1. Latar Belakang
Proses Kegiatan yang dilakukan oleh manusia bertolak pada salah satu prasarana penunjang
dalam hal komponen fisik bangunan untuk dapat mengerjakan serta mengembangkan berbagai
usahanya. Hingga saat ini kita dapat melihat bahwa pembangunan disegala bidang sedang giat-giatnya
dilaksanakan baik proyek fisik berupa gedung, rumah, dsb maupun berupa nonfisik berupa fasilitas-
fasilitas umum. Dari pelaksanaan proyek tersebut banyak tujuan (Goal Setting) yang dapat dicapai,
namun harus kita akui juga, bahwa ada banyak proyek-proyek yang tidak berhasil bahkan gagal sama
sekali. Kegagalan suatu proyek dapat dilihat dengan adanya proyek-proyek yang terlambat
penyelesaiannya baik ditinjau dari segi waktu (time), biaya (Cost), dan mutu hasil pengerjaan (Quality
Project), atau dalam hal lain dikarenakan tidak berfungsinya suatu bangunan sebagaimana awalnya
perencanaannya (baik karena perubahan lingkungan, orang-orang yang terlibat, dsb), dan juga
buruknya bangunan yang rusak dalam waktu yang relatif singkat (tidak mencapai umur rencana) setelah
proyek selesai dikerjakan, hal ini tentunya memberi dampak pada pemborosan dana pembangunan.
Tingkat keberhasilan ataupun kegagalan suatu proyek akan banyak ditentukan oleh pihak-pihak
yang terkait secara tidak langsung (Dalam hal ini bisa pemilik proyek, badan swasta, dan pemerintah)
maupun secara langsung yang dalam hal ini, yaitu Penyedia barang dan jasa (Kontraktor Pelaksana,
Konsultan perencana, Konsultan pengawas) dalam suatu siklus/ tahapan manajemen meliputi
Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengisian staff (Staffing), pengarahan
(Directing), pelaksanaan, pengendalian (controling), dan pengawasan (supervising).
Proses pelaksanaan suatu proyek perlu melihat pada bagaimana suatu proyek pembangunan
tersebut dapat dikerjakan secara efektif dan efisien dalam pencapaian suatu kebutuhan. Pengerjaan
secara efektif dimaksudkan bahwa perlu adanya pengaktifan semaksimal mungkin sumber daya yang
ada (bahan, peralatan, material, dan pekerja), dan efisien dimaksudkan untuk meminimalkan segala
biaya yang diperlukan untuk suatu proyek. Secara garis besar proses ini dapat berjalan dengan baik, jika
pihak pelaksana proyek dapat memaksimalkan segala perihal yang mendukung pengerjaan tersebut,
serta adanya hubungan kerja yang baik dengan fungsi-fungsi kerja yang lain. Pelaksanaan suatu proyek
selalu didasari pada suatu kontrak kerja. dimana sebelumnya suatu suatu proses Pra kontrak. Kegiatan
pra kontrak meliputi segala proses persiapan dan pelaksanaan pengadaan jasa konstruksi (Tender) baik
melalui Pelelangan umum dan pelelangan terbatas.
Globalisasi perdagangan bebas telah mengkaitkan, bahwa setiap kegiatan yang menjadi komoditi
transaksi dalam perdagangan antar individu, antar regional dan antar negara harus menggunakan standar
mutu, baik standar mutu produk, standar sistem, standar proses maupun standar keselamatan, standar
kesehatan, standar keamanan, standar lingkungan dan lain-lainnya. Yang harus diatur dan ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan nasional yang mengacu pada standar internasional yang ada.
Komoditi produk yang diperdagangkan harus mencapai standar mutu yang telah disepakati bersama
oleh semua pihak dan masyarakat dunia. Barang siapa yang tidak mampu memenuhi standar mutu
tersebut tidak akan mampu bersaing, bahkan tidak akan dibeli orang.
Globalisasi perdagangan ini telah melanda semua sektor, baik sektor produk barang maupun
produk jasa. Tak ketinggalan produk jasa pelayanan konsultan yang dihasilkan atas dasar interaksi
penggunaan pikiran manusia (man braind) sebagai output yang dihasilkan dari sekelompok orang yang
menghasilkan produk jasa konsultan tersebut. Untuk mencapai mutu produk jasa konsultan yang
mampu memuaskan pelanggan, maka setiap badan usaha konsultan dituntut untuk memiliki
kemampuan kompetitif yang berdasarkan pada paradigma sebagai berikut
1. Pencapaian tingkat harapan pelanggan yang menyangkut kinerja (performance) konsultan,
2. Peningkatan efisiensi dalam pesaingan (competitifness) diantara para konsultan,
3. Manajemen badan usaha konsultan yang harus bersifat progresif fleksibel,
4. Berorientasi pada kemampuan kompetisi (competitifness oriented), bukan profit oriented.
Peningkatan kinerja konsultan yang secara terus menerus pada zaman kini merupakan
tantangan, mengingat jumlah badan usaha konsultan yang mengikuti persaingan untuk mendapatkan
pekerjaan semakin banyak pula. Dituntut setiap konsultan harus mampu menekan biaya seefeisien
mungkin, sehingga mampu memberikan penawaran harga yang bersaing, tetapi tetap memberikan jasa
sesuai standar, spesifikasi teknis dan harapan pelanggan yang telah ditetapkan.
Memperhatikan kondisi yang menuju efisiensi tersebut, maka setiap badan usaha harus
mengubah orientasinya dalam kemampuan bersaing (competitifness oriented) dengan pandai-pandai
memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin. Tidak lagi berorientasi mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya (profit oeriented) yang bakal menjadikan kalah bersaing, sehingga selalu menemui
kesulitan untuk memperoleh pekerjaan. Setiap pelaku usaha jasa konsultan harus mencermati kondisi
akibat globalisasi ini.
Pada proses pelaksanaan pengadaan barang dan jasa konstruksi, sangat diperlukan adanya
ketertiban antara pengguna dan penyedia Barang dan jasa dalam mengikuti dan menaati prosedur
pelaksanaan suatu pelelangan. Kejadian-kejadian dalam bidang jasa konstruksi yang terjadi dimasa
sekarang memperlihatkan adanya kelemahan dan permasalahan sebelum pelaksanaan konstruksi .
Contoh kasus pada bagaimana proses pelaksanaan pengadaan barang dan jasa konstruksi khusus pada
pelelangan terbatas yang kerap kali telah menyimpang dari prosedur, dimana terlihat adanya
kecerendungan untuk melakukan praktek kecurangan, Korupsi, Kolusi , dan Nepotisme (KKN) dalam
suatu proses pelelangan,diantaranya :
A. Langganan pemenang dari waktu- kewaktu.
B. Tender arisan diantara peserta lelang.
C. Pelaksanaan tender dengan tekanan.
Bertolak dari permasalahan yang terjadi diatas, maka kami menyadari perlu untuk
mengindentifikasi masalah yang ada. Secara garis besar pokok pembahasan yang dimasukkan dalam
rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
- Apa penyebab terjadinya langganan pemenang, tender arisan, tender dengan tekanan
serta kelemahan dan kebaikannya.
- Bagaimana cara menghilangkan praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) pada suatu proses
pelelangan.
Pemilik Proyek
Adalah Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili Pemerintah daerah propinsi Dati I Sulawesi
Tengah.
Pemimpin Proyek
Adalah pejabat yang ditunjuk dengan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Sulawesi Tengah, yang mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Pemerintah daerah tingkat I, untuk
mengendalikan pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak.
Proyek
Adalah suatu rangkaian kegiatan yang menggunakan berbagai sumber daya yang dibatasi dimensi
waktu dan biaya untuk mewujudkan gagasan serta tujuan yang telah ditetapkan.
Peserta lelang
Adalah rekanan yang bergerak dalam bidang jasa pemborongan, yang berhak mengikuti dan
hadir pada saat pelelangan.
Rekanan
Adalah badan hukum yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi yang berhak mengikuti
prakualifikasi dan pelelangan.
Kontraktor
Adalah badan hukum yang mengajukan penawaran harga pekerjaan yang telah ditunjuk oleh
pemilik atau pemimpin proyek dan telah menandatangani kontrak untuk melaksanakan pekerjaan.
Kontrak
Adalah suatu perikatan yang dituangkan dalam perjanjian tertulis dan isi kontrak telah disepakati
oleh pemberi kerja dan mitra kerja, setelah ditanda tangani merupakan hukum bagi kedua belah pihak
yang menandatangani.
