Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REPORT

HAK ASASI MANUSIA DALAM ISLAM


Dosen Pengampu : Drs. Ramli, MA.

Disusun Oleh :

Nama : Nada Maghfira Meutia


NIM : 4173131026
Kelas : Kimia Dik C 2017

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah subhanahu wa taala yang telah memberikan kemampuan,
kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report dari mata kuliah
Pendidikan Agama Islam.
Dalam penyusunan tugas ini, penulis mendapatkan tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak, tantangan dan hambatan itu dapat
diatasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen, orang
tua, teman-teman dan seluruh pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungan
sehingga tugas ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa pada Critical Book Report ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
dari pembaca. Penulis berharap Critical Book Report ini dapat bermanfaat bagi
setiap orang yang membacanya.

Medan, 15 April 2019

Nada Maghfira Meutia

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 1
BAB II RINGKASAN ISI BUKU ........................................................................ 2
2.1 Identitas Buku Utama ................................................................................. 2
2.2 Ringkasan Buku Utama .............................................................................. 2
2.3 Identitas Buku Pembanding ........................................................................ 4
2.4 Ringkasan Buku Pembanding ..................................................................... 4
BAB III KEUNGGULAN BUKU ........................................................................ 9
3.1 Keunggulan Buku Utama ............................................................................ 9
3.2 Keunggulan Buku Pembanding ................................................................... 9
BAB IV KELEMAHAN BUKU ........................................................................ 10
3.1 Kelemahan Buku Utama ........................................................................... 10
3.2 Kelemahan Buku Pembanding .................................................................. 10
BAB V IMPLIKASI .......................................................................................... 11
BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 12
6.1 Kesimpulan .............................................................................................. 12
6.2 Saran ........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan salah satu nilai dasar demokrasi
dan sekaligus merupakan indikator dari supremasi hukum. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 1
dijabarkan bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara hukum, pemerintahan, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Dalam Islam,
nilai-nilai yang terkandung mengenai Hak Asasi Manusia disasarkan pada
norma-norma hukum Allah SWT, yakni dalam Al-Quran dan hadis.
Berdasarkan pandangan Islam tegak dan terpeliharanya HAM adalah untuk
kebaikan umat manusia rahmatan li alálamin secara keseluruhan.
Demokrasi Islam dianggap sebagai sistem yang mengukuhkan konsep-
konsep Islami yang sudah lama berurat berakar yaitu musyawarah (syura),
persetujuan (ijma’) dan penilaian interpretative yang mandiri (ijtihad). Untuk
memperluas wawasan penulis dan peningkatkan pengetahuan mengenai hak
asasi manusia dan demokrasi dalam Islam, maka disusunlah Critical Book
Report ini yang akan membahas tentang hak asasi manusia dan demokrasi
dalam Islam dari dua sumber buku yang berbeda.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa keunggulan dan kelemahan buku utama?
2. Apa keunggulan dan kelemahan buku pembanding?
3. Bagaimana impikasi yang ditimbulkan oleh buku utama?
4. Bagaimana impikasi yang ditimbulkan oleh buku pembanding?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui keunggulan dan kelemahan buku utama.
2. Mengetahui keunggulan dan kelemahan buku pembanding.
3. Mengetahui impikasi yang ditimbulkan oleh buku utama.
4. Mengetahui impikasi yang ditimbulkan oleh buku pembanding.

1
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
2.1 Identitas Buku Utama
Judul Buku : Islam Kaffah Pendidikan Agama Islam untuk
Perguruan Tinggi
Penulis : Tim MPK Pendidikan agama Islam UNIMED
Penerbit : Perdana Publishing
ISBN : 978-602-6462-34-3
Tahun : 2018
Kota Terbit : Medan
Tebal Buku : vii + 234 Halaman
2.2 Ringkasan Buku Utama
A. Hak Asasi Manusia (HAM)
Hak Asasi Manusia adalah segala hak yang dimiliki manusia serta melekat
pada dirinya karena ia manusia. Formulasi yang paling terkenal tentang HAM
versi Islam adalah “Deklarasi Universal tentang HAM dalam Islam” (Al-Bayan
al-A’lam ‘an Huquq al-Insan fi al-islam). Hak asasi manusia dari sudut
pandang islam bersifat teosentris, artinya segala sesuatu berpusat kepada
Tuhan. Prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam Islam adalah:
1. Hak Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
Menurut Hasbi Ash-Shiddiqy, ajaran Islam tidak saja menegakkan sendi
kemerdekaan belajar, lebih dari itu Islam mewajibakn semua orang untuk
menuntut pelajaran. Sebab ajaran Islam didatangkan guna memerdekakan
akal dari kebodohan, khurafat dan purbasangka.
2. Hak dalam Hubungan dengan Kehidupan
Dijelaskan dalam Alquran, surat al-An’am, 6: 151 yang artinya: “Dan
janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya),
melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.”
3. Hak Persamaan dan Keadilan di Depan Hukum
Ketentuan hukum harus diperlakukan secara mutlak tanpa diskriminasi,
yaitu jika segala persyaratan untuk itu telah terpenuhi. Asas ini dapat kita
petik dari Alquran surat aN-Nisa’ 4: 135 yang artinya: “Wahai orang-orang

2
yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa
dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tau
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata)
atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha
Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.”
Ayat ini menyerukan agar keadilan dilaksanakan secara tegas terhaadap
setiap orang, baik keluarga sendiri ataupun orang lain, baik orang kaya
ataupun miskin.
4. Hak Kebebasan Memilih Agama
Dipertegas dalam Alquran surat al-Baqarah ayat 256, yang artinya “Tidak
ada paksaan untuk memasuki agama Islam sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar
kepada Thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang aman kuat yang tidak akan putus. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
5. Hak memperoleh Perlindungan
Manusia diperintahkan Allah SWT untuk berhubungan dalam suasana
saling bekerja sama dalam ranah sosial. Setiap manusia memiliki hak untuk
memperoleh kehidupan yang bahagia dan menyenangkan, sepanjang hal itu
tidak merugikan dan mengganggu kebahagian dan kesenangan hidup orang
lain.
6. Hak Untuk Bekerja
Alquran sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa, menegaskan hak dan
kewajiban bekerja seperti dijelaskan dalam surat at-Taubah ayat 105 yang
artinya: “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
surat at-Taubah ini menegaskan bahwa setiap pekerjaaan harus

3
dipertanggungjawabkan, yaitu harus yang benar dan bermanfaat. Oleh
karena itu bekerjalah sebaik mungkin dan penuh tanggung jawab.
Mengenai jenis pekerjaan, setiap individu bebas menentukan. Namun yang
paling penting adalah pekerjaan yang bersih dan halal.
7. Demokrasi Ala Syura
Sistem yang terkait dengan bidang politik salah satunya adalah musyawarah
untuk memecahkan, merumuskan dan mengelaborasi tunjukan dari dua
sumber hukum yaitu alquran dan hadis. Firman Allah dalam surat ali Imran
ayat 159 yang artinya :
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakkal kepada-Nya.”
2.3 Identitas Buku Pembanding
Judul : Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum
Pengarang : Dra. Zakiah, M.Pd.
Dr. Sahmiar, M.Ag.
Dra. Sahliah, M.Ag.
Drs. Tagor Muda Lubis, MA.
Penerbit : CV. Putra Maharatu
Tahun Terbit : 2015
Tempat Terbit : Medan
Tebal Buku : 324 halaman
ISBN : 978-602-72800-3-8
2.4 Ringkasan Buku Pembanding
HAM adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal
dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat
siapapun. Istilah HAM merupakan terjemahan istilah droits de I’home dalam
bahsa Prancis yang berarti hak manusia, atau dalam Bahasa Inggris human

