Anda di halaman 1dari 7

BAB III

GAMBARAN KASUS

A. Pengkajian

Ny. H berumur 45 tahun masuk ke RSJ Tampan tanggal 26 Oktober 2017 via UGD
jam 11.00 WIB her op ke-2 dengan keluhan Klien pendiam, bicara sendiri, tidak suka
bergaul, keluyuran dan lebih sering menyendiri. Klien sebelumnya dirawat pada bulan 7
Agustus 2017 dan pulang pada 21 bulan Agustus 2017. Klien pulang dijemput oleh
keluarga, namun dalam rentang waktu ± 2 minggu klien diantar kembali oleh abang
iparnya ke RSJ Tampan Pekanbaru dengan alasan Klien putus obat dan sering berpergian
sendiri tanpa mengenal waktu atau keluyuran. Klien kembali menjadi pasien di ruangan
indragiri setelah proses administrasi yang dibantu oleh perawat ruangan. Hasil pengkajian
tanggal 20 Desember 2017 didapatkan Klien mengatakan malas dan malu untuk
berkenalan dengan orang lain, klien mengatakan lebih suka menyendiri dan Klien
mengatakan tidak ada yang dirasakannya saat ini. klien tidak banyak bicara, bicara
seperlunya, dan menarik diri. Klien berbicara hanya ketika perawat bertanya. Hasil
wawancara dengan keluarga klien, keluarga mengatakan Ayah klien pergi meninggalkan
rumah dan Klien tinggal berdua dengan Ibunya, namun saat ini Klien tinggal dengan
kakaknya. Klien merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara yang pertama adalah perempuan
yaitu kakak yang tinggal bersama Klien saat ini dan ketiga adalah adek laki-laki Klien.
Semenjak Klien tinggal bersama kakaknya Klien mulai menunjukkan perilaku seperti suka
bicara sendiri, tidak mau bergaul dengan orang lain, dan lebih suka menyendiri. Hasil
wawancara dengan keluarga didapatkan bahwa Klien mulai menunjukkan gejala sejak
umur 18 tahun diawali dengan Klien mengalami Hipertermi dan kejang. Setelah Klien
mengalami hal tersebut Klien menunjukkan gejala suka berbicara sendiri, tidak mau
bergaul dengan orang lain, lebih suka menyendiri dan sering keluyuran. Keluarga
mengatakan cemas dengan kondisi Klien karena Klien berstatus belum menikah. Keluarga
juga menceritakan pengalaman hidup Klien yang tidak menyenangkan yaitu Klien
mengasingkan diri dari lingkungan disebabkan oleh pengalaman Klien yang pernah
dituduh oleh warga mencuri jeruk pada saat Klien keluyuran. Hal ini yang menyebabkan
Klien tidak mau berinteraksi dan cenderung menarik diri.
Hasil observasi didapatkan klien tampak sering melamun, terlihat lebih banyak
beraktiivitas di kamar, sering menyendiri, tampak lesu, tidak bersemangat, pandangan
kosong, gerakan kaku dan lambat, namun masih mau sedikit diajak berkomunikasi. Hasil
interaksi selama wawancara didapatkan data klien tampak tenang, tidak kooperatif, klien
menjawab pertanyaan dengan suara pelan dan lambat, kontak mata kurang, afek datar,
wajah tampak datar, klien hanya mau berbicara ketika diajak bicara.
Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan sudah 2 kali keluar masuk
RSJ Tampan sejak tahun 2016 hingga 2017. Keluarga klien tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa seperti klien. Saat pengkajian didapatkan hasil pemeriksaan fisik TD
100/60 mmhg, HR 88x/i, S 36,8OC, RR 20x/i. Klien tampak tidak rapi, belum mandi,
mulut bau, badan bau, berpakaian tidak rapi, tidak memakai sandal, ADL diarahkan
dengan bantuan minimal.

B. Masalah Keperawatan
Data Masalah Keperawatan
Subjektif:
- Klien mengatakan jika ada masalah lebih Koping individu tidak efektif
suka menyendiri
- Klien mengatakan tidak mau dan malas
berkenalan dengan orang lain

Objektif:
- Berdasarkan data rekam medis
ditemukan riwayat klien pendiam
- Tampak sering menyendiri
- Respon pasien lambat dan tampak kaku

Subjektif: Koping keluarga tidak efektif


- Keluarga mengatakan cemas dengan
kondisi klien saat ini

Objektif:
- Data dari rekam medis didapatkan pasien
sudah ke 2 kalinya diantar keluarganya
ke RSJ

