PENDAHULUAN
energi, berubah menjadi musuh dalam tubuh yang mengganggu sistem kestabilan
organ. Diabetes melitus adalah penyakit yang menonjol yang disebabkan oleh
gagalnya pengaturan gula darah. Meskipun disebut “gula darah”, selain glukosa,
kita juga menemukan jenis-jenis gula lainnya, seperti fruktosa dan galaktosa.
Namun demikian, hanya tingkatan glukosa yang diatur melalui insulin dan leptin.
Glukosa diperlukan sebagai sumber energi terutama bagi sistem syaraf dan
senyawa antara pada siklus asam sitrat didalam banyak jaringan tubuh.
gula darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai bahan bakar atau disimpan
1
Penyakit diabetes melitus atau kencing manis disebabkan oleh multifaktor,
kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal. Apabila dibiarkan tidak
misalnya terjadi penyakit jantung koroner, gagal ginjal, kebutaan dan lain-lain.
1.2 Tujuan
1.3 Prinsip
obat antidiabetes.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sekresi insulin dari sel-sel beta. Insulin, yang diahasilkan oleh kelenjar pankreas
sangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa darah. Kadar glukosa
darah normal pada waktu puasa antara 60-120 mg/dl, dan dua jam sesudah makan
dibawah 140 mg/dl. Bila terjadi gangguan pada kerja insulin, baik secara kualitas
1998).
yang diproduksi oleh sel β pulau Langerhans kelenjar Pankreas baik absolut
karbohidrat. Oleh karena itu, diagnosis diabetes melitus selalu berdasarkan kadar
3
Diabetes melitus merupakan salah satu jenis penyakit yang ditandai dengan
sekresi insulin, gangguan efek insulin, atau keduanya. Diabetes mellitus bukan
kekurangan berat badan, pandangan mata kabur, dan kekurangan insulin sampai
kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan metabolisme sel, jaringan dan
hiperglikemia (glukosa puasa ≥ 126 mg/dL atau postprandial ≥ 200 mg/dL atau
glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dL. Bila DM tidak segera diatasi akan terjadi
Diabetes militus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu gangguan
menahun kronis yang khususnya metabolisme karbohidrat dalm tubuh, dan juga
pada metabolisme lemak dan protein (Lat. Diabetes = penerusan, mellitus = manis
4
2.1.1 Tipe-Tipe Penyakit Diabetes
asteroksis, kerusakan retina dan gagal ginjal. Karena sel batu pada
3. Berbagai sebab spesifik yang lain yang menyebabkan kadar glukosa darah
turunnya berat badan serta rasa letih. Tubuh mulai membakar lemak untuk
5
antara lain aseton, asamhirdroksibutirat dan diasetat, yang membuat darah
menjadi asam. Keadaan ini, yang disebut ketoacidosis dan terutama timbul pada
Hoan,2010)
lewat kemih tanpa digunakan (glycosuria). Karena itu produksi kemih sangat
meningkat dan pasien harus kencing, merasa amat haus, berat badan menurun dan
pemeriksaaan kadar glukosa darah puasanya ≥ 126 mg/dl (plasma vena) atau
pada pemeriksaan kadar glukosa darah 2 jam setelah minum larutan glukosa
atau pada kadar glukosa darah 2 jam setelah minum larutan glukosa 75 gram
kadar glukosa darah puasanya ≤ 110 mg/dl (plsma vena) atau pada
pemeriksaan kadar glukosa darah 1 jam setelah minum larutan glukosa ‹ 180
6
mg/dl dan hasil pemeriksaan kadar kadar glukosa darah 2 jam setelah
2.1.3 Patofisiologi
1. Diabetes tipe 1
kerusakan sel-sel Beta pada pankreas secara selektif. Onset penyakit secara
terakhir.
yang diinfiltrasi.
Lengerhans;
Kompartemen.
7
g. Sering terjadi reaksi autoimun pada organ lain yang pada penderita
2. Diabetes tipe 2
DM tipe 2 memiliki hubungan genetik lebih besar dari tipe 1 DM. Satu studi
konkordansi pada kembar yang setinggi 40%. Efek lingkungan dapat menjadi
terletak pada kromosom yang mengkodekan protein yang memiliki alfa dan
mutasi dengan diabetes tipe 2 dan resistensi insulin tipe A telah dipastikan.
1. Hiperglikemia
rentang kadar puasa normal 80-90 mg/100 ml darah, atau rentang non puasa
8
Keadaan dimana insulin normal asupan glukosa atau produksi glukosa dalam
tubuh akan difasilitasi (oleh insulin) untuk masuk ke dalam sel tubuh.
Glukosa itu kemudian diolah untuk menjadi bahan energi. Apabila bahan
energi yang dibutuhkan masih ada sisa akan disimpan sebagai glikogen
dalam sel-sel hati dan sel-sel otot (sebagai massa sel otot). Proses
meningkat dan lebih banyak lagi glukosa “hati” yang tercurah ke dalam
darah hasil pemecahan asam amino dan lemak. (Long, 1996, hlm.11)
sangat cocok dengan daerah yang kaya glukosa. Setiap kali timbul
9
peradangan maka akan terjadi mekanisme peningkatan darah pada jaringan
penderita diabetes melitus mudah mengalami infeksi oleh bakteri dan jamur.
2. Hiperosmolaritas
konsentrasi larutan pada zat cair. Pada penderita diabetes melitus terjadinya
memfiltrasi dan reabsorbsi glukosa (meningkat kurang lebih 225 mg/ menit).
Akibat volume urin yang sangaat besar dan keluarnya air yang menyebabkan
10
plasma yang hipertonik (sangat pekat). Dehidrasi intrasel merangsang
Glukosuria dapat mencapai 5-10% dan osmolaritas serum lebih dan 370-380
mosmols/ dl dalam keadaan tidak terdapatnya keton darah. Kondisi ini dapat
3. Starvasi Selluler
karena glukosa sulit masuk padahal di sekeliling sel banyak sekali glukosa.
Ada banyak bahan makanan tapi tidak bisa dibawa untuk diolah. Sulitnya
glukosa masuk karena tidak ada yang memfasilitasi untuk masuk sel yaitu
insulin. Dampak dari starvasi selluler akan terjadi proses kompensasi selluler
Insulin merupakan hormon polipeptida yang tediri dari dua rantai peptida
Insulin adalah hormon yang disekresi oleh sel β pulau langerhands dalam
pankreas (atas). Insulin terikat pada rseptor spesifik (tengah) dalam membran sel
ambilan glukosa oleh otot, hati, dan jaringan adiposa. (Neal, 2006)
11
Pada otot dan jaringan adiposa, insulin memudahkan penyerapan berbagai
zat melalui membran, termasuk glukosa dan monosakarida lain, serta asam amino,
(Depkes,2005)
Sekresi insulin diatur ketat untuk mendapatkan kadar glukosa darah yang
stabil baik sesudah makan atau waktu puasa. Hal ini dapat dicapai karena adanya
koordinasi peran berbagai nutrien, hormon insulin hormon saluran cerna, hormon
pankreas dan neurotransmitter otonom. Glukosa, asam amino, asam lemak dan
sekresi insulin, sedang β2 adrenergik agonis dan stimulasi saraf vagus dan
12
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.3 Alat
- Alat suntik
- Jarum oral
- Timbangan
- Alat penanda
- Timbangan hewan
- Becker glass
3.1.2 Bahan
- Glukosa 10%
- NaCl 0,9 %
- Gilbenclamid Tablet
- 2 ekor Mencit
13
setelah pemberian obat penurun glukosa darah.
4. Catat kadar glukosa darah mencit setelah di kasih obat penurun glukosa
darah
14
BAB IV
28,29 𝑔
A. Kontrol negatif : × 0,5 𝑚𝑙 = 0,35 ml
40 𝑔
29,30 𝑔
B. Kontrol positif : × 0,5 𝑚𝑙 = 0,37 ml
40 𝑔
A. Glukosa
2 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥
Dosis : 1000 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 20 𝑔𝑟𝑎𝑚
2𝑔
𝑥= 𝑋 20 𝑔
1000 𝑔
= 0,04 g
1
Jumlah larutuan yang diambil : 100 𝑋 19,02
: 0,19 ml
15
1
: 100 𝑋 26,08
:0,26 ml
1
B. NaCl : 100 𝑋 19,02
: 0,19 ml
C. Glibenkamid
1
Jumlah larutan per injeksi : 100 𝑋 26,08
:0,26 ml
0,013 𝑚𝑔 𝑥
Jumlah larutan stok : = 10 𝑚𝑙
0,2 𝑚𝑙
0,013
𝑥 = 0,2 𝑚𝑙 × 10 𝑚𝑙 = 0,65 mg
IV.4 Pembahasan
percobaan, hewan yang akan diuji (mencit) dipuasakan dengan cara tidak diberi
makan tetapi tetap diberi minum. Hal ini bertujuan untuk menormalkan kadar
glukosa dalam darah mencit dan agar glukosa darah yang nantinya terukur tidak
dipengaruhi oleh glukosa yang berasal dari makanan mencit. Jika mencit diberi
16
makan, kadar glukosa dalam darahnya menjadi tidak stabil (berubah-ubah).
degan menggunakan Gluko DR dan dicatat hasilnya pada waktu 0 menit. Setelah
itu, mencit diinduksi dengan 0,5 ml glukosa secara peroral untuk menambah
secara peroral sebanyak 0,35 ml; mencit yang menjadi kelompok kontrol positif
dengan memotong bagian ujung ekor mencit dan mengeluarkan sedikit darahnya.
Pemilihan bagian ekor untuk mengambil darah mencit dikarenakan pada bagian
ini terdapat banyak pembuluh darah yaitu pembuluh darah vena. Selain itu metode
ini adalah metode termudah untuk mengambil darah mencit. Berikut adalah
Dari data pengamatan dapat dilihat terjadi penurunan kadar glukosa darah
pada mencit yang diberikan obat hipoglikemik (glibenkamid). Hal ini dikarenakan
17
glukosa. Insulin yang dihasilkan akan mengubah glukosa dalam darah menjadi
glikogen yang akan disimpan dalam jaringan otot atau jaringan adiposa, sehingga
kadar glukosa dalam darah akan menurun. Jika dibandingkan dengan pemberian
kontrol negatif kadar glukosa pada mencit masih lebih besar dibanding kontrol
18
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
penyakit diabetes melitus (DM). Sedangkan kelainan yang ditimbulkan jika kadar
glukosa dalam darah menurun adalah hipoglikemia. Selain itu, ada beberapa
diberikan secara oral sehingga masuk dulu kesaluran pencernaan dan merangsang
19
DAFTAR PUSTAKA
Adam J.M.F. 2000. Klasifikasi dan kriteria diagnosis diabetes melitus yang baru.
Erlangga. Jakarta.
Organization. Geneva.
20
Soegondo,S., Semiardji, G., Adriansyah, H. 2004. Petunjuk Praktis
Gunawan, Sulistia Gan. 2012. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. FKUI : Jakarta.
Bogor.
21
Mycek.M,J, Harvey. 2001. FarmakologiUlasanBergambar. Widya Medika :
Jakarta.
Neal, M.J. 2006. At Glance Farmakologi Medis Edisi Kelima. PT. Gelora Aksara
Pratama : Jakarta.
22