, dan mungkin pembina jalan yang sub sistem bisa memperkuat sejarah jalan yang
ada. Bisa memahami teknik dasar perencanaan menyatakan bahwa, banyak jalan yang me-
geometri jalan sederhana untuk jalan pedesaan ngalami perubahan peran yang dahulunya se-
terpencil. Untuk itu dalam tulisan ini mencoba bagai peran jalan setapak berubah menjadi ja-
mengemukakan prisnsip-prinsip dasar dalam lan berperan lebih tinggi, secara berurutan ke
menetapkan pembuatan alinyemen jalan, yang jalan, desa, lokal, dan bahkan menjadi kolektor.
disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan
sumberdaya manusia di pedesaan. Dengan ha- Prasarana Transportasi Jalan
rapan manakala jalan tersebut berubah dalam Menurut UU, No 38, Tentang Jalan, Tahun
peran, geometri jalan tersebut ditinjau dari as- 2004, bahwa jalan dibuat dengan tujuan untuk
pek ketentuan umum dan teknis tidak terlalu mempercepat pembangunan dan sekaligus me-
jauh berbeda. nyebarkan hasil pembangunan ke seluruh dae-
rah, untuk itu bentuk fisik jalan harus bisa me-
2. KAJIAN PUSTAKA menuhi pelayanan optimum bagi arus lalu lintas
sebagai prasarana transportasi jalan (akses) ke
Sistem Transportasi Menyeluruh daerah-daerah.
Dalam transportasi kita mengenal adanya
sistem transportasi secara menyeluruh (sistem Jaringan Jalan
makro) yang di dalamnya terdiri atas beberapa Dalam pengoperasiannya jalan dapat dikla-
sistem yang lebih kecil (sistem mikro) yang ma- sifikasikan menurut sistem jaringan, peranan,
sing-masing saling terkait dan saling mempe- dan wewenang pembinaan. Berdasarkan sistem
ngaruhi. Sistem transportasi makro seperti dii- jaringan jalan dikelompokkan menjadi sistem ja-
lustrasikan dalam Gambar 1. berikut ini, ringan primer dan sekunder. Berdasarkan peran
jalan dikelompokkan menjadi jalan, arteri, kolek-
tor, lokal, desa, dan husus. Berdasarkan wewe-
nang pembinaan jalan dikelompokkan atas ja-
lan, negara/nasional, provinsi, kabupaten, kota,
desa, dan jalan khusus. Wewenang yang di-
maksud dalam konteks ini adalah wewenang
kegiatan pembinaan jalan dan kegiatan penga-
daan. Kegiatan pembinaan jalan meliputi, pe-
nyusunan rencana umum jangka panjang dan
menengah, penyusunan program pengadaan,
dan pemeliharaan. Kegiatan pengadaan meli-
puti perencanaan teknik, pembangunan, pene-
rimaan, penyerahan, dan pengambilalihan.

Geometri Jalan
Dilihat dari tujuan dan sitem manajemen pe-
ngoperasian jalan, maka dalam tahap peran-
Pemanfaatan guna lahan (Transport De- cangan geometri harus bisa menghasilkan infra
mand); merupakan sistem kegiatan, untuk apa struktur yang memenuhi aman, efisien dalam
sebidang lahan akan digunakan (pertanian, pe- pelayanan dan memaksimalkan rasio biaya
rumahan, industri, toko, dll) dan bagaimana in- pembangunan. Yang menjadi dasar dalam pe-
tensitas dari aktifitas yang terjadi pada sebidang rancangan geometri itu adalah dalam menetap-
lahan tersebut. kan nilai parameter perancangan seperti, ken-
Prasarana Transportasi (Transport Supply) ; daraan rencana, kecepatan rencana, dan vo-
ini termasuk jaringan transportasi di dalam sua- lume arus lalu lintas rencana, kedua faktor ter-
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 3, No. 1, Juni 2011 : 20 - 25

sebut mencerminkan karakteristi dari sifat gerak sarana transportasi seperti rel/KA jaringannya
kendaraan, ukuran kendaraan/radius putar, dan belum bisa memenuhi kebutuhan. Bahkan se-
tinggi mata pengemudi. Parameter perancang- perti jenis kendaraan sepeda motor aksesnya
an yang ditetapkan tersebut mempunyai korela- bisa sampai kerumah-rumah.
