Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE)/ GAGAL JANTUNG


KONGESTIF

A. Definisi
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung
mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-
sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan
peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak
untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan
menebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat
dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan kuat.
Sebagai akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan air dan garam.
Hal ini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh
seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi
bengkak (congestive) (Udjianti, 2010).
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa
kelainan fungsi jantung sehingga IVFa jantung tidak mampu memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan/ kemampuannya hanya
ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal (Mansjoer dan
Triyanti, 2007).
Gagal jantung adalah sindrom klinik dengan abnormalitas dari struktur
atau fungsi jantung sehingga mengakibatkan ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah ke jaringan dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh
(Darmojo, 2004 cit Ardini 2007).

B. Etiologi
Menurut Wajan Juni Udjianti (2010) etiologi gagal jantung kongestif
(CHF) dikelompokan berdasarkan faktor etiolgi eksterna maupun interna,
yaitu:

1
2

1. Faktor eksterna (dari luar jantung); hipertensi renal, hipertiroid, dan


anemia kronis/ berat.
2. Faktor interna (dari dalam jantung)
a) Disfungsi katup: Ventricular Septum Defect (VSD), Atria Septum
Defect (ASD), stenosis mitral, dan insufisiensi mitral.
b) Disritmia: atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi, dan heart block.
c) Kerusakan miokard: kardiomiopati, miokarditis, dan infark miokard.
d) Infeksi: endokarditis bacterial sub-akut

C. Manifestasi klinik
1. Peningkatan volume intravaskular.
2. Kongesti jaringan akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat
akibat turunnya curah jantung.
3. Edema pulmonal akibat peningkatan tekanan vena pulmonalis yang
menyebabkan cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli;
dimanifestasikan dengan batuk dan nafas pendek.
4. Edema perifer umum dan penambahan berat badan akibat peningkatan
tekanan vena sistemik.
5. Pusing, kekacauan mental (confusion), keletihan, intoleransi jantung
terhadap latihan dan suhu panas, ekstremitas dingin, dan oliguria
akibat perfusi darah dari jantung ke jaringan dan organ yang rendah.
6. Sekresi aldosteron, retensi natrium dan cairan, serta peningkatan
volume intravaskuler akibat tekanan perfusi ginjal yang menurun
(pelepasan renin ginjal). Sumber: Niken Jayanthi (2010)

D. Penatalaksanaan
Tujuan dasar penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung adalah:
1. Meningkatkan oksigenasi dengan terapi O2 dan menurunkan konsumsi
oksigen dengan pembatasan aktivitas.
2. Meningkatkan kontraksi (kontraktilitas) otot jantung dengan
digitalisasi.
3

3. Menurunkan beban jantung dengan diet rendah garam, diuretik, dan


vasodilator.
Penatalaksanaan Medis
1. Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan
konsumsi O2 melalui istirahat/ pembatasan aktifitas
2. Memperbaiki kontraktilitas otot jantung
a. Mengatasi keadaan yang reversible, termasuk tirotoksikosis,
miksedema, dan aritmia.
b. Digitalisasi
1) dosis digitalis
a) Digoksin oral untuk digitalisasi cepat 0,5 mg dalam 4 - 6
dosis selama 24 jam dan dilanjutkan 2x0,5 mg selama 2-4
hari.
b) Digoksin IV 0,75 - 1 mg dalam 4 dosis selama 24 jam.
c) Cedilanid IV 1,2 - 1,6 mg dalam 24 jam.
2) Dosis penunjang untuk gagal jantung: digoksin 0,25 mg sehari.
untuk pasien usia lanjut dan gagal ginjal dosis disesuaikan.
3) Dosis penunjang digoksin untuk fibrilasi atrium 0,25 mg.
Digitalisasi cepat diberikan untuk mengatasi edema pulmonal
akut yang berat:
a) Digoksin: 1 - 1,5 mg IV perlahan-lahan.
b) Cedilamid 0,4 - 0,8 IV perlahan-lahan. Sumber: Mansjoer
dan Triyanti (2007)
Terapi Lain:
1. Koreksi penyebab-penyebab utama yang dapat diperbaiki antara lain:
lesi katup jantung, iskemia miokard, aritmia, depresi miokardium
diinduksi alkohol, pirau intrakrdial, dan keadaan output tinggi.
2. Edukasi tentang hubungan keluhan, gejala dengan pengobatan.
3. Posisi setengah duduk.
4. Oksigenasi (2-3 liter/menit).
4

