01 Filsapat Bahasa Arab PDF
01 Filsapat Bahasa Arab PDF
LATAR BELAKANG BAHASA DAN BANGSA yang lainnya di masyarakat tidak mudah diperoleh tanpa bahasa.
Kedua, adanya bahasa kolektif antar individu dalam satu kaum
atau umat berfungsi sebagai lambang yang tetap dan khas bagi
Menurut Al-Farabi ilmu lughah (linguistik) adalah ilmu
solidaritas antar individu penuturnya.
tentang lafal yang menunjukkan - pada setiap umat – kaidah –
kaidah lafal itu, yaitu ilmu yang memberikan kaidah-kaidah
ucapan yang keluar, yakni perkataan yang mengeluarkan bunyi. Linguis, Olbert merangkum fungsi sosial bahasa dalam
Dengan ilmu itulah, bahasa dapat mengungkapkan apa yang ada hal-hal: (1) bahasa itu menjadikan nilai-nilai sosial bagi
dalam lubuk hati. Menurut Henry Dolacro, bahasa adalah penanda pengetahuan dan gagasan sebab masyarakat memakai bahasa
fikiran atau menurut Imam Muhammad Abduh, bahasa adalah dengan tujuan menunjukkan gagasannya; (2) bahasa melestarikan
sarana berfikir dan penerjemah baginya. Bahasa adalah jalan yang pusaka budaya dan tradisi-tradisi sosial generasi demi generasi;
pertama untuk menuju pengungkapan hasil-hasil karya umat yang (3) bahasa dianggap sebagai sarana supaya individu itu belajar;
dituturkannya. Kita menyebutnya karakteristik ruhnya yang ada di bahasa dapat membantunya dalam adaptasi dan kontrolnya
balik lahiriyahnya. sehingga perilaku ini sesuai dengan tradisi-tradisi dan perilaku
Bukti-bukti bentuk madhi (past tense) dan eksperimen- masyarakat; dan (4) bahasa membekali individu dengan peralatan
eksperimen pada masa sekarang, baik di Timur maupun di Barat berfikir. Masyarakat itu tidak kembali kepada apa yang semestinya
membuktikan dengan jelas bahwa bahasa secara umum merupakan sekarang tanpa kerjasama fikiran untuk membentuk kehidupannya.
faktor kesatuan yang paling kuat dan solidaritas di antara para Kerjasasma berfikir ini tidak mudah tersedia kecuali melalui
penduduknya. Linguis, Edward Sapir berpendapat bahwa bahasa – komunikasi dan tukar pendapat di antara anggota masyarkat.
menurut pendapat yang paling kuat – merupakan potensi terbesar Sarana praktis yang mudah untuk saling tukar pendapat dan
yang menjadikan individu itu sebagai makhluk sosial. Pendapat ini komunikasi adalah bahasa ujaran. Tanpa itu komunikasi akan
13 Filsafat Bahasa Arab 14
Filsafat Bahasa Arab
menurun ke tingkat ekspresi tentang persepsi-persepsi konkrit dan bimbingan perilaku kita yang mengungguli semua pengaruh
emosi-emosi awal. selainnya. Selama kita berniat memelihara kesatuan bangsa Arab
Sebelumnya seorang filosof Jerman, Fichte (1762 – 1814) kita, maka kewajiban kita adalah memelihara karakteristik-
dalam bukunya “Nidaa Ila Ummah Al-Almaniyyah” dalam karakteristik bahasa kita dengan segala kemampuan kita dan
menjelaskan pengaruh bahasa yang tepat terhadap perkembangan dalam waktu yang sama kita berpegang pada ciri-ciri penalaran
bangsa, ia mengatakan bahwa bahasa tetap menyertai kehidupan yang original yang menjadikan filsafat distingtif bagi bahasa ini.
perlu kita katakan ( )فالن ھو شجاعatau ( )فالن كائن شجاعdan kita lisan maupun secara tulisan. Sementara itu, predikasi mentalistik
ini tidak cukup dalam bahasa-bahasa Indo-Erofa kecuali dengan
katakan: ( )كل إنسان فانtanpa perlu dikatakan ()كل إنسان يكون فانيا
adanya lafal yang sharih (terang), terdengar, dan terbaca yang
atau (ل انسان يوجد فانيا
ّ )كatau ( )كل إنسان كائن فانياsebagaimana
menunjukkan hubungan ini pada setiap kali berbahasa. Itulah fi'il
biasanya mereka katakan dalam bahasa Perancis, misalnya: "Tout
kainunah dalam istilah mereka. Dalam bahasa-bahasa itu mereka
homme est mortel".
menamakannya rabithah (konektor), (copule) dalam bahasa
Misalnya, apabila kita mengatakan dalam bahasa Arab Perancis dan kopula dalam bahasa Inggris yang berfungsi
bahwa ()األمة العربية واحدة, maka makna ini tertancap dalam jiwa menghubungkan maudhu (subjek) dalam mahmul (khabar), baik
kita; sesudahnya ia tidak memerlukan sesuatu dari luar, tidak fi’il dalam kalimat positif maupun dalam negatif.
kainunah, tidak salah satu lambang lain apapun dari lambang- Barangkali kegoncangan ini dalam bahasa-bahasa Barat
lambang bahasa atau salah satu perkara yang kongkrit. Gagasan modern merupakan salah satu penyebab yang menjadi kebiasaan
yang dipahami dari hubungan itu jelas dan selalu tercermin dalam orang-orang Barat, yaitu mereka mencari bukti kesaksian luar
jiwa orang Arab. Ia menolehnya ketika dihadapkan kepada makna. indrawi bagi setiap masalah mentalistik yang mengandung shidq
Apabila ia ingin menonjolkannya atau menegaskannya, maka ia (kebenaran) atau kidzb (dusta) sebagaimana pendapat para ahli
memberinya contoh dengan lafal, seperti firman Allah SWT: mantik bangsa Arab. Seolah-olah kriteria "al-haq" menurut mereka
()ا ّنـه ھو الحـ ّق adalah persesuaian antara apa yang ada dalam pikiran dan apa
19 Filsafat Bahasa Arab 20
Filsafat Bahasa Arab
yang ada di luar pikiran. Dan seakan-akan wujud 'aini (kongkrit) dan rabithah. Proses logika formal sering menuntut pentingnya
lebih didahulukan menurut mereka daripada wujud dzihni memperoleh ketiga bagian itu karena yang dituntut adalah
(mentalistik). pengalihan batasan batas-batas (sebagaimana dalam substitusi
Kita mengamati bahwa para ahli mantik bangsa Arab telah kalimat) tanpa perubahan maknanya untuk menghindarksn bentuk-
menjelajahi rabithah (konektor) pada masalah-masalah itu setelah bentuk zaman (time) yang tidak berkaitan dengan hukum ilmiah
menerjemahkan mantik (logika) Aristoteles. Lalu mereka dan bentuk-bentuk yang merupakan usaha yang sulit dalam
mengatakan: ()الشمس ھي حارة( ;)زيد ھو كاتب. ()الھو ھو, maknanya analogi formal. Akan tetapi model ini sebenarnya bukan yang
adalah – sebagaimana pendapat – wujud (ada). Apabila kita terakhir karena hukum dapat berlangsung tanpa maudhu (subjek)
secara sintaksis dan tanpa fi'il kainunah, (verba hubung/lingking
mengatakan : ()زيد ھو كاتب, maka sebenarnya maknanya adalah
verb) bahkan sama sekali tanpa fi'il apapun dalam gramatika.
wujud (ada). Ia dinamakan rabithah karena ia mengadakan
hubungan antara dua makna. Akan tetapi para linguis itu sendiri – dalam pendahulu-
Sebagian ahli mantik (logika) Barat pada masa modern annya," Vendryes – mengamati bahwa fi'il kainunah yang tampak
menoleh ke rabithah verbal ini secara dipaksakan dalam - seolah-olah bahasa-bahasa Indo-Eropa tidak sanggup merasa
kebanyakan bahasa Indo-Eropa. John Stewart Mill dalam bukunya cukup - tidak menggunakan di dalamnya kecuali fi'il yang
"Nusq fil al-Mantiq" menjelaskan bahwa sebenarnya kita tidak waktunya belakangan. Oleh karena itu, kita tidak dapat menerima
memerlukan sesuatu selain maudhu (subjek) dan mahmul pendapat Dolacaro yang menyatakan bahwa fi'il kainunah
(predikat) dan rabithah itu hanya merupakan tanda atas hubungan termasuk ciri-ciri bahasa yang telah mencapai puncak peradaban
keduanya dari segi maudhu dan mahmul. Dalam konteks yang yang tinggi. Kita tidak mengetahui bahwa ucapan itu mengalihkan
sama Bozankih mengatakan: Logika Formal berjalan pada analisis fath itu yang termasuk salah fath ruh manthiqi. Dan kita tidak
kalimat secara direka dan dibuat-buat ke dalam tiga unsur yang melihat tampangnya karena kecenderungan ini terhadap diagnosa
dapat dipisahkan satu dari yang lainnya, yaitu maudhu, mahmul, merupakan buah upaya besar dari usaha abstraksi. Di antara hal
21 Filsafat Bahasa Arab 22
Filsafat Bahasa Arab
yang model yang saya sebutkan dalam konteks ini adalah bahwa Dengan kata lain, kita mengatakan bahwa bahasa Arab
saya telah menyajikan perbandingan antara bahasa kita dan selalu berasumsi bahwa kesaksian pikir lebih benar daripada
bahasa-bahasa Barat lain dalam ceramah yang pernah saya kesaksian indra. Dengan ungkapan filsafat yang umum bagi para
sampaikan di depan masyakarat Perancis dengan topik Descartes filosof Arab dan para penuturnya, kita dapat mengatakan bahwa
dan bahasa Arab. Bayangkan ketika itu para pendengar telah bahasa Arab dengan karakteristik konstruksi dan bentuknya
merasa puas dengan pendapat yang menyatakan bahwa filsafat menetapkan bahwa hakikat lebih didahulukan daripada wujud.
Descartes dalam pandanganku adalah filsafat Barat yang paling Cukup jelas bahwa taqaddum di sini adalah taqaddum rutbah dan
dekat ke filsafat bahasa Arab. Hanya satu hal yang mereka miliki kemungkinan tidak mendahului waktu atau situasi dan tempat.
merupakan bahan yang dianggap asing, yaitu bahwa bahasa Arab Penetapan ini atau asumsi di awal ini dalam bahasa Arab adalah
bebas dari fi'il kainunah. Akan tetapi saya mengemukakan kepada masalah yang dilupakan oleh filsafat wujudiyah yang modern
mereka bahwa signifikansi kainunah yang mereka anggap asing yang kurang ketika mengatakan wujud itu mendahului hakikat.
itu bebas daripadanya itu adalah aktualisasi objek yang saya lihat
Kita telah menjelaskan idealisme ini yang merupakan orisinilitas
sebagai ciri falsafi yang membedakan bahasa kita dengan bahasa-
bahasa Arab. Sesungguhnya itulah yang nanti diungkapkan oleh
bahasa lain. Bahasa Arab melihat dari perkataan manasuka bahwa
Descartes dengan istilah Cogito Descartes dan itu yang
kita terpaksa menetapkan fi'il kainunah dalam setiap kalimat jika
diungkapkan oleh Kazt dengan nama "Revolusi Kowairniqiyyah”.
kita membenarkannya, bahkan lebih banyak daripada ini.