si langsung dengan segi-segi fisik unsur-unsur Karakteristik kendaraan bermotor sangat
geometri. Kecepatan ini merupakan kecepatan berbeda dengan rel atau udara, karena tran-
maksimum yang aman yang dapat dipertahan- sportasi tersebut tidak berada di bawah pe-
kan pada setiap tempat di sepanjang jalan. ngendalian yang terpadu (lembaga), kecuali
Hasil rancangan teknis jalan yang baik, ja- angkutan umum. Sebagian besar kendaraan
lan tersebut bisa menjamin keamanan bagi pe- bermotor dimiliki dan dipakai secara pribadi, jadi
nggunanya, dan itu merupakan hasil pengga- dalam pengoperasian adanya suatu kebebasan
bungan dari bentuk alinyemen vertikal dan hori- dalam memilih lintasan dan kecepatan.
zontal yang baik pula. Alinyemen merupakan
serangkaian garis lurus yang dihubungkan de- Perubahan Pemanfaatan Guna Lahan
ngan lengkung/lingkaran, dengan ketentuan pe- Di daerah pedesaan terpencil fenomena pe-
rubahan mendadak dari bagian lurus ke bagian ngembangan/perubahan pemanfaatan guna la-
lengkung dan penyambungan lengkung dengan han baru dari lahan tidak beraktifitas menjadi
jari-jari berbeda atau menempatkan bagian beraktifitas (ladang/sawah) pada awalnya dimu-
yang lurus yang pendek di antara kedua leng- lai dari kecenderungan kelompok masyaraka
kung harus dihindari. untuk memenuhi kebutuhan hidup/pangan, de-
Dalam pemilihan trase jalan di daerah luar ngan menempuh bercocok tanam pada daerah
kota bisa ditempuh dengan dua cara, cara tra- lebih subur, dimana lokasi tersebut selalu me-
disional dan moderen. Pemilihan dengan cara ngarah ke pedesaan lebih dalam. Penggarap
tradisional dilakukan dengan pengamatan dan untuk mengefisiensikan sistem transportasi pa-
pengukuran langsung di lapangan ”di atas ta- da lokasi garapan baru, maka dipilih untuk me-
nah”. Langkah yang dilakukan meliputi penga- lakukan perpindahan penduduk/keluarga me-
mati dengan bantuan peta topografi. Maksud- ndekati lokasi. Pada saat terjadinya sistem ke-
nya untuk meneliti dan menetapkan alternatif giatan baru, sudah dirasakan adanya mekanis-
rute-rute/trase jalan yang layak atas dasar per- me sistem tranportasi yang tentunya dengan in-
timbangan memenuhi ketentuan teknis geometri tensitas aktifitas lebih kecil/sederhana yaitu,
jalan, dalam menghadapi permasalahan yang adanya kebutuhan akan prasaran dan sarana
ada seperti, adanya celah gunung, adanya pe- transportasi untuk angkutan barang dan orang
nyeberangan sungai, dan adanya rintangan-rin- ke tempat lain. Untuk memenuhi kebutuhan itu
tangan yang besar seperti lereng/gunung yang sepakat kelompok masyarakat membuat jalan
curam. Pada pemilihan trase jalan dengan cara sebagai prasarana bertransportasi, awalnya
moderen bisa dilakukan di kantor berdasarkan prasarana tersebut dalam bentuk yang sangat
teknik fotografmeteri, cara ini sudah berkem- sederhana yaitu, jalan setapak.
bang lebih maju dalam era komputer ini seperti, Pembuatan jalan setapak saat itu tentunya
adanya prangkat lunak yang bisa merancang dibuat dengan pertimbangan atas dasar para-
geometri jalan sekaligus. meter perancangan yang disesuaikan dengan
kebutuhan, biasanya teknis perancangan geo-
3. KONDISI LAPANGAN metri jalan didasarkan atas pengalaman yang
dirasakan atau melihat contoh pada lokasi lain.
Transportasi Kendaraan Bermotor Budaya masyarakat desa dalam menyikapi
Transportasi orang dan barang saat ini de- pembuatan jalan dilakukan dengan cara gotong
ngan menggunakan moda angkutan kendaraan royong/kerja bakti, dengan penyediaan lahan di-
bermotor sudah mendominasi dan merupakan lakukan secara hibah oleh pemilik tanah yang
kebutuhan baik pada masyarakat di perkotaan dilewati jalan tersebut.
maupun di pedesaan. Angkutan kendaraan ber- Sejalan dengan waktu yang dibarengi de-
motor yang ada di pedesaan terpencil paling ti- ngan perubahan tingkat sosial masyarakat, ja-
dak seperti ojeg (jenis angkutan penumpang lan setapak tersebut berubah perannya ke pe-
dengan menggunakan sepeda motor) dan ang- ran jalan yang lebih tinggi yang tentunya sudah
kutan barang/grobak dimana penariknya sepe- mendapatkan peningkatan di sana/sini. Pening-
da motor. Kendaraan lain seperti jenis pickup katan jalan tersebut lebih ditekankan hanya pa-
kecil sudah mulai bermunculan. da aspek lebar jalan dan perkerasan jalan.
Dalam bertransportasi di darat masyarakat Adanya jaringan jalan dengan peran lebih
lebih banyak memilih prasarana jalan, karena tinggi yang dipandang oleh masyrakat penda-
prasarana tersebut mempunyai kemudahan da- tang membawa kemudahan aksesibilitas, mobi-
lam hal aksesibilitas dan mobilitas di banding litas, dan ekonomi, maka lingkungan sisi jalan
dengan prasarana lainnya, selain itu jenis pra- selalu berkembang dan berubah dalam peman-
Perencanaan Geometri Jalan Sederhana untuk Jalan Pedesaan ………… (Adderian Noor, dkk)

faatan jenis guna lahan ke lebih beraktifitas se- Standar Disain


perti, permukiman, komersial, dan pertanian, dll. Ketentuan teknis perancangan geometri se-
derhana untuk jalan di pedesaan ini disesuaikan
Ciri Minimal Jalan dengan kondisi lapangan yang ada seperti,
Setelah jalan setapak berubah peran menja- sumber daya manusia, dikerjakan dengan cara
di lebih tinggi misal, menjadi peran jalan desa, gotong royong, dan biaya yang minim, tetapi
lokal, atau kolektor. Jika jalan sudah mempu- hasil yang didapat secara teknis bisa diper-
nyai status sesuai yang diisyaratkan dalam UU tanggung jawabkan.
No 38 Tahun 2004 dan Pedoman Standar Ge- 1) Alinyemen horizontal ;
ometri Jalan Antar Kota, bahwa jalan sesuai  Trase jalan sedapat mungkin dibuat lu-
perannya harus memenuhi kriteria minimal ki- rus, mengikuti keadaan topografi
nerja jalan (perkerasan/geometri) dan lalu lin-  Pada trase jalan yang relatif lurus dan
tas. Seperti contoh, jalan berperan sebagai ja- panjang jangan tiba-tiba terdapat tikung-
lan lokal, bahwa kecepatan kendaraan minimal an yang tajam, jika terpaksa sebaiknya
yang bisa dikembangkan pengemudi adalah 30 didahului oleh tikungan yang tumpul
km/jam dan lebar jalan minimal 5.0 meter.  Sedapat mungkin menghindari penggu-
Berikut ini gambaran kondisi unsur geometri naan jari-jari tikungan kecil
dan kinerja lalu lintas yang sering ditemui di la-  Sedapat mungkin menghindari tikungan
pangan, Unsur Geometri ; ganda dan tikungan berbalik dengan
1) Tidak tercapainya kesinambungan alinye- mendadak.
men memanjang dan melintang. 2) Kelandaian jalan jalan ;
2) Jari-jari tikungan yang kecil-kecil.  Kelandaian secara memanjang tidak le-
3) Kesinambungan perubahan trase jalan tidak bih dari 10%
selaras, antara jalan lurus dan tikungan.  Kelandaian secara melintang jalan berki-
4) Jarak pandang dan kebebasan samping di ti- sar 3%, hanya berfungsi untuk mengalir-
kungan tidak terpenuhi. kan air.
5) Jarak pandang dibagian lurus tidak terpe- 3) Lebar jalan ;
nuhi.  Untuk pejalan kaki (jalan setapak) lebar
6) Kelandaian memanjang dan melintang tidak jalan sedapat mungkin 1.0 meter.
memenuhi.
 Jalan bisa digunakan kendaraan bermo-
7) Adanya penyempitan lebar jalan.
tor, lebar minimal 3.0 meter (Jika terjadi
Unsur Kinerja Lalu Lintas ;
papasan antara kendaraan, bisa meng-
1) Pengemudi tidak bisa mengembangkan ke-
gunakan bahu jalan).
cepatan kendaraan sesuai ciri peran jalan.
4) Geometri tikungan ;
2) Adanya kemacetan lalu lintas akibat jalan
 Metoda Offset, lihat Gambar 2.
menyempit
Diketahui garis singgung a dan b titik
3) Sering terjadi kecelakaan lalu lintas yang
singgung sudut T, R, x, y
diakibatkan karena kesalahan faktor geo-
1. Tentukan awal tikungan di satu garis
metri.
singgung (titik A)
Pada jalan yang sudah operasional, dengan
2. Tentukan titik B dengan gunakan x
kondisi seperti tersebut di atas, dimana pemo-
dan y/2
graman jalan mengharuskan jalan tersebut di-
3. Tentukan titik C dengan gunakan x
tingkatkan (redesign), maka akan terjadi pem-
dan y
biayaan yang cukup besar, manakala aspek un-
4. Tentukan titik selanjutnya seperti dije-
sur geometri yang diingikan terlalu jauh per-
laskan di atas.
bedaannya.
Bila tidak mencapai b, mungkin harus
mengulangi penentuannya dengan offset
4. PERENCANAAN GEOMETRI
”Y” lain pilihlah awal tikungan yang lain.
SEDERHANA
Contoh tikungan ;
R = 100 m; x = 10 m; y = 1.00 m
Atas dasar pertimbangan sejarah jalan, kon-
R = 40 m; x = 10 m; y = 2.50 m
disi lapangan (budaya masyarakat, topografi,
R = 40 m; x = 5 m; y = 0.60 m
keterbatasan sumber daya manusia, dan bia-
R = 15 m; x = 5 m; y = 1.65 m
ya), maka perlunya dibuat pedoman perenca-
naan geometri sederhana untuk jalan desa. Pa-  Tikungan Balik (Gambar 3);
da pedoman ini pada dasarnya merupakan pe- 5) Profil melintang jalan ;
doman perencanaan geometri sederhana yang  Lebar jalan disesuaikan dengan kebutuh-
sudah dikembangkan pada proyek padat karya an
di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Teng-  Profil melintang jalan, pembentukan ke-
gara Timur (Erwin Kusnandar,Ir.,2006) miringan lereng, lihat Gambar 4.
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 3, No. 1, Juni 2011 : 20 - 25

Langkah Perancangan Geometri


Pada tahap perencanaan geometri jalan se-
derhana ini, dalam menentukan trase jalan se-
cara umum sebaiknya harus dipahami bahwa
jalan dibuat dengan kerja gotong royong (kerja
bakti) dan dengan biaya yang serendahmungkin
dan kalau mungkin tanpa biaya, tetapi jalan ter-
sebut secara teknis masih bisa dipertanggung
jawabkan. Seleksi awal dalam perencanaan ge-
ometri jalan adalah penetapan alinyemen hori-
zontal yang terdiri atas as jalan sebagai rang-
kaian antara bagian lurus dengan tikungan ter-
kait, yang disebut dengan trase.
Langkah yang harus dilakukan dalam peren-
canaan geometri ini adalah sebagai berikut ;
1) Inventarisir pusat-pusat kegiatan yang ber-
potensi untuk dilewati, kriteria berpotensi
tentunya pusat kegiatan tersebut merupakan
fasilitas umum seperti tercantum pada butir 2
di atas.
2) Lakukan pengamatan di lapangan, mencari
tempat kedudukan untuk mendapatkan su-
dut pandang yang bisa mengamati seluruh
Gambar 3. Konstruksi tikungan balik
area topografi, paling tidak sebagian besar
dari lokasi pusat kegiatan umum masyarakat
tersebut di atas bisa terlihat. Lihat contoh
ilustrasi gambar area pengamatan pada
Gambar 5. Untuk itu posisi pengamatan se-
baiknya berada pada elevasi yang tinggi dan
tidak terhalang.
3) Dari posisi pengamat selanjutnya melakukan
kegiatan sebagai berikut ;
 Dengan menggunakan imajinasi dan ke-
tentuan teknis geometri jalan desa. De-
ngan melihat kerimbunan pohon/rumput
yang ada yang menutupi tanah, penga-
mat bisa menetapkan posisi bidang datar
dari tanah (elevasinya), dari sini bisa di-
ketahui mana daerah datar, bukit, lereng,
Persiapan dan gunung.
Dalam tahap persiapan tentunya sudah ada  Inventarisir kendala-kendalan yang bisa
suatu keinginan dari sekelompok masyarakat menyebabkan trase jalan tidak bisa mela-
akan perlunya kemudahan bertransportasi di luinya seperti, kelandaian memanjang ja-
daerahnya, yang diwujudkan dalam bentuk pra- lan tidak lebih dari 10%, kemiringan le-
sarana jalan. Langkah-langkah yang harus di- reng yang curam, dan adanya sungai/
lakukan dalam tahap persiapan ini diantaranya ; kali.
1) Mengumpulkan pemuka-pemuka, tokoh ma-
syarakat, karang taruna, aparat pemerintah 4) Pilih dan tetapkan trase (alur jalan) yang me-
(Kepala Desa, RW/RT). menuhi ketentuan teknis geometri jalan de-
2) Pemuka-pemuka yang ada diberitahu bahwa sa, alur jalan tersebut diberi tanda dengan
adanya kebutuhan akan prasara jalan yang patok atau bendera, untuk memudahkan ta-
bisa menghubungkan antar pusat-pusat ke- hap pekerjaan selanjutnya.
giatan yang ada di area pedesaan terpencil 5) Cara pemilihan trase jalan di lapangan, lihat
ini seperti, permukiman, balai desa, mesjid, Gambar 5. ;
sekolah, puskesmas, ladang, dan jalan raya  Tetapkan lokasi awal dan akhir trase ja-
utama terdekat, yang dimaksud dengan jalan lan.
raya bisa berperan sebagai jalan kolektor,  Dari kampung yang terletak di pinggir ja-
lokal, atau desa. lan raya, memanjang jalan setapak mele-
3) Bila ada kesepakatan akan tujuan tersebut, wati tiga tikungan yang sedikit mendaki,
selanjutnya dibuat susunan kelompok kerja. sampai ke sekolah.
