Anda di halaman 1dari 22

I.

Tujuan dan Objek Percobaan


Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengerti sifat absorbs radiasi oleh suatu bahan
2. Mampu menggunakan kertas grafik semilogaritme
3. Menentukan HVL suatu bahan
4. Menentukan koefisien absorbsi linier suatu bahan
5. Menentukan koefisien absorbsi massa suatu bahan
6. Mengenal bahan-bahan pelindung radiasi nuklir
Objek dari eksperimen ini adalah tabung Gieger Muller.

II. Dasar Teori


Pencacah Geiger-Muller merupakan sebuah alat pengukur radiasi atau bisa
juga digunakan untuk mendeteksi radiasi alfa dan beta. Gejala radioaktivitas tidak
dapat langsung diamati oleh panca indera. Untuk dapat mengadakan pengukuran
radioaktivitas diperlukan detektor yang dapat berinteraksi secara efisisen dengan
sinar radioaktivitas yang diselidiki. Detektor isi gas tidak dapat dipakai dalam
spektrometri gamma.Detektor jenis ini biasanya terdiri dari sebuah tabung
berdinding logam yang berisi gas dan mempunyai kawat ditengahnya. Apabila
sinar gamma melalui gas dalam tabung detektor, maka sinar gamma akan
berinteraksi dengan atom-atom gas melalui proses foto listrik. Interaksi tersebut
menghasilkan electron bebas dan ion positif. Apabila medan listrik tidak ada,
elektron akan bergabung kembali dengan ion positif tetapi jika ada medan listrik,
elektron akan bergerak kawat anoda dan ion positif menuju katoda. Biasanya
elektron bergerak dengan laju yang lebih tinggi dibandingkan dengan ion positif.
Sebagai akibatnya, di anoda (elektroda positif) akan terkumpul muatan
negatif sebesar Ɵ yang akan meimbulkan signal pulsa listrik yang dapat diproses
lanjut oleh suatu penguat awal dan seterusnya. Apabilat tegangan dinaikkan maka
electron dan ion positif akan bergerak lebih cepat masing-masing kearah
elektroda yang berlawanan muatannya sehingga memperkecil kemungkinan
terjdinya penggabungan kembali dan dengan demikian ada lebih banyak ion dan
elektron yang dapat mencapai elektroda. Kalau tegangan dinaikkan terus, maka

1
kemungkinan terjadinya penggabungan kembali elektron dan ion positif dapat
diabaikan.( Akhodi, Mukhlis.2000).
Untuk sorotan-sorotan sempit dari radiasi beta dan gamma, intensitas
ditransmisikan melalui medium absorbs yang bervariasi memenuhi hukum :

Ix = Io e-μx (1)

Dengan, Io = intensitas sinar datang


Ix = intensitas sinar yang diransmisikan
x = ketebalan medium yang dilalui
μ = koefisien absorbsi (Krane, K.S. 1992).
Koefisien absorbsi massa dari medium μm adalah μ dibagi kerapatan dan
ditunjukkan dalam satuan cm2/gm. Dalam aplikasi praktis, “daya penyetop
(stopping power)” dari sebuah medium diekspresikan dalam satuan gm/cm2, yaitu
1/μm. Radiasi dari sumber medium radium, melebihi jarak partikel alpha diudara,
terdiri dari sinar gamma dan partikel alfa. Intensitas dapat diukur dengan sebuah
tabung GM yang dihubungkan dengan sebuah penukur skala.( Muttaqin, A. 2015).
Nilai μ bergantung pada panjang gelombang sinar-γ dan massa jenis bahan.
Hubungannya dengan massa jenis bahan dapat dilihat pada persamaan berikut :
𝜇𝜌
μ= = 𝜇𝑚 𝜌 (2)
𝜌

atau dapat ditulis


𝜇
𝜇𝑚 = 𝜌 (3)

Dimana :
𝜇𝑚 = koefisien absorbsi massa
𝜌 = massa jenis bahan
𝜇 = koefisien absorbsi linier
Sehubungan dengan bergantungnya μ dengan panjang gelombang dan
massa jenis bahan, maka persamaan empiris untuk 𝜇𝑚 adalah :
𝜇𝑚 = k 𝜆3 𝑍 3 (4)
Dimana :
k = konstanta

2
λ = panjang gelombang sinar-γ

Z = jumlah atom persatuan volume bahan. (Rupiasih Ni Nyoman, dkk.


