PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan misi Rumah Sakit Tiara Sella yaitu rumah sakit pilihan masyarakat
dalam bidang pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian yang berstandar internasional,
untuk itu RS Tiara Sella melakukan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang
sesuai dengan Standar Akreditasi KARS versi 2012. Kegiatan ini dilakukan di setiap unit
kerja / instalasi terkait untuk mengukur kinerja pelayanan RS dan sebagai manajemen
kontrol untuk mendukung pengambilan keputusan.
Sesuai dengan standar Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) dari
KARS versi 2012, RS Tiara Sella membuat program dalam meningkatkan mutu dan
keselamtan pasien dengan menetapkan indikator yaitu 11 (sebelas) indikator klinis, 9
(sembilan) indikator manajerial, dan 6 (enam) indikator sasaran international keselamatan
pasien, 5 indikator yang dipilih dari JCI’s Library of Measure, dan analisis tren kejadian yang
tidak diharapkan.
Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien di RS Tiara Sella, maka dilakukan evaluasi setiap 3 bulan dalam upaya menentukan
langkah selanjutnya.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Diketahuinya mutu pelayanan dan penerapan keselamatan pasien di Tiara Sella
pada bulan juli sampai dengan bulan September 2018
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya indikator mutu dan keselamatn pasien sesuai indikator area
klinis, indikator area manajemen, sasaran keselamatan pasien
b. Didapatkannya rekomendasi dari Direktur Rumah Sakit dan Dewan Pengawas
mengenai pelaksanaan program mutu pelayanan dan penerapan keselamatan
pasien di Rumah Sakit Tiara Sella.
1
BAB II
KEGIATAN PEMANTAUAN INDIKATOR PMKP
TRIWULAN III TAHUN 2018
A. Kegiatan Pokok
Seperti telah dijelaskan diatas, kegiatan pemantauan indikator mutu dan keselamatan
pasien Triwulan III tahun 2018 yang dilaporkan adalah periode bulan Juli sampai
September 2018. Adapun indikator yang dipantau adalah sebagai berikut :
3 Layanan Radiologi Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto Kabid penunjang
untuk pasien rawat jalan maksimal 3 jam medis
4 Prosedur Bedah Waktu tunggu operasi elektif ≤ 2 hari Kepala ruang kamar
operasi
5 Penggunaan antibiotik dan Penulisan resep obat sesuai Ka Instalasi
pengobatan lainnya formularium oleh dokter Farmasi
6 Kesalahan obat dan kejadian Kesalahan dispensing obat oleh farmasi pada Ka.Instalasi
nyaris cedera pasien rawat inap Farmasi
7 Penggunaan Anasthesi dan Prosedur pelaksanaan informed consent pra- Kepala ruang kamar
sedasi anestesi pada pasien operasi dengan anestesi operasi
umum
8 Penggunaan darah dan Rasio uji silang serasi dan pemakaian darah Ka Instalasi
produk darah (Crossmatch / transfusion ratio atauC / Tratio) Laboratorium
2
9 Ketersediaan isi dan Kelengkapan pengisian Rekam Medik 24 Ka Instalasi Rekam
penggunaan catatan tentang jam sejak selesai pelayanan rawat inap Medik
pasien
10 Pencegahan dan Insiden Rate Healthcare Associated Infections Ketua Komite PPI