4
rights atau dalam Bahasa Belanda menselijke rechten. Di Indonesia umumnya
dipergunakan istilah HAM.
Jika dibandingkan antara hak asasi manusia dari sudut Barat dan Islam ,
maka terdapat perbedaan. HAM dalam pemikiran Barat semata-mata bersifat
antroposentris, artinya sesuatu berpusat pada manusia. Adapun hak asasi
manusia dalam pemikiran sudut pandang teosentris, artinya segala sesuatu
kepada Tuhan.
Pasal 1 ayat 1 UU No 39 Tahun 1999 tentang HAM, selanjutnya disingkat
dengan UU HAM dan Pasal 1 ayat 1 UU No 26 Tahun 2006 tentang pengadilan
dan pengertian HAM disebutkan sebagai berikut :
HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada diri keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa merupakan anugerahnya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi, dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Dalam menjalankan hak dan kebebasannya setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maskud
untuk menjamin pengakuaan serta penghormatan atas hak dengan kebebasan
oranglain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan
moral, keamanan, dan ketertiban umum daLam suatu masyarakat demokratis.
A. Hak asasi manusia menurut pandangan islam
Hak-hak asasi manusia memproleh landasan nya dalam Islam melalui
ajarannya yang paling utama, yaitu tauhid (mengesakan tuhan). Karena itu,
hak-hak asasi manusia dalam Islam lebih dipandang dalam peprspektif
teosentris. Walau demikian, ajaran tauhid tersebut berimplikasi pada keharusan
prinsip persamaan, persaudaraan dan keadilan antar sesama manusia, dan
prinsip kemerdekaan dan kebebasan manusia. Prinsip-prinsip tersebut telah
menjadi landasan bahwa pembentukan peradaban masyarakat muslim awal
sehingga menempatkan dunia Islam beberapa abad didepan Barat.
Ada perbedaan prinsip antara hak-hak asasi manusia dalam pandangan
Barat dan Islam. Hak asasi manusia menurut pandangan Barat semata-mata
bersifat antroposentris, artinya sesuatu berpusat kepada manusia sedangkan

5
menurut pandangan Islam bersifat teosentris, artinya segala sesuatu berpusat
kepada tuhan.
Ada dua hal yang menajdi dsasar hak asasi manusia dalam Al-Quran.
Pertama, Allah menjadikan manusia sebagai mustakhlif di muka bumi. Ini
berarti manusia telah diberi amanat sebagai representasi tuhan (khalifah).
Kedua, Allah menjadikan manusia sebagai musta’mir di muka bumi. Ini
menunjukkan tugas manusia sebagai pemakmur dan pembangun bumi.
Islam mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna, terikat
secara primordial dengan tuhan sebagai makhluk yang bertanggung jawab.
Firman Allah dalam surah Al-A’raf ayat 172, yang artinya “Dan (ingatlah),
ketika tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak adam dari sulbi mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka( seraya berfirman):
“bukankah aku adalah tuhanmu?)” mereka menjawab:” betul (engkau tuhan
kami). Kami menjadi saksi “. (kami lakukan yang sedemikian itu) agar dihari
kiamat kamu tidak mengatakan : “sesungguhnya kami (bani adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan tuhan)”. Begitu pula dengan
firman Allah dalam surah Al-Ahzab ayat 72 yang artinya :”sesungguhnya kami
telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Maka
semua nya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya. Dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya
manusia ityu amat zalim dan amat bodoh”.
Dalam islam, terdapat beberapa prinsip-prinsip masyarakat diantaranya
yaitu:
1. Persamaan yang merata diantara segenap manusia.
2. Keadilan yang mutlak disegala lapangan.
3. Kemerdakaan dalam seluas-luas arti kata, baik mencakup spiritual maupun
mengenai kepentingan material.
4. Persaudaraan yang mendalam karena dorongan secara keaagamaan yang
suci.
5. Persatuan yang bulat erdasarkan persaudaraan.
6. Saling membantu dan membela dari segala gangguan
7. Memelihara kesopanan dan kehirmatan

6
8. Menjunjung akhlak yang mulia dan sifat-sifat utama.
9. Memiliki bersama (istikhlaf) segala benda ciptaan tuhan
10. Meratakan kekayaan diantara segala manusia
11. Mengasihani segala makhluk dan berbuat kebajikan
12. Memegang teguh prinsip “musyawarah”.
B. Demokrasi dalam pandangan islam
Demokrasi dalam pengertian sedehanan sering diartikan sebagai dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat. Dengan demikian aktualitas demokrasi di dalam
suatu Negara sendiri adanya kedaulatan rakyat. Hal ini merupakan semangat
dari terbentuknya suatu Negara yang menginginkan keadilan dan kemakmuran
bagi rakyat.
Praktek bagaimana demokrasi berjalan di Indonesia sangat jelas terlihat
melalui adanya pemilu langsung di Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang
terbesar keempat di Dunia, menjadikan Indonesia sebagai Negara demokrasi
terbesar di Dunia. Dalam prakteknya pula, Negara Indonesia menganut sistem
presidential, namun dalam prakteknya malah sangat dekat dengan sistem
Parlementer yang dibuktikankan dengan dalam tahun 2010-2011 ini sudah
hampir banyak hak angket yang diajukan dalam Legislatif hampir menguasai
praktek perpolitikan di Indonesia dan dianggap mengganggu pemerintahan.
Konsepsi HAM dan demokrasi dalam perkembangannya sangat terkait
dengan konsepsi negara hukum. Dalam sebuah negara hukum, sesungguhnya
yang memerintah adalah hukum, bukan manusia. Jelas bahwa Indonesia adalah
Negara hukum (pasal 1 ayat (3) UUD NRI 1945). Dengan demikian HAM pula
harus diatur degan hukum. Jadi hukum yang digunakan sebagai instrumen
dalam penegakan HAM yang digunakan sebagai ukuran bagaimana demokrasi
dilaksanakan.
C. Korupsi dalam pandanga islam
Cita-cita gerakan reformasi akan adanya suatu pemerintah yang bersih
(Clean Government) dari korupsi untuk mewujudkan pemerintahan yang
efisien terbuka dan bertanggung jawab pada rakyat demokrasi dan
penghormatan atas hak asasi manusia serta partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan publik.

7
Korupsi tumbuh subur selama Orde Baru berkuasa dimungkinkan oleh
adanya sentralisasi kekuasaan ekonomi dari tangan pemerintah/ Presiden yang
begitu besar tanpa akuntabilitas. Kesenjangan sosial dan kekuasaan yang cukup
lebar struktur masyarakat di Indonesia dapat dipahami oleh para ahli
menyuburkan hubungan patron-klien (pengayoman) yang gilirannya memberi
kontribusi besar bagi langgengnya “budaya di masyarakat”.
Dalam konteks korupsi demikian, maka gerakan transparan untuk
mewujudkan prinsip-prinsip good governance, yakni adanya transparansi
pertanggung jawaban kepada rakyat da partisipasi, menjadi bagian
demokratisasi sistem politik dan ekonomi.

8
BAB III
KEUNGGULAN BUKU
3.1 Keunggulan Buku Utama
 Cakupan materi yang disajikan dalam buku utama cukup singkat, padat dan
jelas. Pengarang buku utama juga menyajikan dalil-dalil yang mendukung
materi hak asasi manusia dan demokrasi dalam Islam.
 Bahasa yang digunakan oleh penulis cukup komunikatif, sehingga mudah
untuk dipahami. Penggnaan kata-kata pada bab yang dikritisi juga sudah
sesuai dengan EYD. Kata-kata yang merupakan Bahasa asing dimiringkan
sehingga tidak membuat pembaca menjadi bingung.
 Penulis menggunakan teknik penyajian yang sistematis. Dimulai dari pola
umum, ke khusus. Maksudnya adalah dimulai dari pengertian hak asasi
manusia, sejarah hak asasi manusia dalam islam, macam-macam hak asasi
manusia dan sebagainya.
 Pendukung penyajian dari buku ini adalah terdapat catatan-catatan kecil
yang berasa di dalam kotak yang berisi tentang informasi tambahan yang
diperlukan dan penting untuk diketahui oleh pembaca.
3.2 Keunggulan Buku Pembanding
 Cakupan materi yang disajikan oleh pengarang cukup luas. Penjabaran
mengenai hak asasi manusia dan demokrasi dalam islam cukup mendetail.
Pengarang dalam buku ini juga menyajikan masalah yang berhubungan
dengan demokrasi, yaitu korupsi.
 Bahasa yang digunakan cukup komunikatif.
 Penulis menggunakan teknik penyajian yang sistematis. Dimulai dari pola
umum, ke khusus. Maksudnya adalah dimulai dari pengertian hak asasi
manusia, macam-macam hak asasi manusia dan sebagainya.
 Pendukung penyajian buku ini adalah catatan kaki yang terdapat di setiap
halaman, sehingga pembaca dapat melihat rujukan atau referensi yang
dipakai oleh pengarang buku.

9
BAB IV
KELEMAHAN BUKU
3.1 Kelemahan Buku Utama
 Terdapat beberapa kesalahan dalam pengertian seperti penulisan kata dalm
pada halaman 183, seharusnya adalah “dalam.”
 Tidak menjabarkan contoh permasalahan yang berkaitan dengan hak asasi
manusia
3.2 Kelemahan Buku Pembanding
 Halaman yang terdapat dalam daftar isi tidak sesuai dengan halaman yang
yang sebenarnya. Pada daftar isi materi hak asas manusia dan demokrasi
dalam Islam 126 seharusnya di halaman 91.
 Tidak memuat sejarah singkat mengenai hak asasi manusia dalam islam.
 Penulisan yang kurang rapi.
 Beberapa kata tidak menggunakan KBBI secara tepat. Misalnya, penulisan
Al-Qur’an, seharusnya Alquran.

10
BAB V
IMPLIKASI
Implikasi yang ditimbulkan oleh buku utama dan buku pembanding adalah
pembaca dapat menambah pengetahuan tentang :
 HAM adalah hak yang telah dimiliki seseorang sejak ia ada di dalam
kandungan.
 HAM dalam Islam didefinisikan sebagai hak yang dimiliki oleh individu
dan kewajiban bagi negara dan individu tersebut untuk menjaganya
 Hukum menurut Islam dapat diartikan sebagai hukum yang terdapat dalam
sumber-sumber seperti Alquran dan hadis.
 Prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam Islam adalah:
a. Hak Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
b. Hak dalam Hubungan dengan Kehidupan
c. Hak Persamaan dan Keadilan di Depan Hukum
d. Hak Kebebasan Memilih Agama
e. Hak memperoleh Perlindungan
f. Hak Untuk Bekerja
g. Demokrasi Ala Syura
 Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme pemerintahan negara yang
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat.
 Demokrasi menurut Islam dapat diartikan seperti musyawarah,
mendengarkan pendapat orang banyak untuk mencapai keputusan dengan
mengedepankan nilai-nilai keagamaan.

11
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan salah satu nilai dasar demokrasi dan
sekaligus merupakan indikator daripada supremasi hukum. Menurut pandangan
islam bahwa hak-hak asasi manusia tidak hanya menekankan kepada hak-hak
manusia saja, tetapi hak-hak itu dilandasi oleh kewajiban asasi untuk mengabdi
hanya kepada Allah sebagai penciptanya. Aspek khas dalam konsep HAM Islami
adalah tidak adanya orang lain yang dapat mema’afkan pelanggaran hak-hak jika
pelanggaran itu terjadi atas seseorang yang harus dipenuhi haknya. Bahkan suatu
negara Islam pun tidak dapat mema’afkan pelanggaran hak-hak yang dimiliki
seseorang. Sedangkan demokrasi menurut pandangan Islam bahwa Demokrasi
Islam dianggap sebagai sistem yang mengukuhkan konsep-konsep Islami yang
sudah lama berurat berakar yaitu musyawarah (syura), persetujuan (ijma’) dan
penilaian interpretative yang mandiri (ijtihad). Demokrasi itu sendiri bisa bisa lahir
dan ada dari masarakat yang memiliki tiga keadaan yaitu keadilan, persamaan, dan
kebebasan.
Berdasarkan kedua buku yang diulas, penulis menyarankan pembaca untuk
membaca kedua buku, karena kedua buku merisikan materi yang saling
melengkapi.
6.2 Saran
Penulis menyarankan pembaca untuk memberikan kritik yang membangun,
karena penulis menyadari bahwa pada Critical Book Report ini masih terdapat
banyak kelemahan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Tim MPK Pendidikan Agama Islam Unimed, (2018), Islam Kaffah Pendidikan
Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, Medan: Perdana Publishing.
Zakiah, dkk., (2015), Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum,
Medan: CV. Putra Maharatu.

13

Anda mungkin juga menyukai