2010).

III. Peralatan dan Bahan yang Digunakan


3.1. Peralatan dan Bahan
a. GM-Tube Mulard

Gambar 3.1.1. GM-Tube Mullard


b. Digicounter

Gambar 3.1.2. Digicounter


c. Radioactive Source (5 μCi Co-60)

Gambar 3.1.3. Radioactive Source Cs-137

d. Statif dan klem

3
Gambar 3.1.4. Statif dan Klem

e. Kabel koaksial dan soket

Gambar 3.1.5. Kabel Koaksial

f. Lempengan logam Al dan Pb

Gambar 3.1.6. Lempengan Logam Al dan PB


g. Sumber Tegangan Listrik-AC 220 V

Gambar 3.1.7. Sumber listrik

3.2. Prosedur Percobaan


a. Tabung GM diletakkan pada statif dan klem, sedemikian
sehingga ujung tabung menghadap vertikal ke bawah.
b. Tabung dihubungkan pada digicounter melalui kabel koaksial
dan soket.
c. Diatur MAINS dalam keadaan OFF dan tombol tegangan pada
posisi NOL
d. Digicounter dihubungkan ke sumber tegangan listrik,
kemudian diatur MAINS pada posisi ON dan tunggu sekitar 5
menit.

4
IV. Hasil Percobaan
Jarak sumber: 5 cm
Waktu cacah: 100 s
4.1 Data Pengamatan Background
Tabel 4.1 Data Pengamatan Background

1 2 3 4 5
0 0 0 0 0

4.2 Data Pengamatan Sumber Radiasi (source)


Tabel 4.2 Data Pengamatan Sumber Radiasi (Source)

1 2 3 4 5
636 698 722 659 649

4.3 Data Pengamatan Lempengan Pb


Tabel 4.3 Data Pengamatan Lempengan Pb

No. Tebal Cacahan Cacahan rata-


Jenis 1 2 3 4 5 rata ±SD
(g/mm2)
1 0.7809 28 16 41 36 31 30.4

2 0.7812 30 28 26 30 41 31

3 0.7794 27 22 29 27 22 18.6

4 0.7795 25 17 17 17 17 18.6

5 0.7676 21 11 14 18 24 17.6

4.4 Data Pengamatan Lempengan Al


Tabel 4.4 Data Pengamatan Lempengan Al

No. Tebal Jenis Cacahan Cacahan rata-


(g/mm2) 1 2 3 4 5 rata ±SD
1 0.5440 41 29 36 32 44 36.4

5
2 0.5436 30 36 24 31 37 31.6

3 0.5433 34 30 25 31 29 29.8

4 0.5446 26 32 25 26 20 25.8

5 0.5444 23 27 23 17 15 21

V. Analisa Data dan Pembahasan


5.1 Analisa Data
5.1.1 Ralat Nisbi
5.1.1.1 Ralat Background

n ̅
𝐧 ̅)
(n-𝐧 ̅)2
(n-𝐧

0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
̅ )𝟐
∑(𝒏 − 𝒏 0
Tabel 5.1 Ralat background

̅ )𝟐
∑(𝒏− 𝒏 ∆N
∆𝑛 = √ Ralat nisbi = ̅
X 100 %
𝒏(𝒏−𝟏) N

0 0
=√5(5−1) = 0 X 100 %

0
=√20 = 0%

= 0 cacah/s

(𝑛̅ ± ∆𝑛 ) = (0 ± 0) cacah/s Ralat kebenaran = 100 % - Ralat nisbi


= 100 % - 0%
= 100%

6
5.1.1.2 Ralat Sumber Radiasi (Source)

𝑰𝒐 𝑰̅𝒐 (𝑰𝒐 -𝑰̅𝒐 ) (𝑰𝒐 -𝑰̅𝒐 )𝟐


636 672.8 -36.8 1354.2
698 672.8 25.2 635.04
722 672.8 49.2 2420.64
659 672.8 -13.8 190.44
649 672.8 -23.8 566.44
∑(𝑰𝒐 − 𝑰̅𝒐 )𝟐 5166.44
Tabel 5.2 Ralat Sumber Radiasi (Source)

∑(𝑰𝒐 −𝑰̅𝒐 )𝟐 ∆𝑰𝒐


∆𝐼𝑜 = √ Ralat nisbi = X 100 %
𝒏(𝒏−𝟏) 𝑰̅𝒐

5166.44 16,072
=√ 5(5−1) = X 100 %
672,8

5166.44
=√ = 2,39 %
20

= 16,072 cacah/s

(Io̅ ± ∆𝐼𝑜 ) = (672.8 ± 16. 072) cacah/s Ralat kebenaran = 100 % - Ralat
nisbi
= 100 % - 2,39 %
= 97,61 %
5.1.1.3 Ralat Lempeng Pb

a) Ralat Lempengan Pb Tebal Jenis 0,7809g/𝑚𝑚2

𝑰 𝑰̅ (𝑰 − 𝑰̅ ) (𝑰 − 𝑰̅)𝟐
28 30.4 2.4 5.76
16 30.4 -14.4 207.36
41 30.4 10.6 112.36
36 30.4 5.6 31.36
31 30.4 0.6 0.36
∑(𝑰 − 𝑰̅)𝟐 357.2
Tabel 5.3 Ralat Lempengan Pb Tebal Jenis g/𝑚𝑚2

7
∑(𝑰−𝑰̅)𝟐 ∆𝐼
∆𝐼 = √ 𝒏(𝒏−𝟏) Ralat nisbi = X 100 %
𝐼̅

357.2 4,226
=√5(5−1) = X 100 %
30,4

357.2
=√ = 13,90 %
20

= 4,226 cacah/s

(𝐼 ̅ ± ∆𝐼) = (30,4 ± 4,226 ) cacah/s Ralat kebenaran = 100 % - Ralat


nisbi
= 100 % - 13,90 %
=86,1 %

b) Ralat Lempengan Pb Tebal Jenis 0,7812g/𝑚𝑚2

𝑰 𝑰̅ (𝑰 − 𝑰̅ ) (𝑰 − 𝑰̅)𝟐
30 31 -1 1
28 31 -3 0
26 31 -5 25
30 31 -1 1
41 31 10 100
∑(𝑰 − 𝑰̅)𝟐 136
Tabel 5.4 Ralat Lempengan Pb Tebal Jenis 0,7812g/𝑚𝑚2

8
∑(𝑰−𝑰̅)𝟐 ∆𝐼
∆𝐼 = √ 𝒏(𝒏−𝟏) Ralat nisbi = X 100 %
𝐼̅

136 2.608
=√5(5−1) = X 100 %
31

136
=√ 20 = 8.413%

= 2,608 cacah/s

(𝐼 ̅ ± ∆𝐼) = (31 ± 2,608) cacah/s Ralat kebenaran = 100 % - Ralat


nisbi
= 100 % - 8,41%
= 91,59 %

c) Ralat Lempengan Pb Tebal Jenis 0,7794 g/𝑚𝑚2

𝑰 𝑰̅ (𝑰 − 𝑰̅ ) (𝑰 − 𝑰̅)𝟐
27 25.4 1.6 2.56
22 25.4 -34 11.56
29 25.4 3.6 12.96
27 25.4 3.6 2.56
22 25.4 -3.4 11.56
∑(𝑰 − 𝑰̅)𝟐 41.2
Tabel 5.5 Ralat Lempengan Pb Tebal Jenis 0,7794 g/𝑚𝑚2

∑(𝑰−𝑰̅)𝟐 ∆𝐼
∆𝐼 = √ 𝒏(𝒏−𝟏) Ralat nisbi = X 100 %
𝐼̅

41.2 1,435
=√5(5−1) = X 100 %
25,4

41.2
=√ 20 = 5,65 %

= 1,435 cacah/s

(𝐼 ̅ ± ∆𝐼) = (25,4 ± 1,435 ) cacah/s Ralat kebenaran = 100 % - Ralat


nisbi
= 100 % - 5,65 %

9
= 94,35 %

d) Ralat Lempengan Pb Tebal Jenis 0,7795 g/𝑚𝑚2

𝑰 𝑰̅ (𝑰 − 𝑰̅ ) (𝑰 − 𝑰̅)𝟐
25 18.6 6.4 40.96
17 18.6 -1.6 2.56
17 18.6 -1.6 2.56
17 18.6 -1.6 2.56
17 18.6 -1.6 2.56
∑(𝑰 − 𝑰̅)𝟐 51.2
Tabel 5.6 Ralat Lempengan Pb Tebal Jenis 0,7795 g/𝑚𝑚2

∑(𝑰−𝑰̅)𝟐 ∆𝐼
∆𝐼 = √ 𝒏(𝒏−𝟏) Ralat nisbi = X 100 %
𝐼̅

51.2 1,6
=√5(5−1) = 18,6 X 100 %

51.2
=√ 20 = 8,602 %

= 1,6 cacah/s

(𝐼 ̅ ± ∆𝐼) = (18,6 ± 1,6 ) cacah/s Ralat kebenaran = 100 % - Ralat


nisbi
= 100 % - 8,602 %
= 91,398 %

10
e) Ralat Lempengan Pb Tebal Jenis 0,7676 g/𝑚𝑚2

𝑰 𝑰̅ (𝑰 − 𝑰̅ ) (𝑰 − 𝑰̅)𝟐
21 17.6 3.4 11.56
11 17.6 -6.6 43.56
14 17.6 -3.6 12.96
18 17.6 0.4 0.16
24 17.6 6.4 40.96
∑(𝑰 − 𝑰̅)𝟐 109.2
Tabel 5.7 Ralat Lempengan Pb Tebal Jenis 0,7676 g/𝑚𝑚2

∑(𝑰−𝑰̅)𝟐 ∆𝐼
∆𝐼 = √ 𝒏(𝒏−𝟏) Ralat nisbi = X 100 %
𝐼̅

109.2 2,34
=√5(5−1) = X 100 %
17,6

109,2
=√ = 13,3 %
20

= 2,34 cacah/s

(𝐼 ̅ ± ∆𝐼) = (17,6 ± 2,34 ) cacah/s Ralat kebenaran = 100 % - Ralat


nisbi
= 100 % - 13,3 %
= 86,7 %
5.1.1.4 Ralat Lempengan Al

a) Ralat Lempengan Al Tebal Jenis 0,5440 g/𝑚𝑚2

𝑰 𝑰̅ (𝑰 − 𝑰̅ ) (𝑰 − 𝑰̅)𝟐
41 36.4 4.6 21.16
29 36.4 -7.4 54.76
36 36.4 -0.4 0.16
32 36.4 -4.4 19.36
44 36.4 7.6 57.76
∑(𝑰 − 𝑰̅)𝟐 153.17
Tabel 5.8 Ralat Lempengan Al Tebal Jenis 0,5440 g/𝑚𝑚2