pengendalian, pengawasan (HAIs)
serta pelaporan infeksi
11 Penelitian Klinis Tidak dilakukan
8 Demografi dan diagnosis Trend 10 besar diagnosa dan data demografi Ka Intsalasi Rekam
Staf
klinis pasien yang bersangkutan Medik
9 Manajemen keuangan Cost recovery Kabag Keuangan
7 Pencegahan dan Respon time untuk penyelesaian semua order Ka Instalasi IPSRS
pengendalian peristiwa yang kerusakan ringan khusus untuk prasarana
membahayakan keselamatan
pasien, keluarga pasien dan
staf
3
3. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
Indikator Judul Indikator p
No J
1 Ketetapan identifikasi Persentase pelaksanaan prosedur identifikasi pada Ka Instalasi
pasien dengan benar saat pemberiam obat pada paien rawat inap Rawat Inap
2 Meningkatkan Kepatuhan penerapan komunikasi dengan metode Ka Instalasi
komunikasi efektif READ BACK diteandatangani oleh pemberi Rawat Inap
instruksi dalam waktu 1 x 24 jam
3 Keamanan obat – obatan Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh Ka Instalasi
yang perlu kewaspadaan farmasi yang diorder ruang rawat inap Farmasi
tinggi
4 Kepastian tepat, tepat Pelaksanaan prosedur check list keselamatan Kepala kamar operasi
prosedur, tepat pasien pasien operasi yang tidak dilaksanakan pada
operasi tindakan operasi di ruang operasi
5 Pengurangan resiko infeksi Persentase kepatuhan petugas kesehatan di ruang Ketua Komite PPI
terkait pelayanan kesehatan intensif dalam melakukan kebersihan tangan
dengan metode enam langkah dan lima momen
6 Pengurangan risiko Insiden pasien jatuh selama perawatan rawat inap Ka Instalasi
pasien jatuh di rumah sakit Rawat Inap
2 Nursing S ensitive Care Pendokumentasian semua kejadian pasien Ketua tim keselamatan
jatuh ada atau tidak ada cedera pasien RS
3 Perinatal care Memberikan ASI ekslusif selama bayi Ka SMF Anak
yang baru lahir dirawat di rumah sakit
4 Nursing sensitive Care Angka kejadian dekubitus gr II /Lebih pada Kepala bagian
4
B. Cara Melakukan Kegiatan
1. Melakukan pemantauan indikator mutu secara berkesinambungan.
2. Melakukan validasi data pemantauan indikator mutu klinik.
3. Melakukan tabulasi terhadap data hasil pemantauan indikator mutu.
4. Melakukan penyampaian hasil pemantauan indikator mutu oleh masing – masing
bagian / unit.
5. Menyusun laporan hasil pemantauan indikator mutu.
C. Jadwal Kegiatan
1. Melakukan pelaporan hasil pemantauan indikator mutu oleh masing – masing bagian /
unit dilakukan setiap bulan, menyusun program perbaikan mutu dengan teknik
PDSA (Plan, Do, Study, Action) oleh Penanggungjawab Pengumpul Data indikator
mutu rumah sakit dilaporkan pada saat rapat triwulan.
2. Melakukan pemantauan indikator mutu serta validasi data yang dilaksanakan
bersinambungan.
3. Melakukan tabulasi terhadap data hasil pemantauan indikator mutu (dilaksanakan
setiap bulan).
4. Melakukan penyampaian hasil pemantauan indikator mutu dan validasi data mutu
setiap tiga bulan.
5. Menyusun laporan hasil pemantauan indikator mutu dan keselamatan pasien rumah
sakit setiap tiga bulan.
