Anda di halaman 1dari 5

1.

Maksud dan Tujuan


Maksud
- Mampu mendeskripsi sampel batuan bawah permukaan dari daerah panas bumi
melalui sampel core & cutting
- Mampu membuat log geologi sumur panas bumi.
Tujuan
- Mampu menginterpretasikan kondisi geologi dan proses hidrotermal bawah
permukaan.

2. Alat dan Bahan


 Alat:  Bahan:
- Alat Tulis (Pensil, Ballpoint, - Sampel Core (Batuan Inti)
Penggaris, Penghapus) - Sampel Cutting (Serbuk
- HVS secukupnya Pemboran)
- Pensil Warna
- Lup
- Cawan Kecil
- Borang Deskripsi

3. Langkah Kerja

Persiapkan Alat dan bahan dianalisis sampel

Sampel cutting dan core GRF-31 dideskripsi dengan memperhatikan kedalaman

Pada sampel cutting dan core dideskripsi ukuran sampel, warna, tekstur, komposisi
mineral, intensitas alterasi, porositas, permeabilitas serta tipe urat untuk penamaan
sampel dan penentuan potensi

Membuat log batuan berdasarkan hasil deskripsi cutting sesuai dengan kedalaman

Melakukan dan membuat interpretasi mengenai stratigrafi, struktur geologi dan


proses alterasi hidrotermal dari sistem panas bumi berdasarkan data yang diperoleh
4. Digitasi Log Geologi
(Terlampir)

5. Deskripsi Sampel Batuan

Dari data yang ada pada sampel cutting dan core yang telah dideskripsi dan
diidentifikasi, didapatkan bahwa batuan penyusun daerah pemboran terdiri atas batuan
vulkanik dan batuan beku. Batuan vulkanik terdiri atas lapilli tuf, tuf, breksi andesit, dan
breksi lapilli, sedangkan batuan beku terduru atas lava andesit. Dimana pada setiap unit ada
yang mengalami alterasi dan ada yang tidak mengalami, dilihat dari mineral penyusunnya
Dilihat dari material penyusunnya, diinterpretasi bahwa sumur pemboran berada pada
daerah gunung api dengan tipe gunungapi komposit.
Pada deskripsi sampel core, merupakan batuan vulkanik dengan warna abu-abu yang
berukuran butir 1-20mm. Core memiliki permeabilitas yang rendah dan porositas yang juga
rendah. Komposisi mineral primernya yaitu plagioklas dan mineral mafi, sedangkan
mineral sekundernya yaitu pirit, kuarsa, dan klorit. Diduga bahwa sampel core memiliki
tingkat alterasi lemah-sedang. Terdapat juga urat yang saling memotong. Nama batuannya
adalah “Breksi Lapili Teralterasi”.
6. Interpretasi
Dilihat dari mineral alterasi yang hadir secara berselingan, hal tersebut mengindikasi
bahwa fluida panas bumi mengalami perpindahan secara horizontal.
Dari data cutting dan core yang telah diamati, stratigrafi pada sumur GRF 31
(kedalaman 0-1900 mKU) dibagi menjadi 9 lapisan batuan yang terdiri dari batuan beku,
batuan sedimen volkanoklastik serta batuan vulkanik. Batuan beku berupa lava andesit.
Batuan vulkanik terdiri dari tuf, tuf teralterasi, lapilli tuf, breksi lapili
Berdasarkan stratigrafi tersebut dapat diinterpretasikan pembentukan sistem
hidrotermal terdapat pada lingkungan vulkanik atau gunung api. Genesa pembentukan
sumur diawali dengan adanya aliran lava andestik yang kemudian diatasnya terendapkan
batuan piroklastik. Selanjutnya terdapat beberapa sisipan lava yang terendapkan diantara
perlapisan piroklastik. Lapisan batuan pada bagian bawah sampai kedalaman 500 mKU
mengalami alterasi lemah sampai kuat.
Komponen sistem hidrotermal sumur GRF 31 dapat diketahui berdasarkan
litologi serta kehadiran mineral alterasi hirotermal. Dari data sumur GRF 31 belum dapat
diketahui source rock atau sumber alterasi hidrotermal. Hal ini dikarenakan sangat jarang
pengeboran yang dilakukan sampai sumbernya. Batuan yang diperkirakan menjadi
reservoir yaitu lapilli tug pada kedalaman 200-300 mKU, breksi lapilli teralterasi sedang
(300-400 mKU), breksi lapilli teralterasi (550-660 mKU), tuf teralterasi (660-770 mKU),
dan tuf masif (770-850 mKU), tuf teralterasi (980-1700 mKU).
Batuan-batuan tersebut memiliki porositas yang baik dan mengalami alterasi yang
dicirikan dengan mineralogi berupa pirit dan sulfur. Permeabilitas batuan ini berupa
permeabilitas primer antar rongga antar butir serta batas antara dua jenis litologi.
Selain itu terdapat batuan beku yang dapat diinterpretasikan juga sebagai reservoir yaitu
breksi andesit lapilli (1800-1940 mKU). Meskipun porositas batuan tersebut buruk,
permeabilitas batuan baik berupa retakan/fracture yang membentuk urat seperti pada conto
core yang telah dideskripsi. Permeabilitas sekunder batuan pada core andesit diperkirakan
terdapat pada batuan-batuan beku diatasnya yang tidak terdapat sampel core. Sehingga
batuan-batuan tersebutdapat teralterasi dan mengandung sulfur serta klorit.
Kondisi pembentukan sistem hidrotermal pada sumur GRF 31 ini terbentuk pada
temperatur rendah-sedang. Permeabilitas primer batuan pada sistem ini diketahui dari
hubungan antar butir, batas antar litologi, serta kehadiran mineral alterasi. Dapat
diperkirakan permeabilitas sistem hidrotermal ini rendah-sedang berdasarkan kehadiran
klorit. Permeabilitas sekunder berupa struktur geologi belum dapat ditentukan apabila
belum di korelasi dengan sumur lain, namun diperkirakan terdapat retakan-retakan berupa
urat yang dapat berfungsi sebagai permeabilitas sekunder. Sifat kimiawi fluida hidrotermal
pada sistem ini adalah asam.

7. Kesimpulan
Berdasarkan analisis sampel cutting dan core yang telah dilakukan dapat
ditentukan bahwa sumur GRF 31 merupakan sistem hidrotermal volkanogenik dengan
kondisi sebagai berikut:
 Source rock dan struktur geologi belum dapat diketahui, struktur geologi dapat
diketahui bila dikorelasikan dengan sumur lain.
 Batuan yang berfungsi sebagai reservoir yaitu batuan vulkanik dengan porositas dan
permeabilitas yang baik.
 Kondisi rezim hidrothermal berupa suhu yang rendah-sedang, permeabilitas primer,
serta fluida asam.
DAFTAR PUSTAKA

Asisten Praktikum Geologi Panas Bumi.2018. Deskripsi Batuan dari Lapangan Panas Bumi.
Departemen Teknik Geologi FT UGM. Yogyakarta
Fisher, R. V. (1966). Rocks Composed of Volcanic Fragments. Earth Science. Reviews,
International Magazine fo Geo-Scientist, 1, p. 287-298
McPhie, J., Doyle, M. & Allen, R., 1993, Volcanic Textures: A guide to the interpretation of
textures in volcanic rocks, CODES, Univ. of Tasmania, Hobart, 196 p.
Utami, Pri., 2017, Geothermal System (PPT Kuliah), Departemen Teknik Geologi FT UGM :
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai