Anda di halaman 1dari 3

Rabu, 13 Februari 2013

Lokalisasi Sunan Kuning Semarang


Nama : Lokalisasi Sunan Kuning (Dulu Sunan Aking)
Alamat : Argorejo, Kalibanteng Kulon, Semarang Barat.
RT 002 RW 4 (arah bandara Ahmad Yani)
Berdiri Sejak : 1986
Jumlah Muchikari : 158
Jumlah WSK : 759
Lembaga Masyarakat : Griya Asa

Selain sebagai kota pengirim, Semarang juga merupakan kota transit dan
penerima. Kasus pornografi, kendati kasus-kasus yang terjadi tidak menonjol atau
belum banyak terungkap, juga telah terjadi di Semarang yang menjadikan anak-
anak sebagai korbannya. (Hening, 2007) Lembaga pendamping pekerja seks
komersial di Semarang, Griya ASA PKBI, memastikan jumlah pekerja seks yang
terindikasi mengidap HIV/AIDS di kota itu hampir 2.000 orang. Mereka tersebar di
beberapa lokalisasi, terutama di Sunan Kuning. Sedangkan Komisi Penanggulangan
AIDS (KPA) Semarang baru menemukan sebanyak 1.981 kasus HIV di daerahnya
sejak tahun 1995 hingga Juli 2012.

Untuk tahun 2012 ini, hingga Juli baru ditemukan 270 orang yang positif HIV.
Sedangkan tahun 2011 dan 2010 masing-masing ditemukan 427 orang dan 287
orang.
Pelaksana tugas (Plt) Dinas Kesehatan Kota Semarang ini menambahkan, dari 1.981
kasus HIV secara kumulatif sejak 1995 hingga Juli 2012 itu masih didominasi
pelanggan pekerja seks (PS) sebanyak 43 persen, wanita pekerja seks sebanyak 13
persen, pasangan resiko tinggi 17 persen, lain-lain sebanyak 19 persen.

Selain itu terdapat program kesehatan di Lokalisasi Sunan Kuning, seperti : (1)
Pada lokalisasi tersebut sudah terdapat program penyuluhan baik dari Puskesmas,
(2) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Polsek, Dinas Sosial serta (3) Sebagian
para pelanggan menggunakan alat pengaman yang telah disediakan oleh pengelola
lokalisasi, (4) Adanya pemeriksaan kesehatan dan laboratorium pada pekerja seks
komersial dilokalisasi Sunan Kuning Semarang setiap enam bulan sekali, serta
setiap dua bulan sekali dilakukan pemeriksaan infeksi menular seksual (IMS), (5)
Setiap harinya apabila terdapat keluhan para pekerja seks komersial dilokalisasi di
lokalisasi Sunan Kuning Semarang langsung memeriksakan diri ke laboratorium ASA
(Anti Stop Aids).

HASIL OBSERVASI
Pengambilan data observasi dilakukan di lokalisasi, yang berada di lokaliasasi
Sunan Kuning. Observasi dilakukan pada hari Jumat, 21 Desember 2012 sekitar
pukul 14.00 dengan kondisi hujan. Observer mengobservasi mengenai lingkungan
dan perilaku di dalam lokalisasi Sunan Kuning yang muncul dari para Wanita
Pekerja Seksual (WPS).

Observer memilih lokalisasi Sunan Kuning sebab lokalisasi ini disebut sebagai
kawasan lokalisasi percontohan di Indonesia (Suara Merdeka.com, 2012). Dan
dikatakan bahwa pengunjung Sunan Kuning rata-rata setiap harinya mencapai
seribu orang, khusus akhir pekan dapat mencapai 2000 orang (Suara Merdeka.com,
2012) Hal ini mendorong observer untuk mencari tahu fenomena-fenomena yang
muncul di lingkungan Sunan Kuning.
Observer melakukan observasi non-partisipan, dimana dalam proses observasi,
observer berperan sebagai pengamat dan peneliti tidak bersinggungan dengan para
WTS. Observer berinteraksi dengan salah satu pengurus Griya Asa.

Observer melakukan model pencatatan naratif dan rating scale. Pertama observer
memakai pencatatan naratif, yaitu observer mencatatat apapun yang dilihat oleh
observer dengan deskripsinya. Kedua, model pencatatan observasi dengan rating
sclae, dimana observer mengobservasi dan menandai (check) pada lembar
observasi sesuai dengan aitem-aitem yang telah dibuat.

Menurut observasi dengan menggunakan naratif yang disertai dengan interview


menunjukkan bahwa sebagai berikut :

Sunan Kuning pertama kali dibuka pada 1966, pertama kali disebut sebagai Sunan
Aking yaitu seorang pangeran namun, disana terdapat kuburang Sunan Kuning,
sehingga sampai sekarang disebut sunan kuning. Ketika dibuka pada 1966 di sana
hanya terdapat 120 wanita pekerja dan 30 mucikari. Namun lambat laun makin
meningkat hingga sekarang.

Sunan Kuning dijadikan tempat lokalisasi dengan WPS yang berusia 18 tahun yang
dibuktikan dengan KTP. Selain itu, mereka harus menyerahkan surat ijin dari suami
dan pacar apabila mereka memiliki suami, agar tidak terjadi kesalahpahaman atau
kerugian. Para WPS yang ada di Sunan Kuning berasal dari Kendal, Wonosobo,
Jepara, Purwodadi, dan dari Semarang. Namun dikatakan Semarang menjadi asal
yang paling sedikit.
WPS yang berada di Sunan Kuning sampai saat ini sebanyak 759 orang dengan
mucikari sebanyak 158 orang. Mereka biasanya berada pada tiap-tiap wisma atau
tempat yang digunakan WPS untuk menginap dan bekerja. Wisma yang berada di
Sunan Kuning berjumlah 160 wisma.

Jam kerja WPS umumnya adalah jam tujuh malam hingga larut malam. Semakin
malam tamu yang datang semakin banyak. Bayaran yang dikenakan oleh WPS rata-
rata 100.00 rupiah setiap ejakulasi, jadi tidak dengan long-term atau short-term.
Pekerja WPS biasanya melayani pelanggannya di wisma-wisma namun ada juga WPS
yang melayaninya di luar wisma.

Sunan Kuning adalah lokalisasi legal, yang ditunjukkan dengan adanya Surat
Keterangan. Sehingga tempat ini memiliki layanan kontrol kesehatan secara
periodeik untuk memudahkan usaha resosialisasi dan rehabilitasi. Para WPS
mendapatkan pendidikan dan kesehatan yang disediakan. Dan mereka diharuskan
mengikuti kegiatan yang diadakan di sana. Namun ada saja WPS yang tidak
mengikuti kegiatan tersebut, biasanya mereka akan diberikan peringatan. Selain
itu terdapat kelas-kelas edukatif yang diadakan setiap senin, selasa dan rabu
secara bergantian.

Silaban, Rudini fh. 2009. Suatu Penelitian Sosiologi Kriminal : Profil Keberadaan Pekerja Seks Komersil
(Psk) Di Sunan Kuning.http://rudini76ban.wordpress.com/2009/06/ /07/% E2%80%9C
profil- keberadaan-pekerja-seks-komersilpsk-di-sunan-kuning-suatu-penelitian-sosiologi-kriminal
%E2%80%9D/. (diakses pada 30 Desember 2012)
Shalahuddin, Odi. 2010. Ditelanjangi, difoto, diintimi. http://www.suaramerdeka.com/
smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=204149 (diakses pada
30 Desember 2012)
Rofiuddin. 2012. 2000 Pelacuran Semarang Terindikasi
HIV/AIDS. http://www.tempo. co/read/ news/2012/08/26/058425551/2000-Pelacur-Semarang-
Terindikasi-HIVAIDS (diakses pada 30 Desember 2012)
Rofiuddin. 2012. Semarang Baru Temukan 1.981 Positif HIV.
Tempo.com. http://www.tem po.co/read/news/2012/08/26/058425551/Semarang-Baru-Temukan-
1981 -Positif – HIV (diakses pada 30 Desember 2012)
Syukron, Muhammad. Mewujudkan Lokalisasi Sunan Kuning Sukses Kondom 100
Persen.http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/12/01/137063/Mewujudka
n-Lokalikasi-Sunan-Kuning-Sukses-Kondom-100-Persen (diakses pada 30 Desember 2012)
Dwisetyo, dkk. 2010. Laporan Manajemen Kegiatan Outreach Program Griya Asa Pkbi Kota Semarang.

Anda mungkin juga menyukai