5
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. INDIKATOR KLINIS
Pada indikator klinis berikut yang dilakukan pemantauan adalah sebagai berikut
120
100 100 100 100 100 100
100
80
60
40
20
0
Tatalaksana Nyeri Pasien Ranap Assemen awal medis 24 jam dari masuk
Interpretasi :
Hasil yang didapatkan menunjukkan sudah memenuhi target yang diharapkan
6
2. Area Pemantauan : Layanan Laboratorium
100
50
0
Jul-18 Aug-18 Sep-18
Interpretasi :
Hasil yang didapatkan menunjukkan sudah memenuhi target yang diharapkan
100
50
0
Jul-18 Aug-18 Sep-18
Interpretasi :
7
Hasil yang didapatkan menunjukkan sudah memenuhi target yang diharapkan
100
50
0
Jul-18 Aug-18 Sep-18
Interpretasi :
Hasil yang didapatkan menunjukkan sudah memenuhi target yang diharapkan
100
99.5
99
98.5
98
Jul-18 Aug-18 Sep-18
8
Interpretasi :
Hasil yang didapatkan menunjukkan sudah memenuhi target yang diharapkan
1
0.8
0.6
Target
0.4
0.2 Hasil
Hasil
0
Jul-18 Target
Aug-18
Sep-18
Interpretasi :
Hasil yang didapatkan menunjukkan sudah memenuhi target yang diharapkan
9
Tabel Prosedur pelaksanaan informed consent pra anestesi
pada pasien dengan anestesi umum
120
100
80
60
40
20
0
Jul-18 Aug-18 Sep-18
Interpretasi :
Hasil yang didapatkan menunjukkan sudah memenuhi target yang diharapkan
0.5 Hasil
Target
0
Jul-18
Aug-18
Sep-18
Interpretasi :
Hasil yang didapatkan menunjukkan sudah memenuhi target yang diharapkan
10
9. Area Pemantauan : Ketersedian, Isi dan Penggunaan Catatan Tentang Pasien
Tabel Kelengkapan Pengisian Rekam Medis 24 Jam Sejak Selesai Pelayanan Ranap
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Jul-18 Aug-18 Sep-18
Interpretasi :
Hasil yang didapatkan menunjukkan sudah memenuhi target yang diharapkan
11
Tabel HaIs Rumah Sakit Tiara Sella
1
0.8
Jul-18
0.6
Agust-18
0.4
0.2 Sep-18
0
IDO ISK IADP HAP VAP PLEBITIS
Interpretasi :
Hasil yang didapatkan menunjukkan sudah memenuhi target yang diharapkan
Pada indikator mutu manajerial, berikut yang dilakukan pemantauan adalah sebagai berikut
10
8
6
4
2
0
Target Jul-18 Aug-18 Sep-18
Interpretasi :
Pada hasil pemantauan kekosongan obat essensial didapatkan masih belum memenuhi target
walaupun dari bulan ke bulan mengalami penurunan menuju ke nilai target. Setelah
dilakukan analisa penyebab terjadinya kekosongan obat adalah :
1. Stok obat terbatas namun permintaan dokter melalui resep meningkat.
12
2. Adanya trend penggunaan obat, saat dokter memakai satu jenis obat, biasanya obat itu
yang akan terus diresepkan
3. Stok fisik obat di gudang farmasi ada, namun belum dimasukkan ke dalam sistem
farmasi rumah sakit sehingga obat belum dapat dikeluarkan
4. Waktu tunggu dari distributor obat lama (mulai dari pemesanan, validasi oleh
disributor, dan pengiriman oleh kurir)
5. Kekosongan obat di distributor obat
Interpretasi :
Pelaporan kegiatan rumah sakit kepada dewan pengawas sudah dilakukan setiap bulan oleh
direktur RS Tiara Sella. Namun untuk pengiriman laporan bulan ke Dinas Kesehatan Kota
13
belum dapat dilakukan karena pengiriman laporan diharuskan melalui SIRS Online. RS
Tiara Sella sudah terdaftar namun pengiriman laporan belum bisa dimasukkan ke SIRS
Online. Selain itu masih belum diketahui apa saja kegiatan yang harus dilaporkan.
0.8
0.6
0.4
0.2
0
Target Jul-18 Aug-18 Sep-18
Interpretasi :
Hasil yang didapatkan menunjukkan sudah memenuhi target yang diharapkan
14
4. Area Pemantauan : Manajemen Utilisasi
100
80
60
40
20
0
Jul-18 Aug-18 Sep-18
Interpretasi :
Hasil pemantauan indikator menunjukan sudah sesuai dengan target yang ditetapkan
15
98
97
96
95
Jul-18 Aug-18 Sep-18
Interpretasi :
Hasil dari pemantauan menunjukan sudah memenuhi target yang ditentukan dan terus
meningkatkan walaupun belum didapatkan 100 %.
Interpretasi :
Belum dilakukan penilaian tahun 2018 (baru akan dilakuka pada tahun 2019 nanti)
16
9
dyspepsia Hyperplasia of prostate Diabetes mellitus
10 Benign neoplasma soft
Osteoarthritis tissue tumor Pharyngitis
Interpretasi :
Belum diterima data dari bagian administrasi keuangan
9. Area Pemantauan : Pencegahan dan Pengendalian Peristiwa yang Membahayakan
Keselamatan Pasien, Keluarga Pasien dan Staf
100
50
0
Jul-18 Aug-18 Sep-18
Interpretasi :
Hasil dari pemantauan di atas sudah memenuhi standar yang ditetapkan
17
C. INDIKATOR MUTU SASARAN INTERNASIONAL KESELMATAN PASIEN
Interpretasi :
Hasil dari pemantauan data di atas sudah sesuai dengan target yang diharapkan
18
100
80
60
40
20
0
Target Jul-18 Aug-18 Sep-18
Interpretasi:
Prosedur Read back adalah kegiatan untuk memastikan setiap intruksi verbal agar dilakukan
dengan benar dan sesuai instruksi, melalui kegiatan membacakan kembali instruksi; dan
mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dengan dibaca ulang dan/atau dengan
ejaan huruf apabila instruksi bersifat sound a like. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan
stempel Read back pada catatan instruksi dan pemberi instruksi harus segera menandatangi
intruksi tersebut paling lambat dalam 1 x 24 jam. Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa
data sejak bulan Juli sampai dengan September 2018 telah dipantau, dan sudah mencapai
target.
3. Area Pemantauan : Meningkatkan Keamanan Obat-Obatan Yang Harus
Diwaspadai
0.5
0
Target Jan-18 Feb-18 Mar-18
19
Interpretasi :
Hasil dari pemantauan data diatas menunjukkan sesuai dengan target yang ditetapkan
100
50
0
Target Jan-18 Feb-18 Mar-18
Interpretasi :
Hasil dari pemantauan data diatas menunjukkan sesuai dengan target yang ditetapkan
20
100
50
0
Target Jul-18 Aug-18 Sep-18
Interpretasi :
Hasil dari pemantauan data diatas menunjukkan sesuai dengan target yang ditetapkan pada
bulan Juli – September 2018 .
0.5
0
Target Jul-18 Aug-18 Sep-18
Interpretasi :
Hasil dari pemantauan data diatas menunjukkan sesuai dengan target yang ditetapkan
21
2. Area Pemantauan : Nursing Sensitive Care
22
Indikator JCI
120
100
80
60
40
20
0
systemic
Pengkajian Kejadian
Dokumentasi Asi ekslusif bayi corticostreoid
pasien stroke dekubitus grade
pasien jatuh baru lahir pada pasien anak
untuk rehabilitasi II/lebih
asma
Target 100 0 100 3 90
Jul-19 100 0 100 0 100
agus-18 100 0 97 0 100
Sep-19 100 0 98 0 100
Interpretasi :
Hasil dari pemantauan indikator mutu JCI sudah sesuai dengan yang ditetapkan kecuali pada
pada pemberian ASI ekslusif bayi baru lahir selama di rumah sakit. Pada bulan agustus
terdapat bayi……dan pada bulan September terdapat 1 orang bayi dengan berat lahir yang
rendah sehingga membutuhkan asupan formula untuk bayi berat badan rendah.
23
BAB IV
PEMBAHASAN
Jumlah total indikator mutu yang dipantau selama bulan Juli - September 2018 adalah 31
indikator. Namun demikian tidak semua indikator mutu yang dipantau mencapai target atau
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Adapun perinciannya sebagai berikut:
1. Indikator yang cenderung belum mencapai target dan perlu dilaksanakan peningkatan
mutu dengan PDCA adalah :
Kekosongan stok obat esensial
Pemberian ASI eklusif selama bayi yang baru lahir dirawat di rumah sakit
2. Indikator yang belum dilakukan atau belum didapatkan data :
Pelaporan Kegiatan rumah sakit ke Dinan Kesehatan sesuai Undang- Undang
dan peraturan yang berlaku
Cost recovery
Harapan dan kepuasana staf
Penyebab pemantauan indikator yang tidak mencapai target adalah kurangnya supervisi
dan monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan pelayanan sehingga ketika dievaluasi
melalui pemantauan indikator mutu, output yang diperoleh tidak sesuai standar yang telah
ditetapkan.
24
3 Waktu tunggu hasil 100 % ≤ 140 menit
pelayanan Laboratorium patologi
klinik
4 Waktu tunggu hasil pelayanan 100 % ≤ 3 jam
thorax foto untuk pasien rawat
jalan maksimal 3 jam
5 Waktu tunggu operasi elektif ≤ 2 100 % ≤ 2 hari
hari
6 Penulisan resep obat 99,5 % 100 %
sesuai formularium oleh dokter
7 Kesalahan dispensing obat oleh 0 % 0%
farmasi pada pasien rawat inap
8 Prosedur pelaksanaan informed 100 %
consent pra-anestesi pada pasien
operasi dengan anestesi umum
9 Rasio uji silang serasi dan 0
pemakaian darah (Crossmatch /
transfusion ratio atauC / Tratio)
10 Kelengkapan pengisian Rekam 100 % 100 %
Medik 24 jam sejak selesai
pelayanan rawat inap
11 Insiden Rate Healthcare Associated 0% ≤ 1, 5 %
Infections (HAIs)
12 Kekosongan stok obat esensial 3,1 % 0%
13 Ketepatan Waktu Pengiriman Belum dilakukan 100 %
Laporan Bulanan Ke Dinas
Kesehatan Kota dan laporan
kegiatan rumah sakit ke Dewan
Pengawas
14 Insiden Tertusuk Jarum 1,2 %
15 Pemanfaatan alat CT Scan Kepala 100 % ≥ 90 %
dalam proses penegakan diagnosa
pasien yang dilaksanakan di
Instalasi Radiologi
16 Tingkat Kepuasan Pasien Rawat 96 % ≥ 90 %
Inap
25
20 Respon time untuk penyelesaian 100 % ≥ 80 %
semua order kerusakan ringan
khusus untuk prasarana
21 Persentase pelaksanaan prosedur 100 % 100 %
identifikasi pada saat pemberiam
obat pada paien rawat inap
22 Kepatuhan penerapan komunikasi 100 % 100 %
dengan metode
READ BACK diteandatangani
oleh pemberi instruksi dalam
waktu 1 x 24 jam
23 Tidak diberikan label obat high 0% 0%
alert oleh farmasi yang diorder
ruang rawat inap
24 Pelaksanaan prosedur check list 100 % 100 %
keselamatan pasien operasi yang
tidak dilaksanakan pada tindakan
operasi di ruang operasi
28 Pendokumentasian semua 0%
kejadian pasien jatuh ada atau
tidak ada cedera
26
C. REKOMENDASI DAN TINDAK LANJUT
1. Meningkatkan sosialisasi mutu secara bberkelanjutan agar semua jajaran yang ada
di RS Tiara Sella paham dan mengerti tentang upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
2. Meningkatkan sosialisasi secara teratur tentang pengumpulan indikator mutu area
klinis, manajerial, sasaran keselamatan pasien kepada segenap staf di bagian
pelayanan pasien, penunjang dan manajemen
3. Mengumpulkan indikator mutu yang belum dilakukan
4. Melakukan upaya peningkatan mutu pada area- area yang belum mencapai target
27
BAB V
PENUTUP
Kegiatan pemantauan indikator mutu dan validasi data mutu yang sesuai standar JCI
baru berjalan sejak Januati 2018. Secara garis besar kegiatan ini telah berjalan dengan baik
meskipun ada beberapa kekurangan. Upaya perbaikan akan dilakukan sesuai dengan
rekomendasi dan rencana tindak lanjut yang diberikan saat acara Pemaparan Hasil
Pemantauan Indikator Mutu. Diharapkan dengan adanya aksi tindak lanjut dari instalasi /
unit kerja terkait upaya perbaikan dapat berjalan dengan maksimal. Hal tersebut akan
terlaksana dengan baik jika didukung oleh seluruh manajemen di Rumah Sakit Tiara Sella
28
29