Anda di halaman 1dari 14

ANALIS BAHAN AN-ORGANIK

XI-KIMIA ANALIS 1

KELOMPOK 3

Ketua: M. Ichsan

Anggota:
Apip Paisal
Bella Maysa Putri
Liddya Nurfitri
Putri Oktaviani
Windri Kurniasari

SMK Negeri 5 Bandung

Jl. Bojongkoneng No. 37A


I. Perkembangan Teori Atom
Perkembangan teori atom dimulai dari konsep materi Demokritus yang menyatakan bahwa
‘materi dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil, sampai diperoleh bagian terkecil yang tdak
dapat dibagi lagi.’ Nah, materi yang sudah tdak bisa dibagi lagi itu yang disebut Atom. Atom
berasal dari kata A yang berart ‘tdak’ dan TOMos yang berart ‘dipotong-potong’. Namun, saat
itu teori tentang atom belum ditemukan. Sekarang, kami akan memberikan materi tentang
Struktur Atom dan untuk mempermudah belajarnya, kita akan bahas Perkembangan Teori Atom
terlebih dahulu. Langsung saja kita simak yang pertama:

1. Model Atom Dalton

- Teori atom Dalton ditemukan oleh John Dalton dan merupakan teori atom pertama yang
dilandasi data ilmiah. Pokok-pokok teori atom Dalton adalah sebagai berikut:

Atom merupakan partkel zat atau materi terkecil yang tdak dapat dibagi lagi menjadi bagian
yang lebih kecil.

Atom berbentuk/digambarkan sepert bola sederhana yang berukuran sangat kecil.

Suatu unsur tersusun dari atom-atom yang sama, sedangkan senyawa tersusun dari atom-atom
yang berbeda sesuai unsur penyusunnya.

Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan


sederhana.

Reaksi kimia merupakan pemisahan, penggabungan, atau penyusunan kembali atom-atom


sehingga atom tdak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

Kelebihan model atom Dalton adalah mempu membangkitkan minat terhadap penelitan
tentang model atom.

2. Model Atom Thomson

J.J. Thomson menggambarkan model atomnya setelah dia menemukan sinar katode. Dia
menyimpulkan bahwa atom adalah bola padat bermuatan positf dan di dalamnya tersebar
elektron yang bermuatan negatf. Model atom Thomson sepert kismis(elektron) yang melekat
pada rot(atom).

3. Model Atom Rutherford

Teori atom Rutherford muncul berdasarkan eksperimen hamburan sinar alfa dari uranium.
Kesimpulannya adalah atom terdiri dari int atom yang sangat kecil dan bermuatan positf,
dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatf sepert tata surya. Kelemahan dari model atom
Rutherford adalah teori ini tdak dapat menjelaskan mengapa elektron tdak jatuh ke dalam int
atom.

4. Model Atom Bohr

Niels Bohr, melakukan percobaan spektrum hidrogen untuk memperbaiki teori atom
Rutherford. Hasil percobaan Bohr adalah elektron-elektron mengelilingi int atom yang terdiri
dari Proton dan Neutron pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit elektron atau tngkat
energi.

5. Model Atom Modern

Model atom modern ditemukan oleh Schrodinger. Penjelasan model atom modern adalah
elektron-elektron yang mengelilingi int atom memiliki tngkat energi tertentu tetapi
keberadaannya tdak dapat dipastkan. Elektron berada di dalam orbital-orbital yang merupakan
fungsi gelombang tertentu dalam kulit atom yang disebut sebagai daerah dengan kebolehjadian
paling besar untuk menemukan elektron. Model atom modern disebut juga model atom
Schrodinger.

II. Penemuan Elektron, Proton, Neutron, Inti Atom, dan Bilangan


Kuantum
Apabila penggaris plastk digosok-gosokkan pada rambut kering, penggaris tersebut dapat
menarik potongan kecil kertas. Peristwa tersebut membuktkan bahwa penggaris memiliki sifat
listrik, karena penggaris merupakan materi yang tersusun atas atom-atom. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa atom memiliki sifat listrik. Penyelidikan tentang sifat kelistrikan suatu
atom dilakukan selama bertahun-tahun oleh beberapa ahli di antaranya J.J. Thompson, Eugen
Goldstein, Rutherford, dan Bathe & Becker. [1]

1. Penemuan Elektron

Setelah John Dalton (1766-1844) pada tahun 1803 mengemukakan teori atom yang
pertama kali, maka tdak lama setelah itu dua orang ilmuwan yaitu Sir Humphry Davy (1778-
1829) dan muridnya Michael Faraday (1791-1867), menemukan metode elektrolisis, yaitu cara
menguraikan senyawa menjadi unsur-unsurnya dengan bantuan arus listrik. Dengan metode
baru itulah akhirnya mereka menemukan bahwa atom mengandung muatan listrik.
Sejak pertengahan abad ke-19, para ilmuwan banyak menelit daya hantar listrik dari
gas-gas pada tekanan rendah. Tabung lampu gas pertama kali dirancang oleh Heinrich Geissler
(1829-1879) dari Jerman pada tahun 1854. Rekannya, Julius Plucker (1801-1868), membuat
eksperimen sebagai berikut. Dua pelat logam ditempatkan pada masing-masing tabung Geissler
yang divakumkan, lalu tabung gelas itu diisi dengan gas pada tekanan rendah. Salah satu pelat
logam (disebut anode) membawa muatan positf, dan pelat yang satu lagi (disebut katode)
membawa muatan negatf. Ketka muatan listrik bertegangan tnggi dialirkan melalui gas dalam
tabung, muncullah nyala berupa sinar dari katode ke anode. Sinar yang dihasilkan ini disebut
sinar katode.

Sifat sinar katode, antara lain :

 merambat tegak lurus dari permukaan katode menuju anode;

 merupakan radiasi partkel sehingga terbukt dapat memutar baling-baling;

 bermuatan listrik negatf sehingga dibelokkan ke kutub listrik positf;

 dapat memendarkan berbagai jenis zat, termasuk gelas.

Plucker ternyata kurang telit dalam pengamatannya dan menganggap sinar tersebut hanyalah
cahaya listrik biasa. Pada tahun 1875, William Crookes (1832-1919) dari Inggris, mengulangi
eksperimen Plucker tersebut dengan lebih telit dan mengungkapkan bahwa sinar katode
merupakan kumpulan partkel-partkel yang saat itu belum dikenal.

Hasil-hasil eksperimen Crookes dapat dirangkum sebagai berikut.

 Partkel sinar katode bermuatan negatf sebab tertarik oleh pelat yang bermuatan positf.

 Partkel sinar katode mempunyai massa sebab mampu memutar baling-baling dalam
tabung.

 Partkel sinar katode dimiliki oleh semua materi sebab semua bahan yang digunakan
(padat, cair, dan gas) menghasilkan sinar katode yang sama. Partkel sinar katode itu
dinamai “elektron” oleh George Johnstone Stoney (1817 – 1895) pada tahun 1891.

Pada tahun 1897, Joseph John Thompson (1856 – 1940) dari Inggris melalui serangkaian
eksperimennya berhasil mendeteksi atau menemukan elektron yang dimaksud Stoney.
Thompson membuktkan bahwa elektron merupakan partkel penyusun atom, bahkan
Thompson mampu menghitung perbandingan muatan terhadap massa elektron (e/m), yaitu
1,759 x 108 coulomb/gram.
Kemudian pada tahun 1908, Robert Andrew Millikan (1868-1953) dari Universitas
Chicago menemukan harga muatan elektron, yaitu 1,602 x 10-19 coulomb. Dengan demikian
massa sebuah elektron dapat dihitung.

Massa satu elektron = e/(e/m) = (1,602 x 10-19) / (1,759 x 108) = 9,11 × 10 –28 gram

Tabung televisi merupakan tabung sinar katode. Percobaan tabung sinar katode pertama
kali dilakukan oleh William Crookes (1875). Hasil eksperimennya yaitu ditemukannya seberkas
sinar yang muncul dari arah katode menuju ke anode yang disebut sinar katode.

George Johnstone Stoney (1891) yang mengusulkan nama sinar katode disebut
"elektron". Kelemahan dari Stoney tdak dapat menjelaskan pengaruh elektron terhadap
perbedaan sifat antara atom suatu unsur dengan atom dalam unsur lainnya. Antoine Henri
Becquerel (1896) menentukan sinar yang dipancarkan dari unsur-unsur radioaktf yang sifatnya
mirip dengan elektron.

Joseph John Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes yaitu pengaruh
medan listrik dan medan magnet dalam tabung sinar katode.

Pembelokan sinar katode oleh medan listrik.

Keterangan:
C = katode

A = anode

E = lempeng kondensor bermuatan listrik

F = layar yang dapat berpendar (berfluoresensi)

Hasil percobaan J.J. Thomson menunjukkan bahwa sinar katode dapat dibelokkan ke
arah kutub positf medan listrik. Hal ini membuktkan terdapat partkel bermuatan negatf dalam
suatu atom. Besarnya muatan dalam elektron ditemukan oleh Robert Andrew Milikan (1908)
melalui percobaan tetes minyak Milikan sepert gambar berikut.

Minyak disemprotkan ke dalam tabung yang bermuatan listrik. Akibat gaya tarik gravitasi akan
mengendapkan tetesan minyak yang turun. Apabila tetesan minyak diberi muatan negatf maka
akan tertarik ke kutub positf medan listrik. Dari hasil percobaan Milikan dan Thomson diperoleh
muatan elektron –1 dan massa elektron 0, sehingga elektron dapat dilambangkan (0-1e).

2. Penemuan Proton

Jika massa elektron 0 berart suatu partkel tdak mempunyai massa. Namun pada
kenyataannya partkel materi mempunyai massa yang dapat diukur dan atom bersifat atom itu
netral. Bagaimana mungkin atom itu bersifat netral dan mempunyai massa, jika hanya ada
elektron saja dalam atom?

Keberadaan partkel bermuatan positf yang dikandung oleh atom diisyaratkan oleh
Eugen Goldstein (1850-1930) pada tahun 1886. Dengan ditemukannya elektron, para ilmuwan
semakin yakin bahwa dalam atom past ada partkel bermuatan positf untuk mengimbangi
muatan negatf dari elektron. Selain itu, jika seandainya partkel penyusun atom hanya elektron-
elektron, maka jumlah massa elektron terlalu kecil dibandingkan terhadap massa sebutr atom.

Eugene Goldstein (1886) melakukan eksperimen dari tabung gas yang memiliki katode,
yang diberi lubang-lubang dan diberi muatan listrik.

Selanjutnya, dan gas yang berada di belakang lempeng katode menjadi berpijar.
Peristwa tersebut menunjukkan adanya radiasi yang berasal dari anode yang menerobos lubang
pada lempeng katode. Sinar ini disebut sinar anode atau sinar positf. Sifat sinar anode, antara
lain :

1. merupakan radiasi partkel sehingga dapat memutar baling-baling;


2. dalam medan listrik/magnet, dibelokkan ke kutub negatf, jadi merupakan radiasi
bermuatan positf;

3. partkel sinar anode bergantung pada jenis gas dalam tabung.

Percobaan Goldstein untuk mempelajari partkel positf.

Hasil eksperimen tersebut membuktkan bahwa pada saat terbentuk elektron yang
menuju anode, terbentuk pula sinar positf yang menuju arah berlawanan melewat lubang
pada katode. Setelah berbagai gas dicoba dalam tabung ini, ternyata gas hidrogen lah yang
menghasilkan sinar muatan positf yang paling kecil baik massa maupun muatannya, sehingga
partkel ini disebut dengan proton. Massa proton = 1 sma (satuan massa atom) dan muatan
proton = +1. [1]

Keberadaan partkel penyusun atom yang bermuatan positf itu semakin terbukt ketka
Ernest Rutherford (1871-1937), orang Selandia Baru yang pindah ke Inggris, pada tahun 1906,
bersama dua orang asistennya, yaitu Hans Geiger dan Ernest Marsden, melakukan serangkaian
percobaan untuk mengetahui kedudukan partkel-partkel di dalam atom. Percobaan mereka
dikenal dengan hamburan sinar alfa terhadap lempeng tpis emas. Mereka berhasil menghitung
bahwa massa partkel bermuatan positf itu kira-kira 1.837 kali massa elektron. Kini kita
menamai partkel itu proton, nama yang baru dipakai mulai tahun 1919.

Massa 1 elektron = 9,11 × 10–28 gram

Massa 1 proton = 1.837 × 9,11 × 10–28 gram = 1,673 × 10–24 gram

Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa partkel α yang ditembakkan pada
lempeng logam emas yang tpis, sebagian besar diteruskan, dan ada sebagian kecil yang
dibelokan bahkan ada juga beberapa di antaranya yang dipantulkan. Hal tersebut sangat
mengejutkan bagi Rutherford. Penemuan ini menyebabkan gugurnya teori atom Thomson.
Partkel α yang terpantul tersebut diperkirakan telah menabrak sesuatu yang padat di dalam
atom. Dengan demikian atom tersebut tdak bersifat homogen sepert digambarkan oleh
Thomson. Bahkan menurut pengamatan Marsden, diperoleh fakta bahwa satu di antara 20.000
partkel α akan membelok dengan sudut 90o bahkan lebih. [2]

Berdasarkan gejala-gejala tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:

1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partkel alfa (α) diteruskan.
Berart, sebagian besar volume atom merupakan ruang kosong.

2. Partkel yang mengalami pembelokan ialah partkel α yang mendekat int atom. Hal
tersebut disebabkan keduanya bermuatan positf.

3. Partkel yang dipantulkan ialah partkel α yang tepat menabrak int atom.

Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan


model atomnya yang menyatakan bahwa atom terdiri atas int atom yang sangat kecil dan
bermuatan positf yang dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatf. Jumlah proton dalam
int sama dengan jumlah elektron ynag mengelilingi int, sehingga atom bersifat netral.
Rutherford juga menduga bahwa di dalam int atom terdapat partkel netral yang berfungsi
untuk mengikat partkel-partkel positf agar tdak saling menolak. Dari percobaan tersebut,
Rutherford dapat memperkirakan jari-jari atom kira-kira 10–8 cm dan jari-jari int kira-kira
10–13 cm.

3. Penemuan Int Atom

Setelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitan


penembakan lempeng tpis emas. Jika atom terdiri dari partkel yang bermuatan positf dan
negatf maka sinar alfa yang ditembakkan seharusnya tdak ada yang diteruskan/menembus
lempeng sehingga muncullah istlah int atom. Ernest Rutherford dibantu oleh Hans Geiger dan
Ernest Marsden (1911) menemukan konsep int atom didukung oleh penemuan sinar X oleh
WC. Rontgen (1895) dan penemuan zat radioaktf (1896). Percobaan Rutherford dapat
digambarkan sebagai berikut.
Percobaan Rutherford, hamburan sinar alfa oleh lempeng emas.

Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan hipotesisnya bahwa atom


tersusun dari int atom yang bermuatan positf dan dikelilingi elektron yang bermuatan negatf,
sehingga atom bersifat netral. Massa int atom tdak seimbang dengan massa proton yang ada
dalam int atom, sehingga dapat diprediksi bahwa ada partkel lain dalam int atom.

4. Penemuan Neutron

Setelah para ilmuwan mempercayai adanya elektron dan proton dalam atom, maka
tmbul masalah baru, yaitu jika hampir semua massa atom terhimpun pada int (sebab massa
elektron sangat kecil dan dapat diabaikan), ternyata jumlah proton dalam int belum mencukupi
untuk sesuai dengan massa atom. Jadi, dalam int past ada partkel lain yang menemani proton-
proton. [1]

Prediksi dari Rutherford memacu W. Bothe dan H. Becker (1930) melakukan eksperimen
penembakan partkel alfa pada int atom berilium (Be) dan dihasilkan radiasi partkel berdaya
tembus tnggi. Eksperimen ini dilanjutkan oleh James Chadwick (1932). Ternyata partkel yang
menimbulkan radiasi berdaya tembus tnggi itu bersifat netral atau tdak bermuatan dan
massanya hampir sama dengan proton. Massa sebutr neutron adalah 1,675 × 10 –24 gram.
Partkel ini disebut neutron dan dilambangkan dengan 10n . [1]

Jadi sekarang diketahui dan dipercayai oleh para ilmuwan bahwa int atom tersusun atas
dua partkel, yaitu proton (partkel yang bermuatan positf) dan neutron (partkel yang tdak
bermuatan). Proton dan neutron mempunyai nama umum, nukleon-nukleon, artnya partkel-
partkel int.

5. Penemuan bilangan Kuantum

Louis de Broglie seorang ahli Fisika dari Perancis pada tahun 1923 mengajukan hipotesis
tentang gelombang materi. Menurutnya, gerakan partkel yang bergerak mendekat kecepatan
cahaya, sepert halnya gerakan elektron mengitari int atom, mempunyai sifat gelombang.
Hipotesis ini dibuktkan kebenarannya oleh Davidson dan Germer dengan mengamat pola-pola
difraksi elektron yang berenergi tertentu yang ditembakkan pada lempeng logam nikel.

Thomson menemukan bahwa elektron memberi sifat difraksi sama sepert sinar X, sifat
gelombang dari elektron ini kemudian digunakan pada mikroskop elektron.
Pada tahun 1926 Erwin Schrodinger seorang ahli Fisika dari Austria berhasil merumuskan
persamaan gelombang untuk menggambarkan bentuk dan tngkat energi orbital. Model atom
ini disebut model atom mekanika kuantum dan merupakan model atom yang diterima hingga
dewasa ini. Model atom mekanika kuantum mempunyai persamaan dengan model atom Bohr
dalam hal tngkat energi. Sedangkan perbedaan kedua model atom tersebut terletak pada
bentuk lintasan elektron, di mana pada model atom Bohr elektronelektron menempat lintasan-
lintasan berbentuk lingkaran dengan jari-jari tertentu, sedangkan pada model atom mekanika
kuantum, lintasan-lintasan elektronnya berbentuk elips bukan berbentuk lingkaran yang lebih
dikenal dengan orbital.

III. Konfigurasi elektron


Konfigurasi Elektron adalah susunan elektron pada atom atau molekul di orbital atom atau
molekulnya. Contohnya sebagai berikut :

1. Li mempunyai 3 elektron maka konfigurasinya adalah

2. Konfigurasi elektron dari

Yang harus diingat juga bahwa :

1. Orbital s diisi 2 elektron

2. Orbital p diisi 6 elektron

3. Orbital d diisi 10 elektron

4. Orbital f diisi 14 elektron

IV. Bentuk orbital s p d f


Bentuk orbital ditentukan oleh subkulit dari elektron atau ditentukan bilangan kuantum
azimutnya. Jadi, apabila suatu elektron memiliki bilangan kuantum azimut sama, maka bentuk
orbitalnya juga sama, sehingga yang membedakan hanyalah tngkat energinya. Dengan
memahami uraian berikut, akan diketahui bentuk orbital s, p, d, dan f.
a. Orbital s

Orbital yang paling sederhana adalah orbital s. Setap subkulit s terdiri atas 1 buah orbital yang
berisi 2 elektron. Orbital s berbentuk bola simetri yang menunjukkan bahwa electron memiliki
kerapatan yang sama, jika jarak dari int atom juga sama. Semakin jauh letak elektron dari int
atom, kerapatannya semakin rendah. Nilai bilangan kuantum utama suatu orbital memengaruhi
ukuran orbital. Semakin besar nilai bilangan kuantum utama, ukuran orbitalnya juga semakin
besar.

b. Orbital p

Bentuk orbital p sepert balon terpilin. Kepadatan elektron tdak tersebar merata, melainkan
terkonsentrasi dalam dua daerah yang terbagi sama besar dan terletak pada dua sisi
berhadapan dari int yang terletak di tengah.

Subkulit p terdiri atas 3 orbital, tap orbital mempunyai bentuk yang sama. Perbedaan ketga
orbital terletak pada arah, di mana terkonsentrasinya kepadatan elektron. Biasanya orbital p
digambarkan menggunakan satu kumpulan sumbu x, y, dan z, sehingga diberi tanda px, py dan
pz.

c. Orbital d dan f

Setap subkulit d terdiri atas 5 orbital dengan bentuk kelima orbital yang tdak sama. Orientasi
orbital d dilambangkan dengan dxy, dxz, dyz, dx2-y2 dan dz2.

Empat orbital mempunyai bentuk yang sama dan setap orbital mempunyai 4 “lobe ” kepadatan
elektron. Adapun perbedaannya terletak pada arah berkumpulnya kepadatan elektron.
Sementara itu, satu orbital lagi mempunyai bentuk berbeda, tetapi memiliki energi yang sama
dengan keempat orbital d lainnya.

Orbital f mempunyai bentuk orbital yang lebih rumit dan lebih kompleks daripada orbital d.
Setap subkulit f mempunyai 7 orbital dengan energi yang setara. Orbital ini hanya digunakan
untuk unsur-unsur transisi yang letaknya lebih dalam.

V. Perkembangan SPU
Sistem periodik unsur adalah sebuah tabel yang memuat seluruh unsur kimia yang sudah
ditemukan. Saat ini sistem tersebut berupa tabel periodik yang terdiri dari 18 kolom dan 7 baris.
Pengelompokan unsur-unsur tersebut telah mengalami perkembangan. Berikut adalah sejarah
perkembangan dasar pengelompokan unsur-unsur:

Bagian dari: Sistem Periodik Unsur (Materi Lengkap SMA Kelas X)


1. Tabel periodik Lavoisier adalah tabel periodik yang menggolongkan unsur-unsur kimia
menjadi empat golongan yaitu gas, logam, nonlogam, dan tanah.

2. Triade Dobereiner adalah tabel periodik yang disusun berdasarkan massa atom relatf. Satu
triade terdiri dari tga unsur dimana unsur yang berada di tengah merupakan unsur yang
memiliki massa atom relatf yang hampir sama dengan rata-rata massa atom relatf unsur yang
berada di atas dan bawah.

3. Cara Chancourtois adalah cara pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikan berat


atom. Susunannya membentuk sepert spiral.

4. Hukum oktaf Newlands adalah cara pengelompokan unsur-unsur yang berdasarkan kenaikan
berat atom dan persamaan sifat.

5. Tabel periodik Mendeleev adalah tabel periodik yang disusun berdasarkan kenaikan massa
atom relatf.

6. Tabel periodik Meyer adalah tabel periodik yang hampir mirip dengan tabel periodik
Mendeleev, hanya saja Mendeleev terlebih dahulu mempublikasikan tabel periodiknya.

7. Pengelompokan unsur Moseley adalah penyusunan unsur-unsur berdasarkan kenaikan


nomor atom dalam bentuk tabel periodik.

8. Pengelompokan unsur Seaborg adalah tabel periodik yang digunakan saat ini. Tabel periodik
ini merupakan menyempurnaan dari tabel periodik sebelumnya setelah Glenn Seaborg tdak
bisa menempatkan unsur-unsur transuranium dalam tabel periodik Moseley.

Dibawah ini adalah tabel periodik yang digunakan saat ini:


VI. Sifat keperiodikan unsur
1. Jari-jari atom adalah jarak dari int atom sampai kulit elektron terluar. Dalam satu golongan
dari atas ke bawah, jari-jari atom semakin besar. Sedangkan dalam satu periode dari kiri ke
kanan, jari-jari atom semakin kecil.

2. Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan atom netral berwujud gas untuk
melepaskan elektron yang paling lemah ikatannya. Dalam satu golongan dari atas ke bawah,
energi ionisasi semakin kecil. Sedangkan dalam satu periode dari kiri ke kanan, energi ionisasi
semakin besar.

3. Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral dalam wujud gas
bila atom tersebut menangkap elektron. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, afinitas
elektron semakin berkurang. Sedangkan dalam satu periode dari kiri ke kanan, afinitas elektron
semakin bertambah.

4. Keelektronegatfan adalah kecenderungan suatu unsur untuk menarik elektron dalam suatu
ikatan kovalen sehingga bermuatan negatf. Dalam satu golongan dari atas ke bawah,
keelektronegatfan semakin berkurang. Sedangkan dalam satu periode dari kiri ke kanan,
keelektronegatfan semakin bertambah.
Daftar Pustaka:
 https://www.google.co.id/search?
biw=360&bih=290&ei=hvlTW5LUBJS4rQGXzC4&q=perkembangan+teori+atom&oq=perk
embangan+teori+atom&gs_l=mobile-gws-wiz-
serp.3..0l5.16727.22470..24880...0.0...493.2905.13j8j0j1j1......0....1.......3..41j0i131j0i67j
0i131i70i253.P7-eMY-_xno

 https://www.google.co.id/search?
biw=360&bih=290&ei=mdxVW9eWFYve9QPGkJe4Ag&q=sejarah+penemuan+bilangan+k
uantum&oq=sejarah+penemuan+bilangan+kuantum&gs_l=mobile-gws-wiz-
serp.3..0i22i30j33i22i29i30.40796.49350..50715...6.0...391.7584.0j11j20j3......0....1.......
3..0j41j0i131j0i67j0i131i67j33i160j0i13i30.0BTQZZKE4f w

 https://www.google.co.id/search?
biw=360&bih=290&ei=N91VW_SaIc27rQGZxq3wDg&q=konfigurasi+elektron&oq=konfig
urasi+e&gs_l=mobile-gws-wiz-
serp.1.0.0i131i67j0i67l3j0.9145480.9150233..9153339...0.0...394.2496.0j7j4j1......0....1..
.....3..41j0i131.qiNlZQ28VrQ

 http://vhiblues.blogspot.com/2013/08/bentuk-orbital-s-p-d-f.html?m= 1

 https://hedisasrawan.blogspot.com/2015/06/sistem-periodik-unsur-materi-
ringkasan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai