Anda di halaman 1dari 2

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hipertensi krisis merupakan salah satu kegawatan dibidang

kardiovaskular yang sering dijumpai di instalasi gawat darurat. Hipertensi

emergensi (darurat) ,yaitu peningkatan tekanan darah sistolik >180 mmHg

atau diastoik >120 mmHg secara mendadak disertai kerusakan organ target

sedangkan hipertensi urgensi (mendesak), yaitu peningkatan tekanan darah

seperti pada hipertensi emergensi namun tanpa disertai kerusakan organ target.

Faktor penyebab hipertensi emergensi dan hipertensi urgensi masih belum

dipahami. Peningkatan tekanan darah yang mendadak ini akan menyebabkan

jejas endotel dan nekrosis fibrinoid arteriol kemudian berdampak pada

kerusakan vaskular, deposisi platelet, fibrin dan kerusakan fungsi autoregulasi.

Manajemen penurunan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi urgensi

tidak membutukan obat-obatan parenteral. Pemberian obat-obatan oral aksi

cepat akan memberi manfaat untuk menurunkan tekanan darah dalam 24 jam

awal (Mean Arterial Pressure (MAP) dapat diturunkan tidak lebih dari 25%).

Terapi hipertensi emergensi harus disesuaikan setiap individu tergantung pada

kerusakan organ target. Manajemen tekanan darah dilakukan dengan obat-

obatan parenteral secara tepat dan cepat. Pasien harus berada dalam ruangan

ICU agar monitoring tekanan darah bisa dikonrol dengan pemantauan yang

tepat. Tingkat ideal penurunan tekanan darah masih belum jelas, tetapi

17
penurunan Mean Arterial Pressure (MAP) 10% selama 1 jam awal dan 15%

pada 2-3 jam berikutnya.

18

Anda mungkin juga menyukai