Skdirjen2681tahun2006 PENGOPERASIAN PELABUHAN PENYEBERANGAN PDF
Skdirjen2681tahun2006 PENGOPERASIAN PELABUHAN PENYEBERANGAN PDF
TENTANG
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
3. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang
digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin atau ditunda, termasuk
kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan
air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah;
10. Badan Hukum Indonesia adalah badan usaha yang dimiliki oleh negara
dan/atau swasta dan/atau koperasi;
12. Kepala Dinas Propinsi atau Kepala Dinas Kabupaten/Kota adalah Kepala
Dinas yang bertanggung jawab di bidang pelabuhan penyeberangan;
BAB II
PENGORGANISASIAN
Pasal 2
(1) Pelabuhan penyeberangan dipimpin oleh seorang kepala pelabuhan dan
dibantu oleh petugas sesuai fungsi yang ada.
(2) Besaran organisasi pelabuhan ditentukan berdasarkan tugas dan fungsi yang
berada di pelabuhan yang bersangkutan.
Pasal 3
a fungsi Pemerintahan :
1) keselamatan pelayaran;
2) bea cukai, imigrasi dan karantina untuk pelabuhan antar negara;
3) kemanan dan ketertiban;
4) pendataan penumpang, kendaraan serta muatannya;
5) pelaporan.
b fungsi Pengusahaan jasa kepelabuhanan :
1) usaha pokok yang meliputi pelayanan terhadap penumpang, kendaraan
dan muatannya serta kapal;
2) usaha penunjang yang meliputi kegiatan :
a) penyediaan perkantoran untuk kepentingan pengguna jasa
pelabuhan;
b) penyediaan kawasan pertokoan;
c) penyediaan tempat bermain dan rekreasi;
d) jasa pariwara;
e) kegiatan perawatan dan perbaikan kapal;
f) penyediaan fasilitas penampungan dan/atau pengolahan limbah;
g) kegiatan perhotelan,
h) restoran, pariwisata,
i) pos dan telekomunikasi;
j) penyediaan sarana umum lainnya.
Pasal 4
BAB III
OPERASIONAL PELAYANAN PELABUHAN PENYEBERANGAN
Bagian Pertama
Macam Dan Jenis Fasilitas Pelabuhan
Pasal 5
(2) Fasilitas pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari :
a. fasilitas daratan;
b. fasilitas perairan.
(3) Fasilitas daratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a terdiri
dari:
1) terminal penumpang;
2) penimbangan kendaraan bermuatan;
3) jalan penumpang keluar/masuk kapal (gang way);
4) perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa;
5) fasilitas penyimpanan bahan bakar (bunker);
6) instalasi air, listrik dan telekomunikasi;
7) akses jalan dan/atau jalur kereta api;
8) fasilitas pemadam kebakaran;
9) tempat tunggu kendaraan bermotor sebelum naik ke kapal.
(4) Fasilitas perairan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b terdiri
dari:
a. fasilitas pokok, meliputi:
1) alur pelayaran;
2) fasilitas sandar kapal;
3) fasilitas bongkar muat;
4) perairan tempat labuh;
5) kolam pelabuhan.
Pasal 6
(2) Selain fasilitas sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dibangun terminal
penumpang diluar Daerah Lingkungan Kerja pelabuhan penyeberangan
dengan jarak sekurang-kurangnya 200 m diukur dari batas luar Daerah
Lingkungan Kerja.
Pasal 7
Pasal 8
Fasilitas pokok perairan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4) huruf a
berfungsi:
a. alur pelayaran untuk keluar masuk kapal dari dan keluar pelabuhan;
b. fasilitas sandar untuk sandar kapal dalam rangka bongkar muat kapal;
c. fasilitas bongkar muat kapal untuk naik turun kendaraan beserta
muatannya;
d. perairan tempat labuh untuk lego jangkar kapal yang sedang istirahat,
docking ringan atau sedang menunggu antrian sebelum masuk kolam
pelabuhan;
e. kolam pelabuhan untuk kebutuhan manuver (olah gerak) kapal pada saat
merapat, sandar atau lepas sandar.
Pasal 9
(1) Fasilitas sandar kapal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b dapat
berupa :
c. quaywall;
d. dolphin; atau
e. jetty.
(2) Fasilitas bongkar muat kapal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c
dapat berupa :
a. Ponton;
b. Plengsengan;atau
c. Movable bridge.
(3) Prosedur pengoperasian movable bridge, sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) secara rinci sebagaimana dalam contoh 1 lampiran I peraturan ini.
Bagian Ketiga
Tugas dan Tanggung Jawab Pengelola Pelabuhan
Pasal 10
(1) Pengelola pelabuhan mempunyai tugas dan tanggung jawab dibidang:
a. administrasi;
b. operasional.
(2) Bidang Administrasi sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a meliputi
kegiatan :
a. keuangan;
b. ketata usahaan;
c. kepegawaian;
d. pengusahaan jasa kepelabuhanan;
e. pelaporan.
(3) Bidang operasional sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b meliputi kegiatan
untuk :
a. pelayanan penumpang;
b. pelayanan kendaraan;
c. pelayanan kapal;
d. pengecekan fasilitas pelabuhan;
e. kelancaran lalu lintas;
f. pemeliharaan;
g. perbaikan;
h. Keamanan dan ketertiban.
(4) Rincian tugas dan tanggung jawab serta kualifikasi pendidikan pengelola
pelabuhan sebagaimana dalam contoh 2 dan contoh 3 lampiran I Peraturan
ini.
BAB IV
PROSEDUR PELAYANAN PELABUHAN PENYEBERANGAN
Bagian Pertama
Pelayanan
Pasal 11
(1) Pelabuhan penyeberangan diselenggarakan untuk pelayanan terhadap :
a. penumpang;
b. kendaraan beserta muatannya;
c. kapal.
Pasal 12
Pelayanan pelabuhan penyeberangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
diatur sebagai berikut :
a. Pihak pengelola pelabuhan harus memberikan papan informasi bagi
penumpang dipelabuhan;
b. pihak pengelola pelabuhan harus memasang tanda/papan pengumuman
yang sekurang-kurangnya berisi nama dan jadwal keberangkatan kapal serta
tarif di tempat yang mudah terlihat;
c. pihak pengelola pelabuhan/petugas pelabuhan yang sedang bertugas harus
memakai pakaian dan atribut yang telah ditentukan sesuai dengan aturan
yang berlaku;
d. pihak pengelola pelabuhan harus memberikan pelayanan dan menyediakan
jasa fasilitas pelabuhan sejak penumpang masuk area pelabuhan sampai
dengan masuk ke kapal;
e. pihak pengelola pelabuhan harus menyiapkan petugas selama jam dinas dan
setiap pergantian petugas, harus diadakan serah terima dan membuat daftar
absensi.
Pasal 13
(1) Pelayanan pelabuhan penyeberangan untuk penumpang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a, meliputi :
a. Keberangkatan penumpang;
b. kedatangan penumpang.
Pasal 14
(1) Pelayanan pelabuhan penyeberangan untuk kendaraan beserta muatannya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf b, diatur sebagai berikut :
a. kendaraan penumpang;
b. kendaraan barang;
c. kendaraan angkutan alat berat.
(2) Pelayanan untuk kendaraan penumpang sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) huruf a meliputi :
a. pengaturan arus kedatangan kedaraan;
b. penjualan tiket di loket;
c. pengaturan di area parkir;
d. pengaturan masuk ke kapal.
(3) Pelayanan untuk kendaraan barang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
huruf b meliputi :
Pasal 15
(1) Pelayanan pelabuhan penyeberangan terhadap kapal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 huruf c, diatur sebagai berikut :
Pasal 16
(1) Pelayanan pelabuhan penyeberangan untuk kegiatan penunjang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) terdiri dari:
a. kegiatan penyediaan perkantoran untuk kepentingan pengguna jasa
pelabuhan;
b. kegiatan penyediaan kawasan pertokoan;
c. kegiatan penyediaan tempat bermain dan rekreasi;
d. kegiatan penyediaan tempat pengaduan bagi pengguna jasa
pelabuhan yang kehilangan sesuatu di areal pelabuhan;
e. jasa pariwara;
f. kegiatan perawatan dan perbaikan kapal;
g. penyediaan fasilitas penampungan dan/atau pengolahan limbah;
h. penyediaan angkutan dari dan ke kapal di pelabuhan;
i. jasa pembersihan dan pemeliharaan gedung dan kantor;
j. kegiatan perhotelan, restoran, pariwisata, pos dan telekomunikasi;
k. penyediaan sarana umum lainnya.
(2) Usaha kegiatan penunjang pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilaksanakan oleh:
a. Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan pada pelabuhan penyeberangan
yang diselenggarakan oleh pemerintah;
b. Badan Usaha Pelabuhan Penyeberangan, untuk pelabuhan
penyeberangan yang diusahakan;
c. Badan Hukum Indonesia atau Warga Negara Indonesia, atas
persetujuan Unit Pelaksana Teknis atau Badan Usaha Pelabuhan.
(3) Pelayanan kegiatan penunjang di pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 17
(1) Pelaksana usaha kegiatan penunjang pelabuhan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 ayat (2) dalam melaksanakan kegiatan di dalam daerah
lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan,
diwajibkan:
a. Menjaga ketertiban dan kebersihan wilayah pelabuhan yang
dipergunakan;
b. Menghindarkan terjadinya gangguan keamanan dan hal-hal lain yang
dapat mengganggu kelancaran kegiatan operasional pelabuhan;
c. Bertanggung jawab untuk menjaga keamanan fasilitas yang dimiliki
dan ketertiban di lingkungan kerja masing-masing;
d. Melaporkan kepada petugas yang berwenang di pelabuhan apabila
mengetahui telah terjadi peristiwa yang dapat mengganggu
keamanan, ketertiban dan kelancaran operasional pelabuhan;
e. Menjaga kelestarian lingkungan.
(2) Pelaksana usaha kegiatan penunjang pelabuhan yang tidak mematuhi
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dikenakan sanksi
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 18
(1) Untuk memenuhi kebutuhan angkutan, dapat dilakukan peningkatan
kapasitas pelayanan pelabuhan penyeberangan,
(2) Peningkatan kapasitas pelayanan sebagaimana dimaksud ayat (1),
dilakukan dengan cara:
a. meningkatkan jumlah trip kapal;
b. usulan penggantian/penambahan jumlah kapal;
c. penambahan waktu operasi pelabuhan penyeberangan;
d. usulan penambahan jumlah dermaga.
(3) Usulan sebagaimana dimaksud ayat (2) disampaikan kepada instansi yang
berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 19
(1) Prosedur pelayanan pelabuhan Penyeberangan pada keadaan darurat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) terbagi dalam dua
peristiwa, yaitu :
a. keadaan darurat di perairan;
b. keadaan darurat di darat.
(2) keadaan darurat di perairan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a
meliputi:
a. keadaan darurat yang terjadi di kapal;
b. akibat cuaca buruk.
(3) keadaan darurat di darat sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b meliputi:
a. kebakaran di pelabuhan;
b. kemacetan lalu lintas di pelabuhan;
c. kerusuhan masal di pelabuhan;
d. penanganan bahan peledak/ancaman terorisme di pelabuhan.
Bagian Kedua
Pelaporan dan Administrasi pelayanan di Pelabuhan
Pasal 20
(1) Pengelola pelabuhan harus menyampaikan laporan mengenai kinerja
pelabuhan secara berkala.
(3) laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur sebagai berikut:
BAB V
Bagian Pertama
Pembinaan
Pasal 22
Pasal 23
(1) Pengendalian operasional di pelabuhan terdiri dari:
a. pengendalian operasional untuk penumpang dan barang bawaannya;
b. pengendalian operasional untuk kendaraan dan muatannya di
pelabuhan;
c. pengendalian operasional untuk fasilitas pelabuhan;
d. pengendalian operasional yang berkaitan dengan keamanan
pelabuhan.
(2) Pengendalian operasional yang berkaitan dengan penumpang dan barang
bawaannya, kendaraan dan muatannya serta fasilitas pelabuhan
sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a, b dan c dipimpin oleh kepala
pelabuhan.
(3) Pengendalian operasional yang berkaitan dengan keamanan pelabuhan
sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf d, komando pengendalian dipimpin
kepala pelabuhan berkoordinasi dengan instansi terkait.
(4) Prosedur pengendalian operasional di pelabuhan sebagaimana lampiran III
peraturan ini.
Bagian Ketiga
Pengawasan
Pasal 24
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 4 September 2006
Contoh 1
a. Umum
Bisa digerakkan mengikuti pasang-surutnya air laut, sehingga dapat memindahkan
kendaraan yang ada di kapal ferry ke daratan ataupun sebaliknya.
Posisi lantai Movable Bridge dan Rampdoor Kapal yang telah diletakkan di atas lantai
Movable Bridge harus diusahakan mendekati garis lurus (membentuk sudut 180°)
Posisi lantai Movable Bridge dengan Ramp door ferry sebagai sketsa berikut ;
1
Ada beberapa tombol, lampu display (tampilan) dan meteran pada meja kontrol seperti
terlihat pada gambar berikut :
11 6
4 2 3
9 10
7 8
1
12 5
Keterangan gambar :
1. Tombol power listrik.
2. Lampu penunjuk aliran listrik 3 phase (Merah, Hijau dan Kuning).
3. A.C. Volt meter.
4. A.C. Ampere meter.
5. Bel tanda kesalahan.
6. Tombol dan Lampu reset (tombol Merah)
7. Tombol start pompa hidrolik (tombol hijau).
8. Tombol stop pompa hidrolik (tombol merah).
9. Tombol jembatan naik (tombol hijau).
10. Tombol jembatan turun (tombol hijau).
11. Lampu penunjuk kesalahan kiri & kanan.
12. Lubang Tombol Power Listrik (NFB).
RUANG KONTROL
HYDROLIC/
TACKLE
ELECTRIC
MOVABLE BRIDGE
HWS
LWS
SEABED
2
Keterangan gambar :
1. Jembatan
2. Engsel
3. Ruang Operasi
4. Lampu Penerangan
5. Tackle
6. Hanger Fix beam
7. Fix beam
8. Menara Kolom
9. Rel pengarah
10. Roda penyearah
11. Rem pengaman
3
:
1. Dengan menggunakan motor elektrik
Motor elektrik digerakkan oleh genset/PLN. Lalu menggerakkan pompa hidrolik
yang terdapat di power unit. Lalu pompa mensuplai oli sehingga silinder dapat
digerakkan naik turun.
2. Dengan emergency diesel
Emergency diesel digunakan apabila genset/PLN tidak berfungsi, emergency diesel
akan menggerakkan pompa hidrolik lalu mensuplai oli sehingga silinder bisa naik
turun, (sama seperti motor elektrik). Untuk kedua sistem hidrolik diatas proses
penyuplaian oli yang mengakibatkan silinder bergerak naik atau turun pada
dasarnya sama.
11 6
4 2 3
9 10
7 8
1
12 5
Keterangan gambar :
1). Tombol power listrik.
2). Lampu penunjuk aliran listrik 3 phase (Merah, Hijau dan Kuning).
3). A.C. Volt meter.
4). A.C. Ampere meter.
5). Bel tanda kesalahan.
6). Tombol dan Lampu reset (tombol Merah)
7). Tombol start pompa hidrolik (tombol hijau).
8). Tombol stop pompa hidrolik (tombol merah).
9). Tombol jembatan naik (tombol hijau).
10). Tombol jembatan turun (tombol hijau).
11). Lampu penunjuk kesalahan kiri & kanan.
12). Lubang Tombol Power Listrik (NFB).
d. Sumber listrik
1. Tombol power listrik
4
Tombol power listrik (MCB) berada di dalam Box yang dapat dibuka dengan
menaikkan tombol pembuka (nomor 8). Untuk memasukkan arus listrik pada meja
kontrol MCB tersebut harus pada posisi ON.
2. Source light
Pada setiap pengoperasian harus ada aliran listrik yang masuk pada meja kontrol
yang ditandai dengan indicator Source Light warna kuning (nomor 3) yang
menyala.
5
Switch tersebut (nomor 1) menunjukkan posisi RESET UP/DOWN L/R (I).
2. Gerakan sebelah kiri
a. Arahkan tombol 6 pada posisi RESET UP/DOWN – LEFT (I). hal ini berarti
bahwa pergerakan hanya pada electric tackle sebelah kiri.
b. Untuk menaikkan jembatan tekan tombol RESET; UP – L/R (nomo 2) maka
electric tackle sebelah kiri akan naik yang ditandai dengan menyalanya lampu
light up warna merah (nomor 4).
c. Untuk menurunkan jembatan tekan tombol RESET; DOWN – L/R (nomo 7)
maka electric tackle sebelah kiri akan turun yang ditandai dengan menyalanya
lampu light down warna merah (nomor 9).
3 Gerakan sebelah kanan
a. Arahkan tombol 6 pada posisi RESET UP/DOWN – RIGHT (I). hal ini berarti
bahwa pergerakan hanya pada electric tackle sebelah kanan.
b. Untuk menaikkan jembatan tekan tombol RESET; UP – L/R (nomo 2) maka
electric tackle sebelah kanan akan naik yang ditandai dengan menyalanya
lampu light up warna merah (nomor 4).
c. Untuk menurunkan jembatan tekan tombol RESET; DOWN – L/R (nomo 7)
maka electric tackle sebelah kanan akan turun yang ditandai dengan
menyalanya lampu light down warna merah (nomor 9).
Contoh 2
6
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGELOLA PELABUHAN
I. Fungsi Administrasi
a. keuangan;
b. ketata usahaan;
c. kepegawaian;
7
2) membuat analisa keadaan terhadap kegiatan pengusahaan jasa
kepelabuhan.
3) Membuat rencana anggaran biaya kegiatan pengusahaan jasa
kepelabuhan.
4) Mengawasi dan mengontrol kegiatan pelayanan jasa kepelabuhanan.
e. pelaporan.
a. Pelayanan penumpang;
8
6) Mengarahkan penumpang yang akan naik kapal agar melewati
gangway.
7) Memberi informasi tentang keberangkatan kapal.
8) Mempersilakan calon penumpang yang akan membeli tiket agar antri
dengan tertib dan menyediakan uang pas untuk mempermudah
pelayanan.
9) Memberikan informasi kepada penumpang agar waspada dengan
barang bawaannya.
10) Mempersilahkan calon penumpangnya yang sudah mempunyai tiket
segera masuk kapal.
11) Mencatat stok tiket dan nomor seri penjualan.
12) Pengecekan nomor seri tiket sehabis serah terima dengan regu lain
agar bila ada kesalahan mudah terdeteksi.
13) Menjual tiket penumpang sesuai permintaan pemakai jasa sesuai
kapasitas kapal.
14) Membuat berita acara hasil penjualan tiket penumpang setiap
pemberangkatan kapal.
15) Membuat berita acara rekapitulasi hasil penjualan tiket selama 12 jam.
16) Menyerahkan hasil penjualan tiket penumpang ke GS.
17) Mengawasi para calon penumpang agar dapat antri membeli tiket
dengan tertib.
18) Mengatur kelancaran penumpang yang keluar/menuju kapal.
19) Melarang penumpang berada di gangway sebelum kapal sandar.
20) Melarang bila ada pedagang asongan di area ruang tunggu.
21) Mengawasi penumpang yang menginap di ruang tunggu agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
22) Mengatur kelancaran penumpang yang turun/masuk kapal.
b. Pelayanan kendaraan;
9
3) Memberikan penjelasan kepada kendaraan pribadi tentang prosedur
kendaraan yang akan menyeberang.
4) Menertibkan arus lalu lintas kendaraan yang masuk atau keluar
pelabuhan.
5) Melarang orang-orang yang tidak berkepentingan di sekitar loket tiket
kendaraan di pintu masuk pelabuhan.
6) Melaporkan berat timbangan pada petugas lain yang menanganinya.
7) Mengeluarkan truk barang yang bermasalah ke tempat yang
disediakan.
8) Menimbang kendaraan barang dan alat berat.
9) Bagi kendaraan yang tidak bermasalah dibuatkan lembar bukti
timbang sesuai dengan berat muatan.
10) Bagi kendaraan yang bermasalah harus dapat menunjukkan surat dari
instansi yang berwenang.
11) Mencatat seluruh jenis barang yang akan menyeberang.
12) Menerima lembar bukti dari petugas lain yang menanganinya.
13) Mengisi perhitungan biaya yang harus dibayar oleh pemakai jasa ke
dalam lembaran SA, sesuai dengan jenis golongan kendaraan, dan
jumlah muatannya.
14) Mencatat nomor seri awal tiket kendaraan.
15) Menerima pembayaran dari pemakai jasa sesuai tarif yang tercantum
dalam SA.
16) Mencantumkan cap/stempel lunas pada SA setelah selesai
pembayarannya.
17) Menerima pembayaran retribusi daerah sesuai SPKB.
18) Mengatur lalu lintas kendaraan yang melewati tollgate.
19) Mengatur kebersihan kendaraan yang melewati tollgate.
20) Menjaga kebersihan di lingkungan kerja.
21) Memeriksa truk dari lapangan parkir menuju parkir siap muat, apakah
sudah memiliki bukti pembayaran.
22) Menjaga agar kendaraan tidak keluar jalur masuk daerah siap muat
sebelum waktunya.
23) Mengatur agar kendaraan yang masuk parkir siap muat keluar satu
persatu secara berurutan dimulai jalur pertama.
24) Bertanggung jawab terhadap lingkungan kerjanya.
25) Memeriksa bukti pembayaran dan karcis penumpang kendaraan
10
pribadi.
26) Mengarahkan kendaraan pribadi masuk ke antrian siap kendaraan
pribadi.
27) Mengatur agar kendaraan pribadi masuk kapal satu per satu dengan
tertib.
28) Mengatur kelancaran kendaraan pribadi yang turun/ masuk ke kapal.
c. Pelayanan kapal;
1) Mengatur lalu lintas kendaraan barang yang akan ditimbang agar tepat
berada diatas jembatan.
11
2) Mengatur lalu lintas kendaraan yang melewati tollgate.
3) Menjaga agar kendaraan tidak keluar jalur masuk daerah siap muat
sebelum waktunya.
4) Mengatur agar kendaraan yang masuk parkir siap muat keluar satu
persatu secara berurutan dimulai jalur pertama.
5) Mengarahkan kendaraan pribadi masuk ke antrian siap kendaraan
pribadi.
6) Mengatur agar kendaraan pribadi masuk kapal satu per satu dengan
tertib.
7) Mengatur kelancaran kendaraan pribadi yang turun/ masuk ke kapal.
f. pemeliharaan;
12
g. perbaikan.
Contoh 3
14
b. Memiliki kemampuan teknis tentang proses usulan anggaran dan pertanggung
jawaban pelaksanaan anggaran.
c. Memiliki pengetahuan di bidang administrasi keuangan negara.
d. Memiliki pengetahuan dan kemampuan teknis di bidang verifikasi dan
perbendaharaan keuangan negara.
B. Kualifikasi pendidikan, diklat teknis dan persyaratan lainnya :
1. Untuk Pelabuhan Penyeberangan dengan volume angkutan > 2000
orang/hari dan kendaraan > 500 unit/hari, waktu operasi > 12 jam dan
frekwensi > 12 trip/hari :
a. Kualifikasi pendidikan minimal S1 Ekonomi
b. Telah mengikuti diklat teknis mengenai manajemen keuangan negara
atau Bendaharawan A/B atau manajemen proyek atau diklat
pengadaan barang dan jasa.
c. Memiliki pengalaman dalam bidang keuangan minimal 6 tahun.
d. Memiliki kepangkatan minimal yang dipersyaratkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.
2. Untuk Pelabuhan Penyeberangan dengan volume angkutan > 1000-2000
orang/hari dan kendaraan > 250-500 unit/hari, waktu operasi > 6-12 jam dan
frekwensi > 6-12 trip/hari :
a. Kualifikasi pendidikan minimal D3 Ekonomi
b. Telah mengikuti diklat teknis mengenai manajemen keuangan negara
atau perbendaharaan A/B atau manajemen proyek atau diklat
pengadaan barang dan jasa.
c. Memiliki pengalaman dalam bidang keuangan minimal 4 tahun.
d. Memiliki kepangkatan minimal yang dipersyaratkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.
3. Untuk Pelabuhan Penyeberangan dengan volume angkutan < 1000
orang/hari dan kendaraan < 250 unit/hari, waktu operasi < 6 jam dan
frekwensi < 6 trip/hari :
a. Kualifikasi pendidikan minimal SMU atau sederajat.
b. Telah mengikuti diklat teknis mengenai manajemen keuangan negara
atau perbendaharaan A/B atau manajemen proyek atau diklat
pengadaan barang dan jasa.
c. Memiliki pengalaman dalam bidang keuangan minimal 3 tahun.
d. Memiliki kepangkatan minimal yang dipersyaratkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.
III. Bidang Tata Usaha
A. Kompetensi yang dipersyaratkan bagi pejabat pemegang fungsi tata usaha sebagai
berikut :
a. Memiliki pengetahuan di bidang Administrasi Perkantoran.
b. Memiliki pengetahuan dan kemampuan di bidang Tata Persuratan.
c. Memiliki pengetahuan di bidang Kearsipan.
d. Memiliki pengetahuan di bidang Pengadaan Barang dan Jasa.
e. Memiliki pengetahuan di bidang Statistik dan Pelaporan.
B. Kualifikasi pendidikan, diklat teknis dan persyaratan lainnya :
15
1. Untuk Pelabuhan Penyeberangan dengan volume angkutan > 2000 orang/hari dan
kendaraan > 500 unit/hari, waktu operasi > 12 jam dan frekwensi > 12 trip/hari :
a. Kualifikasi pendidikan minimal S1 Ilmu Sosial atau Ekonomi
b. Telah mengikuti diklat teknis mengenai Administrasi Perkantoran atau
Pengadaan Barang dan Jasa pada instansi pemerintah atau badan usaha.
c. Memiliki pengalaman dalam bidang administrasi perkantoran minimal 6 tahun.
d. Memiliki kepangkatan minimal yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.
2. Untuk Pelabuhan Penyeberangan dengan volume angkutan > 1000-2000
orang/hari dan kendaraan > 250-500 unit/hari, waktu operasi > 6-12 jam dan
frekwensi > 6-12 trip/hari :
a. Kualifikasi pendidikan minimal D3 Ilmu Sosial atau Ekonomi
b. Telah mengikuti diklat teknis mengenai Administrasi Perkantoran atau
Pengadaan Barang dan Jasa pada instansi pemerintah atau badan usaha.
c. Memiliki pengalaman dalam bidang administrasi perkantoran minimal 4 tahun.
d. Memiliki kepangkatan minimal yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.
3. Untuk Pelabuhan Penyeberangan dengan volume angkutan < 1000 orang/hari dan
kendaraan < 250 unit/hari, waktu operasi < 6 jam dan frekwensi < 6 trip/hari :
a. Kualifikasi pendidikan minimal SMU atau sederajat.
b. Telah mengikuti diklat teknis mengenai Administrasi Perkantoran atau
Pengadaan Barang dan Jasa pada instansi pemerintah atau badan usaha.
c. Memiliki pengalaman dalam bidang administrasi perkantoran minimal 3 tahun.
d. Memiliki kepangkatan minimal yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.
IV. Bidang Kepegawaian
A. Kompetensi yang dipersyaratkan bagi pejabat pemegang fungsi kepegawaian
sebagai berikut :
a. Memiliki pengetahuan peraturan perundang-undangan di bidang Kepegawaian
dan Ketenaga Kerjaan.
b. Memiliki pengetahuan dan kemampuan di bidang Administrasi Kepegawaian.
c. Memiliki pengetahuan dan kemampuan di bidang Perencanaan dan
Pengembangan Pegawai.
d. Memiliki pengetahuan di bidang Pengadaan dan Penempatan Pegawai.
B. Kualifikasi pendidikan, diklat teknis dan persyaratan lainnya :
1. Untuk Pelabuhan Penyeberangan dengan volume angkutan > 2000 orang/hari
dan kendaraan > 500 unit/hari, waktu operasi > 12 jam dan frekwensi > 12
trip/hari :
a. Kualifikasi pendidikan minimal S1 Ilmu Sosial atau Ekonomi
b. Telah mengikuti diklat teknis mengenai Administrasi Kepegawaian atau
Administrasi Perkantoran.
c. Memiliki pengalaman dalam bidang administrasi kepegawaian minimal 6
tahun.
d. Memiliki kepangkatan minimal yang dipersyaratkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.
16
2. Untuk Pelabuhan Penyeberangan dengan volume angkutan > 1000-2000
orang/hari dan kendaraan > 250-500 unit/hari, waktu operasi > 6-12 jam dan
frekwensi > 6-12 trip/hari :
a. Kualifikasi pendidikan minimal D3 Ilmu Sosial atau Ekonomi
b. Telah mengikuti diklat teknis mengenai Administrasi Kepegawaian atau
Administrasi Perkantoran.
c. Memiliki pengalaman dalam bidang administrasi kepegawaian minimal 4
tahun.
d. Memiliki kepangkatan minimal yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.
3. Untuk Pelabuhan Penyeberangan dengan volume angkutan < 1000 orang/hari
dan kendaraan < 250 unit/hari, waktu operasi < 6 jam dan frekwensi < 6 trip/hari
:
a. Kualifikasi pendidikan minimal SMU atau sederajat.
b. Telah mengikuti diklat teknis mengenai Administrasi Kepegawaian atau
Administrasi Perkantoran.
c. Memiliki pengalaman dalam bidang administrasi kepegawaian minimal 3
tahun.
d. Memiliki kepangkatan minimal yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.
V. Bidang Pengusahaan Jasa Kepelabuhanan
A. Kompetensi yang dipersyaratkan bagi pejabat pemegang fungsi pengusahaan jasa
kepelabuhanan sebagai berikut :
a. Memiliki pengetahuan di bidang pertanggungjawaban Keuangan Negara.
b. Memiliki pengetahuan dan kemampuan analisis terhadap kegiatan
kepengusahaan jasa kepelabuhanan.
c. Memiliki pengetahuan di bidang Tata Usaha Keuangan.
d. Memiliki pengetahuan peraturan perundang-undangan di bidang PNBP
(Penerimaan Negara Bukan Pajak).
17
a. Kualifikasi pendidikan minimal D3 Ekonomi.
b. Telah mengikuti diklat teknis mengenai Administrasi Keuangan dan atau
Manajemen Operasional Pelabuhan.
c. Memiliki pengalaman dalam bidang pengusahaan jasa kepelabuhanan minimal
4 tahun.
d. Memiliki kepangkatan minimal yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.
3. Untuk Pelabuhan Penyeberangan dengan volume angkutan < 1000 orang/hari dan
kendaraan < 250 unit/hari, waktu operasi < 6 jam dan frekwensi < 6 trip/hari :
a. Kualifikasi pendidikan minimal SMU atau sederajat.
b. Telah mengikuti diklat teknis mengenai Administrasi Keuangan dan atau
Manajemen Operasional Pelabuhan.
c. Memiliki pengalaman dalam bidang pengusahaan jasa kepelabuhanan minimal
3 tahun.
d. Memiliki kepangkatan minimal yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.
VI. Bidang Pelaporan
A. Kompetensi yang dipersyaratkan bagi pejabat pemegang fungsi pembuatan laporan
kegiatan pelabuhan sebagai berikut :
a. Memiliki pengetahuan di bidang Tata Naskah.
b. Memiliki pengetahuan dan kemampuan analisis data.
c. Memiliki pengetahuan dan kemampuan penyusunan laporan.
d. Memiliki pengetahuan di bidang Statistik.
B. Kualifikasi pendidikan, diklat teknis dan persyaratan lainnya :
1. Untuk Pelabuhan Penyeberangan dengan volume angkutan > 2000 orang/hari
dan kendaraan > 500 unit/hari, waktu operasi > 12 jam dan frekwensi > 12
trip/hari :
a. Kualifikasi pendidikan minimal S1 Teknik/Sosial
b. Telah mengikuti diklat teknis mengenai Statistik.
c. Memiliki pengalaman dalam bidang pelaporan kegiatan kepelabuhanan
minimal 6 tahun.
d. Memiliki kepangkatan minimal yang dipersyaratkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.
2. Untuk Pelabuhan Penyeberangan dengan volume angkutan > 1000-2000
orang/hari dan kendaraan > 250-500 unit/hari, waktu operasi > 6-12 jam dan
frekwensi > 6-12 trip/hari :
a. Kualifikasi pendidikan minimal D3 Teknik/Sosial.
b. Telah mengikuti diklat teknis mengenai Statistik.
c. Memiliki pengalaman dalam bidang pelaporan kegiatan kepelabuhanan
minimal 4 tahun.
d. Memiliki kepangkatan minimal yang dipersyaratkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.
3. Untuk Pelabuhan Penyeberangan dengan volume angkutan < 1000 orang/hari
dan kendaraan < 250 unit/hari, waktu operasi < 6 jam dan frekwensi < 6
trip/hari :
18
a. Kualifikasi pendidikan minimal SMU atau sederajat.
b. Telah mengikuti diklat teknis mengenai Statistik.
c. Memiliki pengalaman dalam bidang pelaporan kegiatan kepelabuhanan
minimal 3 tahun.
d. Memiliki kepangkatan minimal yang dipersyaratkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.
VII. Bidang Operasional Pelabuhan
A. Kompetensi yang dipersyaratkan bagi pejabat pemegang fungsi operasional
pelabuhan sebagai berikut :
a. Memiliki pengetahuan peraturan perundang-undangan di bidan LLASDP.
b. Memiliki pengetahuan di bidang Teknik Perkapalan.
c. Memiliki pengetahuan dan kemampuan teknis Operasional Pelabuhan.
d. Memiliki pengetahuan dan kemampuan teknis Pengaturan Lalu Lintas dan
Angkutan Penyeberangan.
e. Memiliki pengetahuan di bidang Pengendalian Operasional Pelabuhan.
B. Kualifikasi pendidikan, diklat teknis dan persyaratan lainnya :
1. Untuk Pelabuhan Penyeberangan dengan volume angkutan > 2000 orang/hari
dan kendaraan > 500 unit/hari, waktu operasi > 12 jam dan frekwensi > 12
trip/hari :
a. Kualifikasi pendidikan minimal S1 Teknik.
b. Telah mengikuti diklat teknis mengenai Kepelabuhanan atau diklat LLASDP
atau diklat Teknik Kapal Penyeberangan.
c. Memiliki pengalaman dalam bidang operasional kepelabuhanan minimal 6
tahun.
d. Memiliki kepangkatan minimal yang dipersyaratkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.
ttd
Contoh 1
20
lainnya langsung menuju tempat parkir angkutan umum yang ada.
2. Bagi penumpang yang membawa atau mengendarai kendaraan sendiri turun dari
kapal bersama dengan kendaraannya (menaiki kendaraannya). Setelah itu
langsung menuju pintu keluar dari terminal yang telah disediakan.
3. Bagi penumpang yang mengendarai angkutan penumpang turun bersama
angkutan masing-masing (menaiki angkutannya). Setelah itu langsung menuju
pintu keluar dari terminal yang telah disediakan.
5. Bila pengunjung yang akan menyeberang, menuju loket yang menjual pas
pelabuhan, tiket pelayaran dan asuransi (terpadu)
21
6. Pada saat pembelian tiket pemakai jasa harus diingatkan untuk membaca
peraturan yang ada di balik tiket maupun di papan pengumuman yang sudah
dipasang di tollgate (gerbang tol) tentang kewajiban penumpang dan
peraturan lainnya
7. Calon penumpang masuk ruang tunggu, dan menunggu naik kapal yang akan
diberitahu oleh petugas, jika sesuai jadwal maka penumpang tidak perlu
menunggu, langsung naik kapal melalui pemeriksaan pintu
22
Penumpang dari
Penumpang non
Kendaraan pribadi kendaraan Non penumpang
kendaraan
penumpang
Turun di terminal
Gerbang Utama Gerbang Utama Gerbang Utama
menuju koridor
Menunggu saat
menyeberang bersama Ruang tunggu Ruang tunggu Ruang tunggu
kendaraan
23
Pemakai jasa mengisi form
permohonan untuk 3 bulan
24
Contoh 2
a. Kendaraan penumpang
1. Pemakai Jasa mengantri untuk menunggu giliran atau ambil nomor antrian jika ada.
3. Semua penumpang turun dari kendaraan, melapor pada petugas pelabuhan lalu
menunggu antrian.
5. Kendaraan penumpang menuju lapangan parkir siap muat dan diparkir menurut
antrian.
8. Di dalam kapal, kendaraan diatur oleh petugas kapal yang akan menyampaikan
hal-hal yang perlu diperhatikan.
25
Kendaraan penumpang
mengantri
Kendaraan masuk
kapal yang diarahkan
petugas
2. Petugas mencatat kemudian diberi nomor antrian jika ada dan sesuai giliran untuk
ditimbang.
3. Jika tonase melebihi berat muatan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku, truk
dikeluarkan untuk mengurangi muatan. Untuk tonase yang sesuai, dapat dibuatkan
bukti timbang (struk).
4. Jika muatan tidak melampaui berat yang ditentukan maka truk berhak membeli tiket
26
penyeberangan.
5. Pemakai jasa membayar biaya melalui loket Produksi disetor kepada petugas yang
berwenang.
8. Bukti timbangan dan potongan tiket diambil MB sekaligus siap naik kapal.
Petugas melaporkan
kedatangan truk bermuatan
Kendaraan menuju
dermaga
Naik kapal
27
c. Prosedur Kedatangan Kendaraan di Pelabuhan (Kendaraan Turun)
1. Semua jenis kendaraan keluar melalui MB.
2. Kemudian langsung menuju jalan keluar pelabuhan.
b.
Membentuk sudut 30 o, 45 o,60o
Pola parkir ini mempunyai daya tampung yang lebih banyak jika dibandingkan
28
dengan pola parkir paralel, dan kemudahan dan kenyamanan pengemudi
melakukan manuver masuk dan keluar ke ruangan parkir lebih sedikit jika
dibandingkan dengan pola parkir dengan sudut 90o.
b.
Membentuk sudut 30 o, 45 o,60o
29
POLA PARKIR SUDUT BERHADAPAN
b.
Membentuk sudut 45 o
30
Parkir bersudut dengan 2 gang
31
Contoh 3
Petugas menyiapkan MB
32
II. Prosedur Pelayanan Pelabuhan Untuk pengaturan jadwal kapal
Jadwal keberangkatan kapal diatur dengan memperhatikan :
a. Jarak Lintasan;
b. Jumlah, besar dan kapasitas kapal;
c. Jumlah dan kapasitas dermaga;
d. Volume angkutan;
e. Keterpaduan antar moda.
33
III. Prosedur Pelayanan Pengisian BBM dan Air Tawar
Ka pelabuhan menerima
laporan nahkoda untuk
disampaikan pada dir
usaha selambat2nya tgl
10 bln berikut
34
b. Pelayanan Pelabuhan Untuk Pemilik Kapal yang Mengisi BBM dan Air Tawar
1. Pemakai jasa membuat permintaan BBM dan air tawar.
2. Jika persediaan air tawar atau BBM masih mencukupi, lampiri permohonan
pengisian BBM atau air tawar.
3. Jika tidak ada persediaan maka pemakai air tawar atau BBM membayar terlebih
dahulu termasuk biaya administrasi atas persetujuan Kepala Pelabuhan, dan
dibayarkan melalui bagian Tata Usaha/Administrasi selanjutnya di setor ke Bank.
4. Petugas jaga (mesin), KKM selaku penanggung jawab pengisian air tawar atau
BBM dan nahkoda membubuhkan paraf pada form yang ditetapkan.
5. KKM menandatangani bukti penerimaan air tawar atau BBM dan dibubuhi stempel
kapal.
6. Semua kegiatan dicatat dalam Log Book.
7. Periksa spesifikasi pelumas yang di supply, jika tidak sesuai lapor kepada
nahkoda, nahkoda berhak menolak setiap pengiriman yang tidak sesuai & berhak
meminta ganti.
8. Siapkan perlengkapan / alat pencegah pencemaran.
9. Periksa jumlah pelumas yang diterima sesuai surat penyerahan barang.
10. Semua kegiatan dicatat dalam Log Book.
35
Bagan Alir Prosedur Pelayanan Terhadap Pemohon BBM
Membayar biaya
administrasi atas Tdk mencukupi mencukupi Lampiri permohonan
persetujuan kepala Lihat persediaan pengisian BBM / air
pelabuhan, melalui tata tawar
usaha
Perwira jaga ,
KKM menandatangani
penanggung jawab
bukti penerimaan air
pengisian dan nahkoda
tawar / bbm dan diberi
menandatangani form
stempel kapal
yg ditetapkan
Petugas mencatat
kegiatan dalam
Logbook
sesuai
Siapkan
perlengkapan
pencegah
pencemaran
Semua kegiatan
dicatat petugas
dalam Log Book
36
IV. Pembuangan Limbah Kapal
37
V. Prosedur Pelayanan komunikasi kapal dengan pelabuhan dan SBNP
38
c. Stasiun Radio Di Darat
1. Kepala Pelabuhan harus menyiapkan personil didarat untuk memonitor pelayaran
kapal yang menjadi tanggung jawabnya mulai kapal berangkat dari pelabuhan tolak
hingga tiba di pelabuhan tujuan.
2. Stasiun radio di darat standby di frekuensi 9158.5 KHZ digunakan untuk
berkomunikasi dengan kantor pusat atau dengan stasiun cabang lainnya serta
memantau operasional kapal.
3. untuk memonitor berita dari kapal lakukan koordinasi dengan stasiun radio pantai,
jika kapal dilengkapi dengan fasilitas GMDSS petugas radio darat dapat langsung
berhubungan dengan kapal.
4. Berita yang diterima harus dicatat dibuku jurnal radio, apabila menerima berita
yang berkaitan dengan keselamatan kapal, petugas radio darat harus segera
memberitahukan kepada Kepala Pelabuhan / tim tanggap darurat.
5. Kepala Pelabuhan wajib memantau pelaksanaan kegiatan komunikasi ini dengan
memberikan paraf pada buku jurnal radio di darat minimal sekali dalam sebulan.
39
Contoh 4
40
Bagan Alir Prosedur Keadaan Darurat di Kapal
Identifikasi kerusakan
41
b. Cuaca Buruk
Prosedur penanganan keadaan darurat akibat cuaca buruk di pelabuhan adalah:
1. Melakukan koordinasi dengan pihak kapal yang beroperasi
2. Koordinasi dengan pihak terkait.
3. Jika akibat cuaca buruk kapal tidak beroperasi maka kepada penumpang
diinformasikan dan diarahkan ke ruang tunggu.
4. Apabila ruang tunggu penuh, maka disiapkan tenda penampungan. Jika
diperlukan, memberikan hiburan.
5. Untuk kendaraan, apabila areal parkir penuh, maka kepada pengguna
kendaraan diinformasikan dan diarahkan ke kantong parkir penampungan.
6. Namun jika pada cuaca buruk kapal tetap lanjut beroperasi maka dilakukan
rescheduling.
Bagan Alir Prosedur Pada Keadaan Darurat Akibat Cuaca Buruk di Pelabuhan
42
II. Keadaan Darurat di Darat
Prosedur umum rencana penanganan keadaan darurat di darat yang terjadi di pelabuhan:
1. Identifikasi jenis keadaan darurat di pelabuhan
2. Pemberitahuan keadaan darurat kepada Pengawas Lapangan/Kepala bagian
Pengoperasian/Kepala Pelabuhan tentang keadaan darurat yang terjadi di
pelabuhan.
3. Pelaksanaan penanganan keadaan darurat di pelabuhan yang dipimpin Kepala
Pelabuhan sesuai dengan penanganan keadaan darurat pelabuhan.
4. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait (Pemadam kebakaran, KPPP,
Polres, Dishub).
5. Melakukan analisa dan evaluasi tentang kejadian kecelakaan di pelabuhan.
43
a. Kebakaran
Prosedur penanganan keadaan darurat jika terjadi kebakaran di pelabuhan adalah:
1. Karyawan yang mengetahui kejadian tersebut memberitahukan ke Pengawas
Lapangan/Kepala bagian Pengoperasian/Kepala Pelabuhan.
2. Regu pemadam yang dipimpin Kepala Pelabuhan melakukan penanganan awal
dengan melokalisir area kebakaran, memadamkan api dan mengevakuasi
pelanggan ke lokasi yang aman.
3. Jika api dapat dipadamkan, kemudian dicek apakah ada korban. Jika ada korban
maka dilakukan evakuasi dan identifikasi korban ke rumah sakit terdekat. Namun
jika api tidak dapat dipadamkan, maka dilakukan koordinasi dengan dinas
pemadam kebakaran dan jika ada korban maka dilakukan evakuasi dan identifikasi
korban ke rumah sakit terdekat.
Ya
Tidak
Ada korban
Ya
44
adalah:
1. Melakukan identifikasi penyebab macet.
2. Jika akibat kepadatan volume angkutan, maka frekeunsi trip ditingkatkan. Jika
akibat dermaga rusak, maka dilakukan pengalihan arus muatan ke dermaga lain
dan kemudian meningkatkan frekuensi trip. Jika akibat cuaca buruk maka
dilakukan koordinasi dengan Kepala Pelabuhan dan kemudian hal ini
diinformasikan ke penumpang.
3. Jika setelah dilakukan tindakan di atas namun tetap terjadi kemacetan, maka
disiapkan areal parkir cadangan dan dilakukan koordinasi dengan instansi terkait
(DLLAJR dan Polres).
Identifikasi penyebab
Cuaca buruk Dermaga rusak
macet
Koordinasi dengan
Areal parkir cadangan instansi terkait (DLLAJR/
POLRES)
SELESAI
45
1. Karyawan yang mengetahui kejadian tersebut memberitahukan ke Pengawas
Lapangan/Kepala Bagian Pengoperasian/Kepala Pelabuhan.
2. Kepala Pelabuhan melakukan tindakan awal dengan melokalisir area kerusuhan,
mengevakuasi pelanggan ke lokasi yang aman, dan melakukan koordinasi dengan
aparat setempat (KP3, Keamanan Pelabuhan).
3. Jika kondisi masih belum aman, maka Kepala Pelabuhan melakukan koordinasi
dengan aparat keamanan (Polres, Brimob).
4. Kepala Pelabuhan bersama dengan aparat keamanan kemudian melakukan
tindakan identifikasi/pengamanan pelaku, evakuasi dan identifikasi korban ke RS
terdekat dan identifikasi kerusakan fasilitas pelabuhan.
Identifikasi/pengamanan
pelaku, evakuasi dan
identifikasi korban ke RS
terdekat, identifikasi kerusakan
fasilitas pelabuhan
Kondisi aman?
Kondisi aman
SELESAI
46
1. Karyawan yang mengetahui kejadian tersebut memberitahukan ke Pengawas
Lapangan/Kepala Bagian Pengoperasian/Kepala Pelabuhan.
2. Kepala Pelabuhan melakukan tindakan awal dengan melokalisir area kerusuhan,
mengevakuasi pelanggan ke lokasi yang aman, dan melaporkan ke Polres
setempat. Kemudian Polres melakukan tindakan pengamanan.
3. Jika terjadi ledakan, maka dilakukan evakuasi dan identifikasi korban ke RS
terdekat, identifikasi kerusakan fasilitas pelabuhan dan pemberhentian operasional
sementara.
Bagan Alir Prosedur Untuk Penanganan Bahan Peledak di Pelabuhan
Polres melakukan
tindakan pengamanan
Ya
Kondisi aman?
Tidak
Tidak
Terjadi ledakan?
Kondisi aman
Ya
Identifikasi/pengamanan
pelaku, evakuasi dan
identifikasi korban ke RS
terdekat, identifikasi kerusakan
fasilitas pelabuhan
SELESAI
47
Contoh 5
…….., …………………
KEPALA KANTOR PELABUHAN
PENYEBERANGAN………………
NAMA JELAS
NIP
48
REKAPITULASI KEHADIRAN PEGAWAI
KANTOR PELABUHAN PENYEBERANGAN………..
…….., …………………
KEPALA KANTOR PELABUHAN
PENYEBERANGAN………………
NAMA JELAS
NIP
49
LAPORAN JENIS FASILITAS YANG DIMILIKI PADA PELABUHAN PENYEBERANGAN.........
FASILITAS PERAIRAN
NO STATUS FASILITAS KONDISI
JENIS FASILITAS KET
ADA JUMLAH TIDAK ADA BAIK JUMLAH KURANG BAIK JUMLAH RUSAK JUMLAH
1. a. DERMAGA
¾ Dermaga Quaywall
¾ Jetty
¾ Fender
¾ Frontal Frame
b. Dolphin
¾ Dophin
¾ Fender
¾ Frontal Frame
¾ Catwalk
¾ Railing
2. Penghubung Dermaga ke Kapal
¾ Movable Bridge
¾ Ponton dan Deck Ponton
¾ Jembatan Penghubung
Ponton
¾ Plensengan
¾ Side Ramp
¾ Passenger Bridge Acces
¾ Gangway
3. Penghubung Dermaga ke Darat
¾ Trestel
¾ Causeway
¾ Bolder
4. Kolam Pelabuhan
5. Alur Pelayaran
6. Breakwater
7. Retaining Wall
8. Rambu Suar, Beacon Dan Bouy
9. *)
*) isi dengan fasilitas lain yang ada pada pelabuhan bersangkutan yang belum tercantum .
50
FASILITAS DARAT
NO STATUS FASILITAS KONDISI
JENIS FASILITAS TIDAK KURANG KET
ADA JUMLAH BAIK JUMLAH JUMLAH RUSAK JUMLAH
ADA BAIK
1. Bangunan Gedung
¾ Kantor
¾ Terminal
¾ Ruang Tunggu Penumpang
2. Jalan
3. Areal Parkir
4. Fasilitas Pembuangan Limbah Oli
5. Fasilitas Pembuangan Limbah
Domestik
6. Pagar Pelabuhan
7. Pos Pengawasan Dan Pelayanan
8. Jembatan Timbang
9. Workshop/Bengkel Teknik
10. Instalasi Listrik
11. Instalasi Hydrant
12. Instalasi Air
13. Fasilitas Pemadam Kebakaran
14. Instalasi Bahan Bakar Minyak (BBM)
15. Instalasi Penerangan Jalan
16. *)
*) isi dengan fasilitas lain yang ada pada pelabuhan bersangkutan yang belum tercantum .
…….., …………………
KEPALA KANTOR PELABUHAN
PENYEBERANGAN………………
NAMA JELAS
NIP
51
REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN LAPORAN BULANAN
BULAN ..........TAHUN....... KANTORPELABUHANPENYEBERANGNAN.......
KAB/KOTA………
PROVINSI ..........
KANTOR PELABUHAN
1 PENYEBERANGAN........
MENGETAHUI: ...........,...............
KEPALA KANTOR PELABUHAN BENDAHARA PENGELUARAN
PENYEBERANGAN………………
52
DAFTAR REALISASI KEUANGNAN
BULAN........TAHUN....
KANTOR
PELABUHAN
1 PENYEBERANGAN....
....
MENGETAHUI:
...........,...............
KEPALA KANTOR PELABUHAN BENDAHARA PENGELUARAN
PENYEBERANGAN………………
53
REALISASI PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
TAHUN ANGGARAN :
TARGET 1 (SATU) TAHUN : Rp
BULAN :...........TAHUN......
PENERIMAAN/PENYETORAN S/D
NO URAIAN MAP BULAN LALU BULAN INI KET
BULAN.......TAHUN.....
1 JASA TANDA MASUK 0549
2 JASA PEMELIHARAAN DERMAGA 0549
3 JASA SANDAR 0549
4 SEWA RUANGAN 0532
5 LAIN-LAIN
MENGETAHUI: ...........,...............
KEPALA KANTOR PELABUHAN BENDAHARA PENERIMA
PENYEBERANGAN………………
54
LAPORAN PENERIMAAN DAN PENYETORAN
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNB)
MELALUI BENDAHARAWAN PENERIMA PENYETOR
JUMLAH
MENGETAHUI: ...........,...............
KEPALA KANTOR PELABUHAN BENDAHARA PENERIMA
PENYEBERANGAN………………
55
VOLUME KEPADATAN PENUMPANG, BARANG DAN KENDARAAN
KM. ........(NAMA KAPAL)
POSISI BULAN:.......TAHUN.....
TURUN/BONGKAR DIPELABUHAN .......... NAIK/MUAT DIPELABUHAN .......... KET
BRG BRG
PENUMPANG KENDARAAN/UNIT PENUMPANG KENDARAAN/UNIT
NO TANGGAL TON TON
ORANG GOLONGAN ALAT BERAT ORANG GOLONGAN ALAT BERAT
DWS ANAK I II III IV V R.KRT R.BS DWS ANAK I II III IV V R.KRT R.BS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
MENGETAHUI:
...........,...............
KEPALA KANTOR PELABUHAN FUNGSIONAL LALU LINTAS DAN JASA
PENYEBERANGAN…………… KEPELABUHANAN
56
KECELAKAAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN
......................
PELABUHAN PENYEBERANGAN.............
BULAN......TAHUN.......
MENGETAHUI: ...........,...............
KEPALA KANTOR PELABUHAN FUNGSIONAL SARANA DAN KETERTIBAN
PENYEBERANGAN………………
57
Contoh 6
58
b. Prosedur Administrasi Tiket Terpadu
1. Untuk surat permohonan tiket terpadu diterima Kepala Pelabuhan, disetujui atau
tidak, diserahkan ke bagian Operasi Pelabuhan.
2. Bagian Operasi Pelabuhan memproses permohonan sekaligus menghitung
kewajiban abonemen dan masa berlaku.
3. Bagian Tata Usaha mengisi data pemakai jasa, membuat nota tagihan pemakai
jasa dan menyerahkannya untuk diselesaikan biaya abonemen di Bagian Tata
Usaha dan mencatat masa berlaku baik untuk orang maupun kendaraan.
4. Bagian Tata Usaha menyerahkan kepada Bagian Produksi untuk ditanda tangani
Kepala Pelabuhan sebelum diserahkan kepada pemakai jasa.
5. Bagian Tata Usaha yang menerima setoran membuat bukti setor ke Bank untuk
ditransfer ke rekening Pengelola Pelabuhan.
6. Aplikasi transfer diterima Bagian Tata Usaha dan bukti setor dari Bank sebagai
laporan kepada Pengelola Pelabuhan.
59
Bagan Alir Prosedur Administrasi Tiket Terpadu
60
beredar saat itu.
5. Menolak claim Perusahaan Pelayaran apabila potongan tiket penumpang tidak
dengan nomor seri yang beredar pada hari itu (kadaluarsa).
6. Menghitung dan menandatangani Berita Acara hasil claim. Penandatanganan
Berita Acara dilakukan oleh bagian Operasi, Bagian Keuangan dan Bank.
7. Memotong tiket penumpang dan kendaraan yang telah selesai diperiksa (lembar
pelayaran dikembalikan kepada Perusahaan Pelayaran dan lembar asuransi
disimpan).
8. Pengawas Lapangan / Petugas Gedung Sentral di terminal membuat posisi stok
tiket, laporan tiket terjual dan tertagih, rekapitulasi pendapatan pelayaran,
pelabuhan dan asuransi setiap hari, kemudian ditujukan kepada Kepala
Produksi/Kepala Bagian Tata Usaha.
Bagan Alir Prosedur Administrasi Claim Tiket Penumpang dan Kendaraan
Laporan Produksi tiket oleh Pengiriman Berita Acara
Bagian Tata Usaha/Bagian Jasa Jasa Jasa
Operasi Pelabuhan Angkutan Pelabuhan Asuransi
Berita Acara
Bagian Produksi
Pengawas di terminal
Berita Acara
Pengawas Lapangan
menerima bonggol tiket,
menerima uang, menerima
laporan hasil/trip,
merekapitulasi pendapatan/
kapal/shift, dan uang
61
Tata Usaha yang akan menyetor ke bank. bagian produksi mengawasi dan
mengontrol pelaksanaan penjualan tiket dan melaporkan hal-hal menyangkut
perbaikan dan pelanggaran jika ada.
2. Kepala Pelabuhan menandatangani nota transfer, bank menerima uang dan
menandatangani nota transfer yang diajukan bagian Tata Usaha.
3. Kepala Bagian Operasi pelabuhan membuat laporan produksi ditandatangani
Kepala Pelabuhan dan dikirim kepada pemerintah atau pengelola pelabuhan
bersama-sama dengan nota transfer dan posisi keuangan, serta evaluasi terhadap
target RKA.
4. Bagian Tata Usaha membuat laporan penyetoran pendapatan sekaligus bukti
transfer masing-masing pihak yang ditanda tangani Kepala Pelabuhan sebagai
laporan kepada pengelola pelabuhan.
62
pada Bagian Tata Usaha untuk ditransfer/diserahkan sesuai dengan pendapatan
perusahaan terkait. Bagian produksi mengawasi dan mengontrol pelaksanaan
penjualan tiket dan melaporkan hal-hal menyangkut perbaikan dan pelanggaran jika
ada
2. Jika disetor ke bank, maka bank membuat rekapitulasi pendapatan dan bukti setor
diterima oleh bagian Tata Usaha.
3. Copy setoran diterima Bagian Operasi pelabuhan.
4. Bagian Tata Usaha membuat laporan penyetoran pendapatan sekaligus bukti
transfer masing-masing pihak yang ditanda tangani Kepala Pelabuhan sebagai
laporan.
63
2. Bagian Tata Usaha menyetor uang ke Bank atas persetujuan Kepala Pelabuhan,
masing-masing bagian terkait membuat laporan kegiatan secara periodik kepada
Kepala Pelabuhan sebagai laporan produksi 10 harian dan bulanan, sekaligus
evaluasi realisasi terhadap rencana masing-masing seksi.
3. Bagian Produksi membuat daftar hasil penerimaan jasa pelabuhan dan rekapitulasi
hasil penerimaan jasa pelabuhan sebagai laporan kepada bagian Operasi
Pelabuhan.
4. Bagian Tata Usaha memeriksa daftar hasil penerimaan jasa pelabuhan dan
membuat rekapitulasi hasil penerimaan jasa pelabuhan sebagi laporan ke Bagian
Operasi Pelabuhan.
5. Bank mengeluarkan bukti transfer ke rekening pengelola pelabuhan.
6. Bagian Tata Usaha mengadakan pengecekan dan aplikasi transfer.
64
g. Prosedur Administrasi Untuk Jasa Pelayanan Sandar Kapal
1. Petugas Movable Bridge, mencatat data dan waktu yang digunakan.
2. Data kapal sandar ditanda tangani Bagian Prasarana.
3. Waktu sandar yang digunakan kapal dievaluasi Bagian Operasi Pelabuhan.
4. Perhitungan waktu sandar pelabuhan dibuat dan dihitung Bagian Operasi
Pelabuhan dan ditanda tangani oleh Kepala Pelabuhan.
5. Bagian Operasi Pelabuhan membuat nota tagihan ke perusahaan pelayaran yang
telah dikoreksi dan ditandatangani Kepala Pelabuhan.
6. Perusahaan pelayaran bayar bea sandar dengan cara pemotongan pendapatan
dari tiket terpadu.
7. Uang diterima bagian Tata Usaha disetor ke bank dan sekaligus transfer ke
rekening Pengelola Pelabuhan, tanda bukti setor dilaporkan kepada Kepala
Pelabuhan.
8. Bank mengeluarkan bukti setor dan transfer.
9. Bagian Tata Usaha menerima bukti setor, aplikasi cocok atau tidak dan sebagai
laporan bulanan kepada Pengelola pelabuhan.
65
Petugas Movable Bridge
mencatat data dan waktu yang digunakan
66
Bagan Alir Prosedur Administrasi Untuk Pelayanan Bagi penyuplai BBM
67
j. Prosedur Administrasi Untuk pelayanan Permohonan BBM
1. Pemakai jasa membuat permintaan BBM.
2. Bagian Operasi memeriksa stock BBM dan dilaporkan kepada Kepala Pelabuhan.
3. Jika persediaan BBM masih mencukupi, lampiri permohonan pengisian BBM.
4. Jika tidak ada persediaan maka pemakai BBM membayar terlebih dahulu termasuk
biaya administrasi atas persetujuan Kepala Pelabuhan, dan dibayarkan melalui
bagian Tata Usaha selanjutnya di setor ke Bank.
5. Bagian Operasi memeriksa BBM ke Pertamina melalui Bagian Tata Usaha setelah
disetujui Kepala Pelabuhan.
6. Bagian Operasi membeli BBM ke Pertamina.
7. Bagian Operasi memeriksa BBM yang ada dalam tangki penampungan (DO yang
telah dimiliki) dan melaporkan secara berkala minimal sekali seminggu kepada
Kepala Pelabuhan.
8. Bank mengeluarkan bukti setoran pembayaran BBM dan diterima bagian Tata
Usaha.
9. Transfer ke rekening Pengelola Pelabuhan pendapatan dari BBM atas persetujuan
Kepala Pelabuhan.
10. Bagian Tata Usaha melakukan aplikasi cocok atau tidak.
68
Pemakai jasa membuat permintaan BBM
69
tumpahan minyak.
8. Selama proses pengisian lakukan sesuai check list.
9. Periksa jumlah minyak yang diterima sesuai surat penyerahan barang.
10. Bila terjadi tumpahan minyak, lakukan penanganan sesuai instruksi kerja.
70
l. Prosedur Administrasi Penagihan Pendapatan Jasa Non Tiket (Sandar,
Listrik)
1. Bagian terkait membuat nota trasnfer untuk masing-masing Perusahaan Pelayaran
yang menggunakan fasilitas sandar, listrik dan air.
2. Kepala Bagian Operasi pelabuhan mengoreksi perhitungan penagihan dan
disampaikan kepada Kepala Pelabuhan.
3. Kepala Pelabuhan memeriksa dan menandatangani nota penagihan.
ttd
71
Nomor : SK.2681/AP.005/DRJD/2006
Tanggal : 4 September 2006
72
RUANG
SECURITY
CCTV
LOKET KARCIS
PENYEBERANGAN
KAPAL
LOKET KARCIS
RUANG TUNGGU
PENUMPANG
LOKET KARCIS
LOKET KARCIS
73
naik/turun, apabila ada kecurigaan maka security kapal dapat melakukan
pemeriksaan terhadap penumpang bersangkutan.
k. Apabila terbukti barang bawaannnya adalah barang terlarang, nakhoda
dapat menginformasikan ke pelabuhan tujuan tentang kejadian yang
dimaksud selanjutnya pengemudi dan kendaraan yang bersangkutan
diserahkan kepada pihak kepolisian di pelabuhan untuk diproses lebih lanjut.
l. Selama dalam pelayaran nakhoda/perwira jaga harus melakukan
pengawasan keliling kapal sesuai peraturan perusahaan.
JEMBATAN
TIMBANG
KAPAL
PENYEBERANGAN
CCTV MOVABLE
BRIDGE
ttd
NIP. 120092889
74