5. Diet: pembatasan natrium (2 gr natrium atau 5 gr garam) ditujukan


untuk mencegah, mengatur, dan mengurangi edema, seperti pada
hipertensi dan gagal jantung. Rendah garam 2 gr disarankan pada
gagal jantung ringan dan 1 gr pada gagal jantung berat. Jumlah cairan
1 liter pada gagal jantung berat dan 1,5 liter pada gagal jantung ringan.
6. Aktivitas fisik: pada gagal jantung berat dengan pembatasan aktivitas,
tetapi bila pasien stabil dianjurkan peningkatan aktivitas secara teratur.
Latihan jasmani dapat berupa jalan kaki 3-5 kali/minggu selama 20-30
menit atau sepeda statis 5 kali/minggu selama 20 menit dengan beban
70-80% denyut jantung maksimal pada gagal jantung ringan atau
sedang.
7. Hentikan rokok dan alkohol
8. Revaskularisasi koroner
9. Transplantasi jantung
10. Kardoimioplasti

E. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian Primer
1) Airways
a) Sumbatan atau penumpukan sekret
b) Wheezing atau krekles
2) Breathing
a) Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
b) RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
c) Ronchi, krekles
d) Ekspansi dada tidak penuh
e) Penggunaan otot bantu nafas
3) Circulation
a) Nadi lemah , tidak teratur
b) Takikardi
c) TD meningkat / menurun
5

d) Edema
e) Gelisah
f) Akral dingin
g) Kulit pucat, sianosis
h) Output urine menurun
2. Pengkajian Sekunder
Riwayat Keperawatan
1) Keluhan
a) Dada terasa berat (seperti memakai baju ketat).
b) Palpitasi atau berdebar-debar.
c) Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) atau orthopnea, sesak
nafas saat beraktivitas, batuk (hemoptoe), tidur harus pakai
bantal lebih dari dua buah.
d) Tidak nafsu makan, mual, dan muntah.
e) Letargi (kelesuan) atau fatigue (kelelahan)
f) Insomnia
g) Kaki bengkak dan berat badan bertambah
h) Jumlah urine menurun
i) Serangan timbul mendadak/ sering kambuh.
2) Riwayat penyakit: hipertensi renal, angina, infark miokard kronis,
diabetes melitus, bedah jantung, dan disritmia.
3) Riwayat diet: intake gula, garam, lemak, kafein, cairan, alkohol.
4) Riwayat pengobatan: toleransi obat, obat-obat penekan fungsi
jantung, steroid, jumlah cairan per-IV, alergi terhadap obat
tertentu.
5) Pola eliminasi urine: oliguria, nokturia.
6) Merokok: perokok, cara/ jumlah batang per hari, jangka waktu
7) Postur, kegelisahan, kecemasan
8) Faktor predisposisi dan presipitasi: obesitas, asma, atau COPD
yang merupakan faktor pencetus peningkatan kerja jantung dan
mempercepat perkembangan CHF.
6

Pemeriksaan Fisik
1) Evaluasi status jantung: berat badan, tinggi badan, kelemahan,
toleransi aktivitas, nadi perifer, displace lateral PMI/ iktus kordis,
tekanan darah, mean arterial presure, bunyi jantung, denyut jantung,
pulsus alternans, Gallop’s, murmur.
2) Respirasi: dispnea, orthopnea, suara nafas tambahan (ronkhi, rales,
wheezing)
3) Tampak pulsasi vena jugularis, JVP > 3 cmH2O, hepatojugular
refluks
4) Evaluasi faktor stress: menilai insomnia, gugup atau rasa cemas/
takut yang kronis
5) Palpasi abdomen: hepatomegali, splenomegali, asites
6) Konjungtiva pucat, sklera ikterik
7) Capilary Refill Time (CRT) > 2 detik, suhu akral dingin, diaforesis,
warna kulit pucat, dan pitting edema

F. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul


1. Penurunan curah jantung b/d respon fisiologis otot jantung,
peningkatan frekuensi, dilatasi, hipertrofi atau peningkatan isi
sekuncup
2. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan volume paru
3. Perfusi jaringan tidak efektif b/d menurunnya curah jantung,
hipoksemia jaringan, asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli
4. Gangguan pertukaran gas b/d kongesti paru, hipertensi pulmonal,
penurunan perifer yang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan
curah jantung.
5. Kelebihan volume cairan b/d berkurangnya curah jantung, retensi
cairan dan natrium oleh ginjal, hipoperfusi ke jaringan perifer dan
hipertensi pulmonal
6. Cemas b/d penyakit kritis, takut kematian atau kecacatan, perubahan
peran dalam lingkungan social atau ketidakmampuan yang permanen.
7

7. Kurang pengetahuan b/d keterbatasan pengetahuan penyakitnya,


tindakan yang dilakukan, obat obatan yang diberikan, komplikasi yang
mungkin muncul.

G. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa
Tujuan dan Kriteria
No Keperawatan Intervensi
Hasil
1 Penurunan curah NOC : Cardiac Care
jantung b/d respon Cardiac Pump Evaluasi adanya nyeri dada (
fisiologis otot jantung, effectiveness intensitas,lokasi, durasi)
peningkatan frekuensi, Circulation Status Catat adanya disritmia jantung
dilatasi, hipertrofi atau Vital Sign Status Catat adanya tanda dan gejala
peningkatan isi Kriteria Hasil: penurunan cardiac putput
sekuncup Tanda Vital dalam Monitor status kardiovaskuler
rentang normal (Tekanan Monitor status pernafasan
darah, Nadi, respirasi) yang menandakan gagal jantung
Dapat mentoleransi Monitor abdomen sebagai
aktivitas, tidak ada indicator penurunan perfusi
kelelahan Monitor balance cairan
Tidak ada edema paru, Monitor adanya perubahan
perifer, dan tidak ada tekanan darah
asites Monitor respon pasien
Tidak ada penurunan terhadap efek pengobatan
kesadaran antiaritmia
Atur periode latihan dan
istirahat untuk menghindari
kelelahan
Monitor toleransi aktivitas
pasien
Monitor adanya dyspneu,
fatigue, tekipneu dan ortopneu
Anjurkan untuk menurunkan
stress
Vital Sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
8

Monitor kualitas dari nadi


Monitor adanya pulsus
paradoksus dan pulsus alterans
Monitor jumlah dan irama
jantung dan monitor bunyi
jantung
Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
Monitor suara paru, pola
pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign

2 Pola Nafas tidak NOC NIC


efektif Respiratory status :
Ventilation Posisikan pasien untuk
Definisi : Pertukaran Respiratory status : memaksimalkan ventilasi
udara inspirasi Airway patency
dan/atau ekspirasi Vital sign Status Pasang mayo bila perlu
tidak adekuat
Faktor yang Setelah dilakukan Lakukan fisioterapi dada jika
berhubungan : tindakan keperawatan perlu
-Hiperventilasi selama…. Pasien
-Penurunan menunjukan keefektifan Keluarkan sekret dengan batuk
energi/kelelahan pola napas, dibuktikan atau suction
-Perusakan/pelemahan dengan :
muskuloskletal
Auskultasi suara nafas, catat
-Obesitas Kriteria Hasil :
adanya suara tambahan
-Kelelahan otot Mendemonstrasikan
pernafasan batuk efektif dan suara
-Hipoventilasi sindrom nafas yang bersih, tidak Berikan bronkodilator ……….
-Nyeri ada sianosis dan dyspneu
-Kecemasan (mampu mengeluarkan Berikan pelembab udara Kassa
-Disfungsi sputum, mampu bernafas basah NaCl Lembab
Neuromuskuler dengan mudah, tidak ada
-Injuri tulang belakang pursed lips) Atur intake untuk cairan
Menunjukkan jalan mengoptimalkan keseimbangan.
DS nafas yang paten (klien
-Dyspnea tidak merasa tercekik, Monitor respirasi dan status O2
-Nafas pendek irama nafas, frekuensi
DO pernafasan dalam rentang Bersihkan mulut, hidung dan
-Penurunan tekanan normal, tidak ada suara secret trakea
inspirasi/ekspirasi nafas abnormal)
Tanda Tanda vital Pertahankan jalan nafas yang
9

-Penurunan pertukaran dalam rentang normal paten


udara permenit (tekanan darah, nadi,
pernafasan) Observasi adanya tanda tanda
-Menggunakan otot hipoventilasi
pernafasan tambahan
Monitor adanya kecemasan pasien
-Orthopnea terhadap oksigenasi

-Pernafasan pursed-lip Monitor vital sign


-Tahap ekspirasi Informasikan pada pasien dan
berlangsung keluarga tentang teknik relaksasi
sangat lama untuk memperbaiki pola nafas
-Penurunan kapasitas
Ajarkan bagaimana batuk secara
vital respirasi < 11-
efektif
24x/menit
Monitor pola nafas
3 Perfusi jaringan tidak NOC : NIC :
efektif b/d Circulation status Peripheral Sensation
menurunnya curah Tissue Prefusion : Management (Manajemen
jantung, hipoksemia cerebral sensasi perifer)
jaringan, asidosis dan Kriteria Hasil : Monitor adanya daerah
kemungkinan a. mendemonstrasikan tertentu yang hanya peka terhadap
thrombus atau emboli status sirkulasi panas/dingin/tajam/tumpul
Tekanan systole Monitor adanya paretese
Definisi : dandiastole dalam rentang Instruksikan keluarga untuk
Penurunan pemberian yang diharapkan mengobservasi kulit jika ada lsi
oksigen dalam Tidak ada atau laserasi
kegagalan memberi ortostatikhipertensi Gunakan sarun tangan untuk
makan jaringan pada Tidak ada tanda proteksi
tingkat kapiler tanda peningkatan Batasi gerakan pada kepala,
tekanan intrakranial (tidak leher dan punggung
Batasan karakteristik: lebih dari 15 mmHg) Monitor kemampuan BAB
-Renal b. mendemonstrasikan Kolaborasi pemberian
-Perubahan tekanan kemampuan kognitif yang analgetik
darah di luar batas ditandai dengan: Monitor adanya tromboplebitis
parameter berkomunikasi dengan Diskusikan menganai
-Hematuria jelas dan sesuai dengan penyebab perubahan sensasi
-Oliguri/anuria kemampuan
-Elevasi/penurunan menunjukkan
BUN/rasio kreatinin perhatian, konsentrasi dan
-Gastro Intestinal orientasi
Secara usus hipoaktif memproses informasi
atau tidak ada membuat keputusan
-Nausea dengan benar
-Distensi abdomen c. menunjukkan
-Nyeri abdomen atau fungsi sensori motori
tidak terasa lunak cranial yang utuh : tingkat
10

(tenderness) kesadaran mambaik, tidak


-Peripheral ada gerakan gerakan
-Edema involunter
-Tanda Homan positif
-Perubahan
karakteristik kulit
(rambut, kuku,
air/kelembaban)
-Denyut nadi lemah
atau tidak ada
-Diskolorisasi kulit
-Perubahan suhu kulit
-Perubahan sensasi
-Kebiru-biruan
-Perubahan tekanan
darah di ekstremitas
-Bruit
-Terlambat sembuh
-Pulsasi arterial
berkurang
-Warna kulit pucat
pada elevasi, warna
tidak kembali pada
penurunan kaki
-Cerebral
-Abnormalitas bicara
-Kelemahan
ekstremitas atau
paralis
-Perubahan status
mental
-Perubahan pada
respon motorik
-Perubahan reaksi
pupil
-Kesulitan untuk
menelan
-Perubahan kebiasaan
-Kardiopulmonar
-Perubahan frekuensi
respirasi di luar batas
parameter
-Penggunaan otot
pernafasan tambahan
-Balikkan kapiler > 3
detik (Capillary refill)
-Abnormal gas darah
arteri
-Perasaan ”Impending
Doom” (Takdir
11

terancam)
-Bronkospasme
-Dyspnea
-Aritmia
-Hidung kemerahan
-Retraksi dada
-Nyeri dada

Faktor-faktor yang
berhubungan:
-Hipovolemia
-Hipervolemia
-Aliran arteri terputus
-Exchange problems
-Aliran vena terputus
-Hipoventilasi
-Reduksi mekanik
pada vena dan atau
aliran darah arteri
-Kerusakan transport
oksigen melalui
alveolar dan atau
membran kapiler
-Tidak sebanding
antara ventilasi dengan
aliran darah
-Keracunan enzim
-Perubahan
afinitas/ikatan O2
dengan Hb
-Penurunan
konsentrasi Hb dalam
darah
4 Gangguan pertukaran NOC : NIC :
gas b/d kongesti paru,Respiratory Status : Gas
hipertensi pulmonal, exchange Airway Management
penurunan perifer yang Respiratory Status :
mengakibatkan ventilation Buka jalan nafas, guanakan
asidosis laktat dan Vital Sign Status teknik chin lift atau jaw thrust bila
penurunan curah Kriteria Hasil : perlu
jantung. Mendemonstrasikan Posisikan pasien untuk
peningkatan ventilasi dan memaksimalkan ventilasi
Definisi : Kelebihan oksigenasi yang adekuat Identifikasi pasien perlunya
atau kekurangan dalam Memelihara kebersihan pemasangan alat jalan nafas
oksigenasi dan atau paru paru dan bebas dari buatan
pengeluaran tanda tanda distress Pasang mayo bila perlu
karbondioksida di pernafasan Lakukan fisioterapi dada jika
dalam membran Mendemonstrasikan batuk perlu
kapiler alveoli efektif dan suara nafas Keluarkan sekret dengan batuk
yang bersih, tidak ada atau suction
12

Batasan karakteristik : sianosis dan dyspneu Auskultasi suara nafas, catat


- Gangguan (mampu mengeluarkan adanya suara tambahan
penglihatan sputum, mampu bernafas Lakukan suction pada mayo
- Penurunan CO2 dengan mudah, tidak ada Berika bronkodilator bial perlu
- Takikardi pursed lips) Barikan pelembab udara
- Hiperkapnia Tanda tanda vital dalam Atur intake untuk cairan
- Keletihan rentang normal mengoptimalkan keseimbangan.
- somnolen Monitor respirasi dan status
- Iritabilitas O2
- Hypoxia Respiratory Monitoring
- kebingungan
- Dyspnoe Monitor rata – rata, kedalaman,
- nasal faring irama dan usaha respirasi
- AGD Normal
- sianosis Catat pergerakan dada,amati
- warna kulit kesimetrisan, penggunaan otot
abnormal (pucat, tambahan, retraksi otot
kehitaman) supraclavicular dan intercostal
- Hipoksemia
- hiperkarbia Monitor suara nafas, seperti
- sakit kepala ketika dengkur
bangun
- frekuensi dan Monitor pola nafas : bradipena,
kedalaman nafas takipenia, kussmaul,
abnormal hiperventilasi, cheyne stokes, biot
Faktor faktor yang
berhubungan :
Catat lokasi trakea
- ketidakseimbangan
perfusi ventilasi
- perubahan membran Monitor kelelahan otot
kapiler-alveolar diagfragma ( gerakan paradoksis )

Auskultasi suara nafas, catat area


penurunan / tidak adanya ventilasi
dan suara tambahan

Tentukan kebutuhan suction


dengan mengauskultasi crakles
dan ronkhi pada jalan napas
utama

Auskultasi suara paru setelah


tindakan untuk mengetahui
hasilnya

AcidBase Managemen
Monitro IV line
Pertahankanjalan nafas paten
Monitor AGD, tingkat elektrolit
Monitor status hemodinamik(CVP,
13

MAP, PAP)
Monitor adanya tanda tanda gagal
nafas
Monitor pola respirasi
Lakukan terapi oksigen
Monitor status neurologi
Tingkatkan oral hygiene
5 Kelebihan volume NOC : Fluid management
cairan b/d Electrolit and acid base Pertahankan catatan intake dan
berkurangnya curah balance output yang akurat
jantung, retensi cairan Fluid balance Pasang urin kateter jika
dan natrium oleh diperlukan
ginjal, hipoperfusi ke Kriteria Hasil: Monitor hasil lAb yang sesuai
jaringan perifer dan Terbebas dari edema, dengan retensi cairan (BUN , Hmt
hipertensi pulmonal efusi, anaskara , osmolalitas urin )
Bunyi nafas bersih, Monitor status hemodinamik
Definisi : Retensi tidak ada termasuk CVP, MAP, PAP, dan
cairan isotomik dyspneu/ortopneu PCWP
meningkat Terbebas dari distensi Monitor vital sign
Batasan karakteristik : vena jugularis, reflek Monitor indikasi retensi /
- Berat badan hepatojugular (+) kelebihan cairan (cracles, CVP ,
meningkat pada waktu Memelihara tekanan edema, distensi vena leher, asites)
yang singkat vena sentral, tekanan Kaji lokasi dan luas edema
- Asupan berlebihan kapiler paru, output Monitor masukan makanan /
dibanding output jantung dan vital sign cairan dan hitung intake kalori
- Tekanan darah dalam batas normal harian
berubah, tekanan arteri Terbebas dari Monitor status nutrisi
pulmonalis berubah, kelelahan, kecemasan Berikan diuretik sesuai
peningkatan CVP atau kebingungan interuksi
- Distensi vena Menjelaskanindikator Batasi masukan cairan pada
jugularis kelebihan cairan keadaan hiponatrermi dilusi
- Perubahan pada pola dengan serum Na < 130 mEq/l
nafas, dyspnoe/sesak Kolaborasi dokter jika tanda
nafas, orthopnoe, suara cairan berlebih muncul memburuk
nafas abnormal (Rales Fluid Monitoring
atau crakles), Tentukan riwayat jumlah dan
kongestikemacetan tipe intake cairan dan eliminaSi
paru, pleural effusion Tentukan kemungkinan faktor
- Hb dan hematokrit resiko dari ketidak seimbangan
menurun, perubahan cairan (Hipertermia, terapi
elektrolit, khususnya diuretik, kelainan renal, gagal
perubahan berat jenis jantung, diaporesis, disfungsi hati,
- Suara jantung SIII dll )
- Reflek hepatojugular Monitor serum dan elektrolit
positif urine
- Oliguria, azotemia Monitor serum dan osmilalitas
- Perubahan status urine
mental, kegelisahan, Monitor BP, HR, dan RR
kecemasan Monitor tekanan darah
orthostatik dan perubahan irama
14

Faktor-faktor yang jantung


berhubungan : Monitor parameter
- Mekanisme pengaturan hemodinamik infasif
melemah Monitor adanya distensi leher,
- Asupan cairan berlebihan rinchi, eodem perifer dan
- Asupan natrium berlebihan penambahan BB
Monitor tanda dan gejala dari
odema
6 Cemas b/d penyakit NOC : NIC :
kritis, takut kematian Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
atau kecacatan, Coping kecemasan)
perubahan peran dalam Impulse control Gunakan pendekatan yang
lingkungan social atau Kriteria Hasil : menenangkan
ketidakmampuan yang Klien mampu Nyatakan dengan jelas harapan
permanen. mengidentifikasi dan terhadap pelaku pasien
mengungkapkan gejala Jelaskan semua prosedur dan
Definisi : cemas apa yang dirasakan selama
Perasaan gelisah yang Mengidentifikasi, prosedur
tak jelas dari mengungkapkan dan Pahami prespektif pasien
ketidaknyamanan atau menunjukkan tehnik terhdap situasi stres
ketakutan yang disertai untuk mengontol cemas Temani pasien untuk
respon autonom Vital sign dalam batas memberikan keamanan dan
(sumner tidak spesifik normal mengurangi takut
atau tidak diketahui Postur tubuh, ekspresi Berikan informasi faktual
oleh individu); wajah, bahasa tubuh dan mengenai diagnosis, tindakan
perasaan keprihatinan tingkat aktivitas prognosis
disebabkan dari menunjukkan Dorong keluarga untuk
antisipasi terhadap berkurangnya kecemasan menemani anak
bahaya. Sinyal ini Lakukan back / neck rub
merupakan peringatan Dengarkan dengan penuh
adanya ancaman yang perhatian
akan datang dan Identifikasi tingkat kecemasan
memungkinkan Bantu pasien mengenal situasi
individu untuk yang menimbulkan kecemasan
mengambil langkah Dorong pasien untuk
untuk menyetujui mengungkapkan perasaan,
terhadap tindakan ketakutan, persepsi
Ditandai dengan Instruksikan pasien
Gelisah menggunakan teknik relaksasi
Insomnia Barikan obat untuk
Resah mengurangi kecemasan
Ketakutan
Sedih
Fokus pada diri
Kekhawatiran
Cemas
7 Kurang pengetahuan NOC : NIC :
b/d keterbatasan Kowlwdge : disease Teaching : disease Process
pengetahuan process Berikan penilaian tentang
penyakitnya, tindakan Kowledge : health tingkat pengetahuan pasien
15

yang dilakukan, obat Behavior tentang proses penyakit yang


obatan yang diberikan, Kriteria Hasil : spesifik
komplikasi yang Pasien dan keluarga Jelaskan patofisiologi dari
mungkin muncul dan menyatakan pemahaman penyakit dan bagaimana hal ini
perubahan gaya hidup tentang penyakit, kondisi, berhubungan dengan anatomi dan
prognosis dan program fisiologi, dengan cara yang tepat.
Definisi : pengobatan Gambarkan tanda dan gejala
Tidak adanya atau Pasien dan keluarga yang biasa muncul pada penyakit,
kurangnya informasi mampu melaksanakan dengan cara yang tepat
kognitif sehubungan prosedur yang dijelaskan Gambarkan proses penyakit,
dengan topic spesifik. secara benar dengan cara yang tepat
Pasien dan keluarga Identifikasi kemungkinan
Batasan karakteristik : mampu menjelaskan penyebab, dengna cara yang tepat
memverbalisasikan kembali apa yang Sediakan informasi pada
adanya masalah, dijelaskan perawat/tim pasien tentang kondisi, dengan
ketidakakuratan kesehatan lainnya. cara yang tepat
mengikuti instruksi, Hindari harapan yang kosong
perilaku tidak sesuai. Sediakan bagi keluarga atau
SO informasi tentang kemajuan
Faktor yang pasien dengan cara yang tepat
berhubungan : Diskusikan perubahan gaya
keterbatasan kognitif, hidup yang mungkin diperlukan
interpretasi terhadap untuk mencegah komplikasi di
informasi yang salah, masa yang akan datang dan atau
kurangnya keinginan proses pengontrolan penyakit
untuk mencari Diskusikan pilihan terapi atau
informasi, tidak penanganan
mengetahui sumber- Dukung pasien untuk
sumber informasi. mengeksplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan

Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan, dengan
cara yang tepat
Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal, dengan
cara yang tepat
Instruksikan pasien mengenai
tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara
yang tepat
16

DAFTAR PUSTAKA

Ardini, Desta N. 2007. Perbedaaan Etiologi Gagal jantung Kongestif pada


Usia Lanjut dengan Usia Dewasa Di Rumah Sakit Dr. Kariadi Januari
- Desember 2006. Semarang: UNDIP
Jayanti, N. 2010. Gagal Jantung Kongestif. Dimuat dalam
http://rentalhikari.wordpress.com/2010/03/22/lp-gagal-jantung-
kongestif/ (diakses pada 6 Februari 2012)
Johnson, M.,et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta:
Media Aesculapius
Mc Closkey, C.J., Iet all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC)
Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-
2006. Jakarta: Prima Medika
Udjianti, Wajan J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba
medika

Anda mungkin juga menyukai