Subjektif : Defisit Perawatan Diri: Mandi, Berhias atau


- Klien mengatakan malas mandi, tidak Berdandan dan Makan
mau menggosok gigi
- Klien mengatakan kepala gatal
- Klien menolak untuk menyisir
rambutnya
- Klien mengatakan tidak mau makan
Objektif:
- Klien tampak menggaruk kepala
- Klien tampak kurang rapi, badan bau,
mulut bau, gigi kuning
Subjektif: Halusinasi: Penglihatan
- Klien mengatakan melihat sesorang
bernama dewi
- Klien mengatakan dewi adalah temannya
Objekti :
- Klien tertawa sendiri dan bicara-bicara
sendiri
- Klien sering melihat ke satu arah lalu
tertawa sendiri
Subjektif : Isolasi Sosial: Menarik Diri

- Klien mengatakan malas dan malu untuk


berkenalan dengan orang lain
- Klien mengatakan lebih suka menyendiri
- Keluarga klien mengatakan klien
memilki pengalaman yang tidak
menyenangkan yaitu Klien pernah di
tuduh mencuri jeruk oleh warga di
lingkungan tempat tinggal Klien.
Sehingga Klien mengasingkan dirinya.

Objektif

- Klien tenang, tidak kooperatif, tampak


bingung, terlihat lebih banyak tidur di
kamar, sering menyendiri, tampak lesu,
tidak bersemangat, pandangan kosong,
gerakan kaku dan lambat, namun masih
mau diajak berkomunikasi.
- Klien menjawab pertanyaan dengan
suara pelan dan lambat, kontak mata
kurang, tidak mau menatap lawan bicara,
afek datar, wajah tampak datar, klien
hanya mau berbicara ketika diajak bicara.
C. Pohon Masalah Dan Susun Diagnosis Keperawatan
1. Pohon Masalah

