Anda di halaman 1dari 50

Pekerasan Jalan

Nama : Elia Wellem


NPM : 1740301020
Dosen Pengampuh : Achmad Zultan M.ST.,M.T
Komponen Pekerasan Lentur
Persyaratan Penghamparan Lapis
Pondasi Agregat
 Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke badan jalan
sebagai campuran yang merata dan harus dihampar
pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan dalam
Pasal 5.1.3.3. Kadar air dalam bahan harus tersebar
secara merata.
 Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan
takaran yang merata agar menghasilkan tebal padat
yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan.
 Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka
lapisan-lapisan tersebut harus diusahakan sama
tebalnya.
Persyaratan Penghamparan Lapis Pondasi
Agregat
Lapis Pondasi Agregat harus dihampar dan
dibentuk dengan salah satu metode yang
disetujui yang tidak meyebabkan segregasi
pada partikel agregat kasar dan halus. Bahan
yang bersegregasi harus diperbaiki atau
dibuang dan diganti dengan bahan yang
bergradasi baik.
Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap
lapisan harus dua kali ukuran terbesar agregat
lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak
boleh melebihi 20 cm, kecuali diperintahkan lain
oleh Direksi Pekerjaan.
Persyaratan Pemadatan Lapis Pondasi
Agregat

 Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir,


setiap lapis harus dipadatkan menyeluruh dengan alat
pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100%
dari kepadatan kering maksimum modifikasi(modified)
seperti yang ditentukan oleh SNI 1743 : 2008, metode D.
 Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan
mesin gilas beroda karet digunakan untuk pemadatan akhir,
bila mesin gilas statis beroda baja dianggap
mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari
Lapis Pondasi Agregat.
Persyaratan Pemadatan Lapis Pondasi
Agregat
 Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan
berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum
sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air
optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan
kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan oleh
SNI 1743 : 2008, metode D.
 Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan
bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam
arah memanjang. Pada bagian yang ber”superelevasi”,
penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendahdan
bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi.
Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas
roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan
secara merata.
Proses Pengerjaan Lapis Pondasi Agregat
 1. Pencampuran 2. Pengangkutan

 3. Penumpahan 4. Penghamparan

 5. Pemadatan 6. Pengujian
Keuntungan Menggunakan Perkerasan
Kaku
 Life-cycle-cost lebih murah dari pada perkerasan aspal.
 Tidak terlalu peka terhadap kelalaian pemeliharaan, Bahan
beton perkerasan tidak begitu terpengaruh oleh adanya
genangan air (banjir) .
 Tidak terlalu peka terhadap kelalaian pemanfaatan
(overloading).
 Semen adalah material produksi dalam negeri sehingga
tidak tergantung dari import.
 Keseluruhan tebal perkerasan jauh lebih kecil dari pada
perkerasan aspal sehingga dari segi lingkungan /
environment lebih menguntungkan
Kerugian menggunakan perkerasan Kaku
 Permukaan perkerasan beton semen mempunyai riding
comfort yang lebih jelek dari pada perkerasan aspal,
yang akan sangat terasa melelahkan untuk perjalanan
jauh.
 Warna permukaan yang keputih-putihan menyilaukan di
siang hari, dan marka jalan (putih/kuning) tidak
kelihatan secara kontras.
 Perbaikan kerusakan seringkali merupakan perbaikan
keseluruhan konstruksi perkerasan sehingga akan sangat
mengganggu lalu lintas.
 Pelapisan ulang / overlay tidak mudah dilakukan.
 Ketidaksempurnaan hasil pekerjaan akibat kurang
telitinya pelaksanaan pekerjaan di lapangan tidak
mudah diperbaiki.
Pengertian CBR(California Bearing Ratio)

CBR (California Bearing Ratio) adalah percobaan daya dukung


tanah yang dikembangkan olehCalifornia State Highway
Departement.
Prinsip pengujian ini adalah pengujian penetrasi dengan menusukkan
benda ke dalam benda uji. Dengan cara ini dapat dinilai kekuatan
tanah dasar atau bahan lain yang dipergunakan untuk membuat
perkerasan.
Pengujian CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu
bahan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan
penetrasi yang sama. Nilai CBR dihitung pada penetrasi sebesar 0.1
inci dan penetrasi sebesar 0.2 inci dan selanjutnya hasil kedua
perhitungan tersebut dibandingkan sesuai dengan SNI 03-1744-1989
diambil hasil terbesar.
CBR laboratorium dapat dibedakan atas 2
macam yaitu :
a. CBR laboratorium rendaman (soaked design CBR)
b. CBR laboratorium tanpa rendaman (Unsoaked Design
CBR)
 Pada pengujian CBR laboratorium rendaman
pelaksanaannya lebih sulit karena membutuhkan
waktu dan biaya relatif lebih besar dibandingkan CBR
laboratorium tanpa rendaman.
 Sedang dari hasil pengujian CBR laboratorium tanpa
rendaman sejauh ini selalu menghasilkan daya dukung
tanah lebih besar dibandingkan dengan CBR
laboratorium rendaman.
Peralatan Pengujian CBR Lapangan :

Dongkrak CBR mekanis


Piston/torak penetrasi dan pipa-pipa penyambung.
Arloji penunjuk (dial)
Keping beban (plat besi)
Sebuah truck yang dibebani sesuai dengan
kebutuhan atau alat-alat berat lainnya (vibro,
excavator, buldozer, dll) yang dibawahnya dapat
dipasang sebuah dongkrak CBR mekanis.
Dua dongkrak truck, alat-alat penggali, alat-alat
penumbuk, alat-alat perata,waterpas.
Macam-macam Jenis Acuan

 ACUAN TETAP(FIXED FROM)


- Bahan dari baja (6-8 mm)
- Bila menahan beban tidak mudah melendut
- Acuan dipasang pada permukaan pondasi atau
pekerasan yang sudah mempunyai kerataan
yang sesuai
- Pengecoran dan pemadatan dilaksanakan
diantara acuan
- Untuk mencegah kerusakan,acuan dibuka
setelah beton mengeras (> 8 jam )
Macam-macam Jenis Acuan
 ACUAN GELINCIR
- Penghamparan dan pemadatan dibagian sepanjang rangka mesin,diantara sisi
dalam acuan yang sedang bergerak

Anda mungkin juga menyukai