Secara global, keduanya berarti bahwa pikiran itulah yang
Sesungguhnya bahasa Arab berasumsi bahwa - di awalnya dan
merupakan kriteria untuk mengukur segala sesuatu. Dan dunia
permulaannya - gagasan makna hanya ada dalam pikiran . Dan
kongkrit itu diukur berdasarkan ukuran dunia mental (dunia rasa).
abstrak ananiyyah – sebagaimana pendapat Al-Farabi dan Ibnu
Tidak diragukan lagi para linguis dalam masalah pikiran Arab
Sina – atau wujud zat yang mengetahui dan menetapkan makna itu
bahwa masalah itu sendiri telah melangsungkan bendera
hanya cukup dengan menetapkan makna.
kemenangan, bukan bagi para filosof terkemuka saja, seperti Al-
23 Filsafat Bahasa Arab 24
Filsafat Bahasa Arab
Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusdi, melainkan bagi para ulama Akhirnya, pengarang buku "At-Thiraz" mendukung
kalam (para teologis), seperti Nadhdham, Khayat, dan Jahidh. pendapat kami, yaitu makna yang telah kami tunjukkan dalam
mazhab para filosof terkemuka, baik para filosof lama maupun
para filosof modern. Konsep segala objek dalam pikiran adalah
Apabila kita menelaah kembali gagasan ini dalam filsafat
martabat pertama dalam aktualisasinya dan ketetapannya. Dia
bahasa Arab, maka kita dapati pendapat yang umum di kalangan
mengatakan bahwa segala objek dalam aktualisasi dan ketetapan
linguis telah diungkapkan oleh penyusun buku "al-Thiraz" dalam
itu ada empat tingkat; salah satu di antaranya adalah aktualisasinya
mengatakan bahwa hakikat dalam membuat lafal-lafal itu adalah
dan konsepnya dalam pikiran. Tingkatan inilah yang merupakan
untuk menunjukkan makna-makna mentalistik tanpa maujud yang
pangkal. Pada tingkatan ini tersusun wujud-wujud lain karena
kongkrit. Lebih lanjut, penyusun yang berkebangsaan Arab itu
objek itu apabila tidak ada konsep dan aktualisasinya dalam
memberikan argumentasi mengenai hakikat ini melalui
pikiran, maka tidak akan mungkin adanya wujud di luar.
ucapannya:"Sesungguhnya apabila kita melihat bayang-bayang
Kemudian terkadang beberapa konsep mentalistik, wujudnya
dari kejauhan dan kita mengiranya sebuah batu yang kita namai
mustahil di luar seperti konsep tentang "Qadim" Allah SWT, al-
dia dengan nama ini - apabila kita mendekatinya dan mengiranya
Qudrah al-Qadimah, dan al-Hayat al-Qodimah karena ini
sebuah pohon - maka kita namai demikian. Apabila semakin
meskipun konsepnya mungkin ada dalam pikiran, namum tidak
terbukti/semakin terwujud bahwa ia seekor burung (yang terbang),
ada hakikatnya di luar dengan argumentsai mental.
maka kita namai demikian. Apabila kenyataannya adalah
seseorang yang kita namai dengannya, maka gelar-gelar itu masih
berbeda karena pertimbangan gambaran mentalistik yang kita
pahami. Yang demikian itu menunjukkan bahwa membuat lafal itu
hanya dengan mempertimbangkan apa yang terjadi dalam pikiran.
Oleh karena itu, ia berbeda karena perbedaan pikiran.
25 Filsafat Bahasa Arab 26
Filsafat Bahasa Arab
terbebas dari bahasa-bahasa Eropa modern, misalnya “aller”
dalam bahasa Perancis dan “to go” dalam bahasa Inggris.
(pronominal-pronomina) dan fi’il-fi’il (verba-verba) yang terdapat dengan mengadakan hubungan mentalistik – sehingga merupakan
dalam konstruksi kata tanpa perlu ditetapkan dengan sarana batiniyah yang memerlukan lafal yang mengisyaratkannya.
eksternal seperti lambang-lambang dan hubungan-hubungan lahir. Misalnya: ( ) كلية اآلدابcukup dengan meletakkan antara () اآلداب
Fi’il (verba) dalam bahasa Arab tidak berdiri sendiri maknanya dan ( )كليةberbeda dengan bahasa-bahasa modern. Dalam bahasa
tanpa jati diri (egoisme), sedangkan dzat itu berkaitan dengan fi’il Perancis, pembicara terpaksa mengucapkan: faculte des lettrs dan
dalam struktur asal itu sendiri. Misalnya, ( تكتب- يكتب- ) اكتب dalam bahasa Inggris faculty of arts dengan mengeksplisitkan kata
dan seterusnya; dalam bahasa Arab tidak ada fi’il (verba) yang idhafat: de atau of yang menunjukkan nisbat atau posesif. Dalam
27 Filsafat Bahasa Arab 28
Filsafat Bahasa Arab
makna ini, Ibnu Khaldun mengatakan:------…. Dan bakat yang adalah sampainya manusia dengan ungkapnya kepada hakikat
dimilki bangsa Arab tentang hal itu merupakan bakat terbaik dan tentang apa yang ada dalam hatinya dengan menghindari ijaz
paling jelas untuk menjelaskan maksud; selain kata-kata itu di (kependekan) yang merusak makna dan menjauhi ithalah
dalamnya untuk menunjukkan banyak makna. Misalnya, harakat (kepanjangan) yang membosankan pikiran/hati.
yang membedakan fa’il dari maf’ul, majrur, yakni mudhaf , dan
haraf-haraf yang memberitahukan fi’il-fi’il kepada dzawat (ego- Pembicaraan Abdul Qahir al-Jurjani dalam asrar balaghah
ego) tanpa kata-kata lain yang dipaksa-paksakan. Yang demikian al-Arabiyah itu jelas maknanya, yaitu ia mengatakan dalam
itu tidak terdapat kecuali dalam bahasa Arab. Adapun selain pendahuluan bukunya: Sesungguhnya tujuanku dalam
bahasa Arab, maka setiap makna atau keadaan harus ada kata-kata pembicaraan ini telah kumulai dan dasar yang telah kubuat adalah
yang mengkhususkannya dengan indikasi makna. Oleh karena itu, sampainya aku pada penjelasan masalah ma’ani; bagaimana ia
kita dapati ujaran orang asing dalam berbicaranya lebih panjang bisa sama dan berbeda; dari mana bertemu dan berpisah. Saya
daripada yang kita perkirakan dalam ujaran bangsa Arab. Inilah lebih mengutamakan jenis dan macamnya; menelusuri makna-
makna yang khas dan umum; menjelaskan ihwal makna dalam
makna perkataan Rasulullah SAW: ()أوتيت جوامع الكلم. Artinya:
kemurahan kedudukannya dari akal dan kemampuannya; dan jauh
Saya telah diberi himpunan kata.
dekatnya hubungan makna dengan akal ketika makna
Definisi balaghah dalam bahasa Arab merupakan definisi dihubungkan dengan akal.
batin, yaitu sampainya pada hakikat tentang apa yang ada dalam
hati sebagaimana pendapat penyusun kitab at-Thiraz. Balaghah Sakaki menafsirkan sebab pemilihan nama ilmu ma’ani
menurut istilah ulama bayan Arab adalah sampainya kepada dengan mengatakan: Dikatakan dalam pemilihan nama ini bahwa
makna-makna yang indah dengan lafal-lafal yang baik. Jika Anda ia membahas di dalamnya cara-cara dan kekhususan-kekhususan
berkeinginan, maka Anda mengatakan bahwa balaghah adalah yang diperhitungkan dalam (1) makna dan (2) lafal. Kemudian
susunan yang baik dengan makna yang baik. Maksud balaghah mereka mengingatkan bahwa ilmu ini berkaitan dengan makna
29 Filsafat Bahasa Arab 30
Filsafat Bahasa Arab
dan cara-caranya, bukan dengan lafal-lafal itu sendiri seperti yang adalah lathifah rabbaniyyah yang berkaitan dengan hati yang
telah dijelaskan sebelumnya dalam beberapa dugaan. bersifat jisim ini. Lathifah itulah yang merupakan hakikat manusia
Tidak hanya ini, melainkan keistimewaan dalam balaghah dan pemahaman manusia yang arif. Dari aspek ini para ahli di
bahasa Arab merupakan jawaniyah juga. Dalam hal ini Abdul kalangan penulis bahasa Arab membedakan muruah dan futuah.
Qahir berkata dalam “Dalail I’jaz” setelah ia menuangkan Abu hayyan Tauhidi mengatakan: Muruah adalah kita melakukan
pendapatnya dalam menjelaskan keistimewaan-keistimewaan ciri-ciri manusia terpuji. Muruah sangat erat kaitannya dengan
ujaran yang menjadi kelebihannya dan beraneka ragam. Ia batin manusia, sedangkan futuwah sangat erat kaitannya dengan
menjelaskan bahwa keistimewaan ini termasuk kawasan makna dhahir manusia. Yang pertama bersifat khusus dan yang kedua
dan keistimewaan ini bukanlah dari segi yang engkau dengar bersifat umum. Jadi, tidak ada futuwah bagi orang yang memiliki
melalui telingamu, melainkan dari segi yang engkau lihat melalui muruah. Bisa saja manusia tidak memiliki muruah dan tidak
hatimu; menggunakan pikiranmu; bekerja melalui penglihatanmu; memiliki futuwah. Adapun bila keduanya bertemu, maka tali itu
mereviu akalmu dan meminta bantuan dalam pemahamanmu diambil dengan kedua sisiya dan masalah itu dikuasai dengan
seperti: () أفعل, ()نفعل, () تفعل, dan ( ) يفعل. istiqamah dan keadilan. Adapun pembatasan pada performansi
syiar-syiar luar dengan gerakan indra dan anggota badan tanpa
Pandangan batiniyah yang orisinil ini dalam bahasa pasti menyadari maknanya yang dalam, maka sama sekali tidak
mempunyai pengaruh besar terhadap kecenderungan para pemikir termasuk kebaikan. Dalam hadits Nabi SAW tercantum hadist
orisinil untuk menjadikan jawwaniyyah itu sebagai filsafat yang yang maknanya:
distingtif bagi mereka, baik dalam masalah-masalah agama, .ربّ صائم ليس له من صومه اال ّ الجوع والعطش
akhlak, ataupun politik. Dalam hal yang demikian tidak ada
Artinya: Banyak orang yang berpuasa, tetapi puasanya tidak
bid’ah-bid’ah. Dasar-dasar filsafat ini ada dalam Alquran, kitab
memperoleh apa-apa kecuali lapar dan dahaga. Hadits itu jelas
berbahasa Arab yang nyata. Ia telah dijelaskan oleh kitab itu
maknanya bahwa puasa ada dua macam: (1) puasa barrani (lahir)
dengan tidak ada hal yang membuat ketaksaan atau kesamaran,
yaitu yang tercermin dalam lapar dan dahaga dan (2) puasa
Kemudian Dia berfirman:
jawwani (batin), yaitu makna puasa dan hakikatnya. Dengan
makna ini kita melihat ahli tasawuf dalam Islam menyerukan
ليس الب ّر أن تولّوا وجوھكم قبل المشرق والمغرب ولكنّ الب ّر من
bahwa wahyu dalam substansinya merupakan masalah batin. Dan
.(177 :)سورة البقرة.... واليوم اآلخر.آمن با kita menjumpai mereka menantang kecenderungan lahir yang
33 Filsafat Bahasa Arab 34
Filsafat Bahasa Arab
cenderung bagi penganutnya kepada membatasi kehidupan agama (1) Aku telah dibekali oleh guruku, syeikh Ibrahim Mustafa dengan dua bait ini
dan pikiran-pikiran dan bukti-bukti lain.
atau akhlak dalam memperhatikan lambang-lambang dan syiar- (2) Sesungguhnya logika bahasa Arab menurut apa yang telah kita deskripsikan
membuat kita sulit menerima pendapat ustadz Amin Khuli, yaitu bahwa filsafat
syiar luar. Dengan makna ini, penyair Arab berkata sambil dan ilmu kalam mempunyai pengaruh yang memudharatkan balaghah bahasa
menyesal atas penghancuran dirinya dalam dunia barraniyyah Arab (lihat Amin Khuli: Al-Balaghah al-‘Arabiyyah wa Atsarul Falsafah fiha,
pembahasan singkat, Kairo Mei 1931).
(luar/lahir):
وأحسو قراح الماء والماء بارد- أفرق نفسي فى جسوم كثيرة PEMAKNAAN
Artinya: Saya meretakkan diriku dalam banyak jisim dan saya
menyesap air yang bersih di saat air itu dingin. Apabila bahasa Arab mementingkan lafal, maka yang
Urwah bin Warad yang dikenal Urwah Sha’alik berkata: demikian itu adalah demi makna, yaitu terjadi perkataan dari diri
( 1) كيف حسبت نفسى على أمر ويكرھه ضميرى.أيا با pendengar sebagai pendengar yang menyiapkan baginya kondisi
Artinya: Ya Allah, bagaimana aku menghitung diriku berdasarkan kejiwaan yang mendorongnya untuk bekerja. Setelah bertadabbur
suatu urusan padahal hatiku tidak menyenanginya(1). dan berfikir, siapa yang sanggup mengingkari kemampuan
Ringkasnya, bahasa Arab dengan karakteristik konstruksi dan mu'jizat Alquran dengan lafalnya dan maknanya dalam
strukturnya membantu pikiran manusia dalam menempuh jalan membangkitkan azimat-azimat dan usaha untuk mencapai
yang wajar dalam memperoleh pengetahuan, yakni bahasa Arab tuntutan?
membantunya dalam peralihan dengan mudah dari yang tertentu Dalam kesempatan ini, baiklah saya kemukakan
dan yang tampak ke hal yang tidak tampak dan yang batin. Logika pernyataan Ibnu Jinni dalam "Al-Khashais" , ia mengatakan dalam
berpikir dalam bahasa Arab adalah logika yang naik, yakni ia bab jawaban terhadap orang yang mendakwakan bahwa bangsa
selalu berjalan dari yang rendah yang ke tinggi dan dari barrani Arab mementingkan lafal dan melupakan makna. Apabila Anda
(lahir) ke jawwani (batin)(2). lihat orang Arab memperbaiki lafal-lafalnya dan memelihara kata-
_____________________________________________________ kata asing dan membinanya serta memperhalus kata-kata asing
35 Filsafat Bahasa Arab 36
Filsafat Bahasa Arab
dan menajamkannya, maka jangan Anda lihat bahwa perhatian itu engkau - semoga Allah menguatkanmu - tidak bersumpah saja atas
hanya terhadap lafal-lafal, melainkan ia menurut kami merupakan suatu urusan, lalu engkau lihat orang lain lebih daripadanya,
layanan dari mereka terhadap makna dan merupakan sedangkan engkau telah menetapkannya, maka aku tidak ingin
penghormatan. Kemudian ia berkata untuk menguatkan melanggar sumpahmu. Dan jika yang demikian itu adalah
pendapatnya seolah-olah dia adalah salah seorang ulama pada daripadamu, maka jangan kau jadikan aku salah seorang lelaki
zaman kita yang mendorong praduga-praduga para penyanggah: yang paling lemah di sisimu. Kemudian ia berkata kepadanya:
Sesungguhnya bangsa Arab itu menghiasi lafal-lafalnya karena Engkau telah menyihirku dan dia telah memenuhi hajatnya.
memperhatikan makna-makna yang ada di baliknya dan untuk Sebenarnya Ibnu Jinni berpendapat: Bahasa Arab termasuk
mencapai pemahaman tuntutan-tuntutannya. Rasulullah SAW bahasa dunia yang paling banyak makna yang abstrak, bahkan
telah bersabda, yang artinya: Sesungguhnya dalam syair itu ada banyak kata dalam bahasa Arab telah kehilangan makna kongkrit /
hikmah dan dalam bayan itu ada sihir. Apabila Rasulullah SAW indrawi. Fi'il ( )قضيartinya ( )حكمpadahal arti asalnya adalah
meyakini hal ini dalam kata-kata kaum ini yang menjadikan alat
qath'ul hissi (memutuskan dalam arti indrawi); fi'il ( )عقلartinya
berburu dan jaring bagi hati, sebab dan tangga untuk mencapai
adalah ( ;)فھمitu diambil dari ()عقل ال ّناقة, yaitu mengikatnya; fi'il
tujuan. Maka dengan demikian ia mengetahui bahwa kata-kata
adalah layanan bagi makna, sedangkan yang dilayani lebih mulia ()أدرك, arti asalnya adalah bulugh al-hissi (sampai secara fisik).
daripada yang melayani. Berita-berita dalam kehalusan dengan misalnya: (القطار أدرك )فالن, yaitu mendapatinya/atau
manisnya kata-kata untuk memenuhi hajat itu lebih banyak mengejarnya; fi'il ()بلغ pada mulanya digunakan untuk
daripada yang diberikan. Tidaklah dibacakan perkataan kepada menunjukkan sampainya secara fisik di tempat dan waktu. Bahkan
sebagian mereka. Yang lain telah meminta hajat, kemudian yang makna asal ( )الفصاحةadalah ()فصح اللبن اذا ذھبترغوته. Kemudian
ditanya itu berkata: Sesungguhnya saya harus bersumpah:
( )فصحberarti ( ;)وضحdan ( )الرأىasalnya dari ()رأى, yaitu
Tidaklah aku perbuat ini. Kemudian penanya itu menjawab: Jika
melihat /menyaksikan dengan kedua mata ….(1)
37 Filsafat Bahasa Arab 38
Filsafat Bahasa Arab
Dalam kenyataannya, dalam bahasa Arab terdapat bentuk bayangan merujuk pada makna asal tanpa tambahan kata dengan
dan kontruksi serta pola yang nenunjukkan makna, sifat, dan memperhatikan ciri konsentrasi yang menjadi keistimewaan
keadaan. Bentuk ( )فعالنbiasanya menunjukkan gerakan dan bahasa Alquran. Shighat ( )فعّلmengandung makna mubalaghah
kegoncangan, seperti : الغليان الجيشان- ;النزوانwazan ()فعالن (hiperbol ), seperti firman Allah SWT (أبناءكم ;)يذ ّبحون
menunjukkan sifat dan keadaan seperti: الريان- الشبعان- العطشان mengandung makna nisbat ( )جھّلهapabila ia menisbatkanya
; shighat ( )فعالmenunjukkan penyakit seperti: الزكام- ; الصراع kepada kebodohan dan ( )ظلّمهapabila ia menisbatkannya kepada
juga menunjukkan suara seperti: الخوار- الشغاء- النبا ح- ; الصراخ kezaliman. Shighat menunjukkan mubadalah (interaksi) seperti:
wazan ( )فعيلjuga menunjukan suara binatang atau benda padat قاتله- خاصمه- بارزه- ; ضاربهshighat ( )تفاعلmenunjukkan
seperti النعيق- الزئير- النھيق- الصريق – الصھيل-الضجيج musyarakah (saling) mengerti: تحاكما- تناظرا- ; تجادالjuga ia
wazan ( )فعللةmenunjukkan hikayat suara seperti القعقعة- القرقرة mengandung makna tadhahur (pura-pura) dengan kenyataan yang
tidak sebenarnya seperti: apabila ia menampakkan lalai, idiot,
; الصرصرةwazan ( )فعولsering menunjukkan obat-obatan seperti
bodoh, dan sakit padahal sebenarnya ia tidak lalai, tidak idiot,
: القطور- ; السعوط – اللعوقwazan ( )فعيلةmenunjukkan makanan
tidak bodoh dan tidak sakit. Shighat ( )تف ّعلmengandung makna
seperti : السخينة- ; النقيمة – اللفيتة – العصيدةwazan ()مفعال
takalluf (dipaksa-paksakan) seperti : تحلّم- تجـلّد- تشجّ عyaitu
biasanya menunjukkan banyak seperti: مئناث- مھدار- – مطعام
memaksa-maksakan berani , keras , dan santun; juga ia bermakna
; مضياف –مزواجdan wazan ( )أفعلmenunjukkan keaiban seperti: mengambil sesuatu atau menerimanya seperti: تعلّم- تف ّقه- تأ ّدب,
أحدب-( أحول – أكتع – أعور1) yaitu menerima sastra , fikih , dan ilmu(2).
Sighat dan wazan-wazan fi'il dalam bahasa Arab Hal lain yang membuat bahasa Arab lebih elastis dalam
merupakan salah satu faktor kekayaan bahasa dan kemampuannya kenyataannyadari pada bahasa-bahasa lain yang masih hidup dan
dalam menunjukkan perbedaan-perbedaan dan bayangan- terkenal adalah bahwa ia merupakan bahasa yang paling banyak
39 Filsafat Bahasa Arab 40
Filsafat Bahasa Arab
menerima derivasi (isytiqaq). Derivasi merupakan bab yang luas. menunjukkan makna kibr adalah "orgueil". Adapun takabbur,
Dengan derivasi itu bahasa Arab sanggup memenuhi berbagai sinonimnya dalam bahasa Perancis adalah "superbe". Carro de Vu
peradaban modern. Derivasi dalam bahasa Arab berperan dan juga mengamati bahwa perbedaan-perbedaan maknawiyah yang
tidak dapat dianggap enteng dalam memvariasikan dan akurat ini yang terkandung dalam kata-kata bahasa Arab tidaklah
menganekaragamkan makna asal karena diperoleh dengan mudah dialihkan ke dalam bahasa-bahasa lain dalam satu kata .
berbagai ciri antara thaba' dan tathabu', mubalaghah, ta'diyah, Dari pengamatan ini, ia sampai pada mengemukakan kemampuan
muthawa'ah, musyarakah, dan mubadalah, yang tidak mudah di subjektif cakupan bahasa Arab dalam analisis filosofis yang
gunakan dalam bahasa-bahasa Aria - misalnya - kecuali dengan mendalam: kejadian - kejadian perubahan yang kurang berarti
kata-kata khusus yang mempunyai makna-makna tersendiri. dalam konsrtuksi kata dalam bahasa Arab selalu memungkinkan
Bentuk-bentuk kata dalam bahasa Arab mengadakan perbedaan bahasa itu untuk mengadakan perbedaan antara kondisi kejiwaan
secara jelas antara jawwani (batin) dan barrani (lahir); antara dan kebiasaan fisik yang sesuai dengannya(3).
gerakan dalam jiwa dan gerakan dalam anggota . Misalnya, bahasa
Tidak ada perselisihan bahwa kurikulum bahasa Arab yang unik
Arab mengadakan perbedaan antara ( )الكبرdan ( )العلم( ;)التكبّرdan
dalam derivasi telah membekalinya dengan segudang makna yang
( )الفقه( ;)التعلّمdan ( ;)التفقهdan sebagainya . tidak mudah ditampilkan dalam bahasa-bahasa lain dalam
Orientalis Perancis, Carro de Vu memeperhatikan gejala kawasan konsentrasi jawwani (batin) yang merupakan ciri uslub
ini, tetapi ia tidak sempat menyebutkannya dalam bukunya tentang (gaya bahasa) Arab yang orisinil. Imam Suyuti telah mengamati
Al-Ghazali. Kemudian ia mengatakan: Ghazali telah mengadakan tambahan ini dalam makna kolektif ketika ia mendefinisikan
perbedaan antara "kibr dakhili" (kesombongan batin) dan "kibr bahwa derivasi adalah pengambilan suatu bentuk kata dari bentuk
khariji" (kesombongan lahir). Kibr dakhili adalah kesiapan dalam lain yang mengandung kesamaan makna, entri, dan bentuk
jiwa, sedangkan kibr khariji adalah akibat dari perbuatan- struktur untuk menunjukkan makna asal dengan tambahan yang
perbuatan anggota badan. Dalam bahasa Perancis kata yang mengandung arti; karenanya kedua bentuk berbeda hurufnya dan
41 Filsafat Bahasa Arab 42
Filsafat Bahasa Arab
bentuknya(4). Jelaslah bahwa cara ini dalam menurunkan kata-kata salah satu kasus fisik secara cermat yang berbeda dengan kasus-
satu sama lainnya saling berhubungan dengan ikatan-ikatan yang kasus lain. Kemudian kita mengatakan: ()انصـھـر, ()اسـتصھـر,
kuat dan jelas. Bahasa Arab tidak memerlukan sejumlah besar ()تصاھر, ()منصھر, dan ()مصھور. Kenyataannya - sebagaimana
kosakata lepas yang harus ada seandainya tidak ada derivasi.
menurut Ustadz Ibrahim Mustofa - adalah bahasa Arab
Sesungguhnya hubungan ini antara kata-kata bahasa Arab yang mempunyai metode lain yang berbeda dengan bahasa-bahasa lain
berdasar pada ketetapan unsur-unsur lahir, yaitu huruf-huruf atau dalam hal i’rab dan tashrif. Bahasa Arab menundukkan berbagai
(3) Carro de Vu: Al-Ghazali (dalam bahasa Perancis) Paris, 1902, (5) Muhammad Mubarak: Fiqhullughah, Damaskus, 1960, hal. 61.
Halaman 158.
(4) Suyuti: Muzhir (Cetakan Dar Ihya al-Kutub al-‘Arabiyyah). makna malalui harakat (vokal); tanpa harakat itu, ia menjadi
bunyi-bunyi yang tiga dan ketetapan ukuran makna – baik yang pengaruh bagi silabel atau adawat (partikel). Kemudian yang
tampak secara fisik maupun tersembunyi – itu merupakan salah demikian itu bisa berada di tengah, di awal dan di akhir kata.
satu ciri bahasa ini. Ia memberitahukan kepada pembelajarnya Dengan harakat mereka mengadakan perbedaan antara isim fa’il
hubungan yang hidup antarkata yang memungkinkan kita dan isim maf’ul, seperti ( )مكرمdan ( ;)مكرمantara fi’il ma’lum
mengatakan bahwa hubungannya itu vital dan caranya adalah vital
(verba aktif) dan fi’il majhul (verba pasif), seperti: ( )كـتـبdan
dan generatif, tidak otomatis dan tidak kaku (5).
( ;)كـتـبantara fi’il dan mashdar, seperti : ( )علمdan ( ;)علمantara
Misalnya, apabila kita menghendaki kekayaan bahasa Arab
sifat dan mashdar, seperti : ( )فرحdan ( ;)فرحantara mufrad dan
dengan jenis isytiqaq (derivasi) dan tashrif (infleksi) ini, maka
hendaklah kita perhatikan ujaran seseorang yang berkecimpung jamak, seperti : ( )أسـدdan ( ;)أسـدantara fi’il dan fi’il seperti:
dalam ilmu-ilmu alam. Ia melihat dalam sebuah kata seperti: ( )قـدمdan ( ;)قـدمdan antara isim dan isim, seperti: ( )سحورdan
()صھر, yaitu ( )أذاب الجسم بال ّنارbahwa ia akan dibimbing untuk ()سحور. Ini merupakan gejala umum dan banyak dalam bahasa
pemaknaan ini dengan banyak kata yang berjalan di atas berbagai Arab sehingga kita tidak sanggup menghimpunnya dan kita
bentuk; setiap bentuk itu memiliki makna yang menunjukkan melihatnya sebagai salah satu pangkalnya yang berlaku dalam
43 Filsafat Bahasa Arab 44
Filsafat Bahasa Arab
banyak perubahan dan tampak dalam cara performasi dan mencapai tujuan ini. Maka dari itu, i’rab merupakan penjelasan
informasi makna. Apabila kita telah mendapatkan petunjuk tentang hubungan kata-kata satu sama lain dalam bahasa Arab dan
dengan pangkal ini, maka kita harus melihat dalam kaitan i’rab ini tentang sistem pembentukan kalimat dengan berbagai keadaannya.
isyarat kepada makna-makna yang dimaksud, lalu harakat itu Dalam bahasa-bahasa yang bebas i’rab, penutur bahasa mengacu
dijadikan bergiliran. kepada konteks dan idhafat (penggabungan/penyandaran) kata-
Jadi, jelaslah bahwa Arab selalu membuat permulaan kata kepada kalimat untuk memahami maksud dari makna-makna
makna. itu. Akan tetapi barangkali sandaran kepada konteks tidak berlaku
umum sebagaimana yang dikatakan penyusun kitab At-Thiraz.
Oleh karena itu bahasa Arab mengharuskan perbedaan antara fa’il
(subjek) dan maf’ul (objek); jika tidak, maka akan
I’RAB ADALAH TUNTUTAN AKAL terjadiketaksaan (lubs/ibham). Tentu para sahabat Rasulullah
SAW pada masa permulaan Islam mengi’rab sampai orang Ajam
Di antara keistimewaan bahasa Arab adalah i’rabnya. (non-Arab) bergaul, kemudian rusaklah dan berubahlah bahasa
Secara umum, i’rab adalah ibanah (menjelaskan) dan ifshah mereka. Atas dasar ini, diriwayatkan bahwa ada seorang lelaki
(ekspresi), yaitu bentuk mashdar dari ( )أعرب عن الشيءapabila ia yang berkunjung kepada amirul mukminin, Ali bin Abi Thalib –
Karramallahu Wajhah – lalu ia berkata kepadanya tanpa i’rab: ( قتل
menjelaskannya ()اذا أوضحه وأبان عنه. Fulan ()معرب عمّا فى نفسه,
yaitu menjelaskannya. Ibnu Jinni mengatakan bahwa asal kata ini ) ال ّناس عثمان. Lalu Amirul mukminin berkata kepadanya: bedakan
adalah ucapan mereka ()العرب. Itu karena i’rab, bayan (kejelasan), fa’il dan maf’ul; fa’il dan maf’ul; berilah sesuatu yang membuat
Allah senang terhadap bibirmu.
dan fashah (kefasihan/kejelasan) yang merujuk kepada mereka.
Ketika bahasa Arab merupakan bahasa yang menghendaki Demikian pula tidak dapat diadakan perbedaan antara nafi,
kejelasan, maka i’rab merupakan salah satu alatnya untuk ta’ajub, dan istifham kecuali dengan i’rab karena bentuk di
45 Filsafat Bahasa Arab 46
Filsafat Bahasa Arab
dalamnya itu, semuanya sama. Hikayat Abu Aswat Ad Duali Sabit bi Yazid al-Kharizi dengan kasidah yang tercantum dalam
dengan putrinya sangat mahsyur. Suatu ketika ia berdiri sambil salah satu baitnya :
menyaksikan langit dan ia terkejut dengan keindahannya lalu ia ()وم ّنا سوبد والبطين وقعنب – وم ّنا أمير المؤمنين شبيب
bertanya kepada ayahnya : ()ما أحسن السمآء. Kemudian ayahnya Kemudian ia ditangkap oleh Abdul Malik bin Marwan dan ditanya
menjawab : ( ) نجومھاdengan mendhammahkan ()ا لميم. Kemudian sambil diadili tentang bait kasidah ini, lalu jawabannya : saya
ia berkata : aku bukan bertanya tentang ini, tetapi aku merasa tidak mengatakan ini, melainkan saya mengatakan: ( وم ّنا أمير
heran. Kemudian ayahnya berkata kepadanya: Jadi, katakan : ( ما )المؤمنينdengan menfathahkan: ( ) الراءpada kata: () أمير, yaitu:
) أحسن السمآءdan bukalah bibirmu. Demikianlah dibuat bab ( )يا أمير المؤمنين. Kemudian ia disuruh untuk melepaskannya.
ta’ajjub dan bab istifham dalam nahwu Arab. Abul Aswad Jadi, i’rab merupakan tuntutan akal dalam bahasa. Oleh
mendengar seorang qari yang membaca firman Allah SWT : ( ّان karena itu, kita lihat bahwa i’rab tuntunan merupakan hal yang
برىء من المشركين ورسولهI ) dengan mengkasrahkan () الالم tertinggi yang dicapai oleh bangsa-bangsa dalam kejelasannya.
Tingkatan ini telah dicapai oleh bangsa Arab Fusha. Di dalamnya
dalam kata () رسوله. Kemudian Abul Aswad memandang besar
tidak ada yang menyamainya dalam bahasa-bahasa klasik kecuali
masalah itu seraya berkata ( أن يبرأ من رسولهI )ع ّز وجه. Ini
bahasa Yunani dan Latin dan di dalamnya tidak ada yang
menjadi penyebab dalam mambuat tanda-tanda i’rab bagi mushaf
menyamainya dari bahasa-bahasa yang masih hidup kecuali
Al-Qur’an atas instruksi Zayat. Diriwayatkan bahwa Umar bin
bahasa Jerman yang kita ketahui. Adapun bahasa-bahasa Arya
Abdil Aziz ra melihat kaum dari bangsa Persia memperhatikan
modern - mencakup bahasa-bahasa Eropa modern telah bebas
nahwu Arab, lalu ia berkata : jika kalian memperbaikinya, tentu
kasus i’rab. Di dalamnya tidak ada pembeda antara nominatif:
kalian adalah orang yang pertama merusaknya. Dan diriwayatkan
(rafa), akusatif (nashab), dan datif (jarr). Sesungguhnya kasus
bahwa seorang lelaki dari kaum Khawarij memuji pemimpinnya,
i’rab itu hanya diduduki oleh pembubuhan adawat (partikel-
partikel) yang berkaitan dengan hal itu; kebanyakannya dari huruf
47 Filsafat Bahasa Arab 48
Filsafat Bahasa Arab
jarr (preposisi) atau dengan mendahulukan kata-kata dan semuanya berbeda dalam semantiknya meskipun sama dari segi
mentakhirkannya, yang tidak keluar dari situasi luar di tempat ini. i’rabnya. Yang pertama yang bebas ta’kid (penegasan) hanya
Sementara itu, bahasa Arab sejak awalnya mengharuskan selama berfaedah pengertian khali dzihni (orang yang belum menerima
i’rab itu dipelihara fikiran yang arif menjadi determiner bagi informasi) dan yang kedua yang mengandung unsur taukid
situasi luar dan pandangan terhadap makna itulah yang merupakan memberi pengertian kepada orang yang ragu-ragu serta yang
dalih untuk taqdim (mendahulukan) dan ta’khir (mengakhirkan) ketiga memberi pengertian kepada orang yang ingkar, karena itu
ta’kid isnad (penegasan), dan selain itu. kalimat-kalimatnya berbeda-beda.
Dari ujaran orang-orang Arab, Ibnu Khaldun telah
mengisyaratkan kedudukan bangsa Arab seraya berkata:
Banyak ilmuwan orientalis modern menyebut karakteristik
sesungguhnya ujaran mereka itu luas; setiap maqam (konteks)
bahasa Arab ini. Kemudian para ilmuwan, Broclaman ketika
menurut mereka ada teksnya yang berkaitan dengannya setelah
berbicara tentang bahasa syair Arab mengatakan: bahasa syair
sempurnanya i’rab dan penjelasan. Tidakkah kau lihat bahwa
Arab ini memiliki keistimewaan dengan kekayaan besar berupa
perkataan mereka ( ) جاءنى زيدberbeda dengan perkataan mereka
formalitas sintaktis; dari segi kecermatan mengekspresikan tanda-
( )جاءنى زيدdari segi bahwa yang didahulukan dari keduanya tanda i’rab dan nahwu, bahasa syair itu telah mencapai puncak
adalah yang terpenting menurut penutur? Barangsiapa yang perkembangan dalam bahasa-bahasa Semit. Kamus bahasa Arab
mengatakan: ( ) جاءنى زيدmaka itu memberi pengertian bahwa tidak tertandingi oleh kamus lain dalam kekayaannya. Ia bagaikan
perhatiannya terhadap orang itu sebelum datangnya predikat. sungai tempat bermuaranya sumber-sumber dialek khusus yang
Demikian pula ekspresi tentang bagian- bagian kalimat dengan dipakai bicara oleh kabilah-kabilah Arab. Guru kita, Lawy
maushul (relatif) atau mubham (taksa) atau ma’rifat (definit) yang Masnewon berkata: Sementara bahasa Suryani telah mengalihkan
sesuai dengan konteks. Demikian juga, penegasan predikasi atas gramatikanya dari bahasa Yunani secara modifikasi. Bahasa ()الضاد
kalimat, seperti: ()زيد قائم, ( )انّ زيدا قائمdan ()انّ زيدا لقائم sanggup mengokohkan konstruksi i’rab yang besar yang membuat
49 Filsafat Bahasa Arab 50
Filsafat Bahasa Arab
di hadapan orang-orang yang mengerti episode filosofis yang BAYANGAN DAN WARNA
mempunyai keharuan/keindahan dan keorisinilan.
yakni: ()سلسل الخمر. Terkadang bahasa Arab memakai satu harf sebagaimana tahap-tahap masyarakat Arab tampak bagi kita dari
yang menunjukkan banyak makna dan mengungkapkan banyak entri dan kosa katanya dalam gaya nyata dan gaya majaz. Kita
dimulai dengan masyarakat itu sendiri, lalu kita mengetahui bahwa
tujuan. Misalnya, harf ( )الالمbisa menunjukkan makna lam taukid,
masyarakat Arab dalam sendinya yang orisinil dahulunya adalah
lam istighatsah, lam ta’ajjub, lam milk, lam sabab, lam waqt, lam
masyarakat nomaden dan penggembalaan; kata-kata yang
takshish, lam amr, lam jaza dan lam aqibah. Contoh lam taukid:
menunjukkan makna kelompok dalam “lisan al-Arab” sedikit
( ;)انّ زيدا لقائمlam istighatsah: ( ;)يا لكناسlam ta’ajjub: (;)يا للذكاء
sekali bebas menunjukkan nomaden dan penggembalaan. Maka,
lam milk : ( ;)ھذه الحديقة للجمھورlam sabab: (I )ا ّنما نطعمكم لوجه umat itulah yang merupakan kelompok yang memimpin satu
lam waqt ( ;)لثالث خلون من رمضانlam takshish: (. ;)واألمر يومئذ kedudukan atau diimami oleh satu kepemimpinan. Imam itulah
ّ ;)لينصرف كlam jasa: )ا ّنا فتحنا لك فتحا مبينا
lam amr: (ل الى شأنه yang dijadikan anutan oleh kelompok; ummu (ibu) adalah wanita
( ما تق ّدم من ذنبك وما تأخرI ليغفر لكlam aqibah: ( فالتقطه آل فرعون yang melahirkan karena ia menghimpun makna-makna
pengasuhan; sya’b (bangsa) adalah kelompok yang menjadikan
)ليكون لھم عدوا وحزنا, sedangkan mereka tidak menemukannya
satu jalan bangsa; thaifah adalah kelompok yang berkeliling
untuk hal yang demikian itu. Akan tetapi akibatnya kembali
secara bersamaan; qabilah adalah kelompok yang berjalan menuju
kepadanya.
kelompok kolektif; fasilah adalah kelompok yang terisolir secara
Dalam bahasa Arab di samping ijaz dan tarkhiz ada
bersamaan; firqah adalah kelompok yang memisahkan diri dari
kelenturan dan kecermatan serta indra intern khusus yang
satu jalur; fi’ah adalah kelompok yang kembali pada satu naungan;
menjadikannya sebagai bahasa ekspresi sebagaimana dinyatakan
jil adalah orang-orang yang ikut serta dalam bidang yang sama;
Prof. Abas Aqad: Bahasa Arab dalam kelompok bahasa ekspresif
biah adalah tanah air tempat kembalinya penduduknya setelah
antara bahasa Barat atau Timur di dunia; para linguis tidak
berihlah; nafar adalah kaum yang berangkat bersama-sama untuk
mengetahui bahasa kaum yang ciri-ciri mereka tampak bagi kita
55 Filsafat Bahasa Arab 56
Filsafat Bahasa Arab
berperang atau untuk selain perang, qaum adalah orang-orang GERAKAN DAN KEKUATAN
yang berbaris dalam satu barisan, khususnya untuk berperang.
Demikian pula makna ini dapat kita amati dalam kata-kata Ada dua karaktreristik batin lainnya yang menjadi
yang menunjukkan “asyir” atau ikatan sosial antarindividu. Shahib keistimewaan bahasa Arab kita, yaitu gerakan dan kekuatan.
adalah orang yang berjalan denganmu dalam bepergian; rafiq Menurut bangsa Arab, ujaran itu memiliki kekuasaan dan
adalah orang yang bertemu di jalan; qarib adalah orang dekat kekuasaan apapun. Dan menurut mereka, kata itu selalu
dengan rumahmu. Kata “’aduww” dipakai pada musuh yang mempunyai seribu perhitungan.
memusuhi Anda atau memusuhi tetangga Anda. Abu Amr bin Alla al Hadrami pernah ditanya: Apakah
Kita menelusuri makna ini dan menyelidikinya dalam bangsa Arab suka berbicara panjang lebar. Jawabnya: Ya, untuk
makna-makna majaz. Kemudian kita mengatakan “mazhab” untuk didengar. Tanya: Apakah bangsa Arab suka berbicara singkat.
cara berfikir sebagaimana kita mengatakan manhaj, nahwu, Jawabnya: Ya, untuk dihafal.
masdar, dan maurid. Kita menggunakan kata ”sirah” untuk Bahkan nilai ujaran dalam kehidupan Arab lebih besar dan
terjemah yaitu dari “saara, yasiiru”. Kita menamakan kisah itu keras daripada bangsa-bangsa lain. Hal itu karena ucapan, fikiran,
hikayat, yaitu dari “qashsha al atsar” penelusuran dalam dan perbuatan berdampingan dalam bahasa Arab. Perkataan orang
perjalanan itu dibalik orang yang berihlah; penyelidikan itu dari itu adalah fikirannya dan fikirannya itu adalah permulaan untuk
pencarianmu sehingga di situlah tempatnya; majaz adalah dari mengamalkannya. Oleh karena itu, ia dianggap oleh Zuhair
penyebrangan. Apa ekspresi itu sendiri dalam pokok-pokoknya? penyair Jahili sebagai salah satu parohan manusia ketika ia
Itulah penyebrangan, yaitu peralihan dari jiwa ke raga; dari mental mengatakan: saanul fataa nishfun wa nishfu fuaadih. Artinya :
ke yang nyata; dan dari batin ke lahir. bicaranya pemuda merupakan separuh dan separuh hatinya.
Menurut bangsa Arab, syair mempunyai pengaruh yang
kuat terhadap jiwa sehingga bahayanya ditakuti oleh para
57 Filsafat Bahasa Arab 58
Filsafat Bahasa Arab
penguasa dan dipelihara oleh para pembesar. Ia sering buku “Al-Khashaish”. Sesungguhnya makna: ( )ق و لdi mana
merendahkan suatu kaum dan meninggikan kaum lainnya. Jahid adanya; bagaimana terjadinya; siapa yang mendahulukan beberapa
berkata dalam buku “Al-Bayan wat-tabyin”: Di antara yang hurufnya atas sebagian lainnya dan mengakhirkannya.
menunjukkan kemampuan syair menurut mereka adalah Sesungguhnya itu adalah untuk ketangkasan dan gerakan; di
menangisnya pemuka bani Mazin Mukhariq bin Syihab ketika ia dalam perkataan itu terdapat gerakan karena mulut dan lidah itu
didatangi Muhammad bin Muka’bar al-Anbari, penyair. Ia berkata ringan, yaitu lawan diam, yang merupakan pendorong untuk diam.
kepadanya : Sesungguhnya bani Yarbu telah menyerbu Abla. Tidakkah Anda lihat bahwa manakala ibtida (memulai) itu terjadi
Maka tolonglah aku. Kemudian ia menjawab: Bagaimana Anda dalam perkataan, tidaklah huruf yang dimulainya itu melainkan
adalah tetangga bani Waddan? Tatkala Muhammad berpaling mutaharrik (bervokal). Dan apabila intiha (berakhir) itu terjadi
daripadanya, Mukhariq bersedih dan menangis hingga dalam sukut (diam), tidaklah huruf yang diwakafkannya
membasahai jenggotnya. Kemudian anaknya bertanya kepadanya: melainkan huruf sakin (konsonan). Atas dasar ini juga, Ibnu Jinni
Apa gerangan yang membuatmu menangis? Jawabnya: Bagaimana mengatakan: Adapun makna () ك ل م, maka ini juga keadaannya,
aku tidak menangis, padahal aku telah diminta tolong oleh salah
yaitu apabila terbalik, maka maknanya menunjukkan kekuatan
seorang penyair Arab, tetapi aku tidak bisa menolongnya. Demi
dan kekerasan. Yang dipakai di antaranya adalah lima pokok,
Allah, seandainya ia menyela aku, tentu ucapannya akan
yaitu: ()ك ل م, ()ل ك م, ()ك م ل, ()م ك ل, dan ()م ل ك. Pokok yang
mematahkanku dan seandainya dia menahan aku, tentu rasa
pertama adalah ( ;)ك ل مdi antaranya adalah ( )الكلمuntuk jurh
terimakasihnya akan membunuhku. Kemudian ia bangkit, lalu
(luka). Hal itu untuk syiddah (kekerasan) yang ada di dalamnya.
berteriak kepada bani Mazin. Setelah itu, aku kembalikan untanya
kepadanya. Dan di antaranya ()الكالم, itu merupakan penyebab bagi segala
kejahatan dalam banyak hal. Dengan makna ini, Akhthal berkata:
Katakanlah: Dalam bahasa Arab itu tersembunyi
ketangkasan dan gerakan sbagaimana dikatakan Ibnu Jinni dalam ()حتى اتقونى وھم منى على حذر – والقول ينفذ ما ال تنفذ االبر
59 Filsafat Bahasa Arab 60
Filsafat Bahasa Arab
Kedua ( )ك م لdi antaranya ()كمل الشيء, apabila sesuatu itu alif atau hamzah kepada huruf pada isim ( )أفالطونdan ()اشبنجلر
sempurna, maka saat itu ia lebih keras dan lebih kuat daripadanya agar kedua kata itu mudah diucapkan. Itu sejalan dengan filsafat
apabila ia kurang dan tidak lengkap. Ketiga ()ل ك م, antara lain bahasa Arab yang mencegah penuturan mengucapkan huruf-huruf
( ;)الكمtidak syak lagi ada dalam syaddah (lambang konsonan konsonan di awal ujaran karena filsafat itu berasumsi dalam
pandangan kami bahwa apabila setiap ucapan merupakan ucapan
rangkap) pada jalannya ini. Keempat ()م ك ل, antara lain ( بئر
yang serius, seyogianya ia menduduki fi’il (verba) atau
)مكولapabila airnya sedikit. Apabila airnya sedikit, sumbernya
mempersiapkan pembicaraannya atau pendengarannya untuk
tidak lancar dan keringlah pinggirnya. Itulah kekerasan nyata.
berbuat secara terkontrol. Fi’il (verba) menuntut gerakan dan
Kelima () م ل ك, antara lain: ( )الملكkarena pemiliknya mencakup menuntut ketangkasan sebagaimana dikatakan Ibnu Jinni: Ucapan
kekuatan dan dominasi. apapun yang di dalamnya tidak ada gerakan atau persiapan
Dalam bahasa-bahasa lain, banyak kata yang dimulai berbuat, maka ia merupakan ‘abats’ (main-main) atau lahw
dengan huruf sakin (kosonan). Dalam bahasa Perancis, kata (permainan). Seolah-olah filsafat bahasa ingin membersihkan para
“Cloche” berarti ( ;)الناموسdalam bahasa Inggris “Speech” berarti penuturnya dari ujaran yang tak berguna.
( ;)الكالمdalam bahasa Jerman “Sprache” berarti ( ;)اللغةsemuanya
adalah kata-kata yang dimulai dengan dua huruf konsonan. Kekuatan dan kekerasan yang diperbincangkan oleh Ibnu
Demikian halnya dalam banyak nama diri (isim alam) dalam Jinni itu tidak diragukan lagi bahwa bangsa Arab lebih
bahasa-bahasa Barat klasik dan modern. Maka nama ( )فالطونdan megutamakan keduanya daripada kelemahan dan kelunakan
( )شبنجلرdalam semua bahasa itu dimulai dengan dua huruf sejalan dengan logika bahasa mereka juga. Saya telah
Adapun dalam bahasa Arab, mulai dengan huruf konsonan apa yang menunjukkan bahwa bangsa Arab lebih mengutamakan
itu tidak berterima. Oleh karena itu, Bangsa Arab menambahkan akhlak yang bercirikan keberanian dan singkil, dan mereka lari
61 Filsafat Bahasa Arab 62
Filsafat Bahasa Arab
dari akhlak da’ah (ketenangan). Abu Gaul Tahwi berpendapat بناة العال من أين تأتى المكارم- )ولو ال خالل سـ ّنھا الشعر ما درى
sambil memuji kaum:
)ال يرعى ھؤالء القوم جوانب الخصال السھلة واألمور الھينة وال ينزلون
.(منازل األمن والراحة
Gerakan dan kekuatan bahasa Arab merupakan fenomena
yang selalu menjadi perhatian para linguis modern sebagaimana
dilirik oleh para penyair dan sastrawan mereka selama beberapa
kurun waktu. Abu tamam tidak berlebih-lebihan dalam menilai
peranan syair Arab dalam mengabdi kepada mesyarakat ketika ia
mengatakan:
63 Filsafat Bahasa Arab 64
Filsafat Bahasa Arab
memungkinkan dia - setelah mempelajarinya - menelaah buku apa
SANGGAHAN DAN JAWABAN saja di mana di dalamnya tidak ada ketaksaan samasekali;
kapasitas manusia itu tidak sama. Apabila guru ingin mengkaji
sebuah buku, ia tidak harus mengadakan solusi mengenai kata-
1.Sejak dahulu para penutur bahasa Arab sadar akan
katanya karena kata-kata itu jelas dengan sendirinya. Pendeknya,
tuntutan ucapannya dengan kelengkapan i’rabnya dari usaha dan
pembaca buku tidak perlu menerapkan kata-katanya pada kaidah-
kesiapan mental. Yang paling mereka takutkan adalah lahn
kaidah lahir yang lain dari ilmu lain, misalnya berbeda dengan
(kesalahan i’rab) dalam bahasa Arab sehingga dikatakan kepada
bahasa Arab. Orang yang menelaah sebuah buku tentang salah
Abdul Malik bin Marwan: Sungguh Tuan telah begitu cepat
satu cabang ilmu perlu menerapkannya pada segala peralatan
berubah, wahai amirul mu’minin! Lalu jawabnya: Aku telah
bahasa dan meneliti kemungkinan kata-kata dan membebani frasa
berubah karena perkembangan mimbar dan antisipasi lahn.
dengan makna-makna yang jauh dari permukaannya. Adapun
Dan sejak satu seperempat abad lebih Rifa’ah Thahthawi
buku-buku orang Perancis tidak demikian halnya karena buku-
telah menulis diktatnya “Talkish al-Ibriz ila Talkish Bariz” dengan
bukunya tidak mempunyai penjelasan-penjelasan dan tidak
mencatat hasil observasinya tentang akhlak, kebiasaan, bahasa
mampunyai kata-kata asing kecuali jarang. Matan-matan itu
dan sastra orang-orang Perancis. Dalam buku itu ia mengadakan
sendiri dari sejak awal cukup dalam memahamkan maknanya.
perbandingan antara bahasa Perancis dan Arab dari segi
Apabila orang mulai membaca sebuah buku dalam cabang ilmu
kemudahan belajar bahasa pertama dan kesulitan bahasa kedua.
apapun, ia mengkhususkan diri untuk memahami masalah-masalah
Kemudian ia berkata: Dari semua apa yang membantu bahasa
ilmu itu dan kaidah-kaidahnya tanpa menganalisis kata-kata.
Perancis untuk kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan seni adalah
Kemudian ia mencurahkan segala perhatiannya dalam mencari
mudahnya bahasa mereka dan segala yang melengkapinya karena
topik ilmu, lafal dan konsep, dan segala apa yang dapat diproduksi
bahasa mereka tidak memerlukan analisis dalam mempelajarinya.
tanpa memperhatikan analisis frasa dan prosedur cakupan ista’arah
Manusia memiliki kapasitas dan bakat yang tepat yang
65 Filsafat Bahasa Arab 66
Filsafat Bahasa Arab
serta rintangan bahwa frasa dapat dihomogenkan; ia bebas 3. Saya segera mengatakan untuk menjawab rintangan ini
rintangan. Sesungguhnya pengarang telah mengemukakan hal dari Ri’ah Thahthawi dan Qasim Amin, yaitu bahwa kesulitan
yang demikian itu; seandainya itu ditangguhkan tentu lebih utama. membaca yang diamati tanpa lahn tidaklah merupakan aib dalam
bahasa Arab, melainkan yang terbaik adalah kita melihat bahwa
2. sekarang para pembelajar bahasa fusha dari kalangan penutur
itu merupakan ciri tersendiri bahasa kita dari segala bahasa lain.
asli dan penutur non asli menemukan kesulitan melafalkan atau
Itu merupakan persiapan bagi pembaca untuk menghimpun
membacanya karena tidak bersyakal. Terbayang bagi sebagian
potensi berfikir dan mengajaknya untuk mengadakan persiapan
pemerhati bahwa kesulitan ini merupakan hambatan dalam
dengan baik untuk memutuskan jaringan pemahaman.
membelajari dan menguasainya, berbeda dengan bahasa-bahasa
modern lain. Sudut pandang ini pada abad sekarang didukung oleh
Yang demikian itu karena bahasa Arab dalam hakikatnya
salah seorang tokoh pemikir sosial di Mesir, Qasim Amin dan ia
dan intinya merupakan bahasa yang menuntut dari setiap pembaca
mencatatnya dalam beberapa cara ketika mengatakan: dalam
atau pendengarnya agar ia sadar dan faham sebelum
bahasa-bahasa lain orang membaca untuk memahami, sedangkan
melafalkannya atau mendengar. Dengan kata lain, bahasa Arab
dalam bahasa Arab orang memahami untuk membaca. Apabila
menuntut pembaca untuk membiasakan fungsi artikulasi akan
ingin membaca kata paduan dari tiga huruf ini: ( )ع ل م, ia dapat hakikat, yang merupakan ciri pembeda manusia dari segala
membacanya: binatang, yakni kesadaran dan pemahaman.
Setelah penulis menjelaskan bahwa bahasa-bahasa asing kepada hewan yang berbahasa agar benar-benar menjadi hewan
menghimpun beraneka ragam kesulitan dari segi pelafalan huruf yang berbicara dengan baik dengan semua maknanya.
atau penulisan nama-nama diri atau kaidah-kaidah sintaksis Ringkasnya menurut kami dalam konteks ini adalah
(nahwu) dan morfologi (sharf), ia mengatakan: Di antara usaha apabila bahasa Arab dengan karakteristik strukturnya dan
yang sia-sia yang kita usahakan adalah memudahkan peniruan konstruksinya menuntut kesiagaan dan kesadaran siswa dan usaha
abjad Eropa atau peniruan kaidah-kaidahnya dalam struktur dan yang kontinyu serta jauh dari otomatis, maka itu – sebelum segala-
derivasi serta i’rab. Di awal dan di akhir kita harus menerima galanya - merupakan suatu seni. Setelah itu tidak apa-apa jika iu
bahwa mengetahui huruf dan kaidah-kaidah ilmu tidak bermanfaat menjadi seni yang paling sulit.
bagi siswa dalam hafalan dan ingatan.
dan para penegaknya, kita dapati hal itu desababkan oleh - pada tidak kita dapati tandingannya di negara-negara lain. Apakah kita
dasarnya - kurangnya perhatian terhadap pengajaran di sekolah- benar-benar lebih berambisi terhadap bahasa daripada para
sekolah dan lembaga-lembaga di Mesir dan menghindari penutur bahasa-bahasa asing, jika hal demikian itu benar maka
keterusterangan dalam menangani kelemahan pengajaran itu sejak tentu saya tidak menduga bahwa seseorang mampu menunjukkan
sekolah dasar. kepada kami manfaat pengajaran bahasa Arab pada enam fakultas
di universitas dengan menetapkan dasar yang lemah yang
Saya mengamati - sebagaimana orang lain dari kalangan
dijadikan dasar kajiannya di sekolah-sekolah dasar dan menengah.
praktisi pendidikan - kemunduran yang berkelanjutan dalam
tataran ilmu tentang bahasa Arab bagi sebagian besar siswa Adapun sekarang sudah saatnya kita memperhatikan
sekolah menengah. Dan saya mengamati –sebagaimana orang lain substansinya, bukan intinya dan kita menghadapi kenyataanya.
mengamati - perbedaan yang mengherankan dalam pengajaran Kemudian kita mengakui bahwa universitas-unversitas di Mesir -
bahasa itu di universitas-universitas di Mesir. Di Kairo saja ada dalam kondisinya sekarang - tidak mampu berbuat sesuatu untuk
enam fakultas di bawah tiga universitas yang berbeda di tiap memperbaiki apa yang telah dirusak oleh para penutur asli bahasa
fakultas ada jurusan khusus bahasa dan sastra Arab. Bahasa Arab Arab. Menurut kami, tiap universitas terdiri dari tujuh fakultas lain
mempunyai tempat yang terpandang sejak masa yang panjang di atau lebih; pengajaran bahasa Arab itu tidak ada pengaruh
fakultas Daru Ulum di Universitas Kairo. Di tiap dua fakultas terhadapnya. Ini berarti bahwa dari sudut ini siswa-siswa masih
75 Filsafat Bahasa Arab 76
Filsafat Bahasa Arab
dalam tingkatannya yang tidak memasuki jurusan spesialisasi kepudaran kepribadian dan pengangguran serta terbiasa
bahasa Arab. Kebanyakan mereka betul-betul lemah dalam mengabaikan/menyepelekan segala urusan.
bahasa itu. Sering suara orang-orang mukhlis mengadu karena Menurut saya, cara memperbaikinya adalah kita hadapi
keadaan yang menyedihkan ini, yang kami jelaskan setiap tahun urusan itu dengan keberanian dan kejujuran dan keterusterangan.
ihwal penelitian dan makalah yang disampaikan oleh para Segera kita buat perinsip baru untuk membangun masa
mahasiswa kepada kami. Apabila ini merupakan mayoritas mendatang. Jadi sebaiknya departemen pendidikan dan pengajaran
mahasiswa di fakultas-fakultas sastra, bagaimana keadaan mereka membuat kurikulum baru pengajaran bahasa Arab. Dipilih para
di fakultas-fakultas perdagangan, pertanian, tehnik, sosial, guru besar yang berkompeten dan berpengalaman dalam bahasa-
kedokteran, kedokteran hewan, apotek, dan kedokteran gigi? Dan bahasa Eropa. Mereka membuat program pengajaran bahasa Arab
apa yang kita amati pada para pemuda yang tidak berfikir dengan untuk siswa sekolah dasar dan menengah.
baik dan tidak berekspresi terhadap bahasa negaranya. Bagaimana Dirjen pendidikan tinggi cukup memfokuskan misi
nasib mereka dalam memahami nasionalisme bahasa Arab? spesialisasi dalam bahasa dan sastra Arab pada satu fakultas atau
dua fakultas dari enam fakultas yang kami sebutkan.
Sesudahnya, seseorang tidak boleh mengira bahwa ini
Menurut saya, kekurangan ini bukan merupakan keaiban
merupakan masalah ringan dan tidak penting. Atas dasar ini
dalan pendidikan nasional saja, melainkan juga - khususnya -
eksistensi bahasa Arab bergantung pada Arab Timur, bahkan
merupakan keaiban dalam pendidikan akhlak sebab barangsiapa
semua dunia Islam.
yang tidak mencintai bahasa kaumnya, tentu ia meremehkan
pusaka umatnya dan menyepelekan cirri-ciri nasionalismenya.
Dan barangsiapa tidak mengorbankan tenaga dalam mencapai
derajat kematangan dalam salah satu urusan yang substansial,
kehidupannya ditandai dengan ketumpulan perasaan dan
77 Filsafat Bahasa Arab 78
Filsafat Bahasa Arab
berfikir, dan selama saya berfikir, saya ada dan berfikir. Pemikiran
itu adalah egoisme saya dan hakikat saya dan keberadaan saya.
Manusia berfikir, maka ia ada di mana ia berfikir.
yang semasa dengannya, lalu ia menjelaskan dalam ()المباحثات. dan Ibnu Sina adalah satu jati diri yang berfikir dan kontinyu itu
sendiri; ia berbeda dengan topik dan berbeda dengan jisim. Dalam
Adapun Descartes - barangkali nasib yang kurang
bahasa itu ia diisyaratkan dengan dhamir (pronomina) dalam
menguntungkan - ia tidak menulis dalam bahasa Ya’rub bin
ucapannya ()أنا.
Qahthan sebagaimana yang ditulis oleh Ibnu Sina. Oleh karena itu,
terjadilah malapetaka. Penetapan ananiyah (egoisme) termasuk masalah-masalah
yang diperhatikan secara khusus oleh Ibnu Sina. Maksudnya
Cogito ini - seperti telah dirumuskan oleh pemiliknya
adalah menetapkan perasaan jati diri. Subtansi jiwa itu berbeda
dalam dua bahasa latin dan bahasa Perancis - segera menjadi
dengan badan. Untuk menetapkan hakikat ini ia berasumsi dengan
tempat revolusi bagi rintangan-rintangan yang diarahkan kepada
suatu asumsi yang dinamakan ()الرجل المعلّق فى الفضاء. Kemudian
filosof dalam kehidupannya pada akhir-akhir pertengahan abad
ia mengatakan dalam bukunya Asy-Syifa, teksnya: Seseorang di
17. Descrates telah menjawab semuanya dalam buku khusus,
antara kita harus berprasangka seolah-olah ia diciptakan sekaligus
tetapi tampaknya kebanyakan rintangan ini merupakan tempat
dan diciptakan secara sempurna. Akan tetapi penglihatannya
perdebatan bagi orang-orang Barat pada masa ini.
terhijab dari mengamati hal-hal luar. Ia mulai beridentitas di udara
atau tempat kosong; di dalamnya tidak terjadi bentrokan jalannya
2. Antara Egoisme Ibnu Sina dan Cogito Descrates udara dengan apa yang ia rasakan. Ia membedakan anggota-
Akan tetapi sebelum kita perhatikan rintangan-rintangan anggotanya, tetapi tidak bertemu dan tidak saling bersentuhan.
ini dan jawaban-jawaban Descrates serta sanggahan terhadap Kemudian ia memperhatikan bahwasanya apakah ia menetapkan
pendapat kami tentang hal itu dari sudut pandang bahasa Arab, wujud jati dirinya. Maka tidak syak lagi dalam menetapkan jati
saya mengadakan perbandingan antara egoisme Ibnu Sina dan dirinya itu ada. Meskipun demikian ia tidak menetapkan bagian
Cogito Descrates. dari anggota-anggotanya dan aspek batin dari isi-isinya, tidak hati
81 Filsafat Bahasa Arab 82
Filsafat Bahasa Arab
tidak otak dan tidak suatu objek pun dari luar. Akan tetapi ia sehat akalnya dan bentuknya dan diduga bahwa ia berbeda pada
menetapkan jati dirinya dan tidak menetapkan panjangnya, segenap posisi dan bentuk di mana bagian-bagiannya tidak
lebarnya, dan juga tidak kedalamannya. Seandainya dalam kasus terlihat dan bagian-bagiannya tidak saling bersentuhan, tetapi
itu ia dapat mengkhayalkan tangan atau anggota lain, ia tidak merenggang dan tergantung untuk sesaat di udara bebas, tentu
mengkhayalkannya sebagai bagian dari jati dirinya dan tidak pula Anda dapati hal itu merupakan segala sesuatu kecuali ketetapan
syarat dari jati dirinya. Anda tahu bahwa mutsbat itu bukan yang egoismenya.
diitsbatkan dan muqarr bukan yang diikrarkan karena jati diri yang
ditetapkan wujudnya memiliki ciri bahwa ia itulah dirinya, bukan
Jadi, Ibnu Sina dalam asumsinya menjelaskan kepada
jisimnya dan anggota-anggotanya yang tidak ditetapkan. Dalam
seseorang yang bergantung di udara bahwa ego – yaitu yang
alinea lain dari buku Asyifa Ibnu Sina mengatakan: Seandainya
wujudnya ditetapkan oleh pemiliknya ketika ia lupa akan segala
manusia diciptakan sekaligus dan diciptakan berbeda aspek-
sesuatu selainnya - berbeda dari badannya. Dan sesungguhnya
aspeknya, sedangkan ia tidak melihat aspek-aspeknya; ia
persepsinya terhadap dirinya dan pengetahuannya tentang wujud
bersepakat bahwa ia tidak menyentuhnya dan aspek-aspeknya
egoismenya tidak memerlukan badan. Maka jiwa kita pahami
tidak saling bersentuhan – ia tidak mendengar suara, maka ia tidak
secara langsung dan mengenalinya lebih mudah daripada
mengetahui semua anggota; ia mengetahui wujud egoisme dengan
mengenali badan. Demikian pula, Ibnu Sina menjelaskan bahwa
tidak mengetahui semua itu. Bukanlah yang majhul (tidak
manusia jika lupa akan segala sesuatu, sama sekali ia tidak akan
diketahui) itu sendiri adalah ma’lum (diketahui). Dan bukanlah
lupa akan wujud dirinya dan ketetapan egoismenya: Kembalilah
anggota-anggota ini dalam hakekatnya bagi kita, melainkan
kepada jiwamu dan perhatikan apakah Anda lupa akan wujud diri
sebagai pakaian. Demikian ia menyatakan dalam Al-Isyarat wat-
Anda, sedangkan Anda tidak menstabilkan jiwa Anda? Menurut
Tanbihat bahwasanya seandainya ia berpraduga terhadap diri
saya, ini adalah bagi orang yang berintrospeksi sampai orang yang
Anda bahwa Anda telah diciptakan pada awal penciptaannya;
tidur dalam tidurnya dan orang yang mabuk dalam mabuknya;
83 Filsafat Bahasa Arab 84
Filsafat Bahasa Arab
egonya tidak hilang walaupun ingatannya tidak menstabilkan merupakan kalimat dari segi kalimat. Oleh karena itu, perseptor
penampakan jati dirinya. Anda adalah masalah lain dalam segala hal ini yang terkadang
tidak Anda pahami, sedangkan Anda mempersepsi diri Anda
Jelaslah dari gagasan Ibnu Sina, ia melihat bahwa persepsi
sendiri dan hal-hal yang tidak Anda temukan penting dalam hal
yang paling awal dan paling jelas pada umumnya adalah persepsi
Anda sebagaimana adanya.
manusia terhadap dirinya. Menurutnya persepsi ini bersifat
spekulatif (yang ada untuk orang yang berintrospeksi) dan tidak
Gagasan Ibnu Sina ini telah dijelaskan oleh Fakhrud Ar
memerlukan perantara dan argumentasi. Di tempat yang sama ia
razi seraya mengatakan: Sesungguhnya jati diri (dzat) itu atau
mengatakan: Dengan apa Anda memahami/mempersepsi diri
yang diisyaratkan dengan perkataan anak bukanlah melalui jisim
Anda; apa perseptor pada diri Anda; apakah Anda melihat
karena saya terkadang mempersepsi diri saya ketika saya lupa
perseptor sebagai salah satu perasaan Anda dalam pengamatan
akan semua anggota lahir dan batin. Ketika hati saya tertarik
ataukah akal Anda dan kekuatan selain perasaan Anda serta apa
kepada hal yang penting dengan mengatakan: Saya berbuat
yang sesuai dengannya? Jika akal Anda dan kekuatan selain
demikian, saya melihat, mendengar; saya adalah bagian dari
perasaan Anda yang Anda gunakan untuk mempersepsi, maka
masalah ini, maka konsep ( )أناada pada saya pada waktu itu,
apakah dengan media Anda mempersepsi ataukah tanpa media?
Ketika itu dalam hal yang demikian saya tidak mengira bahwa padahal pada waktu itu saya lupa akan semua anggota badan saya.
Anda tidak memerlukan media karena tidak ada media. Maka itu Dan yang dirasakan itu berbeda dengan apa yang tidak dirasakan.
tetap terjadi dengan perasaan atau batin Anda tanpa media. Jadi, Maka saya berbeda dengan anggota-anggota ini. Dan jika Anda
kita tidak mempersepsi diri kita dengan perasaan, tidak mau Anda dapat menjadikan ini sebagai argumentasi bahwa jiwa
persepsinya melalui spekulasi secara langsung. Maka jelaslah tidak netral karena terkadang saya merasakan apa yang dinamakan
bahwa ketika itu perseptor Anda bukan merupakan salah satu ego ()أنا. Ketika saya lupa akan jisim, maka saya wajib bukan
anggota Anda, seperti hati dan otak; perseptor Anda bukan jisim.
85 Filsafat Bahasa Arab 86
Filsafat Bahasa Arab
Banyak pendapat yang kami kemukakan dari karangan- pengetahuan yang sederhana tentang tabiatnya, yaitu egoisme kita
karangan Ibnu Sina telah diterjemahkan ke dalam bahasa latin, dan diri kita yang berfikir.
kemudian diketahui olah para filosof masa pertengahan di Eropa
Descartes mengatakan dengan menjelaskan gagasan:
dan sebagian mereka mengalihkannya melalui teksnya. Mungkin
Ketika saya memperhatikan keadaan saya berlama-lama; saya
Descartes telah menelaahnya dalam tulisan-tulisan ()جيوم األوفرنى
berpendapat bahwa saya berasumsi bahwa saya tidak punya jisim;
atau lainnya. Bagaimanapun, kita menemukan kesamaan yang saya tidak sibuk di tempat bahwa saya sama sekali tidak ada alam,
besar antara aniyah sinawiyah (egoisme Ibnu Sina) dan Cogerto tetapi saya tidak mampu - demi kepentingan ini - berasumsi bahwa
Descartes. saya tidak ada, bahkan sebaliknya dari itu, keberadaan – saya
meriwayatkan fikiran karena meragukan hakikat segala sesuatu
Di awal fasal ini telah kami tunjukkan bahwa nama Cogito yang lain- menuntut secara jelas dan yakin bahwa saya ada,
dipakai sebagai istilah pada petunjuk yang dikemukakan oleh sementara saya seandainya berhenti dari berfikir dan segala apa
Descartes untuk menetapkan jati diri, yaitu upaya untuk yang saya gambarkan sebenarnya, tentu saya berdalih bahwa saya
mewujudkan diri dalam salah satu kerja pikiran pada keraguan itu meyakini bahwa saya ada. Dari semua itu saya mengetahui bahwa
sendiri. Ketetapan Cogito bukan dengan deduksi meskipuyn ia saya adalah segala hakikat atau karakteristiknya adalah berfikir.
berada dalam gambaran yang terkadang merasakan demikian, Agar esensi itu ada, ia tidak memerlukan tempat apapun dan tidak
tetapi ketetapannya itu melalui spekulasi atau lintas pikiran. Maka mengacu pada sesuatupun yang bersifat material. Artinya jiwa
saya dalam keraguan saya mempersepsi wujud saya, sedangkan yang meluruskan egoisme betul-betul berbeda dengan badan,
wujud saya terkandung dalam pikiran saya; pikiran saya hadir bahkan ia lebih mudah diketahui. Seandainya jisim tidak ada sama
sendiri secara langsung. Saya lihat dengan jelas bahwanya agar sekali, jiwa itu tetap ada secara utuh. Dari sini jelaslah bahwa
saya berfikir, saya harus ada. Dalam Cogito kita mempunyai wujud yang dipersepsi ketika saya mempersepsi bahwa saya ada
pengetahuan langsung dan spekulatif tentang wujud kita, dengan bukanlah wujud jasmani melainkan wujud fikiran. Prinsip Cogito
87 Filsafat Bahasa Arab 88
Filsafat Bahasa Arab
yang disimpulkan oleh Descartes adalah perbedaan yang tajam Akan tetapi saya tidak mampu lepas dari pikiran atau terputus dari
antara karakteristik jiwa dan badan konfirmasi kemerdekaan jiwa memahami egoisme saya.
kita dari badan kita. Yang demikian itu karena filsuf setelah ia Dalam “Mabadi Al-Falsafah” ia menjelaskan bahwa kita
betul-betul yakin bahwa ia itu ada, jelaslah bahwa ia dapat tidak bisa ragu-ragu tanpa kita ada dan sesungguhnya inilah
menggembarkan bahwa ia sama sekali tidak mempunyai jisim; pengetahuan yang yakin, yang dapat diperoleh. Kita mengetahui
tidak ada di tempat dan tidak ada di dunia. Akan tetapi ia tidak dengan jelas bahwasnya agar kita ada; kita tidak memerlukan
mampu menggambarkan dirinya tidak ada. Jadi, egoisme atau diri bentangan, bentuk, tempat dan objek apapun yang lain yang
yang berfikir itu ada hingga seandainya kita menduga bahwa dinisbatkan kepada jisim sebenarnya; kita ada karena kita berfikir.
badan itu tidak ada. Yang demikian itu berakibat bahwa sesungguhnya gagasan kita
tentang jiwa kita adalah dari badan kita. Maka gagasan kita
Dalam “At-taammulat” Descartes berbicara pada kita
tentang egoisme kita sangat yakin mengingat kita terkadang
tentang langkah-langkah diri sendiri, lalu ia mengatakan:
meragukan wujud suatu jisim. Namun kita percaya bahwa kita
Sesungguhnya saya menduga bahwa segala sesuatu yang saya
berfikir.
lihat itu batil. Saya cenderung berpendapat bahwasanya tidak
selamanya ditemukan sesuatu dari segala apa yang digambarkan Sesungguhnya kedua filosof itu mengeluarkan usaha yang
oleh ingatan saya itu termasuk kekeliruan-kekeliruan di bermanfaat yang menjelaskan hakikat untuk mengetuk
dalamnya; saya berpraduga bahwa saya bebas dari panca indra dan pemahaman banyak orang bahwa jiwa adalah substansi ruhani
saya mengira bahwa jisim, bentuk, bentangan, gerakan dan tempat yang gaib dari pancaindra dan sangkaan sebagaimana dikatakan
tidak lain merupakan sangkaan jiwa saya. Juga, ia mengatakan: Ibnu Sina, dunia betul betul terbebas dari jisim sebagaimana
sekarang saya akan memejamkan mata saya, menulikan telinga dikatakan Descartes. Bagaimana jelasnya hakekat ini, banyak ahli
saya, mengosongkan semua panca indera saya, bahkan saya akan pikir hingga Ibnu Sina dan Descartes tidak mengetahuinya.
menghapus semua gambaran objek jasmaniah dari imajinasiku. Sekarang dengan sengaja atau tidak sengaja kita menemukan
89 Filsafat Bahasa Arab 90
Filsafat Bahasa Arab
pencampuran yang kuat antara wujud dan mental (jiwa) dan antara Bagi jawaban Descartes dapat ditambahkan hakekat lain,
materi dan fikir. Pencampuran ini merupakan mazhab material yaitu bahwa bagaimanapun seseorang meragukan pikirannya dan
murni dalam gambarannya yang modern: Sesungguhnya orang bagaimanapun ia meragukan keraguan itu sendiri, namun
memperhatikan kehidupan secara material, lalu mereka tidak keraguan itu selalu ada kerena bahwa Anda ragu-ragu itu berarti
menginginkan apa-apa selain bentangan gambaran yang kongkrit; Anda berfikir. Jadi, pikiran itu ada; ketika pikiran itu sendiri
mereka akan memperoleh manfaat yang besar apabila mereka diragukan, tentu itu sesungguhnya hanya memperkokoh dirinya.
telah memikirkan apa yang ditulis oleh dua orang filsuf besar. Rintangan kedua diarahkan kepada Descartes. Mereka
Barangkali dalam hal yang demikian itu mereka berdua menolak mengatakan: Agar Anda tahu bahwa Anda berpikir dan ada. Anda
sangkaan yang mendonisasi fikiran mereka. harus tahu apa berpikir itu dan apa ada itu. Anda telah
melontarkan dari pikiran Anda segala sesuatu ketika Anda
3. Cogito Descartes dan Bahasa Arab menjadikan keraguan Anda sebagai keraguan yang menyeluruh.
Telah kami tunjukkan bahwa Cogito Descartes meng- Descartes menjawab rintangan itu seraya mengatakan:
hadapi banyak rintangan dalam kehidupan dirinya. Rintangan Sesungguhnya saya tidak melontarkan pikiran-pikiran sederhana
yang paling awal adalah ucapan mereka: Keraguan tidak berhenti atau konsep-konsep yang tidak mencakup keadaan positif atau
pada keraguan dan tidak sampai padanya. keadaan negatif, tetapi saya menghindari hukum-hukum yang di
Jawaban Descartes adalah: karena orang mengatakan dalamnya hanya dapat terjadi kesalahan dan kebenaran.
bahwa kita tidak dapat meragukan apakah kita berfikir atau tidak Jawaban ini tidak betul-betul jelas kecuali dengan
sebagaimana kita meragukan objek apapun yang lain. menghubungkan pendapat itu dengan teori kesalahan Descartes.
Sesungguhnya hanya nur fitri yang sampai pada derajat yang Akan tetapi kita terlebih dahulu mengamati bahwa orang yang
membuat kita yakin bahwa seseorang yang memikirkan apa yang merintangi itu telah mencampurkan dua makna yang berbeda,
ia katakan tidak sesuai dengan pendapat ini. yaitu makna kainunah dan makna wujud. Terlebih dahulu ia
91 Filsafat Bahasa Arab 92
Filsafat Bahasa Arab
menjadikan keduanya sebagai sinonim. Kemudian ia menjadikan menerima bahwa itu merupakan salah satu fi’il (verba) dalam
kedua makna itu kontradiktif dengan makna pikiran. bahasa. Hakikat kainunah dalam pemakaian bahasa menurut para
Kita melihat bahwa penyebab dalam kesalahan ini adalah linguis Barat sama sekali tidak berkaitan dengan fi’il (verba),
uslubul kalam (gaya ujaran) dalam bahasa Perancis dan bahasa tetapi itu hanya menempati rabithah (konektor/kopula) dalam
Indo-Eropa lain karena ia menjadikan apa yang oleh mereka logika, yang menghubungkan mahmul (predikat) dengan maudhu
dinamakan fi’il kainunah sebagai salah satu keharusan bagi setiap (subjek). Dan kaitan logika merupakan kaitan mentalistik dan
qadhiyah ikhbariyah (kalimat berita). karakteristik keadaan. Akan tetapi rabithah (konektor/kopula) ini
Kita melihat orang yang kontra mengatakan bahwa Anda jarang dieksplisitkan dalam bahasa Arab, tidak dalam gaya bahasa
tidak mampu berbicara tentang keberadaanmu itu ada dan dan tidak pula dalam gaya logika kecuali apabila hendak
keberadaanmu memikirkan apa yang belum Anda ketahui apa ditetapkan dalam pikiran/mental. Kami akan membahas masalah
pikiran itu dan apa wujud itu. Di sini seolah-olah orang yang ini lebih jelas ketika berdiskusi tentang rintangan ketiga yang
dipandang oleh para linguis Barat sebagai rintangan yang paling
kontra itu telah mengambil ( )الكونatau ()أن يكون, yaitu di sini hal
berbahaya semuanya, meskipun mudah menjelaskan letak-letak
itu tidak memberi manfaat kecuali hubungan mentalistik dan
kesalahan di dalamnya bagi orang yang memikirkan apa yang
tindakan atas makna wujud, yaitu aktualisasi dan ketetapan di luar
kami kemukakan. Dan ketika itu ia mudah menghindarinya
pikiran.
sebagaimana kami menghindari para pendahulunya.
Percampuran itu nyata, sedangkan sumbernya –
sebagaimana telah dikatakan – adalah pemakaian bahasa yang Rintangan ketiga, mereka mengatakan bahwa Cogito
tidak sesuai dengan ekspresi logika; pencampuran ini dalam berdasarkan apa yang telah dirumuskan oleh Descartes: Saya
keadaan apapun tidak mungkin terjadi dalam bahasa Arab karena berpikir, karena itu saya ada pada hakikatnya adalah silogisme
bahasa Arab tidak memerlukan fi’il kainunah dan tidak menerima anaforis/implisit: (seolah-olah Descartes telah mengatakan: saya
bahwa fi’il kainunah mempunyai fungsi logika, terutama tidak berpikir; setiap orang yang berpikir ada, jadi saya ada. Dibuang
93 Filsafat Bahasa Arab 94
Filsafat Bahasa Arab
premis minor: Setiap orang yang berpikir ada. Silogisme ini setelah kita menetapkan wujud jiwa yang pertama-tama berbicara
merupakan permulaan akan tuntutan karena selama Anda telah dan (2) mengitsbatkan (menetapkan) Allah. Dalam tiap tahap dari
meletakkan segala sesuatu pada tempat keraguan, Anda tidak kedua tahap tadi, yang dimaksud dengan menetapkan wujud
berhak bersandar pada premis minor yang implisit, yaitu segala adalah wujud keakuan atau kainunah (keadaan) diri, keakuan
sesuatu yang berpikir ada. manusiawi pada tahap pertama, sedangkan keakuan Ilahi pada
menetapkan wujud luar atau wujud terealisasikan secara kongkrit. Kemudian tidak benar ketika mereka beranggapan bahwa
Bagaimana maksudnya menjadi wujud yang konkrit, yaitu masih ada silogisme implisit yang mencakup premis minor secara
pada salah satu tahap metode filsafat, yaitu tahap keraguan bagi implisit: ”segala yang berpikir ada”. Karena itu, apa keperluan
semua yang maujud luar. Keraguan itu akan hilang dari wujud luar Descarters akan premis minor ini? Pemakaian kata “saya”
– wujud materi dan jisim – kecuali pada tahap ketiga, yaitu (1) bukanlah pemakaian secara bahasa, melainkan pemakaian secara
95 Filsafat Bahasa Arab 96
Filsafat Bahasa Arab
logika atau secara lebih cermat pemakaian metafisik. Di sini kata Kesimpulan yang kami kemukakan adalah bahwa premis:
“saya” bukanlah bentuk bahasa yang menunjukkan “saya ada” ( )أنا موجودatau ( )أنا كائنbukan hasil kesimpulan dari
penutur/pembicara, melainkan “saya berpikir”, baik pembicara premis ( )أنا أفكرmeskipun ada kata ( )اذنdalam rumusan aslinya.
(mutakallim), orang yang diajak bicara (mukhatab) ataupun orang
Di tempat lain dalam makalahnya, Descartes sendiri mengatakan
ketiga (ghaib). Apabila ini ditetapkan, maka “saya berpikir” sama
dalam “al-Manhaj”: Sesungguhnya dalam ucapanku:
dengan “engkau berpikir” dan “dia berpikir”. Dengan kata lain,
masing-masing berfikir. ( )أنا أفكر واذن فأنا موجودsama sekali tidak ada sesuatu yang
Seandainya kita menerima perdebatan bahwa ada premis menegaskan kepadaku bahwa saya mengatakan hal yang
minor, itu tidak akan menjadi masalah karena “setiap yang sebenarnya kecuali saya melihat dengan sangat jelas bahwasanya
berpikir ada” memberikan makna secara tepat seperti makna agar kita berpikir, kita harus ada. Sesungguhnya masalah itu
“saya ada”. Sebab, wujud dalam kedua kasus itu bukanlah wujud bersifat intuitif dan tidak memerlukan silogisme atau deduksi.
yang diduga, melainkan wujud mentalistik menurut pendapat para Sesungguhnya itu bersifat intuitif; di dalamnya cukup hanya
teolog Islam atau itu adalah “kainunah” menurut pendapat Heidjr perhatian pikiran atau intuisi kesadaran atau penyelidikan ruhani.
dan para ahli metafisika modern. Sesungguhnya “kainunah” – sesuai dengan logika bahasa
Jadi, jawaban terhadap sanggahan yang ketiga ini Arab – adalah wujud mentalistik; wujud mentalistik terkandung
merupakan jawaban terhadap kedua sanggahan sebelumnya. dalam setiap premis yang benar atau dusta. Oleh karena itu, dari
Sesungguhnya itu berdasar pada kesalahan dalam pemakaian kata ucapan itu bahasa Arab menemukan bahwa wujud ini terkait
“kainunah” sebagai sinonim bagi kata “wujud”. Telah kami dengan fi’il kainunah (yang pada hakikatnya bukan fi’il). Bahasa
jelaskan kekacauan pemakaian ini dan penyimpangannya dari ini melihat bahwa segala apa yang disajikan untuk pikiran, setiap
pendapat filsafat Descartes terutama menafikan filsafat bahasa pikiran “ada”. Ini menjadi intuitif hanya karena ia berpikir di
Arab. dalamnya. Inilah keistimewaan pikiran atas materi.
97 Filsafat Bahasa Arab 98
Filsafat Bahasa Arab
Sesungguhnya filsafat Descartes yang dimulai dengan
Cogito daripadanya ia menyimpulkan pembedaan yang tajam PENUTUP DAN SARAN
antara jiwa dan badan berlaku umum pada jalan yang digambarkan
oleh filsafat bahasa Arab. Jika kita ingin, bisa kita katakan bahwa Itulah karakteristik filsafat yang tersembunyi dalam tabiat
bahasa Arab itu ideal sebelum idealisme Descartes ratusan tahun bahasa Arab: idealisme metafisik, hudhur jawwani (kehadiran
yang lalu. Fislafat Descartes tidak ragu lagi sandarannya yang batin), permulaan makna, i’rab dan tarkiz (konsentrasi terhadap
kokoh dalam tuntutan bahasa Arab yang mengasumsikan wujud kecermatan ekspresi, ajakan kepada gerakan dan kecenderungan
dalam pikiran di bawah setiap perbuatan akal. Dengan inilah, kepada kekuatan dan pemeliharaan kesadaran serta pemahaman
munculnya pikiran dapat dinilai lebih berharga daripada segala sebelum mengucapkan, mendengar, dan menulis.
sesuatu selain pikiran.
Pada akhir pandangan ini, baiklah saya kemukakan bukti
yang bernilai bagi orientalis Edward Vandeik, yang telah
ditulisnya sejak 70 tahun yang lalu. Dia mengatakan:
Sesungguhnya bahasa Arab termasuk bahasa yang paling
istimewa. Keistimewaan ini meliputi dua aspek: (1) dari segi
kekayaan leksikonnya dan (2) dari segi pemahaman sastranya(6).
Saya menambahkan kepadanya bukti lain bagi orientalis modern
(Brocklemen) yang dikenal dengan kajiannya yang tercantum
dalam kitab Tarikh Adab Arabi. Dalam kajian itu, ia mengatakan:
Karena jasa al-Qur’an bahasa Arab mencapai jangkauan
keleluasaan yang hampir tidak dikenali oleh bahasa apapun di
dunia. Semua umat Islam mempercayai bahwa bahasa Arab adalah
PSIBA Press
Filsafat Bahasa Arab 104
FILSAFAT BAHASA ARAB DAFTAR ISI