PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari imunisasi ?
2. Apa tujuan dari pemberian imunisasi?
3. Apa jenis-jenis imunisasi?
4. Apa macam-macam imunisasi?
5. Kapan jadwal pemberian imunisasi?
6. Apa saja teknik-teknik pemberian imunisasi?
7. Bagaimana Reaksi dari Imunisasi?
8. Apa cold chain?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian imunisasi.
2. Mengetahui tujuan pemberian imunisasi.
3. Mengetahui jenis-jenis imunisasi.
4. Mengetahui macam-macam imunisasi.
5. Mengetahui jadwal pemberian imunisasi.
6. Mengetahui teknik-teknik pemberian imunisasi.
7. Mengetahui reaksi imunisasi.
8. Mengetahui cold chain.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
seluruhnya oleh pemerintah. oleh karena itu vaksin-vaksin tersebut bisa
diperoleh masyarakat luas secara gratis di Puskesmas dan Posyandu.
Kelompok kedua adalah vaksin-vaksin yang dianjurkan oleh Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI). Jenis vaksin dalam kelompok ini belum diwajibkan
pemerintah.
4
2.4.1.1 Cara pemberian dan dosis :
o Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan
terlebih dahulu. Melarutkan dengan mengggunakan alat
suntik steril Auto Distruct Scheering (ADS) 5 ml.
o Dosisi pemberian: 0,05 ml.
o Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan
atas (insertion musculus deltoideus). Dengan
menggunakan Auto Distruct Scheering (ADS) 0,05 ml.
o Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum
lewat 3 jam.
2.4.1.2 Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberculosis.
2.4.1.4 Kemasan :
o Kemasan dalam ampul, beku kering, 1 box berisi 10
ampul vaksin
o Setiap 1 ampul vaksin dengan 4 ml pelarut
5
demam.perlu pengobatan, akan sembuh Reaksi ini normal,
tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan
sendirinya (Departemen Kesehatan RI, 2006, hlm.21-22).
6
dibubuhi ramuan tradisional yang terkontaminasi spora kuman
tetanus.
Pada anak-anak atau orang dewasa bisa terinfeksi karena luka
yang kotor atau luka terkontaminasi spora tetanus. Kuman ini paling
banyak terdapat di usus kuda berbentuk spora yang tersebar luas di
tanah (Atikah, 2010, hlm.42-48).
Upaya Departemen Kesehatan melaksanakan Program Eliminasi
Tetanus Neonatorum (ETN) melalui imunisasi DPT, DT atau TT
dilaksanakan berdasarkan perkiraan lama waktu perlindungan
sebagai berikut:
a. Imunisasi DPT 3x akan memberikan imunitas 1-3 tahun.
Dengan 3 dosis toksoid tetanuspada bayi dihitung setara dengan
2 dosis pada anak yang lebih besar atau dewasa.
b. Ulangan DPT pada umur 18-24 bulan (DPT 4) akan
memperpanjang imunitas 5 tahun yaitu sampai dengan umur 6-7
tahun. Dengan 4 dosis toksoid tetanuspada bayi dan anak
dihitung setara dengan 3 dosis pada dewasa
(Sudarti,2010,pp.150-151).
7
4) Masukkan jarum dengan sudut 90 derajat
5) Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui
kulit sehingga masuk kedalam otot (Atikah, 2010,
hlm.48)
2.4.2.2 Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap
difteri, pertusis, dan tetanus.
2.4.2.4 Kemasan :
o 1 box vaksin DPT – Hepatitis B vial terdiridari 10 vial
@5 dosis
o Warna vaksin putih keruh seperti vaksin DPT
8
2.4.3 Vaksin Hepatitis B
Vaksin hepatitis B adalahvaksin virus rekombinan yang telah
diinaktivasikan dan bersifat in infectious, berasal dari HBsAg yang
dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorph) menggunakan
teknologi DNA rekombinan.
2.4.3.1 Cara pemberian dan dosis :
o Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih
dahulu agar suspensi menjadi homogen.
o Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml,
pemberiansuntikan secara intramuskuler sebaiknya
pada anterolateral paha.
o Pemberian sebanyak 3 dosis. Dosis pertama diberikan
pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval
minimum 4 minggu (1 bulan).
2.4.3.2 Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang
disebabkan virus hepatitis B. Imunisasi menurunkan angka
morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka
kematian) pada balita.
2.4.3.3 Kontraindikasi :
Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya
seperti vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan
kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang.
2.4.3.4 Kemasan :
o Vaksin hepatitis B adalah vaksin yang berbentuk cairan
o 1 box vaksin hepatitis B PID terdiri dari 100 HB PID
9
2.4.4 Polio
2.4.4.1 Indikasi :
Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.
2.4.4.2 Kontraindikasi :
Pada individu yang menderita ”immune deficiency”.
Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat
pemberian polio pada anak yang sedang sakit.Namun jika
ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis
ulangan dapat diberikan setelah sembuh.
2.4.4.4 Kemasan :
o 1 box vaksin terdiri dari 10 vial
o 1 vial berisi 10 dosis
o Vaksin polio adalah vaksin yang berbentuk cairan
o Setiap vial vaksin polio disertai 1 buah penetes
(dropper) terbuat dari bahan plastik
10
2.4.5 Campak
2.4.5.1 Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit
campak.
2.4.5.4 Kemasan :
o 1 box vaksin terdiri dari 10 vial
o 1 vial berisi 10 dosis
o 1 box pelarut berisi 10 ampul @ 5 ml
o Vaksin ini berbentuk beku kering
11
2.5 Jadwal imunisasi
Umur Jenis Imunisasi
0-7 hari HB 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT/HB 1, Polio 2
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3
4 bulan DPT/HB 3, Polio 4
9 bulan Campak
2. Polio
a) Umur : 0 – 11 bln
b) Dosis : 2 tetes
c) Cara : Meneteskan ke dalam mulut
d) Selang waktu : Berikan 4 x dengan jarak minimal 4
minggu.
3. BCG
a) Umur : imunisasi BCG dapat diberikan segera
setelah lahir hingga sebelum bayi berumur 3 bulan
b) Dosis : 0,05 Cc
c) Cara : Intracutan, lengan kanan
d) Jumlah suntikan : 1 kali
12
4. DPT Atau DTP
a) Umur : 2 – 11 bulan
b) Dosis : 0,5 cc
c) Cara : Intramuskular atau Subcutan
d) Jumlah suntikan : 3 kali
e) Selang pemberian : minimal 4 minggu
5. Campak
1) Umur : 9 bulan
2) Dosis : 0, 5 cc
3) Cara : Suntikan secara IM di lengan kiri atas
4) Jumlah suntikan :1x
5) Anak-anak mungkin panas selama 1 – 3 hari setelah 1 minggu
penyuntikan, kadang disertai kemerahan seperti penderita campak
ringan.
13
3) BCG
Benjolan pada bagian yang disuntik pada kulit dan alergi
4) DTP atau DPT
Rasa nyeri, demam, mual
5) Campak
Flu, batuk, sakit tenggorokan, merah pada kulit.
14
2. Mini Freezer
Sebagai sarana untuk membekukan cold pack di setiap
puskesmas diperlukan 1 buah freezer.
3. Vaccine Carrier
Vaccine carrier biasanya di tingkat puskesmas digunakan
untuk pengambilan vaksin ke kabupaten/kota. Untuk daerah
yang sulit vaccine carrier sangat cocok digunakan ke lapangan,
mengingat jarak tempuh maupun sarana jalan, sehingga
diperlukan vaccine carrier yang dapat mempertahankan suhu
relatif lebih lama.
4. Thermos
Thermos digunakan untuk membawa vaksin ke
lapangan/posyandu. Setiap thermos dilengkapi dengan cool
pack minimal 4 buah @ 0,1 liter. Mengingat daya tahan untuk
mempertahankan suhu hanya kurang lebih 10 jam, maka
thermos sangat cocok digunakan untuk daerah yang
transportasinya mudah dijangkau.
5. Cold Box
Cold Box di tingkat puskesmas digunakan apabila dalam
keadaan darurat seperti listrik padam untuk waktu cukup lama,
atau lemari es sedang mengalami kerusakan yang bila
diperbaiki memakan waktu lama.
15
7. Kotak dingin cair (Cool Pack)
Kotak dingin cair (Cool Pack) adalah wadah plastik berbentuk
segi empat, besar ataupun kecil yang diisi dengan air yang
kemudian didinginkan pada suhu +2ºC dalam lemari es selama
24 jam. Bila kotak dingin tidak ada, dibuat dalam kantong
plastik bening.
8. Kotak dingin beku (Cold Pack)
Kotak dingin beku (Cold pack) adalah wadah plastik berbentuk
segi empat, besar ataupun kecil yang diisi dengan air yang
kemudian pada suhu -5ºC − 15ºC dalam freezer selama 24 jam.
Bila kotak dingin tidak ada, dibuat dalam kantong plastik
bening.
b. Pengelolaan Vaksin
1. Penerimaan pengambilan vaksin (transportasi)
a) Pengambilan vaksin dari Puskesmas ke kabupaten/kota
dengan menggunakan peralatan rantai vaksin yang sudah
ditentukan. Misalnya: cold box atau vaccine carrier.
b) Jenis peralatan pembawa vaksin disesuaikan dengan
jumlah vaksin yang akan diambil.
c) Sebelum memasukkan vaksin ke dalam alat pembawa,
periksa indikator vaksin (VVM). Vaksin yang boleh
digunakan hanya bila indikator VVM tingkat A atau B.
Sedangkan bila VVM pada tingkat C atau D tidak usah
diterima karena tidak dapat digunakan lagi.
d) Masukkan kotak cair dingin (cool pack) ke dalam alat
pembawa dan di bagian tengah diletakkan thermometer
Muller, untuk jarak jauh bila freeze tag/watch tersedia
dapat dimasukkan ke dalam alat pembawa.
e) Alat pembawa vaksin yang sudah berisi vaksin, selama
perjalanan dari kabupaten/kota ke puskesmas tidak boleh
kena sinar matahari langsung.
16
f) Catat dalam buku stok vaksin : tanggal menerima vaksin,
jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluarsa.
c. Penyimpanan Vaksin
a) Vaksin disimpan pada suhu +2ºC − +8ºC.
b) Bagian bawah lemari es diletakkan kotak dingin cair (cool
pack) sebagai penahan dingin dan kestabilan suhu
c) Vaksin TT diletakkan lebih jauh dari evaporator.
d) Beri jarak antara kotak vaksin minimal 1-2 cm atau satu jari
tangan agar terjadi sirkulasi udara yang baik.
e) Letakkan 1 buah thermometer Muller di bagian tengah lemari
es. Penyimpanan vaksin harus dicatat 2 kali sehari pada grafik
suhu yaitu saat datang pagi hari dan menjelang pulang
siang/sore hari.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembasan masalah di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian
dari Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap
penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang dan dari
pembahasan di atas adalah mampu mengetahui imunisasi, jenis-jenis
imunisasi, penyakit yang dapat di vaksinasi , cara pemberiannya dan
komplikasi dari pemberian imunisasi.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka di sarankan :
1. Perlu peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang imunisasi di
kalangan paramedis sehingga pelayanan kesehatan khususnya imunisasi
dapat diberikan sesuai dengan standar asuhan pelayanan kesehatan.
2. Perlu pemberian pendidikan kesehatan kepada masyarakat yang
sebenarnya tentang pentingnya imunisasi dan hal-hal yang berkaitan
sehingga masyarakat tidak perlu takut membawa anaknya imunisasi.
3. Bagi setiap Ibu agar selalu memperhatikan kesehatan bayinya yaitu harus
selalu aktif ke posyandu atau tenaga kesehatan terdekat. Karena dengan
di beri Imunisasi dapat mencegah bayi dalam berbagai penyakit.
18
DAFTAR PUSTAKA
Wahab, A. Samik dan Madarina Julia. 2002. Sistem Imun, Imunisasi, dan
Penyakit Imun. (Jakarta : Widya Medika).
19