11
∑(𝑰−𝑰̅)𝟐 ∆𝐼
∆𝐼 = √ 𝒏(𝒏−𝟏) Ralat nisbi = X 100 %
𝐼̅

153.17 2,7674
=√5(5−1) = X 100 %
36,4

153,17
=√ = 7,603 %
20

= 2,7674 cacah/s

(𝐼 ̅ ± ∆𝐼) = (36,4 ± 2,7674) cacah/s Ralat kebenaran = 100 % - Ralat


nisbi
= 100 % - 7,603 %
= 92,359%

b) Ralat Lempengan Al Tebal Jenis 0,5436g/𝑚𝑚2

𝑰 𝑰̅ (𝑰 − 𝑰̅ ) (𝑰 − 𝑰̅)𝟐
30 31.6 -1.6 2.56
36 31.6 4.4 19.36
24 31.6 -7.6 57.76
31 31.6 -0.6 0.36
37 31.6 5.4 29.16
∑(𝑰 − 𝑰̅)𝟐 109.2
Tabel 5.9 Ralat Lempengan Al Tebal Jenis 0,5436 g/𝑚𝑚2

∑(𝑰−𝑰̅)𝟐 ∆𝐼
∆𝐼 = √ 𝒏(𝒏−𝟏) Ralat nisbi = X 100 %
𝐼̅

109.2 2,3366
=√5(5−1) = X 100 %
31,6

109.2
=√ = 7,394 %
20

= 2,3366 cacah/s

(𝐼 ̅ ± ∆𝐼) = (31,6 ± 2,3366 ) cacah/s Ralat kebenaran = 100 % - Ralat


nisbi
= 100 % - 7,394 %

12
= 92,606 %

c) Ralat Lempengan Al Tebal Jenis 0,5433 g/𝑚𝑚2

𝑰 𝑰̅ (𝑰 − 𝑰̅ ) (𝑰 − 𝑰̅)𝟐
34 29.8 4.2 17.64
30 29.8 0.2 0.04
25 29.8 -4.8 23.04
31 29.8 1.2 1.44
29 29.8 -0.8 0.64
∑(𝑰 − 𝑰̅)𝟐 42.8
Tabel 5.10 Ralat Lempengan Al Tebal Jenis 0,5433 g/𝑚𝑚2

∑(𝑰−𝑰̅)𝟐 ∆𝐼
∆𝐼 = √ 𝒏(𝒏−𝟏) Ralat nisbi = X 100 %
𝐼̅

42.8 1,4629
=√5(5−1) = X 100 %
29,8

42.8
=√ 20 = 4,909 %

= 1,4629 cacah/s

(𝐼 ̅ ± ∆𝐼) = (29,8 ± 1,4629 ) cacah/s Ralat kebenaran = 100 % - Ralat


nisbi
= 100 % - 4,909 %
= 95,091 %

13
d) Ralat Lempengan Al Tebal Jenis 0,5446 g/𝑚𝑚2

𝑰 𝑰̅ (𝑰 − 𝑰̅ ) (𝑰 − 𝑰̅)𝟐
26 25.8 0.2 0.02
32 25.8 6.2 38.44
25 25.8 -0.8 0.64
26 25.8 0.2 0.04
20 25.8 -5.8 33.64
∑(𝑰 − 𝑰̅)𝟐 72.8
Tabel 5.11 Ralat Lempengan Al Tebal Jenis 0,5466 g/𝑚𝑚2

