BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
posterior atas. Telinga tengah ini juga secara langsung berhubungan dengan
nasofaring yaitu melalui tuba eustachius. Telinga tengah berfungsi untuk
menyalurkan suara dari udara dan memperkuat energi suara yang masuk
sebelum menuju ke telinga dalam yang berisi cairan. Fungsi telinga tengah
dalam memperkuat energi suara dibantu oleh tulangtulang kecil seperti
maleus, incus, dan stapes sehingga energi suara tadi dapat menggetarkan
cairan di koklea untuk proses mendengar.1
a) Labirin Statis
d) Makula
B. Organ Otolit
Organ otolit (makula atau otokonia) terdapat dalam labirin membran
di lantai utrikulus dan semivertikal di dinding sakulus. Makula juga
mengandung sel sustentakularis dan sel rambut. Bagian atasnya ditutupi
oleh membran otolit dan di dalamnya terbenam kristal-kristal kalsium
karbonat (otolit-batu telinga). Lapisan ini lebih berat dan insersi lebih
besar dari cairan di sekitarnya. Serat-serat saraf dari sel rambut bergabung
dengan serat-serat dari krista di bagian vestibuler dari nervus
vestibulokoklearis. Fungsi organ otolit adalah memberikan informasi
mengenai posisi kepala relatif terhadap gravitasi dan juga mendeteksi
perubahan dalam kecepatan gerakan linier (bergerak garis lurus tanpa
memandang arah).1
Utrikulus berfungsi pada pergerakan vertikal dan horizontal. Ketika
kepala miring ke arah selain vertikal, rambut akan menekuk sesuai
12
Labirin terdiri dari labirin statis yaitu utrikulus dan sakulus yang
merupakan pelebaran labirin membran yang terdapat dalam vestibulum
labirin tulang. Pada tiap pelebarannya terdapat makula utrikulus yang di
dalamnya terdapat sel-sel reseptor keseimbangan. Labirin kinetik terdiri
dari tiga kanalis semisirkularis dimana pada tiap kanalis terdapat pelebaran
yang berhubungan dengan utrikulus, disebut ampula. Di dalamnya terdapat
krista ampularis yang terdiri dari sel-sel reseptor keseimbangan dan se-
luruhnya tertutup oleh suatu substansi gelatin yang disebut kupula.8
gaya gravitasi tanpa adanya keterlibatan lesi di susunan saraf pusat (SSP).
Benign Paroxysmal Positional Vertigo memiliki beberapa istilah atau
sering juga disebut dengan benign positional vertigo, vertigo paroksimal
posisional, vertigo posisional, benign paroxymal nystagmus, dan dapat
disebut juga paroxymal positional nystagmus.8
2.3.2 Etiologi
Menurut Caldas et al. (2009) penyebab BPPV adalah sebagai berikut:
a. Idiopatik (penyebab terbanyak) sekitar 74,8%
b. Trauma kepala sekitar 15,0%
c. Insufisiensi vertebrobasiler sekitar 10,8%
d. Meinere disease sekitar 55,4%
e. Vestibuar neuritis sekitar 29,2%
f. Penyakit telinga dalam lainnya 4,6%
a. Depresi
b. Hipertensi
d. Diabetes
f. Stroke
h. Merokok, dan
i. Migrain
2.3.4 Klasifikasi
2.3.5 Patofisiologi
2.3.7 Diagnosis
2.3.7.1 Anamnesis
Pasien biasanya mengeluh vertigo dengan onset akut kurang
dari 10-30 detik akibat perubahan posisi kepala dan tidak disertai
21
B. Tes Kalori
Tes kalori ini dianjurkan oleh Dix dan Hallpike. Pada cara ini
dipakai 2 macam air, dingin dan panas. Suhu air dingin adalah 30oC,
sedangkan suhu air panas adalah 44oC. Volume air yang dialirkan ke
dalam liang telinga masing-masing 250 ml, dalam waktu 40 detik.
24
2.3.8 Penatalaksanaan
Rehabilitasi Vertigo
A. Non-Farmakologi
Benign Paroxysmal Positional Vertigo adalah suatu penyakit
yang dapat sembuh secara spontan dalam beberapa bulan. Namun telah
banyak penelitian yang membuktikan dengan pemberian terapi dengan
manuver reposisi partikel/ Particle Repositioning Maneuver (PRM)
dapat secara efektif menghilangkan vertigo pada BPPV, meningkatkan
kualitas hidup, dan mengurangi risiko jatuh pada pasien. Keefektifan
dari manuver-manuver yang ada bervariasi mulai dari 70%-100%.
Beberapa efek samping dari melakukan manuver seperti mual, muntah,
vertigo, dan nistagmus dapat terjadi, hal ini terjadi karena adanya debris
otolith yang tersumbat saat berpindah ke segmen yang lebih sempit
misalnya saat berpindah dari ampula ke kanal bifurcasio. Setelah
melakukan manuver, hendaknya pasien tetap berada pada posisi duduk
minimal 10 menit untuk menghindari risiko jatuh.8
a. Manuver Epley
Manuver Epley adalah yang paling sering digunakan pada
BPPV tipe kanal vertikal (posterior). Pasien diminta untuk menolehkan
kepala ke sisi yang sakit sebesar 45o, lalu pasien berbaring dengan
kepala tergantung dan dipertahankan 1-2 menit. Lalu kepala ditolehkan
90o ke sisi sebaliknya, dan posisi supinasi berubah menjadi lateral
27
c. Manuver Lempert
Manuver ini dapat digunakan pada pengobatan BPPV tipe kanal
lateral (horizontal). Pasien berguling 360o, yang dimulai dari posisi
supinasi lalu pasien menolehkan kepala 90o ke sisi yang sehat, diikuti
dengan membalikkan tubuh ke posisi lateral dekubitus. Lalu kepala
menoleh ke bawah dan tubuh mengikuti ke posisi ventral dekubitus.
Pasien kemudian menoleh lagi 90o dan tubuh kembali ke posisi lateral
dekubitus lalu kembali ke posisi supinasi. Masing-masing gerakan
dipertahankan selama 15 detik untuk migrasi lambat dari partikel-
partikel sebagai respon terhadap gravitasi.8
29
d. Brandt-Daroff exercises
Latihan ini dapat dilakukan pasien di rumah tanpa bantuan
therapist. Caranya :
- Pasien dalam posisi duduk kepala menoleh ke arah berlawanan
dari posisi pencetus vertigo (misalnya kepala menoleh ke kanan).
Tahan selama 30 detik.
- Kemudian berbaring dengan cepat ke sisi berlawanan (sisi kiri).
Tahan selama 30 detik.
- Secara cepat duduk kembali.
- Selanjutnya posisi kepala menoleh ke sisi sebelahnya (ke kiri).
Tahan selama 30 detik.
- Berbaring ke sisi berlawanan (kanan) selama 30 detik dan kembali
duduk seperti semula. Latihan ini dilakukan secara rutin 10-20
kali, 3 kali sehari minimal 2 hari.sampai vertigo menghilang.
30
B. Farmakologi
Penatalaksanaan dengan farmakologi untuk BPPV tidak secara
rutin dilakukan. Beberapa pengobatan hanya diberikan untuk jangka
pendek untuk gejala-gejala vertigo, mual dan muntah yang berat yang
dapat terjadi pada pasien BPPV, seperti setelah melakukan terapi PRM.
Pengobatan untuk vertigo disebut juga pengobatan suppresant
vestibular, obat yang digunakan adalah golongan benzodiazepine
(diazepam, clonazepam) dan antihistamine (meclizine, dipenhidramin).
Betahistin sering digunakan dalam terapi vertigo. Betahistin adalah
golongan antihistamin yang diduga meningkatkan sirkulasi darah
ditelinga dalam dan mempengaruhi fungsi vestibuler melalui reseptor
H3.1
31
C. Operasi
Operasi dapat dilakukan pada pasien BPPV yang telah menjadi
kronik dan sangat sering mendapat serangan BPPV yang hebat, bahkan
setelah melakukan manuver-manuver yang telah disebutkan di atas. Dari
literatur dikatakan indikasi untuk melakukan operasi adalah pada
intractable BPPV, yang biasanya mempunyai klinis penyakit neurologi
vestibular, tidak seperti BPPV biasa.8
Terdapat dua pilihan intervensi dengan teknik operasi yang dapat
dipilih, yaitu transeksi saraf ampula posterior (singular neurectomy) dan
oklusi (plugging) kanal posterior semisirkular. Kedua prosedur
mempunyai komplikasi seperti ketidakseimbangan dan kehilangan
pendengaran. Namun lebih dipilih teknik dengan oklusi karena teknik
neurectomy mempunyai risiko kehilangan pendengaran yang tinggi.8
2.3.9 Prognosis
Pasien perlu diberikan edukasi dan diyakinkan tentang
penyakitnya. Sepertiga pasien mengalami remisi dalam 3 minggu dan
mayoritas pasien pada 6 bulan setelah pengobatan. Pasien harus dibuat
menyadari bahwa BPPV sangat bisa diobati, tetapi harus
memperingatkan bahwa kekambuhan adalah umum bahkan setelah
pengobatan berhasil dengan manuver reposisi, sehingga perawatan
lebih lanjut mungkin diperlukan. Literatur yang diterbitkan bervariasi
32
BAB III
KESIMPULAN
terjadi, hal ini terjadi karena adanya debris otolitith yang tersumbat saat
berpindah ke segmen yang lebih sempit.
35
DAFTAR PUSTAKA
1. Bashiruddin, Jenny, dkk. Vertigo Posisi Paroksismal Jinak. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher Edisi Keenam.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007; hal 104-109.