OLEH :
KELOMPOK 7
CITRA RACHMAWATI 101611133010
RIPHYANA NOVAYANTI 101611133031
FRANSISCA PUTRI I. D. 101611133155
FITRI AZZAHRAH 101611133202
PEMAPARAN ISSUE
Ide bunuh diri (suicide ideation) merujuk kepada gagasan, khayalan, pemikiran
mendalam, kekhawatiran akan kematian, mencelakai diri sendiri, kematian yang
ditimbulkan diri sendiri. Niat bunuh diri (suicide intent) merujuk kepada keinginan
pasien dan komitmen untuk mati dengan bunuh diri. Rencana bunuh diri (suicide plan)
merupakan suatu strategi personal termasuk kerangka waktu dan sarana untuk
menyelesaikan tindakan bunuh diri. Pada beberapa orang terdapat jarak antara
pikiran/ide bunuh diri dengan tindakan bunuh diri. Mereka memikirkan ide ini dalam
beberapa waktu, ada yang beberapa hari beberapa minggu, beberapa tahun dan tidak
pernah melakukan, sedangkan beberapa lain melakukannya dengan impulsif.
Sikap terhadap bunuh diri pertama kali dikenalkan oleh Bayet pada
tahun 1922. Bayet mendefinisikan sikap terhadap bunuh diri menjadi dua garis
besar yaitu: morale simple yaitu merupakan sikap yang menggambarkan
ketidaksetujuan terhadap bunuh diri dalam keadaan apapun, sedangkan morale
nonceé merupakan sikap yang lebih menyambut dan lebih permisif, yaitu
memahami tindakan bunuh diri dalam keadaan tertentu.
a. Dukungan emosional
Mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap orang
yang bersangkutan.
b. Dukungan penghargaan
Terjadi lewat ungkapan hormat/penghargaan positif untuk orang lain
itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan
individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain, misalnya
orang itu kurang mampu atau lebih buruk keadaannya (menambah harga
diri).
c. Dukungan instrumental
Mencakup bantuan langsung, misalnya orang memberi pinjaman uang
kepada orang yang membutuhkan atau menolong dengan memberi
pekerjaan pada orang yang tidak punya pekerjaan
d. Dukungan informative
Mencakup pemberian nasihat, saran, pengetahuan, dan informasi serta
petunjuk.
Di Indonesia belum ada data secara nasional mengenai kejadian bunuh diri pada
anak dan remaja. Namun berdasarkan data pada tahun 2012, WHO memperkirakan
kejadian bunuh diri di Indonesia adalah 4,3% per 100.000 populasi (WHO, 2012).
Kemudian Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI pada tahun
2014 melakukan penelitian ekstrapolasi dan menunjukkan angka kejadian bunuh diri
di Indonesia adalah 1,77 per 100.000 penduduk (Depkes, 2016). Komisi Nasional
Perlindungan Anak (KPAI) pada tahun 2014 melaporkan ada 89 kasus bunuh diri pada
anak dan remaja. Sembilan kasus pada rentang usia 5sampai 10 tahun. Sementara 12
hingga 15 tahun ada 39 kasus. Sedangkanyang berusia di atas 15 tahunada 27 kasus
BAB II
Pada berita “Wanita Tewas Loncat di Emporium Mall, Polisi: Frustrasi Belum
Dapat Kerja”, yang kita ambil merupakan salah satu kasus bunuh diri. Secara umum,
bunuh diri berasal dari bahasa Latin “suicidium”, dengan “sui” yang berarti sendiri dan
“cidium” yang berarti pembunuhan. Bunuh diri merupakan perilaku pemusnahan
secara sadar yang ditujukan pada diri sendiri oleh individu tersebut yang memandang
bahwa bunuh diri adalah solusi terbaik dari sebuah isu/ masalah yang dimiliki,
(Schneidman dalam Adam, 2012). Schneidman dalam Adam menjelaskan bahwa
keadaan mental individu yang cenderung melakukan bunuh diri setelah mengalami rasa
sakit psikologis dan perasaan frustasi yang bertahan lama sehingga individu melihat
bunuh diri sebagai satu-satunya penyelesaian untuk masalah yang dihadapi yang bisa
menghentikan rasa sakit yang dirasakan.
Maris dkk. (2000) menyatakan ada dua fungsi dari metode bunuh diri yaitu :
1. Fungsi pertama adalah sebagai sebuah cara untuk melaksanakan intensi mati.
2. Sedangkan pada fungsi yang kedua, Richman percaya bahwa metode memiliki
makna khusus atau simbolisasi dari individu. Secara umum, metode bunuh diri
terdiri dari 6 kategori utama yaitu:
a. obat (memakan padatan, cairan, gas, atau uap),
b. menggantung diri (mencekikdan menyesakkan nafas),
c. senjata api dan peledak,
d. menenggelamkan diri,
e. melompat dari gedung, dan
f. memotong (menyayat dan menusuk).
Pada berita kasus “Wanita Tewas Loncat di Emporium Mall, Polisi: Frustrasi
Belum Dapat Kerja”, ini apabila dilihat dari teori diatas metode bunuh diri yang
digunakan ialah melompat dari gedung mall. Apabila dilihat dari hasil wawancara
tehadap pihak keluarga korban maka dapat dilihat pelaku bunuh diri tersebut memiliki
gangguan. Gangguan yang dihadapi adalah gangguan kepribadian dari diri sendiri.
Gangguan kepribadian merupakan gangguan-gangguan yang banyak terjadi dalam
masyarakat atau individu yang perilakunya akan memberikan dampak atau dinilai
negatif oleh masyarakat/ orang lain, sehingga dapat menyebabkan kerusakan yang
parah dalam kehidupan penderitanya. Gangguan ini merupakan kelompok gangguan
yang sangat heterogen. Faktor penyebab terjadinya bunuh diri merupakan faktor yang
sangat berkaitan dengan faktor lain yang tidak termasuk faktor tunggal pada kasus ini,
setiap faktor yang ada saling berinteraksi. Namun demikian, tidak berarti bahwa
seorang individu yang melakukan bunuh diri memiliki semua karakteristik di bawah
ini. Menurut Maris dkk., 2000 menyebutkan beberapa faktor penyebab bunuh diri yang
didasarkan pada kasus bunuh diri yang berbeda-beda tetapi memiliki efek interaksi di
antaranya yaitu :
Berdasarkan uraian di atas maka beberapa faktor- faktor penyebab bunuh diri
antara lain adalah stres dan depresi, faktor penyakit, faktor keturunan, dan karena faktor
sosial. Faktor penyebab dari berita kasus bunuh diri diatas termasuk dalam kategori
faktor bunuh dir yang sudah dipersiapkan atau secara sadar memiliki pikiran bunuh
diri. Karena adanya penolakan, Stresor atau kejadian hidup yang negatif (masalah
pekerjaan, pernikahan, seksual, patologi keluarga, konflik interpersonal, kehilangan,
berhubungan dengan kelompok teman yang suicidal), dan Suicidality (frekuensi,
intensitas, durasi, rencana dan persiapan bunuh diri).
Menurut Selvya Widiarsono (2013) cara pengisian alat ukur ini yaitu
dengan cara meminta kesediaan responden untuk menjawab semua item
pertanyaan yang diajukan dengan cara memilih atau menentukan salah satu dari
empat pilihan jawaban yang tersedia disetiap pertanyaan yang sesuai dengan
individu tersebut. Setiap gejala memiliki intensitas sebagai berikut:
a=0 : tidak ada gejala
b = 1 : ada gejala ringan
c=2 : ada gejala sedang
d = 3 : ada gejala berat
Penilaian jawaban dari responden dilakukan dengan cara menjumlahkan
seluruh skor yang dilakukan responden. Total jumlah nilai yang diperoleh
responden akan menunjukkan tingkat depresi yang dimiliki oleh responden
yang bersangkutan. Nilai total berkisar dari 0 – 63. Indikasinya adalah:
a. Jumlah nilai 0 – 13 : minimal/normal
b. Jumlah nilai 14 – 19 : depresi ringan
c. Jumlah nilai 20 – 28 : depresi sedang
d. Jumlah nilai 29 – 63 : depresi berat
KUISIONER PENELITIAN
PETUNJUK PENGISIAN
A. Pilihlah satu pernyataan dalam masing-masing kelompok
yang paling melukiskan perasaan Anda saat ini.
B. Berilah tanda silang pada huruf di depan penyataan yang
Anda pilih.
8. 0 Saya tidak merasa bahwa saya lebih buruk daripada orang lain
1 Saya selalu mencela diri saya sendiri karena kelemahan atau
kekeliruan saya
2 Saya menyalahkan diri saya sendiri sepanjang waktu atas
kesalahan – kesalahan saya
3 Saya menyalahkan diri saya sendiri atas semua hal buruk yang
terjadi
14. 0 Saya tidak merasa bahwa saya kelihatan lebih jelek daripada
biasanya
1 Saya merasa cemas jangan – jangan saya tua atau tidak
menarik
2 Saya merasa bahwa ada perubahan – perubahan tetap pada
penampilan saya yang membuat saya kelihatan tidak menarik
3 Saya yakin bahwa saya kelihatan jelek
15. 0 Saya dapat bekerja dengan baik sebelumnya
1 Saya membutuhkan usaha istimewa untuk mulai mengerjakan
sesuatu
2 Saya harus memaksa diri saya untuk mengerjakan sesuatu
3 Saya sama sekali tidak dapat mengerjakan apa – apa
21. 0 Saya tidak merasa ada perubahan dalam minat saya terhadap
seks akhir – akhir ini
1 Saya kurang berminat terhadap seks kalau dibandingkan
sebelumnya
2 Sekarang saya sangat kurang berminat terhadap seks
3 Saya sama sekali kehilangan minat terhadap seks
NO 0 1 2 3 NILAI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
JUMLAH TOTAL
KRITERIA :
DAFTAR PUSTAKA
Adam, M. (2012). Kajian Bunuh Diri. Slide Share E-book . Akses 8 Mei 2019
Komara, Indra. https://news.detik.com/berita/d-4535344/wanita-tewas-loncat-di-
emporium-mall-polisi-frustrasi-belum-dapat-kerja diakses pada 8 mei 2019,
pukul 18.53
Mahendro, Yudo. 2011. Bunuh Diri dalam Perspektif Sosiologi Durkheimian.
http://yudomahendro.wordpress.com/. Akses 6 Mei 2019
Maris, Dkk, 2000, “Ilmu Kedokteran Jiwa”, Airlangga University Press, Surabaya.
Akses 8 Mei 2019
Mundiartasari, Intan. 2014. Perbedaan Kejadian Depresi Pada Pasien Stroke
Iskemik Lesi Hemisfer Kiri dan Hemisfer Kanan Di RSUD Kabupaten
Kudus. Skripsi. Sukoharjo: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Ninik, Sunarti. 2012. Tipe Kepribadian, Tingkat Pendidikan, Status Sosial
Ekonomi Dan Ide Bunuh Diri. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Akses 7 Mei 2019
Sabri, M.A. 2001. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Pedoman Ilmu
Jaya. Jakarta. Akses 6 Mei 2019
Valentina, T. D. dan Helmi, A. F. 2016. “Ketidakberdayaan dan Perilaku Bunuh Diri:
Meta-Analisis”. Buletin Psikologi. Vol. 24 No. 2.