Perencanaan Geometri Jalan Sederhana untuk Jalan Pedesaan ………… (Adderian Noor, dkk)

 Dari sekolah menurun bukit dengan kemi- Memotivasi Penduduk


ringan tetap sekitar 10%, sampai ke jem- Jalan merupakan suatu kebutuhan, tetapi ja-
batan, melewati empat tikungan. lan tersebut membutuhkan ruang lahan untuk
 Setelah lewat jembatan, memanjang ja- tempat berpijak, tenaga kerja, dan biaya. Me-
lan setapak lereng yang mendaki halus, mutuskan tahap ini, merupakan tahap paling su-
sampai ke kampung pertama yang terle- lit, namun demikian beberapa langkah yang bi-
tak di bawah bukit. sa dikemukanan kepada masyarakat sebagai
 Dari kampung pertama, lewat pinggir hu- motifasi, adalah : Mengumpulkan warga untuk
tan yang lebat, menelusuri bukit, mendaki penyuluhan, Pentingnya akan prasarana jalan,
menuju ke poliklinik. untuk kita semua (jalan umum), Pengerjaan ja-
 Dari poliklinik dengan kemiringan 10%, lan dilakukan secara gotong royong/kerja bakti,
mendaki bukit sampai ke kampung yang Dengan adanya jalan, maka lahan di sisi jalan
kedua di atas bukit. nilai jualnya menjadi tinggi, Aktifitas pada lahan
sisi jalan akan mendapatkan kemudahan ak-
sesibilitas dan mobilitas, dan sebagainya
Dengan harapan motivasi tersebut, pemilik
tanah merelakan sebagaian milikya, dan warga
masyarakai lainnya bisa bergabung untuk ber-
sama-sama kerja bakti.

5. PENUTUP

Kesimpulan
Dari beberapa uraian yang ada pada sub-
bab di atas, beberapa hal yang bisa ditarik
kesimpulan sebagai berikut ;
1) Dengan berpedoman pada uraian sederhana
Gambar 5. Denah trase jalan ini, diharapankan pada masyarakat pedesa-
an bisa memahami pentingnya jalan dan bi-
6) Langkah selanjutnya, pembuatan trase jalan sa melaksanakan pembuatan jalan.
final dengan cara memberi tanda dari lang- 2) Pembuatan jalan dengan berpedoman pada
kah yang diuraikan tersebut di atas, dengan perencanaan geometri jalan pedesaan, pa-
memberi tanda patok/bendera. Dari setiap ling tidak geometri jalan tersebut secara tek-
bendera tersebut dihubungkan, maka akan nis bisa dipertanggung jawabkan.
terbentang trase jalan yang direncanakan.
7) Pada tahap ini setelah jelas bahwa rencana Saran
jalan dengan lebar tertentu akan melewati Saran yang bisa disampaikan adalah seba-
tanah milik individu warga atau kelompok. gai berikut ;
Tahap ini merupakan tahapan paling sulit, 1) Perlu diadakan sosialisasikan tata cara
namun demikian dengan cara musyawarah pembuatan jalan sederhana di pedesaan.
untuk mufakat dengan memberi penjelasan 2) Diperluas kembali gagasan proyek padat
seperti, diuraikan pada sub-bab Pemberian karya seperti yang pernah dilakukan pada
Motifasi bisa terlaksana. masa-masa dahulu. Seperti Kabupaten Ma-
8) Setelah kebutuhan akan lahan untuk jalan nggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (Er-
disepakati, langkah selanjutnya membuat win Kusnandar,Ir.2006)
alur jalan, langkah yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut ; 6. DAFTAR PUSTAKA
 Dari trase jalan/alur sudah terbentuk
 Tetapkan lebar jalan efektif 1. Alik, Ansyori Alamsyah, 2005, Rekayasa
 Semak dan pohon-pohon ditebas, area Lalu Lintas, Jakarta
yang ditebas lebih lebar dari pada lebar 2. Ditjen. Bina Marga, 2000, Perencanaan Ge-
jalan efektif. ometri Jalan Antar Kota.
 Penampang melintang jalan sedatar 3. Erwin, Kusnandar, 2006, Makalah Teknik
mungkin Konferensi Regional Teknik Jalan ke-9, Ma-
 Setelah terbentuk badan jalan, jika terjadi kassar.
adanya lereng di bagian samping jalan 4. Puslitbang Jalan dan Jembatan, 1996, Pe-
sebaiknya tidak tegak melainkan miring, doman Sederhana Pembangunan Prasara-
supaya tidak runtuh. na Jalan dan Jembatan Untuk Pedesaan.
 Menyingkirkan batu besar dari badan ja- 5. Silvia, Sukirman, 1994, Dasar-dasar Peren-
lan. canaan Geometri Jalan, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai