Beberapa istilah yang sering digunakan dalam pembahasan skrining dan deteksi dini
penyimpangan perkembangan anak adalah.
a. Developmental surveilance adalah suatu proses yang kontinu dan fleksibel, yang
dilakukan oleh tenaga profesional yang mempunyai pengetahuan untuk melakukan
pemantauan yang terampil terhadap anak selama menjalankan tugas. Unsur dari
surveilan perkembangan antara lain adalah mendapatkan dan memperhatikan
kepedulian orang tua, mendapatkan riwayat perkembangan yang relevan,
melaksanakan observasi pada anak dengan adekuat dan informatif.
b. Developmental screening merupakan suatu assesment singkat yang dibuat untuk
mengidentifikasi anak yang memerlukan diagnosis.
c. Developmental assesment adalah pelayanan tingkat sekunder yang melibatkan
berbagai disiplin ilmu yang dirancang untuk memeriksa anak yang dicurigai
mengalami keterlambatan. Tujuan assesment adalah : mengetahui kesehatan anak
secara umum, menegakkan diagnosis kondisi medik khusus, menetapkan tingkat /
status perkembangan anak, untuk menentukan ada atau tidak adanya masalah
perkembangan, dan mengetahui kelemahan dan kekuatan anak, untuk merencanakan
jenis terapi yang sesuai.
d. Delay adalah ketinggalan yang bermakna dari sikuensi perkembangan. Perkembangan
disebut terlambat bila tingkat perkembangan kurang dari 75% rata-rata.
e. Dissociation terjadi bila satu dominan perkembangan sangat terlambat bila
dibandingkan dengan domainperkembangan lainnya. Keadaan ini sering terjadi pada
anak yang sudah mengalami kelainan perkembangan. Contoh, pada anak yang
menderita pada serebral, perkembangan bahasa ekspresif mengalami disosiasi dengan
kemampuan motorik yang jauh terbelakang.
f. Deviance adalah perkembangan yang tidak mengikuti sikuen perkembangan atau
pencapaian milestones tertentu menyimpang. Perkembangan anak melompati
sikuenperkembangannya atau tudak mengikuti sikuen yang diharapkan. Contoh, anak
sudah bisa berjalan tanpa merangkak terlebih dahulu, atau anak autis dapat menguasai
75 suku kata tetapi tidak bisa membuat kalimat.
Tujuan Skrining
a. Untuk mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal – hal lain yang merupakan
risiko terjadinya kelainanperkembangan tersebut.
b. Untuk mengetahui berbagai masalah perkembangan yang memerlukan pengobatan
atau konseling genetik.
c. Untuk mengetahui kapan anak perlu dirujuk ke pusat pelayanan yang lebih tinggi.
Skrining harus dilakukan secara rutin, yaitu pada umur 9, 18, 30, 48 bulan.
Manfaat skrining
a. Awal kehidupan merupakan periode kritis atau golden period yang dapat
mempengaruhi keberhasilan anak di sekolah,
b. Awal kehidupan merupakan window of opportunity. Kalau tidak dimanfaatkan, kita
akan kehilangan masa tsb,
c. Pada awal kehidupan, plastisitas otak abnak tinggi, sehingga merupakan waktu yang
tepat untuk melakukan intervensi,
d. Deteksi dini dapat mencagah masalah sekunder yang mungkin terjadi, seperti
masalah gangguan kepribadian atau rasa percaya diri,
e. Deteksi dini menguntungkan karena:
Meningkatkan fungsi keluarga, sehingga menurunkan kelainan fisik atau
retradasi mental
Risiko lingkungan berkurang, sehingga angka kejadian tidak naik kelas, putus
sekolah, atau anak yang berkebutuhan khusus dapat diturunkan
f. Skrining dapat mengetahui pengaruh buruk, seperti dampak lingkungan yang kurang
sehat seperti kontaminasi logam berat, hubungan orang tua dan anak yang kurang
baik, penelantaran anak dan perlakuan salah terhadap anak (child abuse and neglect).
g. Orang tua dapat dilibatkan dalam skrining dengan cara ,menggunakan instrumen
yang di isi oleh orang tua.
Tahap – tahap dalam skrining perkembangan anak
Berdasarkan anamnesis dan semua pemeriksaan diatas, dibuat suatu kesimpulan diagnosis
tentang penyimpangan perkembangan. Kemudian di tetapkan penatalaksanaan, jika perlu di
rujuk, dan progjosisnya.