Resiko gangguan sensori


presepsi : Halusinasi

ISOLASI SOSIAL Defisit Perawatan Diri

Harga Diri Rendah

Koping individu Tidak


Efektif Koping Keluarga Tidak
Efektif

2. Diagnosa keperawatan :
a. Isolasi Sosial: Menarik Diri
b. Halusinasi: Penglihatan
c. Defisit Perawatan Diri: Mandi, Berhias atau Berdandan, dan Makan
d. Koping individu tidak efektif
e. Koping keluarga tidak efektif
D. Implementasi dan Evaluasi
a. Isolasi Sosial
Intervensi keperawatan yang dilakukan kelompok mengacu pada teori
yang ada. Untuk masalah keperawatan Isolasi Sosial kelompok yang
diwakilkan oleh ners muda S memulai interaksi dengan membina hubungan
saling percaya, Menyadari penyebab isolasi social dan berinteraksi dengan
orang lain. Implementasi yang telah dilakukan kelompok adalah: Pada hari
Rabu tanggal 20 Desember 2017 kelompok membina hubungan saling percaya
dengan klien, memvalidasi perasaan klien, melakukan pengkajian dan
melakukan SP 1 Isolasi Sosial. Hubungan saling percaya belum terbina. Klien
mengatakan ia bisa sampai disini diantar oleh keluarganya. Klien tampak
pendiam, sering menyendiri kontak mata tidak ada ketika sedang interaksi dan
klien mengatakan lebih suka sendiri. SP 1 Isolasi Sosial belum tercapai, untuk
rencana tindak lanjut ulang SP 1 Isolasi Sosial.
Pada hari Kamis tanggal 21 Desember 2017 ners muda S masih
melakukan tindakan keperawatan SP 1 Isolasi sosial yaitu membina hubungan
saling percaya kepada klien, ners muda S mencoba mengajak klien untuk
mengungkapkan perasaannya, namun pasien tidak mau mengungkapkan apa
yang dirasakan, ners muda mencoba lagi menggali tentang kondisi pasien.
BHSP belum tercapai, SP 1 isolasi sosial belum tercapai dan rencana tindak
lanjut ulangi SP 1 Isolasi Sosial dan ajarkan SP 1 Halusinasi.
Pada hari Jumat tanggal 22 Desember 2017 ners muda S mengulang SP
1 Isolasi Sosial yaitu membina hubungan saling percaya kepada klien. Saat
ners muda menanyakan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian jika tidak berhubungan dengan orang lain klien hanya mengatakan
keuntungannya memiliki teman dan kerugiannya akan kesepian. Ners muda S
mengajarkan klien mengenal halusinasi dan mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik. Klien menyangkal halusinasi. BHSP tercapai, SP 1 Isolasi Sosial
tercapai, SP 1 Halusinasi belum tercapai. Rencana tindak lanjut review SP 1
halusinasi dan jika klien mampu melakukan SP 1 isolasi sosial lanjutkan
dengan SP 2 Isolasi Sosial.
Pada hari Sabtu tanggal 23 Dsemberr 2017 ners muda S mereview SP 1
Isolasi sosial yang telah dilakukan sebelumnya, perawat menanyakan perasaan
klien saat ini, ners muda S melanjutkan SP 2 isolasi sosial yaitu mengajak
berkenalan dengan orang pertama yaitu ners muda S. Saat diajak berbicara
kontak mata kurang, klien sering menundukkan kepala, ekspresi datar, dan
kurang kooperatif. Ners muda S kemudian mengulang kembali mengajarkan
SP 1 Halusinasi yaitu mengenal halusinasi dan mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik. Klien masih menyangkal halusinasinya. SP 2 Isolasi sosial
belum tercapai, SP 1 Halusinasi belum tercapai. Rencana tindak lanjut review
SP 2 Isolasi Sosial dan SP 1 Halusinasi.
Pada hari Selasa tanggal 26 Desember 2017 ners muda melanjutkan
tindakan keperawatan SP 2 Isolasi sosial, klien mau diajak berkenalan dengan
ners muda S. Saat diajak berbicara kontak mata ada, kooperatif, dan tersenyum.
Ners muda S melanjutkan SP 1 Halusinasi yaitu mengenal halusinasi dan
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Klien mengatakan melihat
seseorang yang bernama dewi dan klien mengatakan dewi adalah temannya.
Klien mau diajarkan cara mengontrol halusinasinya. SP 2 Isolasi Sosial
tercapai, SP 1 Halusinasi tercapai. Rencana tindak lanjut review SP 2 Isolasi
Sosial, review SP 1 Halusinasi.
Pada hari Rabu tanggal 27 Desember 2017 ners muda S mereview kembali
SP 2 Isolasi Sosial yaitu berkenalan dengan orang pertama. Klien mau diajak
berkenalan. Ners muda melakukan SP 2 Isolasi Sosial karna SP 2 Isolasi social
tercapai sebagain. Rencana tindak lanjut SP 3 Isolasi Sosial, mengajarkan SP 2
Halusinasi dan SP 1 Defisit Perawatan Diri.
Pada hari Kamis tanggal 28 Desember 2017 ners muda N mengajarkan
klien SP 3 Isolasi social yaitu berkenalan dengan orang kedua yaitu ners muda
N. klien mau diajak berkenalan, klien kooperatif, kontak mata ada. Ners muda
N mengajarkan SP 2 Halusinasi yaitu bercakap-cakap dengan orang lain. Klien
mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik namun klien tidak mampu
bercakap-cakap karena klien tidak mau memulai pembicaraan. Ners muda N
mengajarkan SP 1 DPD menjaga kebersihan diri (mandi). Klien mampu
melakukan mandi secara mandiri. SP 3 Isolasi Sosial tercapai, SP 2 Halusinasi
belum tercapai, SP 1 DPD tercapai. Rencana tindak lanjut mereview kembali
SP 3 isolasi social, mengajarkan SP 2 DPD dan mengajarkan SP 2 Halusinasi.
Pada hari Jumat tanggal 29 Desember 2017 ners muda M mereview SP 3
isolasi social yaitu mengajak klien berkenalan dengan teman sekamarnya.
Klien tampak tersenyum, klien kooperatif, kontak mata ada. Ners muda M
mengajarkan SP 2 DPD dan SP 3 DPD berhias atau berdandan dan cara makan
yang baik dan benar. Klien mmau diajak berhias atau berdandan dan makan
dengan baik dan benar. Ners muda M mengajarkan SP 2 Halusinasi. Klien
masih menolak dan tidak mau bercakap-cakap. SP 3 Isolasi Sosial tercapai, SP
2 dan SP 3 DPD tercapai, SP 2 Halusinasi belum tercapai. Rencana tindak
lanjut review SP 1 SP 2 SP 3 Isolasi social, SP 2 halusinasi.
Pada hari sabtu 30 Desember 2017 ners muda A mengulang kembali SP 3
isolasi social. Klien mau diajak berkenalan dengan perawat di runagan
nindragiri perawat E. Klien juga mau diajak berkenalan lebih dari satu orang.
Pada hari sabtu 30 Desember 2017 klien mampu menyebutkan dan melakukan
SP 1-3 isolasi social. Pada hari sabtu pasien dijemput oleh keluarga jam 16.00
WIB. Klien ACC pulang kerumah.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap kasus diatas, dapat disimpulkan
bahwa setelah kelompok mengajarkan SP 1 sampai SP 3 isolasi social dan
diagnose tambahan SP 1 Halusinasi dan SP 1-3 Defisit Perawatan Diri selama
9 hari, klien mulai dapat berinteraksi dengan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai