Anda di halaman 1dari 14

PENILAIAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN

MENGGUNAKAN SIKLUS PDCA


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

Mutu Pelayanan Kebidanan

Dosen Pengampu : Nurul fatmawati, S.ST.

Oleh:

Inayatul Masbacha (12.001 )

Naeli Ulfaturrohmah ( 12.002 )

Dika Damayanti ( 12.003 )

Eka Muallimah ( 12.004 )

Romaida Magdalena B.S ( 12.005 )

Triana Cahya A ( 12.006 )

AKADEMI KEBIDANAN SOKO TUNGGAL

SEMARANG

2014
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
BPM atu yang biasa disebut Bidan Praktek Mandiri ini dalam
pembangunannya bertujuan untuk memberikan layanan kesehatan yang
bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan
yang dirasakan dan diselenggarakan dengan cara yang baik, tepat waktu
tanggap serta mampu menyembuhkan keluhan serta mencegah
berkembangnya penyakit atau meluasnya penyakit.
Di dalam Bidan Praktek Mandiri memberikan pelayanan serta
fasilitas-fasilitas yang ada didalamnya seperti ketersediaan peralatan,
prosedur kerja atau protokol layanan pendukung lainnya yang semoga saja
menjadi suatu yang efektif serta efisien untuk menyelenggarakan layanan
kesehatan yang bermutu tinggi.
Dalam sistem BPM ini tidak luput merupakan tugas untuk bagaimana
membangunnya dengan indikator Mutu pelayanan Kebidanan maka kami
membuat suatu perencanaan di dalamnya penilaian Mutu Pelayanan
Kebidanan Berdasarkan Daftar Tilik, salah satunya kami menggunakan
sistem PDCA (Plan, Do, Check, Action) yaitu Perencanaan, Pelaksanaan,
Pemeriksaan, Perbaikan.

BAB 2
PEMBAHASAN
A. Teori Siklus PDCA
1. Siklus PDCA
Konsep siklus PDCA pertama kali diperkenalkan oleh Walter
Shewhart pada tahun 1930 yang disebut dengan “Shewhart cycle“.
PDCA, singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check, Action"
(Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti), adalah suatu proses
pemecahan masalah empat langkah interatif yang umum digunakan
dalam pengendalian kualitas. Selanjutnya konsep ini dikembangkan
oleh Dr. Walter Edwards Deming yang kemudian dikenal dengan ”
The Deming Wheel”. (Tjitro, 2009)
Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, yang sering
dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering
juga disebut dengan siklus Deming. Deming sendiri selalu merujuk
metode ini sebagai siklus Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart,
yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas statistis.
Siklus PDCA berguna sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses
atau system sehingga mutu pelayanan kesehatan.
PDCA merupakan rangkaian kegiatan mutu pelayanan yang
terdiri dari perencanaan kerja, pelaksanaan kerja, pengawasan kerja
dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus dan
berkesinambungan. Siklus PDCA digunakan dalam pelayanan
kesehatan untuk penyelesaian masalah dalam rangka peningkatan
mutu pelayanan kesehatan. Secara sederhana siklus PDCA dapat
digambarkan sebagai berikut :
Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu:
a. Perencanaan ( Plan )
Tahapan pertama adalah membuat suatu perencanaan. Perencanaan
merupakan suatu upaya menjabarkan cara penyelesaian masalah
yang ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang lengkap serta
saling terkait dan terpadu sehingga dapat dipakai sebagai pedoman
dalam melaksanaan cara penyelesaian masalah. Hasil akhir yang
dicapai dari perencanaan adalah tersusunnya rencana kerja
penyelesaian masalah mutu yang akan diselenggarakan. Rencana
kerja penyelesaian masalah mutu yang baik mengandung setidak-
tidaknya tujuh unsur rencana yaitu:
1) Judul rencana kerja (topic)
2) Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah mutu yang
dihadapi (problem statement)
3) Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap dengan
target yang ingin dicapai (goal, objective, and target)
4) Kegiatan yang akan dilakukan (activities)
5) Organisasi dan susunan personalia pelaksana (organization and
personnels)
6) Biaya dan waktu yang diperlukan (budget and time)
7) Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan (milestone)

b. Pelaksanaan ( Do )
Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang
telah disusun. Jika pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan
keterlibatan staf lain di luar anggota tim, perlu terlebih dahulu
diselenggarakan orientasi, sehingga staf pelaksana tersebut dapat
memahami dengan lengkap rencana yang akan dilaksanakan.
Pada tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan
pimpinan manajerial. Untuk dapat mencapai kerjasama yang baik,
diperlukan keterampilan pokok manajerial, yaitu :
1) Keterampilan komunikasi (communication) untuk
menimbulkan pengertian staf terhadap cara pentelesaian mutu
yang akan dilaksanakan.
2) Keterampilan motivasi (motivation) untuk mendorong staf
bersedia menyelesaikan cara penyelesaian masalah mutu yang
telah direncanakan.
3) Keterampilan kepemimpinan (leadershif) untuk
mengkordinasikan kegiatan cara penyelesaian masalah mutu
yang dilaksanakan.
4) Keterampilan pengarahan (directing) untuk mengarahkan
kegiatan yang dilaksanakan.

c. Pemeriksaan ( Check )
Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa
kemajuan dan hasil yang dicapai dan pelaksanaan rencana yang
telah ditetapkan. Tujuan dari pemeriksaan untuk mengetahui :
1) Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian
masalahnya telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
2) Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan bagian mana
yang belum berjalan dengan baik.
3) Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih cukup tersedia.
4) Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan
memerlukan perbaikan atau tidak.
Terdapat dua cara yang sering di pergunakan untuk dapat
memeriksa pelaksanaan cara penyelesaian masalah, yakni :
1) Lembaran pemeriksaan (check list)
Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir yang digunakan
untuk mencatat secara periodik setiap penyimpangan yang
terjadi. Langkah pembuatan lembar pemeriksan adalah:
 Tetapkan jenis penyimpangan yang diamati
 Tetapkan jangka waktu pengamatan
 Lakukan perhitungan penyimpangan

2) Peta kontrol (control diagram)


Peta kontrol adalahsuatu peta / grafik yang mengambarkan
besarnya penyimpangan yang terjadi dalam kurun waktu
tertentu. Peta kontrok dibuat bedasarkan lembar pemeriksaan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta
kontrol adalah :
 Tetapkan garis penyimpangan minimum dan maksimum
 Tentukan prosentase penyimpangan
 Buat grafik penyimpangan
 Nilai grafik

d. Perbaikan ( Action )
Tahapan keempat yang dilakukan adalah melaksanaan perbaikan
rencana kerja. Lakukanlah penyempurnaan rencana kerja atau bila
perlu mempertimbangkan pemilihan dengan cara penyelesaian
masalah lain. Untuk selanjutnya rencana kerja yang telah diperbaiki
tersebut dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk memantau
kemajuan serta hasil yang dicapai. Untuk kemudian tergantung dari
kemajuan serta hasil tersebut, laksanakan tindakan yang sesuai.
Cara melakukan penilaian mutu pelayanan kebidanan adalah
sebagai berikut :
1) Lihat daftar tilik
Daftar tilik adalah suatu instrumen yang digunakan untuk
mengukur sampai seberapa jauh pelayanan sesuai atau tidak
sesuai dengan standar yang ditetapkan. Berisi daftar
kelengkapan sarana, pra sarana, pengetahuan, kompetensi
teknis, persepsi klien, dsb.

2) Lihat sasaran penilaian


 Observasi
Observasi : mengamati pada saat pelayanan
Observasi : suatu penyelidikan yg dijalankan secara
sistematis & sengaja diadakan dgn menggunakan alat
indra terutama mata terhadap kejadian-kejadian yg
langsung (Bimo Walgito, 1987:54)
Observasi : suatu tehnik untuk mengamati secara
langsung maupun tidak langsung gejala-gejala yg sedang
/ berlangsung baik di dlm (di luar) sekolah (Djumhur,
1985:51)
Observasi sebagai alat pengumpul data : pengamatan
yg memiliki sifat-sifat (depdikbud:1975:50) :
a) dilakukan sesuai dgn tujuan yg telah dirumuskan
lebih dulu.
b) direncanakan secara sistematis.
c) hasilnya dicatat & diolah sesuai dgn tujuannya.
d) dapat diperiksa validitas, reliabilitas & ketelitiannya
e) bersifat kwantitatif.
 Wawancara
Wawancara : dengan diskusi, tanya jawab, cek
pemahaman
Kartono (1980: 171), Interview (wawancara) : suatu
percakapan yg diarahkan pd suatu masalah; ini
merupakan proses tanya jawab lisan, dimana 2 orang
atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.
Dlm proses interview terdapat 2 pihak dgn
kedudukan yg berbeda. pertama berfungsi sebagai
penanya, disebut pula sebagai interviewer, lainnya
berfungsi sebagai pemberi informasi (Information
supplyer), interviewer atau informan.
Interviewer mengajukan pertanyaan – pertanyaan,
meminta keterangan (penjelasan), sambil menilai
jawaban – jawabannya. Sekaligus ia mengadakan
paraphrase (menyatakan kembali isi jawaban interviewee
dgn kata-kata lain), mengingat-ingat & mencatat jawaban
– jawaban. Disamping itu dia juga menggali keterangan
– keterangan lebih lanjut & berusaha melakukan
“probing” (rangsangan, dorongan).
 Dokumen
Dokumen : sebuah tulisan yg memuat informasi.
Biasanya, dokumen ditulis di kertas & informasinya
ditulis memakai tinta baik memakai tangan atau
memakai media elektronik, melihat kelengkapan
dokumen rekam medik, register, buku catatan.
Contoh Kasus
yang pemecahan masalahnya menggunakan siklus PDCA
Meningkatkan Mutu Sarana dan Prasarana Ruang ANC
di Bidan Praktek Mandiri

1. Ruang-ruang di BPM
 Tempat Pendaftaran, Ruang Tunggu, dan toilet
 Ruang Karyawan
 Ruang Pemeriksaan Antenatal
 Ruang Bersalin dan Tempat Bayi (Box Bayi)
 Parkir / Halaman
2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi sebagai berikut:
1) Pemilik / Pimpinan BPM : Inayatul Masbacha,Amd.Keb
2) Staf / Karyawan :
- Naeli Ulfaturohmah, AMd. Keb.
- Dika Damayanti, AMd. Keb.
- Eka Muallimah, AMd. Keb.
- Triana Cahya A, Amd.Keb.
- Romaida Magdalena B.S, Amd.Keb
3. Pelayanan Di Bidan Praktek Mandiri
Dalam hal ini kami merencanakan Berbagai pelayanan-pelayanan atau
fasilitas-fasilitas yang ada di BPM diantaranya, yaitu :
 Pelayanan Antenatal dengan perlengkapan yang memadai
Fasilitas ini kami sediakan untuk menambah nilai mutu pelayanan
agar klien merasa nyaman dan aman saat akan melakukan pemeriksaan
kehamilan / antenatal karena apa yang di butuhkan untuk pemeriksaan
sudah tersedia di ruang persalinan.
 Persalinan normal dengan perlengkapan yg lengkap
Fasilitas ini kami sediakan untuk menambah nilai mutu pelayanan
agar klien merasa nyaman dan aman saat akan melakukan persalinan
karena apa yang di butuhkan klien sudah tersedia di ruang persalinan.
 Layanan rujukan
Kami juga mempunyai layanan rujukan, agar jika terjadi hal – hal
diluar kehamilan normal kami telah siap dengan merujuk klien di rumah
sakit yang kami tunjukkan karna kami bekerja sama dengan pihak rumah
sakit.
 Penyuluhan Mengenai Perawatan Bayi
Di BPM ini kami menyediakan pendidikan tentang bagaimana ibu
merawat bayi saat di rumah nanti agar anak tersebut mendapatkan asupan
dan kebutuhan yang cukup
 Pelayanan KB
Kami juga menyediakan pelayanan KB lengkap.

4. Beberapa Fasilitas Di Bidan Praktek Mandiri


Terdapat fasilitas di ruang masing-masing kami akan menyebutkan di
antaranya :
a. Tempat Pendaftaran dan Ruang Tunggu
Perlengkapan alat tulis, loker, meja, kursi, kipas angin, TV, toilet
b. Ruang Karyawan
Meja, kursi, perlengkapan alat tulis, rak status pasien, toilet
c. Ruang Pemeriksaan (Antenatal, Imunisasi, KB)
1 tempat tidur untuk pemeriksaan, kipas angin, meja, kursi, perlengkapan
alat tulis, lembar balik, alat pemeriksaan (metlin, jangka panggul,
funadoskop, stetoskope, tensimeter, pengukur lila, timbangan berat badan,
dll), kulkas untuk menyimpan vaksin, etalase untuk menyimpan obat-
obatan.
d. Ruang Bersalin dan Tempat Bayi (Box Bayi)
3 buah tempat tidur untuk bersalin, 3 box bayi dengan penghangat, tabung
oksigen, kipas angin, tempat sampah medis dan non medis, wastafel, toilet
e. Parkir / Halaman

Melaksanakan PDCA di Ruang Pemeriksaan Antenatal


A. PLAN
Merencanakan meningkatkan sarana dan prasarana serta fasilitas di ruang
ANC yang melibatkan seluruh staff yang bekerja di BPM di laksanakan
minggu depan, tanggal 14 Desember 2014, perencanaan tersebut yaitu
menambah fasilitas – fasilitas yang ingin tercakupi di ruang antenatal agar
nilai mutu pelayanan mengalami peningkatan.
Pencakupan fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya :
 Pemeriksaan Antenatal
Kami disini ingin ruang pemeriksaan antenatal terpisah dengan ruangan
imunisasi, dan KB, agar kenyamanan masing – masing klien memuaskan.
 Senam Hamil
Kami mengadakannya senam hamil pada hari tertentu bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan janin dan juga untuk memuaskan klien
dalam pelayanan kami.

B. DO
Melaksanakan perubahan – perubahan dilaksanakan oleh staff di BPM
“DAN”. Dalam hal ini kami menambah sarana yang di butuhkan
diantaranya:
 Ruang Antenatal
 Dopler
 USG 2 dimensi
 Tensimeter digital
 Thermometer digital
 Pengukur HB digital
 Gambar / Hiasan Dinding / Poster Kehamilan
 Wastafel dan toilet
 Air Condotioner
 Ruang Senam Hamil
 5 Matras Senam
 Poster kehamilan / Gambar
 Wastafel dan toilet
 Air Conditioner
 Mp3 Player
 Loker / lemari

C. CHECK
Pelaksanaan tersebut lumayan baik terlaksana. Perubahan perubahan
tersebut perlu ditinjau dari klien :
Faktor mendukung :
 Fasilitas pelayanan meningkat
 Dalam melakukan pemeriksaan, petugas lebih efisien waktu
 Ibu merasa nyaman dan puas
 Kebutuhan ibu / klien lebih terpenuhi
Faktor Penghambat:
 Biaya mahal
 Keinginan pasien yang selalu ingin di utamakan

D. ACTION
Terlihat dari check bahwa faktor tersebut meningkatkan mutu
pelayanan sehingga klien merasa puas. Namun, dalam hal ini juga terdapat
penghambat yaitu biaya yang dikeluarkan klien pun terbilang mahal karena
fasilitas sudah terpenuhi sehingga mutu pelayanan tersebut hanya bisa di
rasakan oleh kalangan menengah ke atas.
Akan tetapi BPM “DAN” ini memberikan kesempatan untuk kalangan
menengah kebawah dengan di adakan surat keterangan tidak mampu. Kami
akan memberikan toleransi kepada keluarga tidak mampu agar mendapat
pelayanan kesehatan yang baik. BPM “DAN” ini juga mengadakan
pendidikan kesehatan bagi remaja, bumil, bufas dan balita.
BAB 3
PENUTUP

B. Simpulan
Dalam hal ini pembuatan penilaian mutu pelayanan kebidanan
tidak luput dari sasaran penilaian yaitu berupa observasi, wawancara
serta dokumen. Dalam penilaian melalui siklus PDCA harus ber
kesinambungan antara satu dan lainnya agar pelayanan mutu berjalan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Amiruddin. 2007. Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam


Pelayanan Kesehatan.
2. Saifuddin (2003), Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, YBPSP,
Jakarta

3. Amiruddin (2007), Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam


Pelayanan Kesehatan

http://ridwanamiruddin.files.wordpress.com/2007/06/mutu-ugd-rs-swasta-
bapelkes-210607.ppt
4. Soejono Tjitro (2000) Total Quality Management, Universitas Kristen
Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/

http://askep-askeb.cz.cc/

Anda mungkin juga menyukai