Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Meningkatnya usia harapan hidup (UHH) memberikan dampak

yang komplek terhadap kesejahteraan lansia. Di satu sisi peningkatan

UHH mengidentifikasikan peningkatan taraf kesehatan warga negara.

Namun disisi lain menimbulkan masalah-masalah karena dengan

meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut akan berakibat semakin

besarnya beban yang ditanggung oleh keluarga, masyarakat, dan

pemerintah, terutama dalam menyediakan pelayanan dan fasilitas lainnya

bagi kesejahteraan lansia. Hal ini karena pada usia lanjut individu akan

mengalami perubahan fisik, mental, sosial ekonomi dan spiritual yang

mempengaruhi kemampuan fungsional dalam aktifitas kehidupan sehari-

hari sehingga menjadikan lansia menjadi lebih rentan menderita gangguan

kesehatan baik fisik maupun mental (healthy people, 2010).


Perubahan kondisi fisik pada lansia diantaranya adalah

menurunnya kemampuan muskuloskeletal kearah yang lebih buruk.

Penurunan fungsi muskuloskeletal menyebabkan terjadinya perubahan

secara degeneratif yang dirasakan dengan keluhan nyeri, kekakuan,

hilangnya gerakan dan tanda - tanda inflamasi seperti nyeri tekan, disertai

pula dengan pembengkakan yang mengakibatkan terjadinya gangguan

imobilitas (Christensen, 2013).

1
Menurut UU no 4 tahun 1945 lansia merupakan individu yang

berusia lebih dari 60 tahun, yang mengalami berbagai penurunan fungsi

tubuh. Perubahan yang akan terjadi menimbulkan berbagai masalah

kesehatan yang dipengaruin oleh proses degenerasi (Wahyudi, 2010).


Penyakit Reumathoid Artritis adalah penyakit inflamasi non

bakterial yang bersifat sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai

sendi serta jaringan ikat sendi secara sistematis (Rasjad Chairuddin,

pengantar ilmu bedah orthopedi, hal. 165, 2010).


Gangguan muskuloskeletal menempati urutan kedua 14,5%

penyakit yang banyak diderita lansia setelah penyakit kardiovaskular. Dan

berdasarkan survey WHO ditemukan bahwa arthritis rheumatoisme

menempati urutan pertama (49%) dari pola penyakit lansia (Boedhi

darmojo,2011).
Menurut WHO angka kejadian Reumathoid Artritis pada tahun

2015 adalah mencapai 20% dari penduduk dunia, prevalensi penyakit

muskuloskeletal pada lansia dengan Reumatik mengalami peningkatan

mencapai 335 juta jiwa di dunia. Reumatik telah berkembang dan

menyerang 2,5 juta warga Eropa, sekitar 75 % diantaranya adalah wanita

dan kemungkinan dapat mengurangi harapan hidup mereka hampir 10

tahun. Penyakit yang tertinggi pada lansia di Indonesia adalah penyakit

Reumatik dengan presentase nilai 49% dan penyakit tersebut lebih banyak

terjadi pada perempuan dibandingkan terjadi pada laki - laki

( Darmojodalam Azizah, 2011 ). Sedangkan di indonesia 23,6% - 31,3%.

Angka ini menunjukkan bahwa nyeri akibat Reumathoid Artritis sudah

mengganggu aktifitas masyarakat indonesia (Wiyono, 2010). sedangkan

2
data dari dinas kesehatan kota padang propinsi sumatra barat penyakit

rematik berada pada urutan ke 3 berjumlah penderita 2149 orang ( 9,4 %)

(Dinkes padang, 2011).


Puskesmas rawang adalah salah satu puskesmas yang berada di

Kota Padang yang. Dari data yang diperoleh dari puskesmas di tahun 2019

terdapat 1022 jumlah kunjungan, dimana penyakit Rheumathoid Artritis

termasuk 10 penyakit terbanyak kunjungannya di wilayah kerja puskesmas

rawang Padang yaitu hipertensi, ISPA, faringitis, DM, presbyopia,

reumatoid atritis, kehamilan beresiko, gastritis, necrosis of pulp, fever.


Berdasarkan hal tersebut kelompok tertarik untuk membahas

tentang penyakit Reumatoid Atritis, Penyakit reumatoid artritis ini jika

tidak ditangani dapat menyebabkan terjadinya perubahan secara

degeneratif yang dirasakan dengan keluhan nyeri, kekakuan, hilangnya

gerakan dan tanda - tanda inflamasi seperti nyeri tekan, disertai pula

dengan pembengkakan yang mengakibatkan terjadinya gangguan

imobilitas yang dapat mengganggu aktivitas lansia. Selain itu kelompok

dapat mengaplikasikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan Reumathoid Artritis.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

3
Penulisan Seminar ini secara umum bertujuan untuk mengetahui

tentang Asuhan Keperawatan Pada Tn. A Dengan Rheumatoid

Arthritis di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang Padang Tahun 2019.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mengetahui konsep dasar tentang Rheumatoid Artritis

(Pengertian, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi,

penatalaksanaan, pemeriksaan penunjang dan komplikasi).

b. Mampu melakukan asuhan keperawatan yaitu pengkajian,

diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi kepada klien

dengan Reumatoid Atritis di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang

Padang Tahun 2019.

C. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Untuk mengembangkan kemampuan Mahasiswa dalam menyusun

laporan Asuhan keperawatan, menambah wawasan Mahasiswa dan

mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang dimiliki.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan informasi dan dapat digunakan untuk meningkatkan

mutu pendidikan dalam hal pengembangan tenaga kesehatan

masyarakat.

4
3. Bagi Instansi yang Terkait

Diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi bagi intansi terkait

yaitu Puskesmas Rawang Padang dalam memberikan Asuhan

Keperawatan kepada lansia dengan Rheumatoid Artritis

5
.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP LANJUT USIA


1. Pengertian
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lansia

menjadi 4 golongan yaitu usia pertengahan (middle age) adalah 45 –

59 tahun, lanjut usia lanjut usia (elderly) adalah 60 – 74 tahun, lanjut

usia tua (old) adalah 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old)

diatas 90 tahun (Nugroho, 2008). Usia lanjut menurut Keliat (1999)

dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan

manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4), UU No. 13

Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah

seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk,

2011).
Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas baik

pria maupun wanita, yang masih aktif beraktivitas dan bekerja ataupun

mereka yang tidak berdaya untuk mencari nafkah sendiri sehingga

6
bergantung kepada orang lain untuk menghidupi dirinya (Dermawan,

2010).
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di

dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang

hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai

sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah,

yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu

anak, dewasa, dan tua (Nugroho, 2010).


2. Tipe Lansia
Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman

hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya

(Nugroho, 2010). Tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :


a. Tipe arif bijaksana
Lansia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri

dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap

ramah, rendah hati, sederhana dan dermawan.


b. Tipe mandiri
Lansia yang senang dengan mengganti kegiatan yang hilang

dengan kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan

teman dalam pergaulan


c. Tipe tidak puas
Lansia yang selalu mempunyai konflik lahir batin, menentang

proses penuaan yang menyebabkan kehilangan kecantikan, daya

tarik jasmani, kekuasaan, status dan teman yang disayangi


d. Tipe pasrah
Lansia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik,pekerjaan

apa saja dilakukan.


e. Tipe bingung
Lansia yang kehilangan kepribadian, mengasingkan diri,merasa

minder dan acuh tak acuh.

7
3. Teori Penuaan
a. Teori Biologis
1) Teori Genetik dan Mutasi.
Teori genetik menyatakan bahwa menua itu telah terprogram

secara genetik untuk spesies tertentu. Teori ini menunjukkan

bahwa menua terjadi karena perubahan molekul dalam sel

tubuh sebagai hasil dari mutasi spontan yang tidak dapat dan

yang terakumulasi seiring dengan usia.


2) Teori Imunologis.
Teori ini menyatakan bahwa respon imun yang tidak

terdiferensiasi meningkat seiring dengan usia. Mutasi yang

berulang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan

sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri.


3) Teori Stres.
Teori stres menyatakan bahwa menua terjadi akibat hilangnya

sel-sel yang biasanya digunakan oleh tubuh. Regenerasi

jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan

internal, kelebihan usaha, dan stress yang menyebabkan sel-

sel tubuh lemah.


4) Teori Radikal Bebas.
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas dan di dalam

tubuh karena adanya proses metabolisme. Radikal bebas

menyebabkan sel tidak dapat beregenerasi. Radikal bebas

dianggap sebagai penyebab penting terjadinya kerusakan

fungsi sel. Teori ini menyatakan bahwa penuaan disebabkan

oleh akumulasi kerusakan ireversibel.


5) Teori Rantai Silang.
Teori ini menjelaskan bahwa menua disebabkan oleh lemak,

protein, kerbohidrat, dan asam nukleat (molekul kolagen)

8
bereaksi dengan zat kimia dan radiasi, yang mengubah fungsi

jaringan yang menyebabkan perubahan pada membran

plasma, yang mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku,

kurang elastis, dan hilangnya fungsi pada proses menua.


b. Teori Psikososial
1) Teori Penarikan Diri / Pelepasan.
Teori ini menyatakan bahwa mayarakat dan individu selalu

berusaha untuk mempertahankan diri mereka dalam

keseimbangan dan berusaha untuk menghindari gangguan.


2) Teori Aktivitas.
Teori ini menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses adalah

mereka yang aktif dan banyak ikut serta dalam kegiatan

sosial.
3) Teori Interaksi Sosial.
Teori ini mengemukakan bahwa kemampuan lansia untuk

terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci untuk

mempertahankan status sosialnya atas dasar kemampuannya

bersosialisasi.
4) Teori Kepribadian Berlanjut.
Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada

seorang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas

yang dimilikinya.
5) Teori perkembangan.
Teori perkembangan menjelaskan bagaimana proses menjadi

tua merupakan suatu tantangan dan bagaimana jawaban

lansia terhadap bagaimana jawaban lansia terhadap berbagai

tantangan tersebut yang dapat bernilai positif maupun negatif.


4. Perubahan Pada Lansia
a. Perubahan fisik
1) Sistem indra

9
Lensa kehilangan elastisitas dan kaku, oto penyangga lensa

lemah, ketajaman penglihatan berkurang, penggunaan kacamata

dan sistem penerangan yang baik dapat digunakan. Sistem

pendengaran, presbiakusis (gengguan pada pendengaran) oleh

karena hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga

dalam (Nugroho, 2010).


2) Sistem muskuloskeletal
Perubahan pada kolagen merupakan penyebab turunnya

fleksibilitas pada lansia sehingga menimbulkan dampak berupa

nyeri, penurunan kemampuan untuk meningkatkan kekuatan otot,

kesulitan bergerak dari duduk ke berdiri, jongkok, berjalan dan

hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari (Azizah, 2011).


3) Sistem kardiovaskuler dan respirasi
Masa Masa jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami

hipertrofi dan kemampuan peregangan jantung berkurang karena

perubahan pada jaringan ikat, konsumsi oksigen pada tingkat

maksimal berkurang sehingga kapasitas paru menurun. Paru

kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik napas

lebih berat, ukuran alveoli melebar dan jumlahnya berkurang,

reflex dan kemampuan untuk batuk berkurang (Nugroho, 2010).


4) Sistem perkemihan
Menurut Ebersole dan Hess dalam Azizah (2011), pola berkemih

tidak normal, seperti banyak berkemih di malam hari, sehingga

mengharuskan mereka pergi ke toilet sepanjang malam. Hal ini

menunjukkan inkontinensia urin meningkat.


5) Sistem reproduksi

10
Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan menciutnya

ovary dan uterus. Terjadi atrofi payudara. Pada laki-laki testis

masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya

penurunan secara berangsur-angsur (Azizah, 2011).


b. Perubahan kognitif
1) Memori (daya ingat, ingatan)
Kenangan jangka panjang, beberapa jam sampai beberapa hari

yang lalu dan mencakup beberapa perubahan. Kenangan jangka

pendek atau seketika (0-10 menit). Kenangan buruk (bisa kearah

demensia) (Nugroho, 2010).


2) Intelegentia quocient (IQ)
IQ tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan

verbal. Penampilan, persepsi, dan keterampilan psikomotor

berkurang. Terjadi perubahan pada daya membayangkan kerena

tekanan faktor waktu (Nugroho, 2008).


c. Perubahan psikososial
Perubahan psikososial menurut Azizah (2011) meliputi:
1) Pensiun
2) Perubahan aspek kepribadian
3) Perubahan dalam peran sosial di masyarakat
4) Perubahan minat dan penurunan fungsi serta potensi seksual

5. Tugas Perkembangan Lanjut Usia


Menurut burnside (1979), Duvall (1977), dan Havighurst (1953) yang

dikutip oleh potter dan Perry dalam Azizah (2011), ada tujuh kategori

utama tugas perkembangan lansia meliputi :


a. Menyesuaikan terhadap penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
b. Menyesuaikan terhadap kematian pasangan
c. Menerima diri sendiri sebagai individu lansia
d. Mempertahankan kepuasan pengaturan hidup
e. Mendefinisikan ulang hubungan dengan anak yang dewasa
f. Menentukan cara untuk mempertahankan kualitas hidup

11
B. KONSEP RHEUMATOID ARTRITIS
1. Pengertian
Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos

yang berarti mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari

otak ke sendi dan struktur lain tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri

atau dengan kata lain, setiap kondisi yang disertai kondisi nyeri dan

kaku pada sistem muskuloskeletal disebut reumatik termasuk penyakit

jaringan ikat. Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi

sistemik kronik yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang

progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ

tubuh (Hidayat, 2012).


Rheumatoid Artritis (RA) merupakan penyakit autoimun

(penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan

tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama

pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai

banyak sendi, yang ditandai dengan radang pada membran sinovial

dan struktur – struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang.

Arthritis rheumatoid adalah penyakit sistemik dengan gejala ekstra –

artikuler. (Brunner & Suddart, 2010).


Rheumatoid Artritis adalah suatu penyakit inflamasi kronik

dengan manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan

tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.

2. Etiologi

12
Penyebab dari Rheumatoid Artritis hingga saat ini masih belum

terungkap, namun beberapa faktor resiko untuk timbulnya Reumatik

antara lain adalah:


a. Umur.
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya Rheumatoid Arthritis,

faktor ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya

Rheumatoid Arthritis semakin meningkat dengan bertambahnya

umur. Rheumatoid Arthritis tak pernah pada anak-anak, jarang

pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60

tahun.
b. Jenis Kelamin
Wanita lebih sering terkena Rheumatoid Artritis, hal ini

menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis arthritis


c. Genetik
Faktor genetik juga memperngaruhi seseorang tersebut terkena

Rheumatoid Artritis, karena seseorang yang memiliki riwayat dari

keluarga beresiko juga mengalami penyakit yang sama.


d. Suku
Hal ini berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan

pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan

e. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan berkaitan dengan meningkatnya

resiko timbulnya rematik baik pada wanita maupun laki-laki.

(Suratun, 2009)
3. Manifestasi Klinis
Menurut (Reeves, 2011) Pasien-pasien dengan Rheumatoid Artritis
akan menunjukan tanda dan gejala seperti :
a. Nyeri persendian
b. Bengkak (Reumatoid nodule)

13
c. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi

hari
d. Terbatasnya pergerakan
e. Sendi-sendi terasa panas
f. Demam (pireksia)
g. Anemia
h. Berat badan menurun
i. Kekuatan berkurang
j. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
k. Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal
l. Pasien tampak anemic

Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :

a. Gerakan menjadi terbatas


b. Adanya nyeri tekan
c. Deformitas bertambah pembengkakan
d. Kelemahan
e. Depresi
Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada penderita

Rheumatoid Artritis. Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus

pada saat yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki

gambaran klinis yang sangat bervariasi.


a. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat

badan menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat

demikian hebatnya.
b. Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-

sendi di tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi

interfalangs distal. Hampir semua sendi diartrodial dapat

terserang.
c. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam: dapat bersifat

generalisata tatapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan

ini berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoartritis, yang

14
biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu

kurang dari 1 jam.


d. Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran

radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi

di tepi tulang dan ini dapat dilihat pada radiogram.


e. Deformitas: kerusakan dari struktur-struktur penunjang sendi

dengan perjalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari,

subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas boutonniere

dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang sering

dijumpai pada penderita.


Pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput metatarsal yang

timbul sekunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi besar

juga dapat terserang dan mengalami pengurangan kemampuan

bergerak terutama dalam melakukan gerak ekstensi.


f. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang

ditemukan pada sekitar sepertiga orang dewasa penderita

arthritis Reumatoid. Lokasi yang paling sering dari deformitas

ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau di sepanjang

permukaan ekstensor dari lengan; walaupun demikian nodula-

nodula ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya.

Adanya nodula-nodula ini biasanya merupakan suatu petunjuk

suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.


g. Manifestasi ekstra-artikular: artritis reumatoid juga dapat

menyerang organ-organ lain di luar sendi. Jantung (perikarditis),

paru-paru (pleuritis), mata, dan pembuluh darah dapat rusak.

15
4. Klasifikasi Rheumatoid Arthritis
Buffer (2010) mengklasifikasikan reumatoid artritis menjadi 4 tipe,
yaitu:
a. Reumatoid arthritis klasik
Pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang

harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6

minggu.
b. Reumatoid artritis defisit
Pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang

harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6

minggu.
c. Probable Reumatoid artritis
Pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang

harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6

minggu.
d. Possible Reumatoid artritis
Pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang

harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3

bulan.
5. Anatomi fisiologi
Muskuloskeletal terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligamen, tendon,
fasia, bursae dan persendian
a. Tulang
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra seluler.

Tulang berasal dari embryonic hyaline cartilage yang mana melalui

proses osteogenesin menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-

16
sel yang disebut osteoblast. Proses mengerasnya tulang akibat

menimbunnya garam kalsium.


Fungsi tulang adalah sebagai berikut:
1) Mendukung jaringan tubuh dan membentuk tubuh
2) Melindungi organ (jantung, otak, dan paru-paru) dan jaringan

lunak
3) Memberikan pergerakan
4) Membuat sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang
5) Menyimpan garam-garam mineral misalnya kalsiun dan

fospor.
b. Otot
Fungsi utama oto adalah untuk kontraksi dan untuk menghasilkan

pergerakan dari bagian tubuh atau sseluruh tubuh. Otot terdiri dari

beberapa kelompok, yaitu:


1) Otot rangka (otot lurik) yang didapatkan pada sistem skeletal dan

berfungsi untuk mengontrol pergerakan, mempertahankan sikap

dan menghasilkan panas


2) Otot viseral (otot polos) didapatkan pada saluran pencernaan,

saluran perkemihan dan pembuluh darah.


3) Otot jantung, terdapat pada jantung dan kontraksinya tidak

dibawah kontrol keinginan.


c. Kartilago
Terdiri dari serat-serat yang dilakukan pada gelatin yang kuat.

Kartilago sangat kuat tapi fleksibel dan tidak bervaskular.


d. Ligament
Ligament adalah sekumpulan dari jaringan fibros yang tebal

dimana merupakan akhir dari suatu otot dan berfungsi mengikat

suatu tulang
e. Tendon
Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrous yang

membungkus setiap otot dan berkaitan dengan periosteum jaringan

17
penyambung yang mengelilingi tendon tertentu khususnya pada

pergelangan tangan dan tidur.


f. Fasia
Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang

didapatkan langsung dibawah kulit sebagai fasia superfisial atau

pembungkus tebal, jaringan penyambung yang membungkus

fibrous yang membungkus otot, saraf dan pembuluh darah.


g. Bursae
Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung dari

suatu tempat, dimana digunakan diatas bagian yang bergerak,

misalnya terjadi pada kulit dan tulang.


h. Persendian
Berdasarkan klasifikasinya terdapat 3 kelas utama persendian,

yaitu:
1) Sendi synarthroses (sendi yang tidak bergerak)
2) Sendi amphiartroses (sendi yang sedikit pergerakannya)
3) Sendi diarthoses (sendi yang banyak pergerakannya)
Secara struktural (ada atau tidaknya rongga sendi dan jaringan ikat

yang berada di dalamnya) sendi dibagi menjadi 3 macam yaitu:


1. Sendi fibrosa
a) Sutura
b) Syndesmosis
c) Gomphosis
2. Sendi tulang rawan
a) Synchondrosis
b) Symphisis
3. Sendi synovial
Terdapat suatu ringga diantara dua ujung tulang, rongga ini disebut

rongga sinovia. Permukaan tulang yang bersendi diselaputi oleh

selapis tulang rawan hialin.

6. Patofisiologi
Pada Reumatoid artritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan

sebelumnya) terutama terjadi dalam jaringan sinovial. Proses

18
fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim

tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi

membran sinovial dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan

menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang.

Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan

mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot

akan mengalami perubahan degeneratif dengan menghilangnya

elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot (Smeltzer & Bare, 2002).
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti

edema, kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular.

Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama

pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini

granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago.

Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat

karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer.

Kartilago menjadi nekrosis.


Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat

ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka

terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau

tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang

menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan

subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub

chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.

19
Lamanya Rheumatoid Artritis berbeda pada setiap orang

ditandai dengan adanya masa serangan dan tidak adanya serangan.

Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan

selanjutnya tidak terserang lagi. Namun pada sebagian kecil individu

terjadi progresif yang cepat ditandai dengan kerusakan sendi yang

terus menerus dan terjadi vaskulitis yang difus (Reeves, 2009).

Gambar 2.1WOC Rheumatoid Artritis

Faktor Keseimbanga Faktor Cedera sendi Faktor imun


imunologi n hormon lingkungan
Genetik Infeksi Obesitas

Destruksi peradangan sendi

Memecahnya tulang rawan, Destruksi mll palus methoid


tendon, ligamen, tulng sendi

Jaringan granulasi vaskular


Respon imun terhadap antigen

20
Radang jaringan sinovial

Meluas ke sendi

Peradangan pada sendi dan tulang

Rangsangan pada polyartrivitis Deformitas


ujung saraf

Muskolskeletal
Susah tidur Kemampuan bergerak
MK : Nyeri rusak

Kekuatan otot dan MK :Gangg.


MK : Mobilitas fisik
Gangguan daya tahan tbh
pola tidur

MK : Defisit MK :Resiko
perawatan diri injury

Sumber:
Price, Sylvia. 2009. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit
Brunner & Suddart. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi

anemia dan leukositosis, Reumatoid faktor, terjadi 50-90%

penderita
b. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada

jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang

berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista

tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan

osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.


c. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium

21
d. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan

irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi


e. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih

besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning

( respon inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif );

elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3

dan C4 ).
f. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan

perkembangan panas.
g. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle

Aspiration) atau atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena

mengandung banyak leukosit dan kurang kental dibanding cairan

sendi yang normal.


h. Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis

yang simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan

kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila

ditemu
i. kan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto

rontgen
8. Penatalaksanaan
a. Pendidikan
Langkah pertama dari program pelaksanaan ini adalah memberikan

pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada penderita,

keluarga dan siapa saja yang berhubungan dengan penderita.

Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian, penyebab, tanda

dan gejala, penataksanaan, dan komplikasi dari rematik.


b. Istirahat

22
Merupakan hal penting karena rematik biasanya disertai dengan

rasa lelah yang hebat. Walaupun rasa lelah tersebut dapat saja

timbul setiap hari, tetapi ada masa dimana penderita merasa lebih

baik atau lebih berat. Penderita harus membagi waktu seharinya

menjadi beberapa kali waktu beraktivitas yang diikuti oleh masa

istirahat.
c. Latihan fisik dan termoterapi
Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi

yang sakit, sedikitnya dua kali sehari. Obat untuk menghilangkan

nyeri perlu diberikan sebelum memulai latihan. Kompres panas

pada sendi yang sakit dan bengkak dapat mengurangi nyeri, dan

mandi pada air hangat pada pagi hari.


d. Diet/ gizi
Bagi penderita rematik harus memperhatikan jenis diet atau nutrisi

yang boleh di konsumsi dan makanan yang tidak boleh dikonsumsi

serta makanan apa yang dianjurkan untuk di konsumsi.


e. Obat-obatan
1) Farmakologis
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk

rematik, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat

yang diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit,

meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan.

Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja sebagai analgetik

dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat

memperbaiki atau menghentikan proses patologis arthritis

rheumatoid.
2) Non farmakologis
Obat-obatan non farmakologis meliputi obat-obatan tradisional

23
seperti:
a) Jahe
caranya yaitu dengan menyiapkan jahe sebanyak 2 ibu jari.

Jahe tersebut kemudian dipotong-potong dan juga sedikit

diremukkan. Rebus jahe yang sudah diremukkan tersebut

dengan menggunakan air 1 gelas dan juga sedikit gula dan

jika ada tambahkan sedikit madu murni. Jika sudah matang,

maka air tersebut dapat diminum dan ramuan ini dapat

diminum setiap hari secara teratur agar hasil yang diberikan

maksimal.
b) Cengkeh
Caranya yaitu dengan menumbuk cengkeh yang juga

dicampur dengan jahe, takarannya 1 sama. Ramuan ini

hanya digunakan untuk bagian luarnya saja, di bagian yang

terasa sakit. Oleskanlah ramuan ini secara rutin agar

hasilnya maksimal.
c) Akar pepaya gantung
Obat ini memang lebih dikhususkan untuk penyakit

rematik, caranya yaitu dengan menyediakan 5 potong akar

pepaya. Kemudian cuci hingga bersih, untuk ukurannya

yaitu sekitar jari. Setelah itu, potong kecil-kecil dan

tambahkan 3 sendok makan lengkuas yang sudah

dihaluskan. Rebus bahan-bahan tersebut dengan

menggunakan 4 gelas air, rebus hingga yang tersisa yaitu

sekitar 3 gelas. Tambahkan pula gula aren, sedikit saja.

24
Ramuan ini dapat diminum sehari 3 kali dan dalam sekali

minum yaitu sekitar setengah gelas.

d) Kulit manggis
Kulit manggis, diiris tipis dan dijemur hingga kering.

Setelah itu, masukkan kedalam gelas dan seduh dengan

menggunakan air panas. Tunggu sampai air berubah warna,

kemudian minum air tersebut setiap hari.


(Utami, dkk, 2011)

9. Komplikasi
a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya

prosesgranulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.


b. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
c. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
d. Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang

disebabkan oleh adanya darah yang membeku.


e. Terjadi splenomegali.
f. Splenomegali merupakan pembesaran limfa, jika limfa membesar

kemampuannya untuk menyebabkan berkurangnya jumlah sel

darah putih dan trombosit dalam sirkulasi menangkap dan

menyimpan sel-sel darah akan meningkat.

C. ASKEP TEORITIS RHEUMATOID ARTRITIS


1. Pengkajian

25
a. Identitas Klien
Identitas klien meliputi nama klien, jenis kelamin, umur,

agama,status perkawinan, pendidikan terakhir, pekerjaan, alamat ,

dan orang yang dekat di hubungan.


b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien dengan rematik biasanya mengeluh nyeri persendian,

bengkak, kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur

pada pagi hari, terbatasnya pergerakan, sendi-sendi terasa

panas, berat badan menurun, kekuatan berkurang, tampak

warna kemerahan di sekitar sendi, perubahan ukuran pada

sendi dari ukuran normal.


2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Semenjak kapan klien mengalami sakit rematik, proses

pengobatan sebelumnya, bagaimana diit klien.


3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah yang

sama dengan klien.


c. Pemeriksaan fisik
1) Tanda-tanda Vital : Mengkaji mengenai TD, S, P, N
2) Pemeriksaan head to toe
a) Kepala :
I: Bersih, simetris
P: Ada/tidak pembengkakan
b) Mata :
I: Ikterik ada/tidak, konjungtiva anemis (-), ptosis (-)
P: Edema palpebra ada/tidak
c) Hidung :
I: Simetris, kavum nasal ada
P: Ada/tidak pembengkakan
d) Mulut :
I: Simetris, stomatitis ada/tidak, perdarahan gusi ada/tidak, gigi

lengkap/tidak
e) Telinga :
I: Simetris kiri kanan, ada serumen/tidak
P: Teraba massa/tidak

26
f) Leher : Pembengkakan ada/tidak, reflek menelan ada/tidak
g) Paru :
I: simetris, lesi ada/tidak
P:taktil fremitus kanan dan kiri simetris, ada / tidak

pembengkakan
:P: - membandingkan bunyi perkusi paru kanan-kiri anterior

secara berurutan.
:A:- Sonor di semua lapang paru
h) Jantung
I: ictus cordis terlihat/tidak
P: ictus cordis teraba pada IC V mid klavikula sinistra
P: - menentukan batas kanan jantung
- menentukan batas kiri jantung

A: vesikuler

i) Abdomen
I: simetris/tidak, tampak pembengkakan/tidak
A: bising usus (+)
P: nyeri tekan ada/tidak, teraba massa/tidak
P: tymphani ( dilakukan diatas di atas organ yang berisi

udara / kuadrat 4 )
j) Ekstremitas :
I: bengkak, nyeri saat digerakkan, perubahan bentuk sendi,

pergerakan terbatas, kekakuan, memerah.


:P: kelemahan otot, nyeri tekan, pitting edam (+),
kekuatan otot 555 555
555 555

2. Diagnosa Keperawatan

27
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada rematik

adalah:
a. Nyeri kronis b.d distensi jaringan akibat proses inflamasi/ destruksi

sendi.
b. Kerusakan mobilitas fisik b.d deformitas skeletal, nyeri/

ketidaknyamanan, intoleransi terhadap aktivitas atau penurunan

kekuatan otot.
c. Gangguan pola tidur b.d nyeri pada malam hari
d. Resiko injury b.d penurunan fungsi tulang
e. Kurang pengetahuan b.d kurang pemajanan/mengingat, kesalahan

interpretasi informasi.

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Biodata

28
Nama lengkap : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 80 tahun
Status pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SLTA
Alamat : Rawang Mata Air
Tanggal pengkajian : 23 April 2019
Diagnosa medis : Artritis Reumatoid
2. Keluarga atau Orang Lain Yang Terdekat/ yang dapat dihubungi
Nama : Ny. M
Alamat : Rawang Mata Air
No. telepon :-
Hubungan dengan klien : Istri
3. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi
Pekerjaan saat ini : Tidak Bekerja
Pekerjaan sebelumnya : Wiraswasta
Sumber pendapatan : Dari anak klien (±2.500.000)
Kecukupan pendapatan : Klien Mengatakan Uang Bulanan Cukup
Untuk Memenuhi Kebutuhan Sehari-Hari Klien
4. Aktivitas Rekreasi
Hobi : Bernyanyi
Bepergian/ wisata : klien mengatakan ada pergi rekreasi yang
bersama keluarga satu kali dalam setahun
Keanggotaan organisasi : Tidak ada

5. Riwayat Keluarga
No Nama Keadaan saat ini keterangan
1 Tn. A Meninggal
2 Ny. Y Meninggal
3 Ny. M Sehat

b. Riwayat kematian keluarga dalam ( 1 tahun terakhir)


Klien mengatakan tidak ada keluarga yang meninggal dunia dalam satu
tahun terakhir ini
c. Kunjungan Keluarga (-)

B. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


1. Nutrisi
Frekuensi Makan : 3x/ hari
nafsu makan : klien mengatakan nafsu makan baik
jenis makanan : makanan biasa (MB)
kebiasaan sebelum makan : tidak ada

29
makanan yang tidak disukai : klien mengatakan menyukai semua jenis
makanan
alergi terhadap makanan : tidak ada
pantangan makanan : tidak ada pantangan makanan
keluhan : klien mengatakan akhir-akhir ini selera
makan menurun
2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi dan waktu :3x/ hari
kebiasaan BAK pada malam hari : tidak ada
keluhan : tidak ada

b. BAB
Frekuensi dan waktu : 1x/ hari (BAB pada pagi
hari)
kebiasaan BAB pada malam hari : tidak ada
keluhan : keluhan
3. Personal Hygiene
Mandi : klien mengatakan mandi 2x/hari, pagi dan sore
hari
Oral Hygine : klien mengatakan menggosok gigi 2x/hari
Cuci Rambut : klien mengatakan mencuci rambut 1x/2hari
Kuku dan Tangan : klien mengatakan memotong kuku 1x/minggu
apabila kuku kaki/tangan sudah tampak kotor
4. Istirahat dan Tidur
lama dan tidur malam : klien tidur dari jam 21.00-05.00 (8 jam)
Tidur Siang : klien mengatakan tidur siang selama 2 jam
Keluhan : tidak ada
5. kebiasaan mengisi waktu luang
Olahraga : klien mengatakan jarang mengikuti olahraga.
Nonton TV : klien mengatakan jarang menonton TV
Berkebun : klien mengatakan ada berkebun dibelakang rumah.
6. Kebiasaan Yang Mempengaruhi Kesehatan
klien mengatakan tidak ada kebiasaan klien yang mempengaruhi
kesehatannya
7. Uraian Kronologis Kegiatan Sehari-Hari

No Jenis kegiatan Lama waktu


1 Shalat tahajjut ± 15 menit

30
2 Shalat subuh ± 10 menit
3 Masak untuk sarapan Tidak ada
4 Membersihkan halaman rumah ± 30 menit
5 Belanja Tidak ada
6 Nonton TV ± 50 menit
7 Masak untuk makan siang Tidak ada
8 Shalat zuhur ± 10 menit
9 Makan siang ± 30 menit
10 Tidur siang ± 3 jam
11 Mandi ± 15 menit
12 Shalat azhar ± 10 menit
13 Nonton TV ± 30 menit
14 Shalat magrib dan isya ± 15 menit
15 Makan malam ± 15 menit
16 Nonton TV ± 15 menit
17 Tidur ± 6-7 jam

C. STATUS KESEHATAN
1. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir
Klien mengatakan sakit pada sendi-sendi kaki, terutama pada bagian
lutut, sakit dirasakan seperti terbakar dan ditusuk-tusuk.Keluhan yang
dirasakan klien sering terjadi terutama saat pagi dan malam hari.
Seluruh kaki klien terasa menegang bila udara dingin, sehingga apabila
nyeri datang klien mengatakan susah berjalan. klien juga mengatakan
bengkak pada lututnya, klien tampak meringis dan memegang kakinya,
Klien menyatakan nyeri yang dirasakannya berada pada skala 6. Klien
tampak berjalan dengan pelan dan hati-hati. Klien mengatakan tidak
mengetahui bagaimana cara perawatan penyakitnya, dan Klien
mengatakan sakit yang dirasakan nya tidak berkurang walaupun sudah
minum obat yang didapat dari Puskesmas, Klien mengatakan saat nyeri
datang klien hanya tidur dan berbaring saja.

b. Gejala yang dirasakan


klien mengatakan nyeri pada kaki dan tangan serta sendi-sendi,
Keluhan yang dirasakan klien sering terjadi terutama saat pagi dan

31
malam hari, Klien mengatakan tidak mengetahui bagaimana cara
perawatan penyakitnya
c. Timbulnya Keluhan
klien mengatakan nyeri datang tiba-tiba dan berlangsung lama
d. waktu timbulnya keluhan
klien mengatakan nyeri biasanya datang pada pagi hari frekuensi nya
1,5 jam
e. Upaya mengatasi
klien mengatakan saat nyeri terasa atau datang klien hanya bawa tidur
dan berbaring saja.
2. Riwayat kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit yang pernah di derita
klien mengatakan penyakit yang pernah diderita Tn. A sebelumnya
hanya pusing atau demam biasa saja dan biasanya Tn. A mengatasinya
dengan membeli obat diwarung saja. Kalau untuk rematik nya Tn. A
sudah mengatasinya dengan obat herbal minum Mengkudu
b. Riwayat alergi
klien mengatakan dia tidak mempunyai alergi makanan maupun alergi
obat-obatan dan alergi terhadap cuaca.
c. Riwayat kecelakaan
klien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan .
d. Riwayat di rawat di rumah sakit
klien mengatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit
e. Riwayat pemakaian obat
klien mengatakan klien hanya minum obat-obatan dari Puskesmas saja.
3. pengkajian / pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum (ttv)
TD : 130/90 mmHg
N : 84 x/ menit
RR : 21 x/mnt
S : 36,5°C
b. BB sehat : 48 kg
BB sekarang : 46 kg
TB : 155 CM
IMT : BB2 / TB 2 = 48/ 1,552 =2304/2,4= 20
Ket: < 18,5 = Berat Badan Kurang
18,5-22,9= Berat Badab Normal
23-29,9 = Berat Badan Berlebih
>30 = Obesitas
c. Rambut
Inspeksi : bentuk kepala simetris, rambut beruban. Kenbersihan
cukup
Palpasi : tidak ada benjolan, masa (-). Nyeri tekan (-)

32
d. mata
inspeksi : simetris ki-ka, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterik, palpebra udema, pandangan kabur.
e. Telinga
inspeksi : daun telinga tampak simetris ki-ka, pendengaran agak
kurang,seruman tidak ada.
f. mulut, gigi, bibir
inspeksi : mukosa bibir lembab, jumlah gigi atas dan bawah
tidak lengkap, kebersihan gigi kurang, tidak ada
sariawan, dan gusi bengkak dan berdarah
g. dada
- jantung
Inspeksi : ictus cordis terlihat
Perkusi : ictus cordis teraba
Palpasi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung normal (lup dup)

- paru
Inspeksi : perkembangan nafas simetris
Perkusi : fremitus ki-ka
Palpasi : sonor
Auskultasi : vesikuler
h. abdomen
inspeksi : tidak ada pembengkakan
palpasi : tidak ada nyeri tekan, hepar tidak teraba
perkusi : redup
auskultasi : bunyi bising usus normal 3-5x/i
i. kulit
turgor kulit tidak elastis, warna kulit sawo matang, kulit tampak
keriput.
j. Ekstremitas atas
Klien mengatakan ekstremitas atas sering terasa nyeri dan bagian
sendi-sendinya pada kedua tangannya.
k. Ekstremitas bawah
Klien mengatakan ada keluhan/ masalah karena sering terasa nyeri dan
bagian sendi-sendinya pada kedua kakinya.

D. HASIL PENGKAJIAN KHUSUS


a. Masalah kesehatan kronis
Klien mengatakan sudah lama menderita penyakit rematik, klien mengeluh
nyeri pada tangan, kaki dan sendi-sendi.
b. Status Fungsional

33
Dalam kehidupan sehari klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa
bantuan / mandiri dibuktikan dalam table status fungsional didapatkan
skor 15.
c. Status psikologis
Klien tidak ada merasa mengeluh dengan kondisinya saat ini

d. Dukungan keluarga
Klien mengatakan keluarga memberi dukungan untuk kesembuhan
penyakitnya seperti menganjurkan rajin berolahraga dan mengkonsumsi
makanan sehat.
E. Lingkungan Tempat Tinggal
1. Kebersihan dan kerapihan ruangan
Lingkungan sekitar bersih, seprai rapi, tidak ada bekas makanan didekat
meja makan.
2. Penerangan dan sirkulasi udara
Ruangan cukup terang, klien tidak suka ruangan gelap, terdapat lampu 1
sebagai penerang, klien merasa nyaman dengan penerangan yang ada di
kamarnya. Setiap kamar di rumah klien mempunyai 1 jendela. Pada pagi
hari jendela kamar dan pintu rumah di buka agar udara segar masuk ke
dalam ruangan.
3. Keadaan Kamar mandi dan WC
Bersih, persediaan air lancar, lantai kamar mandi sedikit basah.
4. Pembuangan air kotor
Air kotor dibuang keselokan dan saluran selokan lancar.
5. Sumber air minum
Klien mengatakan Air minum dibeli di tukang galon, sumber air jernih
(PDAM), tidak berbau.
6. Pembuangan sampah.
Sampah dibuang pada tempat sampah yang sudah disediakan, tidak
tercium bau sampah.
7. Sumber pencemaran
Tidak ada sumber pencemaran disekitar lingkungan rumah.
8. Penataan halaman
Halaman di rapikan oleh lansia yang tinggal diwisma nenas serta
didampingi oleh pengasuh.

9. Privacy

34
Privasi kelayan terjaga, pintu kamar tidak ada masalah, pintu kamar mandi
tidak ada masalah
10. Resiko injuri
Klien tidak memiliki resiko cedera, karena kaki klien terasa sakit, dan
jalan klien tampak kurang baik, karena kaki klien sering terasa nyeri atau
sakit saat berjalan saat penyakitnya kambuh. Klien tidak menggunakan
alat bantu jalan.

I. Masalah kesehatan kronis

Keluhan kesehatan / gejala


yang di rasakan kelayan Tdk
Selalu Jarang
No dalam waktu 3 bulan terakhir Sering(2) pernah
(3) (1)
berkaitan dengan fungsi – (0)
fungsi
Fungsi penglihatan

1. Penglihatan kabur
A.
2. Mata berair √
3. Nyeri pada mata √
Fungsi pendengaran

B. 4. Pendengaran berkurang
5. Telinga berdenging √
Fungsi paru (Pernafasan)
6. Batuk lama disertai √
C. keringat malam
7. Sesak nafas √
8. Berdahak / sputum √
Fungsi Jantung
9. Jantung berdebar-debar √
D.
10. Cepat lelah √
11. Nyeri dada

Fungsi pencernaan

12. Mual / muntah
13. Nyeri ulu hati √
14. Makan dan minum
E. √
banyak
15. Perubahan kebiasaan
BAB (mencret atau √
sembelit)
F. Fungsi pergerakan √

35
16. Nyeri kaki saat berjalan
17. Nyeri pinggang atau

tulang belakang
18. Nyeri persendian atau

bengkak
Fungsi persarafan
19. Lumpuh atau kelemahan √
pada kaki dan tangan
G. 20. Kehilangan rasa √
21. Gemetar / tremor √
22. Nyeri / pegal pada daerah

tengkuk
Fungsi saluran perkemihan

23. BAK banyak
24. sering BAK pada malam
H. √
hari
25. tidak mampu mengontrol

26. pengeluaran air kemih
Jumlah 6 12 8 0
Total 26

Analisis hasil : Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa klien


mengalami gangguan kesehatan kronis sedang.
Ket:
Score : ≤ 25 : tidak ada masalah kesehatan kronis
Score : 26-50 : masalah kesehatan kronis sedang
Score : ≥ 51 : masalah kesehatan kronis berat
II. Fungsi kognitif
No Item pertanyaan Benar Salah
Jam berapa sekarang ?
1. Jawab √
: 10.20
Tahunl berapa sekarang?
2. Jawab √
: 2018
Kapan Tn.A lahir?
3. Jawab √
: 18 April 1938
Berapa umur Tn.A?
4. Jawab √
: 80 tahun
5. Dimana alamat Tn.A? √

36
Jawab
: Batang Kabung
Berapa jumlah anggota keluarga yang
tinggal bersama?
6. √
Jawab
: 1 orang
Siapa nama anggota keluarga yang tinggal
bersama Tn. A?
7. √
Jawab
: Ny. M
Tahun berapa hari kemerdekaan indonesia? √
8. Jawab
: 17 agustus 1945
Siapa nama presiden Republik Indonesia
Sekarang?
9. √
Jawab
: Jokowidodo
Coba hitung angka terbalik dari angka 20 ke
1?
10. Jawab: √
20,19,18,17,16,15,14,13,12,11,10,9,8,7,6,5,
4,3,2,1

Analisis hasil : dari data di atas didapatkan hasil kesalahan tidak ada, dapat
disimpulkan bahwa klien tidak mengalami gangguan intelektual.
Ket:
Skor benar : 8-10 : tidak ada gangguan
Skor benar : 0-7 : ada gangguan

III. Status fungsional

Mandiri Tergantung
No Aktivitas
(1) (0 )
1. mandi dikamar mandi (menggosok,

membersihkan, dan mengeringkan badan)
2. Menyiapkan pakaian, membuka

pakaian,mengenakannya
3. Memakan makanan yang telah di siapkan √
4. Memelihara kebersihan diri untuk
penampilan diri (menyisir rambut, mencuci √
rambut, menggosok gigi, mencukur kumis)

37
5. BAB di WC (membersihkan dan

mengeringkan daerah Bokong)
6. Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja) √
7. Buang BAK di kamar mandi
(membersihkan dan mengeringkan daerah √
kemaluan)
8. Dapat mengontrol pengeluaran kemih √
9. Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau
keluar ruangan tanpa alat bantu, seperti √
tongkat
10. Menjalankan ibadah sesuai agama dan

kepercayaan yang dianut
11. Melakukan pekerjaan rumah, seperti:
merapihkan tempat tidur, mencuci pakaian, √
memasak, dan membersihkan ruangan.
12. Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau

kebutuhan keluarga.
13. Mengelola keuangan (menyimpan dan

menggunakan uang sendiri)
14. Menggunakan sarana sarana transportasi

umum untuk bepergian.
15. Menyiapkan obat dan minum obat sesuai
dengan aturan (takaran obat dan waktu √
minum obat tepat)
16. Merencanakan dan mengambil keputusan
untuk kepentingan keluarga dalam hal
penggunaan uang, aktifitas social yang √
dilakukan dan kebutuhan akan layanan
kesehatan.
17. Melakukan aktifitas diwaktu luang
(kegiatan keagamaan, social, rekreasi, √
olahraga, dan menyalurkan hoby)
JUMLAH POIN MANDIRI 8

Analisis hasil : Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas klien dalam
kehidupan sehari- hari dilakukan dengan mandiri.
Ket:

38
Point : 13-17 : mandiri
Point : 0-12 : ketergantungan

IV. Status psikologis

No Apakah bapak atau ibu dalam 1 minggu terakhir ya Tidak


.
1. Merasa puas dengan kehidupan yang di jalani
2. Banyak meninggalkan kesenangan dari minat dan
kesenangan dan aktifitas anda
3. Merasa bahwa kehidupan anda hampa √
4. Sering merasa bosan √
5 Penuh pengharapan akan masa depan √
6 Mempunyai semangat yang baik setiap waktu √ √
7 Diganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak dapat

diungkapkan
8 Merasa bahagia disebagian besar waktu √
9 Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda √
10 Sering kali merasa tidak berdaya √ √
11 Sering merasa gelisah dan gugup √
12 Memilih tinggal dirumah dari pada pergi

melakukan sesuatu yang bermanfaat
13 Sering kali merasa khawatir akan masa depan √
14 Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan
daya ingat dibanding orang lain
15 Berfikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan

sekarang
16 Sering kali merasa merana √ √
17 Merasa kurang bahagia √
18 Sangat khawatir terhadap masa lalu √
19 Merasa bahwa hidup ini sangat menggairahkan √
20 Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang
√ √
baru
21 Merasa dalam keadaan penuh semangat √
22 Berfikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan √
23 Berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik √

39
daripada anda
24 Sering kali menjadi kesal dengan hal yang sepele √
25 Sering kali merasa ingin menangis √
26 Merasa sulit untuk berkonsentrasi √
27 Menikmati tidur √ √
28 Memilih menghindar dari perkumpulan sosial
29 Mudah mengambil keputusan √
30 Mempunyai pikiran yang jernih √
JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU 9

Analisa hasil: dari data di atas dapat disimpulkan data bermasalah 9 point,
sehingga dapat disimpulkan bahwa klien mengalami depresi ringan.
Ket:
Nilai 6-15 : depresi ringan sampai sedang
Nilai 16-30 : depresi berat
Nilai 0-5 : normal

ANALISA DATA

40
Nama : Tn. A
Diagnosa Medis : Rematik

No
Data Etiologi Masalah
.
1. Data Subjektif : Agen cidera Nyeri
 Klien mengatakan sakit dirasakan pada biologis kronis
kedua lutut kaki nya , kiri dan kanan
 Klien mengatakan bengkak pada lutut
nya
 Klien mengatakan sakit pada lutut nya
dirasakan pada waktu cuaca dingin,
terutama pada waktu pagi dan malam
hari
 klien mengatakan nyeri datang tiba-tiba
dan berlangsung lama
Data Objektif
 Klien tampak meringis pada saat
berjalan
 Kaki klien tampak bengkak pada
bagian lutut
 Klien tampak sering mengurut-urut
kaki nya pada saat setelah beraktifitas
 Skala nyeri 6 ditandai dengan klien
mengatakan nyeri pada kaki nya terasa
seperti terbakar dan terasa ditusuk-
tusuk, klien

tampak meringis, klien dapat


menunjukkan lokasi nyeri yang
dirasakannya
2. Data Subjektif : Nyeri kronis dan Gangguan
 Klien mengatakan tidak dapat berjalan keterbatasan mobilitas
terlalu jauh karena akan mengakibat gerakan sendi fisik
kan lutut nya bertambah sakit

41
 Klien mengatakan tidak ada
mengikuti kegiatan di lingkungan
tempat tinggal karena tidak kuat
berdiri lama-lama
Data Objektif
 Klien tampak sering dirumah dan
jarang melakukan aktivitas
 Klien tampak berjalan dengan pelan
dan hati-hati
 Klien tampak tidak kuat berjalan
terlalu jauh
3. Data Subjektif : Penurunan daya Kurang
 Klien mengatakan tidak mengetahui ingat pengetahua
bagaimana cara perawatan n dalam
penyakitnya merawat
 Klien mengatakan sakit yang
penyakitnya
dirasakan nya tidak berkurang
walaupun sudah minum obat yang
didapat dari puskesmas.
 Klien mngatakan obat yang didapat
dari puskesmas tidak cocok dengan
klien

Data Objektif
 Klien tampak bingung ketika ditanya
bagaimana cara perawatan
penyakitnya.
 Klien tampak hanya menyimpan obat
nya didalam lemari
 Klien tampak jarang meminum obat
yang didapat dari puskesmas
 Klien tampak banyak bertanya kepada

42
mahasiswa tentang bagaimana cara
pencegahan penyakitnya.

Diagnosa Keperawatan

No Tanggal muncul Diagnosa keperawatan


.
1. 23 April 2019 Nyeri kronis
2. 23 April 2019 Gangguan mobilitas fisik
3. 23 April 2019 Kurang pengetahuan

43
44

Anda mungkin juga menyukai