Waham
Waham
PENDAHULUAN
Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Waham sering ditemui
pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering
ditemukan pada penderita skizofrenia. Semakin akut psikosis semakin sering
ditemui waham disorganisasi dan waham tidak sistematis. Kebanyakan pasien
skizofrenia daya tiliknya berkurang dimana pasien tidak menyadari penyakitnya
serta kebutuhannya terhadap pengobatan, meskipun gangguan pada dirinya dapat
dilihat oleh orang lain (Tomb, 2003 dalam Purba, 2008).
1
2.2 Rumusan Masalah
a. Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami dan
mengetahui serta mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah gangguan jiwa : waham
b. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang :
2
2.4 Manfaat Penulisan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.2. Klasifikasi Waham
Jenis Waham Pengertian Contoh Perilaku Klien
Waham Kebesaran Keyakinan secara “Saya ini pejabat di
berlebihan bahawa kementrian Semarang!”
dirinya memiliki “Saya punya perusahaan
kekuatan khusus atau paling besar lho”
kelebihan yang berbeda
dengan orang lain,
diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan
Waham Agama Keyakinan terhadap “ Saya adalah Tuhan yang
suatu agama secara bisa menguasai dan
berlebihan, diucapkan mengendalikan semua
berulang-ulang tetapi makhluk”.
tidak sesuai dengan
Waham Curiga Keyakinan seseorang “ Saya tahu mereka mau
atau sekelompok orang menghancurkan saya,
yang mau merugikan atau karena iri dengan
mencederai dirinya, kesuksesan saya”
diucapkan berulang-
ulang tetapai tidak sesuai
dengan kenyataan
Waham Somatik Keyakinan seseorang “ Saya menderita kanker”.
bahwa tubuh atau Padahal hasil pemeriksaan
sebagian tubuhnya lab. tidak ada sel kanker
terserang penyakit, pada tubuhnya.
diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
Waham Nihilistik Keyakinan seseorang “ Ini saya berada di alam
bahwa dirinya sudah kubur ya, semua yang ada
5
meninggal dunia, disini adalah roh-rorhnya”
diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan
Waham Sisip Pikir Keyakinan klien bahwa “Orang berbaju merah itu
ada pikiran orang lain meminta saya untuk
yang disisipkan ke dalam memilih partainya”
pikirannya. Padahal orang itu tidak
meminta apa-apa dan
hanya berpapasan sekilas
dengan klien
Waham Siar Pikir Keyakinan klien bahwa “Saya yakin orang itu
orang lain mengetahui menang lomba desain
apa yang dia pikirkan karena ia mencuri ide
walaupun ia tidak pernah saya”
menyatakan pikirannya
kepada orang tersebut
Waham Kontrol Pikir Keyakinan klien bahwa “Hujan badai ini adalah
pikirannya dikontrol oleh pertanda bahwa saya
kekuatan di luar dirinya. harus membunuh dia”
6
2) Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizofrenia. Hasil penelitian
sangat menunjukkan hal-hal berikut ini :
a. Dopamin neurotransmitter yang berlebihan
b. Ketidakseimbangan antara dopamin dan neurotransmitter lain
c. Masalah-masalah pada sistem respon dopamin
Penelitian pada keluarga yang melibatkan anak kembar dan anak yang
diadopsi telah diupayakan untuk mengidentifikasikan penyebab
genetik pada skizofrenia. Sudah ditemukan bahwa kembar identik
yang dibesarkan secara terpisah mempunyai angka kejadian yang
tinggi pada skizofrenia dari pada pasangan saudara kandung yang
tidak identik penelitian genetik terakhir memfokuskan pada
pemotongan gen dalam keluarga dimana terdapat angka kejadian
skizofrenia yang tinggi.
b. Psikologi
Teori psikodinamika untuk terjadinya respon neurobiologik yang
maladaptif belum didukung oleh penelitian. Sayangnya teori
psikologik terdahulu menyalahkan keluarga sebagai penyebab
gangguan ini sehingga menimbulkan kurangnya rasa percaya
(keluarga terhadap tenaga kesehatan jiwa profesional).
c. Sosial budaya
Stress yang menumpuk dapat menunjang terhadap awitan skizofrenia
dan gangguan psikotik tetapi tidak diyakini sebagai penyebab utama
gangguan.Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat
menyebabkan timbulnya waham (Direja, 2011).