∑(𝑰−𝑰̅)𝟐 ∆𝐼
∆𝐼 = √ 𝒏(𝒏−𝟏) Ralat nisbi = X 100 %
𝐼̅

72.8 1,908
=√5(5−1) = X 100 %
25,8

72,8
=√ 20 = 7,395 %

= 1,908 cacah/s

(𝐼 ̅ ± ∆𝐼) = (25,8 ± 1,908 ) cacah/s Ralat kebenaran = 100 % - Ralat


nisbi
= 100 % - 7,395 %
= 92,605 %

14
e) Ralat Lempengan Al Tebal Jenis 0,5444 g/𝑚𝑚2

𝑰 𝑰̅ (𝑰 − 𝑰̅ ) (𝑰 − 𝑰̅)𝟐
23 21 2 4
27 21 6 36
23 21 2 4
17 21 -4 16
15 21 -6 36
∑(𝑰 − 𝑰̅)𝟐 96
Tabel 5.12 Ralat Lempengan Al Tebal Jenis 0,5444 g/𝑚𝑚2

∑(𝑰−𝑰̅)𝟐 ∆𝐼
∆𝐼 = √ 𝒏(𝒏−𝟏) Ralat nisbi = X 100 %
𝐼̅

96 2,1909
=√5(5−1) = X 100 %
21

96
=√20 = 10,4328 %

= 2,1909 cacah/s

(𝐼 ̅ ± ∆𝐼) = (21 ± 2,1909 ) cacah/s Ralat kebenaran = 100 % - Ralat


nisbi
= 100 % - 10,4328
%
= 89,5672

15
5.1.2 Grafik

Cacahan Sumber Radiasi


740
720 722
700 698
680
660 659
649
640 636
620
600
580
Cacahan ke-1 Cacahan ke-2 Cacahan ke-3 Cacahan ke-4 Cacahan ke-5

Cacahan Sumber Radiasi

Grafik 5.1 Cacahan Sumber Radiasi (𝐼𝑜 )

Cacahan Lempeng Pb
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Cacahan ke-1 Cacahan ke-2 Cacahan ke-3 Cacahan ke-4 Cacahan ke-5

Tebal jenis 0,7809 Tebal Jenis 0,7812 Tebal Jenis 0,7794


Tebal Jenis 0,7795 Tebal Jenis 0,7676

Grafik 5.2 Cacahan pada Lempeng Pb

16
Cacahan Lempeng Al
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Cacahan ke-1 Cacahan ke-2 Cacahan ke-3 Cacahan ke-4 Cacahan ke-5

Tebal Jenis 0,5440 Tebal Jenis 0,5436 Tebal Jenis 0,5433


Tebal Jenis 0,5446 Tebal Jenis 0,5444

Grafik 5.3 Cacahan pada Lempeng Al

5.1.3 Perhitungan
a) Perhitungan Koefisien Absorbsi Linier Pada Lempengan Pb jenis 0,7809 g/
𝑚𝑚2
Diketahui :

(𝐼 ̅ ± ∆𝐼) = (30,4 ± 4,226)

(𝐼̅𝑜 ± Δ𝐼𝑜 ) = (672,8 ± 16,072)

Maka :

𝐼
𝑙𝑛 = −𝜇 𝑥
𝐼𝑜
𝐼
𝐿𝑛
𝐼𝑜
−𝜇 = 𝑥

Dijawab :
𝑰
𝒍𝒏
𝑰𝒐
𝑎̅ ∆𝑎 𝑎̅∆𝑏
𝐹 ± ∆𝐹 = 𝑏̅ ± √( 𝑏̅ )2 + ( 𝑏̅2 )2

17
𝑰 30.4 4,226 2 30,4 x 16,072
= (672,8) ± √(672,8) + ( (672,8)2 )2
𝑰𝒐

488,59
= 0,0452 ± √0,006632 + (452659,84 )2

= 0,0452 ± √3,969𝑥10−5 + 0,00112

= 0,0452 ± √4,0855𝑥10−5

= 0,0452 ± 0,0064

𝑰
𝒍𝒏 𝑰 = ln( 0,045 ± 0,0064)
𝒐

= -(3,0967 ± 5,0515)

𝑰
𝑳𝒏
𝑰𝒐
−𝝁 = 𝒙
−(3,0967±5,0515)
= 0,7809

𝝁 = -(3,966 ± 6,469)

Tabel 5.13 Perhitungan Aljabar Fisis Lempengan Pb

No Tebal Jenis Pb Hasil −𝜇


1 0,7809 g/𝑚𝑚2 (3,966 ± 5,0515)
2 0,7812 g/𝑚𝑚2 (3,941 ± 6,637 )
3 0,7794 g/𝑚𝑚2 (4,196 ± 7,794)
4 0,7795 g/𝑚𝑚2 (4,586 ± 7,686)
5 0,7676 g/𝑚𝑚2 (4,755 ± 7,367)

b) Perhitungan Koefisien Absorbsi Linier Pada Lempengan Al jenis 0,5440 g/


𝑚𝑚2
Diketahui :

18
(𝐼 ̅ ± ∆𝐼) = (36,4 ± 2,7674)

(𝐼̅𝑜 ± Δ𝐼𝑜 ) = (672,8 ± 16,072)

Maka :

𝐼
𝑙𝑛 = −𝜇 𝑥
𝐼𝑜
𝐼
𝐿𝑛
𝐼𝑜
−𝜇 = 𝑥

Dijawab :
𝑰
𝒍𝒏
𝑰𝒐
𝑎̅ ∆𝑎 𝑎̅∆𝑏
𝐹 ± ∆𝐹 = 𝑏̅ ± √( 𝑏̅ )2 + ( 𝑏̅2 )2

𝑰 36.4 2,7674 2
36,4 x 16,072
=(672,8) ± √( 672,8 ) + ( (672,8)2 )2
𝑰𝒐

585,0208
= 0,0541± √0,00412 + (452659,84 )2

= 0,0541 ± √1,681𝑥10−5 + 1,67𝑥10−6

= 0,0541 ± √1,848𝑥10−5

= 0,0541 ± 0,0014

𝑰
𝒍𝒏 𝑰 = ln( 0,0541 ± 0,0014)
𝒐

= -(2,9169 ± 6,5713)

𝑰
𝑳𝒏
𝑰𝒐
−𝝁 = 𝒙
−(2,9169 ± 6,5713)
= 0,5440

= -(5,37 ± 12,08)

19
Tabel 5.14 Perhitungan Aljabar Fisis Lempengan Pb

No Tabel Jenis Pb Hasil −𝜇


1 0,5440 g/𝑚𝑚2 (5,37 ± 12,08)
2 0,5436 g/𝑚𝑚2 (5,62 ± 10,25)
3 0,5433 g/𝑚𝑚2 (5,93 ± 11,06)
4 0,5446 g/𝑚𝑚2 (5,91 ± 10,68)
5 0,5444 g/𝑚𝑚2 (6,43 ± 10,47)

V. Pembahasan

Percobaan ini memiliki tujuan menentukan sifat absorpsi radiasi oleh suatu
bahan, mempu menggunakan kertas grafik semilogaritme, menentukan HVL suatu
bahan, menentukan koefisien absorpsi linier suatu bahan, menentukan koefisien
absorpsi massa suatu bahan, dan mengenal bahan-bahan pelindung radiasi nuklir.
Pertama-tama alat susun alat-alatnya lalu hubungkan Digicounter dengan
sumber listrik, lalu atur MAINS pada posisi on dan tunggu selama lima menit.
Waktu cacahan diatur dalam 100s dengan tegangan 500V. Dengan bahan object
cacahan yaitu timbal dan alumunium sebanyak 5 kali. Didapatkan cacahan
background untuk 5 kali pengulangan sebesar 0 cacah. Hasil cacahan source
untuk 5 kali pengulangan secara berturut-turut antara lain 636 cacah, 698 cacah,
722 cacah, 659 cacah, 649 cacah. Hasil count rate average lempengan Pb per
tebal jenis adalah sebagai berikut, untuk tebal jenis 0.7809 g/mm2 didapatkan
count rate average sebesar 30.4 cacah/100s, tebal jenis 0.7812 g/mm2 dengan
count rate average 31 cacah/100s , tebal jenis 0.7794 g/mm2 dengan count rate
average 18.6 cacah/100s , tebal jenis 0.7795 g/mm2 dengan count rate average
18.6 cacah/100s , dan tebal jenis 0.7676 g/mm2 dengan count rate average 17.6
cacah/100s.