Dokumen kontrak
Adalah suatu dokumen yang memuat persyaratan-persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang
harus dipenuhi untuk melaksanakan pekerjaan yang diperjanjikan, sesuai dengan dokumen
pengadaannya.
Dokumen Pengadaan
Adalah suatu dokumen yang memuat persyaratan-persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang
harus dipenuhi untuk melaksanakan pekerjaan yang terdiri dari :
a. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
b. Gambar-gambar pekerjaan
c. Perubahan-perubahan RKS dan gambar-gambar pekerjaan
d. Berita acara penjelasan pekerjaan dan peninjauan lapangan berupa perubahan-perubahannya.
Dokumen Pelelangan
Adalah dokumen pengadaan yang digunakan dalam suatu pelelangan pekerjaan yang diterbitkan
oleh pemilik
Penawar
Adalah peserta lelang yang telah diundang oleh pemilik untuk mengajukan penawaran
berdasarkan ketentuan pelelangan yang berlaku.
Engginer’s Estimate (EE) atau Estimasi Perencanaan
Adalah perkiraan biaya pekerjaan proyek / bagian proyek yang dibuat oleh perencana dan atau
konsultan.
Owner’s Estimate (OE) atau estimasi pemilik
Adalah perkiraan biaya pekerjaan proyek / bagian proyek yang dibuat oleh panitia yang
merupakan peninjauan kembali Engineer’s Estimate (EE) disahkan oleh pemimpin proyek.
Kolusi
Adalah persengkongkolan antara pihak yang kuasa dengan pihak yang berkepentingan, atau
sejenis dengan maksud saling menguntungkan, yang berakibat merugikan negara dan / atau masyarakat.
Korupsi
Adalah tindak pidana menurut undang-undang nomor 3 tahun 1991 melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu badan dengan menyalahgunakan wewenang,
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang secara langsung atau
tidak langsung dapat merugikan keuangan negara dan atau perekonomian negara
Nepotisme
Adalah Kecenderungan untuk mengutamakan serta menguntungkan sanak saudara sendiri.
Pelelangan umum
Adalah pelelangan yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media
massa, media cetak, dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat luar
dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
Pelelangan terbatas
Adalah pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang diikuti oleh sekurang-kurangnya lima rekanan
yang tercantum dalam daftar rekanan terseleksi (DRT) yang dipilih diantara rekanan yang tercatat
dalam daftar rekanan mampu (DRM) sesuai dengan bidang usaha atau ruang lingkupnya atau kualifikasi
kemampuannya dengan pengumuman secara luas, melalui media massa, media cetak dan papan
pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha dapat
mengetahuinya.
Pemilihan langsung
Adalah pelaksanaan pengadaan barang dan jasa tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan
terbatas yang dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya 3 penawar dan melakukan
negoisasi, baik treknis maupun harga, sehingga diperoleh harga yang wajar dan teknis yang dapat
dipertanggungjawabkan dari rekanan yang tercatat dalam daftar rekanan mampu (DRM), sesuai bidang
usaha, ruang lingkupnya, atau kualifikasi kemampuannya.
Pengadaan langsung
Adalah pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang dilakukan diantara rekanan golongan
ekonomi lemah tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas atau langsung.
RMP merupakan bagian yang sangat penting dalam penerapan sistem manajemen mutu, dimana
RMP dokumen perencanaan yang harus dibuat sebelum proses realisasi penyelenggaraan proyek
dengan tujuan memberikan kepastian jaminan mutu (quality assurance) atas konsistensi proses dan
produk yang akan dihasilkan. RMP tidak terlepas dari tahapan proses pengadaan oleh Satuan Kerja
pada Instansi Pengguna Jasa, yang meliputi proses sejak dari tahap prakualifikasi, tender, penunjukkan
pemenang, penandatanganan kontrak hingga perintah mulai kerja.
Dapat dikatakan bahwa, RMP adalah dokumen yang menetapkan proses-proses sistem manajemen
mutu, termasuk proses realisasi produk dan sumber daya yang digunakan untuk produk, proyek atau
kontrak yang spesifik.
Manfaat RMP bagi Pimpinan Satuan Kerja adalah sebagai panduan untuk memantau,
mengukur dan mengendalikan kinerja penyelenggaraan proyek, disamping menjadi kerangka bagi
pengendalian penyediaan sumber daya, pencapaian mutu produk sesuai spesifikasi dan peningkatan
kepuasan pelanggan dan masyarakat pengguna. RMP merupakan tolak ukur bagi pelaksanaan proyek
dalam rangka mencapai kinerja proyek setiap waktu, dan apabila selama penyelenggaraan proyek
terjadi penyimpangan akan segera diketahui secara dini, tanpa harus menderita kecacatan produk yang
baru diketahui pada saat akhir proyek yang menjadikan pemborosan atau kerugian yang besar.
Sedangkan bagi para pelaksana di lapangan, RMP merupakan panduan selama kegiatan proyek
di lapangan agar proses tetap konsisten dalam upaya pencapaian mutu produk sesuai kriteria
keberterimaannya dan harus selalu dalam kondisi terkendali terhadap kendala waktu, biaya dan sumber
daya yang diperlukan untuk mencapai mutu sesuai spesifikasi dan persyaratan yang ditetapkan.
Pemeriksaan keberterimaan setiap tahapan proses harus sudah direncanakan dalam RMP dengan
maksud untuk menjamin bahwa efektifitas pencapaian keberterimaan setiap tahapan telah sesuai
sehingga menghasilkan produk bermutu tanpa cacat.
RMP harus selalu dikomunikasikan kepada semua personil yang terlibat dalam
penyelenggaraan proyek, terutama yang bertanggung jawab dalam pencapaian mutu produk di proyek
Dalam suatu penyelenggaraan proyek dapat terjadi keterlibatan beberapa pihak yang
berinteraksi satu sama lain bergantung pada peran penugasan masing-masing dan mereka harus bekerja
sama dengan baik dan berkesinambungan dengan kemampuan dan kompetensi masing-masing pihak
yang saling mendukung untuk menjajikan produk yang memenuhi spesifikasi. Pengguna Jasa harus
tetap mendapatkan jaminan mutu (quality assurance) sebagai pihak yang memesan produk dan jasa dari
proyek yang diselenggarakan oleh Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus mampu meyakinkan Pengguna
Jasa bahwa produk dan jasa yang akan diserahkan mampu mencapai spesifikasi dan persyaratan lainnya
untuk mencapai kepuasan pelanggan atau Pengguna Jasa..
Menyusun RMP harus memperhatikan kaidah dan substansi yang dipersyaratkan dalam sistem
manajemen mutu, agar RMP tersebut dapat diterapkan sesuai dengan tujuan pencapaian proses kerja
yang konsisten untuk menghasilkan produk yang bermutu. RMP merupakan dokumentasi perencanaan
proyek yang harus menjadi suatu keputusan yang strategis Pimpinan Satuan Kerja pada Instansi
Pengguna Jasa yang menyangkut kebutuhan akan :
a. Rencana pengendalian mutu setiap tahapan proses untuk mendapatkan mutu produk yang memenuhi
kepuasan pelanggan.
b. Tuntutan pengguna jasa (atasan) terhadap penyajian mutu produk melalui proses yang terencana dan
terkendali selama penyelenggaraan proyek.
c. Harapan masyarakat yang memanfaatkan hasil proyek terhadap konsistensi fungsi dan manfaat yang
sesuai keperluannya.
d. Kompetisi persaingan usaha semakin ketat, menjadikan sistem manajemen mutu merupakan kebutuhan
dalam setiap proyek jasa konstruksi.
1. KESIMPULAN
- Proses pelaksanaan pengadaan barang jasa konstruksi dapatlah berjalan dengan efektif bila didukung
dengan adanya suatu hubungan kerja sama (Coordinating) yang terkontrol diantara pihak-pihak yang
terlibat didalam suatu proyek.
- Proses Kegiatan yang dilakukan oleh manusia bertolak pada salah satu prasarana penunjang dalam
hal komponen fisik bangunan untuk dapat mengerjakan serta mengembangkan berbagai usahanya.
- RMP merupakan bagian yang sangat penting dalam penerapan sistem manajemen mutu, dimana
RMP dokumen perencanaan yang harus dibuat sebelum proses realisasi penyelenggaraan proyek
dengan tujuan memberikan kepastian jaminan mutu (quality assurance) atas konsistensi proses dan
produk yang akan dihasilkan.
Prinsip-prinsip dasar yang harus dipenuhi dan ditaati agar suatu anggaran perusahaan dapat
disusun dan dilaksanakan dengan baik adalah dengan cara sebagai berikut :
1. Management Involvement
Keterlibatan manajemen dalam penyusunan rencana mempunyai makna bahwa manajemen
mempunyai komitmen yang kuat untuk mencapai segala sesuatu yang direncanakan.
2. Organizational Adaptation
Suatu rencana keuangan harus disusun berdasar struktur organisasi dimana ada ketegasan
garis wewenang dan tanggung jawab. Seorang manajer tidak dapat memindahkan tanggungjawab atas
suatu pekerjaan walaupun dia dapat melimpahkan sebagian wewenangnya kepada bawahannya.
3. Responsibility Accounting
Agar rencana keuangan dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus didukung adanya suatu
sistem responsibility accounting yang polanya disesuaikan dngan pertanggungjawaban organisatoris.
4. Goal Orientation
Penetapan tujuan yang realistis akan menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan
perusahaan dalam jangka panjang. Jadi konsep management by objective dapat diterapkan.
5. Full communication
Suatu perencanaan dan pengendalian dapat berjalan secara efektif apabila antara tingkatan
manajemen mempunyai pemahaman yang sama tentang tanggung jawab dan sasaran yang harus
dicapai.
6. Realistic Expectation
Dalam perencanaan, manajemen harus menghindari konservatisme dan optimisme yang
berlebihan yang menjadikan sasaran tidak dapat dicapai. Jadi manajemen harus menetapkan sasaran
yang realistis artinya memungkinkan dapat dicapai.
7. Timeliness
Laporan-laporan berupa informasi mengenai realisasi rencana harus diterima oleh manajer
yang berkompeten tepat pada waktunya agar informasi tersebut efektif dan berguna bagi manajemen.
8. Flexible Application
Perencanan tidak boleh kaku tetapi harus terdapat celah untuk perubahan sesuai dengan situasi
dan kondisi yang terjadi.
Hal ini menggambarkan bahwa jika perusahaan membagi kantor administrasi menjadi
beberapa bagian, maka rencana tentang biaya administrasi dan masing-masing bagian tersebut juga
harus diperinci dan dipisahkan secara jelas termasuk dalam beban ini adalah :
1. Gaji pegawai bagian adminstrasi
2. Biaya tulis menulis
3. Penyusutan atau depresi bangunan kantor
4. Penyusutan atau depresi inventaris kantor
5. Biaya telefon
6. Biaya listrik
7. Gaji pimpinan perusahaan dan staf, dan lain-lain
Biaya operasi ini sifatnya berubah-ubah sejalan dengan kegiatan perusahaan atau biasanya
biaya operasi ini tergolong pada biaya variabel. Ada beberapa bagian yang biasanya dipergunakan
dalam kantor administrasi dan umum antara lain :
1. Bagian secretariat
2. Bagian keuangan
3. Bagian perlengkapan
4. Bagian personalia
5. Bagian perhubungan
Kegunaan Budget dari Biaya Administrasi sebuah perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman kerja
2. Sebagai alat manajemen untuk menciptakan koordinasi kerja
3. Sebagai alat manajemen untuk melakukan evaluasi atau pengawasan kerja
4. Sebagai dasar menyusun budget kas.
Data dan informasi untuk menyusun Budget Biaya Admnistrasi suatu perusahaan adalah sebagai berikut
:
1. Rencana penjualan
Rencana penjualan yang dimaksud terkait dengan kuantitas jumlah barang yang akan di jual
oleh perusahaan dari masing-masing jenis barang dari waktu-kewaktu yang akan datang.
2. Recana produksi
Rencana produksi yang dimaksud terkait dengan kuantitas jumlah barang yang akan
diproduksi oleh perusahaan dari masing-masing jenis barang dari waktu-kewaktu yang akan datang.
3. Standar biaya
Standar biaya yang termasuk kelompok administrasi Biaya standar ini adalah biaya-biaya
yang termasuk dalam kelompok biaya administrasi, yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Standar
biaya semacam ini sangat diperlukan oleh perusahaan untuk mengendalikan efisiensi kerja para
karyawan.
5. Metode depresiasi
Biaya depresiasi ini terkait dengan biaya depresiasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan
terhadap aktiva tetap.
2. Biaya Variabel
Untuk biaya-biaya yang sifatnya variabel seperti kertas dan alat tulis dan peralatan habis pakai
lainnya, maka penentuan biaya periode yang akan datang didasarkan pada tarif biaya tersebut pada
waktu yang lalu. Perbedaan dengan biaya tetap adalah perubahan harga.
Etika Pengadaan Barang/Jasa Untuk Instansi Pemerintah berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Kode Etik Pengelola Pengadaan Barang/Jasa
Di Lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Tertib dan tanggung jawab : melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk
mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa.
2. Bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan barang/jasa
yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan
barang/jasa
3. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat terjadinya
persaingan tidak sehat.
4. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan
tertulis para pihak.
5. Menghindari Conflict of Interest : menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan
para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan
barang/jasa
6. Menghindari pemborosan : mencegah dan menghindari terjadinya pemborosan dan kebocoran
keuangan negara dalam pengadaan barang/jasa
7. Menghindari penyalahgunaan wewenang : menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang
dan/atau kolusi dengan tujuan keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain yang secara langsung atau
tidak langsung merugikan negara
8. tidak menerima, menawarkan atau menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan,
komisi, rabat dan berupa apa saja dai dan atau siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan
dengan pengadaan barang/jasa.
Sanksi pelanggaran
Dasar aturan yang digunakan dalam Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
termasuk dalam ranah Hukum Administrasi Negara yang bersifat mengatur tata pelaksanaan pemerintah
dalam menjalankan tugas dan kewenangannya. Pengaturan mengenai sanksi dalam pengadaaan barang
dan jasa pemerintah diatur dalam Pasal 118 – Pasal 124 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
beserta perubahannya. Bentuk-bentuk sanksi yang dapat dikenakan bagi para pihak yang melakukan
penyimpangan dalam pengadaan barang/jasa pemerintah antara lain adalah:
1. Sanksi Administratif
Pemberian sanksi administratif dilakukan oleh PPK/ Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan kepada
penyedia sesuai dengan ketentuan administrasi yang diberlakukan dalam peraturan pengadaan. Bentuk-
bentuk sanksi admnistrasi yang dapat dikenakan kepada penyedia antara lain adalah :
a. Digugurkan penawarannya atau pembatalan pemenang atas ditemukan adanya penyimpangan upaya
mempengaruhi Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan guna memenuhi keinginannya yang
bertentangan dengan ketentuan prosedur yang telah ditetapkan, melakukan persengkongkolan dengan
Penyedia Barang/Jasa lain untuk mengatur harga penawaran di luar prosedur, dan membuat dan/atau
menyampaikan dokumen dan/atau keterangan lain yang tidak benar.
b. Pemberlakuan denda terlambat dalam menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu sebagaimana
ditetapkan. Sanksi ini juga dapat diterapkan dalam konteks perdata sebuah perjanjian/kontrak.
c. Pencairan jaminan yang diterbitkan atas pelanggaran yang dilakukan, untuk selanjutnya dicairkan
masuk ke kas negara/daerah.
d. Penyampaian laporan kepada pihak yang berwenang menerbitkan perizinan, terhadap penyimpangan
yang dilakukan sehingga dianggap perlu untuk dilakukan pencabutan izin yang dimiliki.
e. Pemberlakuan sanksi administrasi berupa pengenaan sanksi finansial atas ditemukan adanya
ketidaksesuaian dalam penggunaan barang/jasa produksi dalam negeri.
f. Kewajiban untuk menyusun perencanaan ulang dengan biaya sendiri atas Konsultan Perencana yang
tidak cermat dalam menyusun perencanaan dan mengakibatkan kerugian negara. Sanksi ini juga dapat
diterapkan dalam konteks perdata sebuah perjanjian atau kontrak. Apabila yang melakukan pelanggaran
adalah PPK/Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan yang berstatus pegawai negeri maka jika
ditetapkan telah melakukan pelanggaran maka berlaku sanksi yang diatur dalam aturan kepegawaian
yang diberikan oleh pihak yang mempunyai kewenangan untuk menertibkan sanksi, seperti teguran,
penundaan kenaikan pangkat, pembebasan dari jabatan dan pemberhentian sesuai dengan peraturan
kepegawaian.