2.3.2. Faktor Presipitasi
a. Biologi
Stress biologi yang berhubungan dengan respon neurologik yang
maladaptif termasuk:
1) Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses
informasi
7
2) Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi
rangsangan.
b. Stres lingkungan
Stres biologi menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya
gangguan perilaku.
c. Pemicu gejala
Pemicu merupakan prekursor dan stimulus yang yang sering
menunjukkan episode baru suatu penyakit. Pemicu yang biasa terdapat
pada respon neurobiologik yang maladaptif berhubungan dengan
kesehatan, lingkungan, sikap dan perilaku individu (Direja, 2011).
8
4. Fisik
Higiene kurang
Muka pucat
Sering menguap
BB menurun
Nafsu makan berkurang dan sulit tidur
9
c. Fase pengendalian internal dan eksternal (control internal and
external)
Pada tahapan ini, pasien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia
yakini atau apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi
kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Namun, menghadapi
kenyataan bagi pasien adalah sesuatu yang sangat berat, karena
kebuuhannya untuk diakui, dianggap penting, dan diterima lingkungan
menjadi prioritas dalam hidupnya, sebab kebutuhan tersebut belum
terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar pasien
mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan pasien
itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena
besarnya toleransi dan keinginan menjadi perasaan. Lingkungan hana
menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan
dengan alasan pengakuan pasien tidak merugikan orang lain.
d. Fase dukungan lingkungan (environment support)
Dukungan lingkungan sekitar yang mempercayai (keyakinan) pasien
dalam lingkungannya menyebabkan pasien merasa didukung, lama-
kelamaan pasien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai
suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Oleh karenanya,
mulai terjadi kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma
(superego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat
berbohong.
e. Fase nyaman (comforting)
Pasien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
mengaggap bahwa semua orang sama yaiu akan mempercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat pasien
menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya, pasien lebih sering
menyendiri dan menghindarfi interaksi sosial (isolasi sosial).
f. Fase peningkatan (improving)
Apabila tidak adanya konfrontasi dan berbagai upaya koreksi,
keyakinan yang salah padsa pasien akan meningkat. Jenis waham
sering berkaitan dengan kejadian traumatik masa lalu atau berbagai
10
kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat
menetap dan suluit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan
ancaman diri dan orang lain.
11
Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah
mengalami gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan,
mengalami, penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan,
kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.
Dapat dilakukan pengkajian pada keluarga faktor yang
mungkin mengakibatkan terjadinya gangguan :
1) Psikologis
Keluarga, pengaruh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respon psikologis dari klien.
2) Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP, peretumbuhan
dan perkembanga individu pada prenatal, neonatus dan anak-anak.
3) Sosial Budaya
Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress yang
menumpuk.
d. Aspek Fisik
Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi,
suhu, pernafasan. Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau perlu
kaji fungsi organ kalau ada keluhan.
e. Aspek Psikososial
1. Konsep Diri.
Citra tubuh : Biasanya pasien dengan waham miliki perasaan
negatif terhadap diri sendiri.
Identitas diri : Pada pasien dengan waham kebesaran misalnya
mengaku seorang polisi padahalkenyataan nya
tidak benar.
Peran Klien : berperan sebagai kepala keluarga dalam
keluarganya.
Ideal diri : Klien berharap agar bisa cepat keluar dari RSJ
karena ia bosan sudah lama di RSJ.
12
Harga diri : Adanya gangguan konsep diri : harga diri
rendah karena perasaan negatif terhadapdiri
sendiri,hilangnya rasa percaya diri dan merasa
gagal mencapai tujuan.
2. Hubungan Sosial
Pasien dengan waham biasanya memiliki hubungan sosial
yang tidak haramonis.
3. Spiritual.
Nilai dan Keyakinan : Biasanya pada pasien dengan waham
agama meyakini agamanya secara
berlebihan.
Kegiatan Ibadah : Biasanya pada pasien dengan waham
agama melakukan ibadah secara
berlebihan.
f. Status Mental.
1. Penampilan
Pada pasien waham biasanya penampilan nya sesuai
dengan waham yang ia rasakan.Misalnya pada waham agama
berpakaian seperti seorang ustadz.
2. Pembicaraan
Pada pasien waham biasanya pembicaraan nya selalu
mengarah ke wahamnya,bicara cepat, jelas tapi berpindah-
pindah, isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
3. Aktivitas Motorik
Pada waham kebesaran bisa saja terjadi perubahan aktivitas
yang berlebihan.
4. Alam Perasaan
Pada waham curiga biasanya takut karena merasa orang-
orang akan melukai dan mengancam membunuhnya.Pada
waham nihilistik merasa sedih karena meyakini kalau dirinya
sudah meninggal.
5. Interaksi Selama Wawancara
13
Pada pasien waham biasanya di temukan :
Defensif : selalu berusaha mempertahankan pendapat dan
kebenaran dirinya.
Curiga : menunjukkan sikap / perasaan tidak percaya pada
orang lain.
6. Isi Pikir
Pada pasien dengan waham Kebesaran biasanya : klien
mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap
kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang tidak
sesuai dengan kenyataan.
7. Proses Pikir
Pada pasien waham biasanya pikiran yang tidak
realistis,flight of ideas,pengulangankata-kata.
8. Tingkat Kesadaran
Biasanya masih cukup baik.
g. Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian
tiap bagian yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.
h. Aspek Medik
Terapi yang diterima oleh klien : ECT, terapi antara lain
seperti terapi psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga,
terapi spiritual, terapi okupasi, terapi lingkungan. Rehabilitasi
sebagai suatu refungsionalisasi dan perkembangan klien supaya
dapat melaksanakan sosialisasi secara wajar dalam kehidupan
bermasyarakat.
14
2.6.2. Analisa Data
NO Data Masalah
1. S: Risiko gangguan
komunikasi verbal
Klien mengungkapkan sesuatu yang
tidak realistis bahwa dia adalah anggota
DPR yang baru terpilih pada pemilu
kemarin.
O:
2. S: Perubahan proses
pikir : waham
Klien mengungkapkan sesuatu yang
diyakininya mengenai kebesaran
(menjadi anggota DPR) berulang kali
secara berlebihan tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
O:
O:
15
2.6.3. Pohon Masalah
Proses terjadinya waham menurut Stuart dan Sundeen dapat
dirangkum dalam pohon masalah sebagai berikut:
Causa:
Gangguan konsep diri:Harga diri rendah: Kronis
16
1. Tindakan Keperawatan pada Pasien
Perencanaan
Dx
Tujuan Kriteria Intervensi
Keperawatan
Evaluasi
Gangguan TUM: 1.Setelah 1. Membina hubungan saling
Proses Pikir: Pasien dapat beberapa kali percaya
Waham berorientasi interaksi, klien Tindakan yang harus perawat
pada realitas menunjukkan lakukan dalam rangka membina
secara eskpresi wajah hubungan saling percaya, yaitu:
bertahap. bersahabat, ada a) Mengucapkan salam terapeutik
kontak mata, mau b) Berjabat tangan
TUK: berjabat tangan, c) Menjelaskan tujuan interaksi
1. Pasien mau d) Membuat kontrak topik, waktu
dapat menyebutkan
memenuhi nama, klien mau 2. Membantu orientasi realitas
kebutuhan duduk a) Tidak mendukung atau
dasar berdampingan membantah waham pasien
17
yang perasaannya menimbulkan kecemasan, rasa
tetapi tidak takut dan marah.
membahayakan
a. Meningkatkan aktivitas
orang lain.
yang dapat memenuhi
4. Aktivitas
kebutuhan fisik dan
tersebut dapat
dilakukan oleh emosional pasien.
pasien b. Mendiskusikan tentang
5. Mendorong kemampuan positif yang
pasien agar dimiliki.
mampu
c. Membantu melakukan
melakukan hal
yang lebih baik kemampuan yang dimiliki
d. Mendiskusikan tentang
6. Pasien mampu
mengekspresikan obat yang diminum
dirinya sesuai e. Melatih minum obat yang
realita. benar
7. Obat yang
mengobati
wahamnya serta
melatih
meminum obat
tersebut
18
TUK: diagnosa waham yang dialami
1. Keluarga pasien.
mampu 3. Diskusikan dengan
memfasilitasi 2.Keluarga
mampu merawat keluarga tentang:
pasien untuk
pasien tersebut a) Cara merawat
memenuhi
kebutuhan yang ketika sudah pasien waham
dipenuhi oleh dipulangkan. Baik
dirumah
wahamnya dalam memenuhi
kebutuhan b) Tindakan tindak
2.Keluarga dasarnya serta lanjut dan
mampu dalam
pengobatan yang
mempertahankan pengobatannya.
program teratur
pengobatan 3.Ketika pasien
c) Lingkungan yang
pasien secara pulang keluarga
mampu tepat untuk pasien
optimal
menanganinya. d) Obat pasien (nama
obat, dosis,
frekuensi, efek
samping, akibat
penghentian obat)
e) Kondisi pasien
yang memerlukan
konsultasi segera.
4. Berikan latihan kepada
keluarga tentang cara
merawat pasien
waham
5. Menyusun rencana
pulang pasien bersama
keluarga
19
2.6.6. Evaluasi
1. Pasien mampu melakukan hal berikut.
a. Mengungkapkan keyakinannya sesuai dengan kenyataan.
b. Berkomunikasi sesuai kenyataan.
c. Menggunakan obat dengan benar dan patuh.
2. Keluarga mampu melakukan hal berikut.
a. Membantu pasien mengungkapkan keyakinannya sesuai
kenyataan.
b. Membantu pasien melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan pasien.
c. Membantu pasien menggunakan obat dengan benar dan patuh.
20
BAB III
CONTOH KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN
Alasan Masuk
Ny. F dibawa ke Poli Jiwa RSUA karena Ia mempunyai keyakinan yang tinggi
dan kuat tapi tidak realistis bahwa terpilih menjadi anggota DPR-RI. Ny F juga
menunjukkan perilaku dan perkataan yang tidak wajar. Seperti mengatakan “Saya
kemarin rapat paripurna” atau “Saya ini anggota DPR-RI, saya mau mengesahkan
UU”. Pada awalnya keluarga membiarkan Ny F seperti itu agar Ny F tidak larut
dalam kesedihannya. Namun semakin hari, Ny F semakin yakin akan hal yang ia
21
ucapkan sehingga membuat khawatir keluarganya.
Faktor Predisposisi
Pengalaman Gg. Jiwa Masa Lalu Tidak Ada
Aniaya Fisik Tidak Ada
Aniaya Seksual Tidak Ada
Penolakan Tidak Ada
KDRT Tidak Ada
Tindakan Kriminal Tidak Ada
Riwayat Anggota Keluarga yang Tidak Ada
Mengalami Gg. Jiwa
Pengalaman Masa Lalu yang Tidak Tidak Ada
Menyenangkan (Trauma)
Masalah Keperawatan Tidak Ditemukan Masalah
Keperawatan
Fisik
Tekanan Darah 118/70 mmHg
Nadi 78
Suhu 36,8ºC
RR 19x/Menit
Tinggi Badan (TB) 160 cm
Berat Badan (BB) 50 Kg
Keluhan Fisik Lainnya Tidak ada keluhan fisik lainnya
Masalah Keperawatan Tidak Ditemukan Masalah
Keperawatan
Psikososial
Genogram :
22
Konsep Diri
Gambaran Diri Klien merasa bangga akan tampilan
fisiknya sebagai wanita karir
Identitas Klien meyakini identitasnya sebagai
anggota DPR terpilih disamping juga Ia
mengaku sebagai mantan dosen
Peran Klien mengaku telah melakukan
perannya dengan baik sebagai anggota
DPR terpilih
Ideal Diri Klien mengatakan Ia berharap dapat
menjalankan semua rencananya dengan
baik terhadap kegiatan sebagai anggota
DPR
Harga Diri Klien merasa semua orang
memandangnya karena Ia merasa
bahwa berhasil menduduki kursi DPR-
RI
Masalah Keperawatan -Harga Diri Rendah Kronik (Semua
pernyataan klien mengandung
kontradiksi yang berawal dari perasaan
harga diri rendah)
-Gangguan Proses Pikir : Waham
Hubungan Sosial
Orang yang Berarti Suami dan Seorang Anak
Peran dalam kegiatan kelompok Sebagai praktisi/tutor/dosen ilmu
politik
Hambatan Berhubungan dengan Orang Tidak ada hambatan
Lain
23
Masalah Keperawatan Tidak Ditemukan Masalah
Keperawatan
Spiritual
Nilai dan Keyakinan Klien masih mempercayai Tuhan dan
menganggap keberhasilannya menjadi
anggota DPR-RI karena Ia selalu
berbuat baik
Kegiatan Ibadah Cukup sering
Masalah Keperawatan Tidak Ditemukan Masalah
Keperawatan
Status Mental
Komponen Jenis/Klasifikasi/Penilaian Masalah Keperawatan
Penampilan Rapi Tidak Ditemukan
Masalah Keperawatan
Pembicaraan Lancar, Tegas, Lugas Tidak Ditemukan
Masalah Keperawatan
Aktivitas Motorik Wajar Tidak Ditemukan
Masalah Keperawatan
Alam Perasaan Wajar Tidak Ditemukan
Masalah Keperawatan
Afek Labil Kerusakan Komunikasi
Interaksi Selama Defensif (selalu Kerusakan Komunikasi
Wawancara mempertahankan pendapat
dan kebenaran dirinya)
Persepsi Belum Terkaji Belum Ditemukan
Masalah Keperawatan
Proses Pikir Perseverasi (pengulangan Perubahan Proses Pikir
pembicaraan)
24
Isi Pikir Waham Perubahan Proses Pikir
Waham Kebesaran
Px selalu mengatakan : “Saya
ini anggota DPR-RI”, “Saya
mau Rapat Paripurna”, “Saya
ingin mengesahkan UU,
jangan halangi saya”
Tingkat Kesadaran Kesadaran Baik, Tidak Ada Tidak Ditemukan
Masalah Disorientasi Masalah Keperawatan
Memori Baik Tidak Ditemukan
Masalah Keperawatan
Tingkat Konsentrasi Baik Tidak Ditemukan
dan Berhitung Masalah Keperawatan
Kemampuan Baik Tidak Ditemukan
Penilaian Masalah Keperawatan
Daya Tilik Diri Baik Tidak Ditemukan
Masalah Keperawatan
25
Mandi Tidak Dibantu
BAB/BAK Tidak Dibantu
Kebersihan Tidak Dibantu
Ganti Pakaian Tidak Dibantu
Makan Tidak Dibantu
Masalah Keperawatan Tidak Ditemukan Masalah
Keperawatan
Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan Ya
anda?
Apakah anda memisahkan diri? Tidak
Frekuensi makan per hari 3 Kali
Frekuens kudapan per hari 1 Kali
Nafsu Makan Baik
Diet Khusus Tidak
Masalah Keperawatan Tidak Ditemukan Masalah
Keperawatan
Tidur
Apakah ada masalah? Tidak
Apakah anda merasa segar setelah Ya
bangun tidur?
Apakah ada kebiasaan tidur siang? Tidak
Apa yang menolong anda waktu tidur? Musik
Waktu tidur malam Jam 10 malam bangun jam 6 pagi
Masalah Keperawatan Tidak Ditemukan Masalah
Keperawatan
26
Kemampuan pasien dalam :
Mengantisipasi kebutuhan sendiri Ya
Membuat keputusan berdasarkan Ya
keinginan sendiri
Mengatur penggunaan obat Ya
Melakukan pemeriksaan kesehatan Perlu Dorongan dan Ajakan
(follow up)
Masalah Keperawatan Tidak Ditemukan Masalah
Keperawatan
27
Berhubungan dengan lingkungan Tidak Ada Masalah
Pendidikan Tidak Ada Masalah
Pekerjaan Tidak Ada Masalah
Perumahan Tidak Ada Masalah
Ekonomi Tidak Ada Masalah
Pelayanan kesehatan Tidak Ada Masalah
Masalah Keperawatan Tidak Ditemukan Masalah
Keperawatan
Aspek Medik
Diagnosa Medik Gg. Psikotik Polimorfik Akut
Terapi Medik ECT, Farmakologi Haloperidol
Analisa Data
Data Masalah Keperawatan
DS : Risiko Kerusakan Komunikasi Verbal
Klien selalu mengatakan hal-hal yang
tidak sesuai kenyataan. Seperti “Saya
ini anggota DPR” atau “Saya habis
rapat kerja”
28
DO :
Pengulangan kata-kata yang didengar
perawat
Terjadinya defensif
Kontak mata kurang
DS : Gangguan Proses Pikir : Waham
Klien mengungkapkan sesuatu yang
sangat diyakininya mengenai kebesaran
(menjadi anggota legislatif-DPR-RI)
berulang kali secara berlebihan tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan.
Seperti “Saya ini anggota DPR” , “Saya
habis rapat kerja” atau “Saya ini orang
penting”
DO :
Klien sering berdandan pada waktu-
waktu tertentu seperti layaknya anggota
DPR-RI
DS : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri
Suami klien mengatakan pada hari Rendah Kronik
pertama klien mengatakan “saya malu
bertemu kolega saya, mau ditaruh mana
muka ini?
DO :
-
29
Pohon Masalah
Intervensi Keperawatan
Perencanaan
Dx
Tujuan Kriteria Intervensi
Keperawatan
Evaluasi
Gangguan TUM: 1.Setelah 1. Membina hubungan saling
Proses Pikir: Pasien dapat beberapa kali percaya
Waham berorientasi interaksi, klien Tindakan yang harus perawat
kebesaran pada realitas menunjukkan lakukan dalam rangka membina
secara eskpresi wajah hubungan saling percaya, yaitu:
bertahap. bersahabat, ada a) Mengucapkan salam terapeutik
kontak mata, mau b) Berjabat tangan
TUK: berjabat tangan, c) Menjelaskan tujuan interaksi
1. Pasien dapat mau d) Membuat kontrak topik, waktu
memenuhi menyebutkan
kebutuhan nama, klien mau 2. Membantu orientasi realitas
dasar duduk a) Tidak mendukung atau
berdampingan membantah waham pasien
30
2. Pasien dengan perawat, b) Meyakinkan pasien berada
mampu mau dalam keadaan aman
4. Berkolaborasi dengan
keluarga tentang perawatan
pasien waham, memantau dan
mengajarkan pemberian obat
yang dikonsumsi, dan
31
mengajarkan menganalisa
gejala-gejala lain yang bisa
muncul dan membahayakan
Evaluasi
32
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang di pertahankan secara kuat/ terus
menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Klasifikasi waham
a) Waham kebesaran
b) Waham agama
c) Waham curiga
d) Waham somatik
e) Waham nihlistik
Tanda dan gejala
33
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Ida Bagus Alit. 2002. Hubungan Antara Karakteristik Tenaga Perawat
dengan Penerapan Standar Asuhan Keperawatan (Waham) di Rumah Sakit
Jiwa Surakarta. Undergraduate thesis, Diponegoro University.
Susanti, Herni. 2010. Defisit Perawatan Diri pada Klien Skizofrenia: Aplikasi
teori Keperawatan Orem. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 13, No. 2,
Juli 2010; hal 87-97
Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari P.K., Hanik Endang Nihayati. 2015. Buku Ajar
Keperawatan: Kesehatan Jiwa. Jakarta. Salemba Medika.
34
35