Hasil count rate average lempengan Al per tebal jenis adalah sebagai
berikut, untuk tebal jenis 0.5440 g/mm2 didapatkan count rate average sebesar
36.4 cacah/100s , tebal jenis 0.5436 g/mm2 , dengan count rate average 31.6
cacah/100s, tebal jenis 0.5433 g/mm2 dengan count rate average 29.8 cacah/100s ,

20
tebal jenis 0.5446 g/mm2 dengan count rate average 25.8 cacah/100s , tebal jenis
0.5444 g/mm2 dengan count rate average 21 cacah/100s.

Menggunakan hasil cacahan ini dilakukan perhitungan untuk menentukan


koefisiensi absorbsi linier pada kedua jenis lempengan dengan tebal jenis yang
berbeda-beda. Hasil dari perhitungan tersebut antara lain, pada lempengan Pb
dengan tebal jenis 0,7809 g/ 𝑚𝑚2 didapatkan (3,966 ± 5,0515) , tebal jenis
0,7812 g/𝑚𝑚2 didapatkan (3,941± 6,637 ), tebal jenis 0,7794 g/𝑚𝑚2 didapatkan
(4,196± 7,794), tebal jenis 0,7795 g/𝑚𝑚2 didapatkan (4,586± 7,686), dan tebal
jenis 0,7676 g/𝑚𝑚2 didapatkan (4,755± 7,367).

Hasil dari perhitungan tersebut antara lain, pada lempengan Pb dengan


tebal jenis 0,5440 g/ 𝑚𝑚2 didapatkan (5,37 ± 12,08) , tebal jenis 0,5436
g/𝑚𝑚2 didapatkan (5,62 ± 10,25), tebal jenis 0,5433 g/𝑚𝑚2 didapatkan (5,93
± 11,06), tebal jenis 0,5446 g/𝑚𝑚2 didapatkan (5,91± 10,68), dan tebal jenis
0,5444 g/𝑚𝑚2 didapatkan (6,43 ± 10,47). Hasil perhitungan ini menunjukkan hal
yang sama dengan perhitungan lempengan Pb yaitu adanya kenaikan tetapi jumlah
koefisien absorbsi linier dengan lempengan Al lebih besar, Sehingga lempengan
Pb lebih sering digunakan sebagai perisai radioaktif karena hasil cacahan yang
didapatkan lebih sedikit daripada dengan lempengan Al.

VI. Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :


1. Semakin besar nilai shielding suatu partikel maka semakin kecil
jumlah cacahan yang didapatkan.
2. Semakin besar nilai shieding maka nilai koefisien absorbs yang
didapatkan semakin kecil.
3. Koefisien absorbsi linier dari lempengan Pb untuk tiap-tiap
penambahan 1 lempeng Pb berturut-turut adalah (3,966
± 5,0515) ; (3,941 ± 6,637 ) ; (4,196 ± 7,794); (4,586 ± 7,686);
dan (4,755± 7,367).
4. Koefisien absorbsi linier dari lempengan Al untuk tiap-tiap
penambahan 1 lempeng Al berturut-turut adalah (5,37

21
± 12,08) ; (5,62 ± 10,25); (5,93 ± 11,06); (5,91 ± 10,68); dan
(6,43 ± 10,47)
5. HVL merupakan tebal bahan yang dapat mengabsorbsi intensitas
sinar radioaktif sebanyak separuhnya

22

Anda mungkin juga menyukai