Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS ASPEK KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT USAHA MIKRO DALAM

UPAYA MENGANTISIPASI TERJADINYA KREDIT BERMASALAH


(Studi Kasus PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk Cabang Malang)

Rima AyuAnggraini
Sri Mangesti Rahayu
Achmad Husaini
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: amir_oir@yahoo.com

Abstract
This study aims to determine the creditworthiness assessment aspects of micro enterprises (including legal
aspects, marketing, technical aspects, aspects of management, financial aspects and aspects of collateral)
in an effort to anticipate problems of credit at PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Branch Malang. This type
of research is descriptive research with case study approach. There are two prospective customers are
tested for feasibility, namely Light Sablon and Marsya Convection. The results of this study indicate that
aspects of feasibility of providing Micro Credit covering legal aspects, marketing, technical aspects,
aspects of management, financial aspects and aspects of the collateral has been used by PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk Branch Malang as the basis of assessment for decision granting Micro Credit to two
prospective customers that Light Sablon and Marsya Convection. From the analysis of aspects of the
feasibility of micro-credit purchase, then Light Screen printing is more feasible for a given micro credit of
the Regis Convection.
Keyword : bank, feasibility aspects, microenterprises

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penilaian aspek kelayakan pemberian kredit usaha mikro
(meliputi aspek hukum, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, aspek keuangan dan aspek
agunan) dalam upaya mengantisipasi terjadinya kredit bemasalah pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk
Cabang Malang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi
kasus. Terdapat dua calon nasabah yang diuji kelayakannya, yaitu Cahaya Sablon dan Marsya Konveksi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa aspek-aspek kelayakan pemberian Kredit Usaha Mikro yang
meliputi aspek hukum, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, aspek keuangan dan aspek agunan
sudah digunakan oleh PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk Cabang Malang sebagai dasar penilaian untuk
pengambilan keputusan pemberian Kredit Usaha Mikro terhadap dua calon nasabah yaitu Cahaya Sablon
dan Marsya Konveksi. Dari hasil analisis aspek-aspek kelayakan pembelian kredit mikro, maka Cahaya
Sablon lebih layak untuk diberikan kredit mikro dari pada Marsya Konveksi.

Kata kunci : bank, aspek kelayakan, kredit, usaha mikro


PENDAHULUAN
Perbankan di Indonesia memiliki peran Dunia perbankan di Indonesia memasuki
yang penting dalam menunjang berjalannya roda masa persaingan yang sangat kompetitif dan
perekonomian dan pembangunan nasional, dinamis, hal ini disebabkan banyaknya bank yang
mengingat salah satu fungsinya adalah sebagai alat beroperasi di Indonesia. Bank-bank yang mampu
transmisi kebijakan moneter. Bank sebagai bertahan melewati masa krisis moneter maupun
lembaga keuangan memiliki kegiatan utama yaitu bank-bank yang baru beroperasi mulai berlomba-
menghimpun dana masyarakat dalam bentuk lomba untuk memberikan layanan yang terbaik
tabungan dan lain-lain serta kemudian kepada nasabahnya melalui berbagai macam
menyalurkannya kembali kepada masyarakat produk perbankan seperti produk dana, produk
dalam bentuk kredit (Kasmir, 2012:5) pinjaman atau produk jasa lainnya. Pada pasar

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 21 No. 1 April 2015| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kredit perbankan, bank memiliki beberapa jenis kredit yang dibiayai akan laku di pasar dan
kredit yang umum ditawarkan kepada nasabah. bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan.
Bentuk persaingan bisnis di bidang Aspek keuangan adalah untuk menilai keuangan
perbankan yang mulai berkembang akhir-akhir ini perusahaan yang dilihat dari laporan keuangan.
adalah persaingan dalam penyaluran, khususnya Aspek Teknis adalah untuk menilai kelengkapan
dalam pembiayaan kredit usaha mikro. Kredit sarana dan prasarana yang dimiliki. Aspek
kepada Usaha Mikro adalah pemberian kredit Manajemen adalah untuk menilai pengalaman
kepada debitur usaha mikro yang memenuhi peminjam dalam mengelola usahanya termasuk
kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam UU sumber daya manusia yang dimiliki. (Kasmir,
No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM. Kredit bagi 2012:136).
para pengusaha dirasa cukup penting mengingat PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk Cabang
kebutuhan untuk pembiayaan modal kerja dan Malang sebagai pemberi kredit memiliki resiko
investasi maka diperlukan Kredit Usaha mikro kemacetan kredit yang tinggi, hal ini dikarenakan
guna menjalankan usaha dan meningkatkan adanya faktor ketidak sengajaan akibat musibah
akumulasi pemupukan modal kerja mereka. yang dialami oleh debitur sehingga kredit yang
Semakin meningkatnya penyaluran kredit, diberikan tidak meningkatkan pendapatan debitur,
biasanya disertai pula dengan meningkatnya kredit selain itu adanya itikad yang kurang baik dari
yang bermasalah atau kredit macet atas kredit yang debitur dengan tidak memenuhi kewajiban
diberikan. Bahaya yang timbul dari kredit macet sebagaimana mestinya (Kasmir, 2012:148).
adalah tidak terbayarnya kembali kredit tersebut, Terhambatnya usaha pengembalian kredit akan
baik sebagian maupun seluruhnya. mengakibatkan pada kelangsungan hidup
Kredit bermasalah atau macet memberikan perbankan yang bersangkutan dan adanya
dampak yang kurang baik bagi negara, kemacetan kredit mengakibatkan aktifitas bank
masyarakat, dan perbankan Indonesia. Likuiditas, menjadi terganggu.
keuangan, solvabilitas dan profitabilitas bank Kredit Usaha Mikro yang disalurkanoleh
sangat dipengaruhi oleh keberhasilan bank dalam PT. Bank Mandiri (Persero), TbkCabang Malang
mengelola kredit yang disalurkan (Kasmir, pada tahun 2013, 2012 dan 2011 telah
2012:71), banyak kejadian yang terjadi dikelompokkan berdasarkan kolektibilitas kredit
membuktikan bahwa kredit yang bermasalah atau yaitu kredit Lancar (L), Dalam Perhatian Khusus
kredit macet diakibatkan oleh pemberian (DPK), Kurang Lancar (KL), Diragukan (D), dan
persetujuan kredit yang tidak begitu ketat Macet (M).
(Widjanarto, 2003:48). Tabel 1.PerkembangantingkatkolektibilitasKredit
Pemberian kredit kepada konsumen atau Usaha Mikro PT. Bank Mandiri (Persero),
calon nasabah atau debitur adalah dengan TbkCabang Malang
melewati proses pengajuan kredit dan proses
analisis pemberian kredit terhadap kredit yang Keterangan 2011 2012 2013
diajukan, setelah menyelesaikan prosedur Lancar 258.853.343.000 426.880.824.000 424.620.696.000
administrasi barulah pihak bank melakukan Dalam
analisis kredit. Analisis yang digunakan dalam Perhatian 13.838.997.000 14.453.514.000 15.950.040.000
Khusus
perbankan adalah Analisis 5 C yaitu Character, Kurang 2.112.468.000 1.481.907.000 2.044.989.000
Capacity, Capital, Condition, dan Collateral, serta Lancar
analisis 7 P yaitu Personality, Party, Purpose, Diragukan 1.295.151.000 1.383.279.000 2.393.262.000
Prospect, Payment, Profitability, dan Protection, Macet 4.324.137.000 7.888.338.000 8.386.458.000
dalam praktiknya di samping menggunakan 5C Jumlah 275.424.096.000 452.087.862.000 453.395.445.000
dan 7P, maka penilaian suatu kredit layak atau NPL 1,57% 1,75% 1,85%
tidak untuk diberikan dapat dilakukan dengan
menilai seluruh aspek yang ada, yaitu Aspek Sumber : Data diolah
hukum, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek Pada Tabel 1 tingkat NPL Kredit Usaha
manajemen, aspek sosial ekonomi dan aspek Mikro PT. Bank Mandiri (Persero), TbkCabang
amdal (Kasmir, 2012:136). Aspek hukum adalah Malang sudah berada dibawah batas Non
untuk menilai keaslian dan keabsahan dokumen- Performing Loan (NPL) yang sudah ditetapkan
dokumen yang diajukan oleh pemohon kredit. oleh Bank Indonesia yaitu5%. Tingkat Non
Aspek pemasaran adalah untuk menilai apakah Performing Loan (NPL) PT. Bank Mandiri

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 21 No. 1 April 2015| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
(Persero), Tbk Cabang Malang pada periode 2011- berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
2013 terus mengalami kenaikan sebesar dari meminjam antara bank dengan pihak lain yang
1,57% pada tahun 2011 menjadi 1,75% pada tahun mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya
2012 dengan kenaikan sebesar 0,18%, kemudian setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
dari 1,75% pada tahun 2012 menjadi 1,85% pada bunga (Kasmir, 2012:113).
tahun 2013 dengan kenaikan 0,10%.
Kredit Usaha Mikro
Dengan melihat presentase NPL pada PT. Kredit kepada Usaha Mikro adalah pemberian
Bank Mandiri (Persero), TbkCabang Malang yang kredit kepada debitur usaha mikro yang memenuhi
cenderung meningkat, maka penelitian ini di kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam UU
harapkan dapat menjawab rumusan masalah No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM.
bagaimanakah penilaian beberapa aspek Berdasarkan UU tersebut, Usaha Mikro adalah
kelayakan pemberian Kredit Usaha Mikro pada usaha produktif milik perorangan dan/atau badan
PT. Bank Mandiri (Persero), TbkCabang Malang usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
dan dengan pertimbangan tersebut peneliti Mikro, yaitu:
mengambil penelitian dengan judul penelitian a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak
”Analisis Aspek Kelayakan Pemberian Kredit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak
Usaha Mikro Dalam Upaya Mengantisipasi termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
Terjadinya Kredit Bermasalah (Studi Kasus atau
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Cabang b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling
Malang)”. banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Perbankan Analisis Kelayakan Kredit
PengertianBank Disamping menggunakan 6C dan 7P, dalam
penilaian suatu kredit guna menilai layak atau
Bank dikenal sebagai lembaga keuangan tidak untuk diberikan kredit dapat dilakukan juga
yang kegiatannya tidak hanya menghimpun dana dengan menggunakan beberapa aspek, yaitu
dan menyalurkan kembali kepada masyarakat Aspek-aspek yang perlu dinilai dalam pemberian
melainkan memberikan berbagai fasilitas suatu fasilitas kredit menurut (Sinungan, 1995:97)
perbankan (Kasmir, 2012:3), selain itu bank adalah:
bertujuan untuk memberikan kepuasan kebutuhan 1. Aspek Umum :
kredit dalam berbagai cara (Simorangkir, a. Bentuk, nama dan alamat perusahaan,
2005:10). Jadi, pada dasarnya bank diartikan disebutkan dengan jelas dan disesuaikan
sebagai suatu lembaga keuangan yang kegiatannya
dengan akte perusahaan.
menghimpun dan menyalurkan dana kepada b. Susunan managemen, harus diutarakan
masyarakat. dengan jelas dan sesuai dengan akte
Fungsi Bank perusahaan.
Fungsi bank juga dapat diartikan sebagai berikut c. Line of business (bidang usaha), diterangkan
(Reksoprayitno, 1992:5): dengan jelas oleh calon nasabah sesuai
a. Memasok dana pinjaman bagi para peminjam dengan akte perusahaan.
yang bonafid d. Hubungan rekening, hal ini diteliti untuk
b. Mengurangi resiko bagi para pemilik dana yang mengetahui kelancaran hubungan dengan
menginginkan kelebihan dan yang dimilikinya bank sehingga pihak bank dapat menilai
dapat ikut diputarkan dalam kegiatan usaha. kelancaran usaha dari calon nasabah.
c. Meningkatkan likuiditas perekonomian tanpa e. Social standing, dalam hal ini bank perlu
mengurangi jaminan likuiditas para pemilik mengumpulkan data tentang calon nasabah
surat tagihan. untuk mengetahui apakah calon nasabah
tersebut dapat dipercaya dikalangan
Teori Kredit masyarakat atau tidak.
Pengertian Kredit f. Keterangan tentang buruh / tenaga kerja,
UU Perbankan No. 10 tahun 1998 perlu disebutkan jumlah pegawai yang
menjelaskan bahwa kredit adalah penyediaan uang bekerja dan diperinci pegawai tetap,
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 21 No. 1 April 2015| 3
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
pegawai honorer serta tenaga/buruh skill 5. Aspek Jaminan
perusahaan. a. Jaminan orang (avalist/borgtocht), yaitu atas
2. Aspek Teknis pemberian kredit kepada seseorang dijamin
Aspek ini umumnya digunakan/diperlukan bagi oleh seorang lain yang berarti bila terdapat
kredit untuk usaha produksi/industri, hal-hal kemacetan atas kredit tersebut maka
yang perlu diketahui dalam aspek teknis ini seseorang lain itulah yang menanggung
adalah: risikonya.
a. Keterangan tentang kapasitas b. Jaminan berupa surat-surat berharga, seperti
mesin/peralatan perusahaan, mengenai surat deposito, wesel, sertifikat bank,
mesin /peralatan disebutkan jumlah, obligasi-obligasi pemerintah yang akan
jenisnya, tahun pembuatan dan negara jatuh tempo.
pembuatnya. c. Jaminan barang-barang, yaitu berupa barang
b. Perkembangan usaha dan tingkat kapasitas bergerak dan tidak bergerak. Barang tidak
riil, hal ini perlu diketahui dalam beberapa bergerak seperti tanah dan sebagainya,
bulan terakhir dan bila memungkinkan sedangkan barang-barang bergerak seperti
dalam 1 atau 2 tahun terakhir serta dibuat kendaraan, barang dagangan dan
perkembangannya secara bulanan. sebagainya.
c. Lokasi dan site perusahaan, dalam Analisis kredit dirangkum secara singkat oleh
pertimbangan kredit, penelahaan tentang Kasmir sebagai berikut (Kasmir, 2012:140):
lokasi dan site harus dilakukan secara 1. Aspek Hukum : tujuannya adalah untuk
seksama untuk menentukan kelancaran menilai keaslian dan keabsahan dokumen-
proses produksi, penyalurannya kepada dokumen yang diajukan oleh pemohon kredit.
konsumen, yang secara keseluruhan kita Penilaian aspek ini juga dimaksudkan agar
gunakan untuk menyesuaikan dengan data jangan sampai dokumen yang diajukan palsu
mengenai kapasitas usaha. atau dalam kondisi sengketa, sehingga
d. Supply bahan baku, hal ini sangat penting menimbulkan masalah.
diperhatikan untuk mengetahui apakah 2. Aspek Pasar dan Pemasaran : merupakan
kontinuitas produksi dapat terjamin atau aspek untuk menilai apakah kredit yang
tidak. dibiayai akan laku di pasar dan bagaimana
e. Rencana usaha, sangat penting diperhatikan strategi pemasaran yang dilakukan. Dalam
karena setiap peningkatan usaha haruslah aspek ini yang akan dinilai adalah prospek
dilakukan secara wajar, bertahap dan tidak usaha sekarang dan di masa yang akan datang.
dapat dilakukan dengan suatu lompatan yang 3. Aspek Keuangan : untuk menilai keuangan
terlampau jauh. perusahaan yang dilihat dari Laporan
3. Aspek Ekonomis/Komersial Keuangan yaitu Neraca dan Laporan Rugi
a. Pemasaran dan keadaan harga, yang penting Laba tiga tahun terakhir. Analisa keuangan
harus diteliti adalah daerah pemasaran meliputi analisa dengan menggunakan rasio-
barang hasil perusahaan dan dianalisa rasio keuangan antara lain rasio likuiditas, dan
apakah areal pemasaran tersebut memang rasio solvabilitas.
baik. 4. Aspek Teknis/Operasi : dalam aspek ini yang
b. Persaingan, merupakan salah satu aspek dinilai adalah masalah lokasi usaha, kemudian
yang perlu diteliti karena pihak bank kelengkapan sarana dan prasarana yang
menjadi tahu bagaimana kemampuan calon dimiliki, termasuk lay out gedung dan
nasabah dalam mengatasi persaingan ruangan.
perusahaan-perusahaan sejenis dan 5. Aspek Manajemen : untuk menilai
bagaimana kedudukannya dalam persaingan pengalaman peminjam dalam mengelola
tersebut. usahanya, termasuk sumber daya manusia
4. Aspek Finansial yang dimilikinya.
a. Neraca dan rekening rugi laba. 6. Aspek Sosial Ekonomi : untuk menilai
b. Analisa biaya dan pendapatan. dampak usaha yang diberikan terutama bagi
c. Kalkulasi kebutuhan kredit. masyarakat luas baik ekonomi maupun sosial.
7. Aspek Amdal : aspek ini sangat penting dalam
rangka apakah usaha yang dibuatnya sudah

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 21 No. 1 April 2015| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
memenuhi kriteria analisis dampak 3. Penilaian Aspek Teknis.
lingkungan terhadap darat, air dan udara Menganalisis tentang kepemilikan tempat
sekitarnya. tinggal atau tempat usaha dan lamaya usaha
tersebut didirikan.
METODE PENELITIAN 4. Penilaian Aspek Pemasaran.
Metode deskriptif adalah suatu metode Menganalisis kepemilikan pelanggan tetap dan
dalam meneliti status sekelompok manusia, objek, potensi untuk perluasan wilayah pemasaran.
suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun 5. Penilaian Aspek Keuangan.
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir Menganalisis keuangan perusahaan yang
2009:54). Penelitian ini bermaksud untuk dilihat dari Laporan Keuangan milik perusahaan
mempelajari secara khusus suatu obyek pada PT. 6. Penilaian Aspek Agunan
Bank Mandiri (Persero), Tbk Cabang Malang Menganalisis nilai agunan yang dijaminkan.
terutama pada pemberian kredit usaha mikro yang Apakah nilai agunan mampu untuk menutup
kaitannya dalam usaha mengatisipasi tunggakan jumlah pokok pinjaman ditambah dengan bunga.
kredit. Jenis pendekatan yang digunakan adalah
metode studi kasus, dimana studi kasus adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian dengan karakteristik masalah yang Penyajian Data
berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat Terdapat dua calon nasabah yang akan diuji
ini dari subyek yang diteliti serta interaksinya kelayakannya yaitu Cahaya Sablon dan Marsya
dengan lingkungan (Sangadji dan Sopiah, Konveksi.
2010:21).
I. Data Calon Nasabah “Cahaya Sablon” untuk
Fokus Penelitian pengajuan kredit kepada PT. Bank Mandiri
Adapun fokus penelitian ini aspek-aspek (Persero), Tbk Cabang Malang.
yang mendasari keputusan pemberian kredit usaha a. Nama : Bramantyo
mikro pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk b. Nama perusahaan : Cahaya Sablon & Konveksi
Cabang Malang Aspek-aspek penilaian tersebut c. Bidang Usaha : Jasa Sablon & Konveksi
meliputi: d. Jenis Produk/Jasa : Sablon Kaos dan Pakaian
a. Aspek hukum. e. Alamat :Jl Bunga Kamboja Kecamatan
Lowokwaru, Malang
b. Aspek manajemen.
f. Bentuk Badan Hukum : Perseoranga
c. Aspek teknis. g. Mulai Berdiri : 10 Mei 2002
d. Aspek pemasaran. h. KTP : 320817351673XXXX
e. Aspek keuangan. i. KK : 329107538290XXXX
f. Aspek Agunan. j. Surat Nikah : 2X/33/V/19XX
k. Surat Keterangan Usaha :
Analisis Data
365/06/546.763.203/20XX
Sesuai dengan permasalahan yang ada, l. Riwayat Pinjaman :
tahapan-tahapan analisis data dalam penelitian ini Tabel 2. Riwayat Pinjaman “Cahaya Sablon”
menganalisis penilaian beberapa aspek yang JenisPinjaman TanggalPinjam Jumlah Kolektibilitas
mendasari keputusan pemberian kredit usaha Kredit Usaha 20 April 2011 30.000.000 Lancar
mikro pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk Rakyat (Bank
Cabang Malang. Aspek-aspek tersebut meliputi: BRI)
1. Penilaian Aspek Hukum.
Sumber : Data Diolah
Menganalisis berkas kelengkapan persyaratan
m. Perhitungan Agunan
pengajuan kredit dan kebenaran usaha yang 1. Jenis Agunan : Tanah dan Bangunan
dijalankan oleh nasabah. Persyaratan yang harus 2. Bukti Kepemilikan : SHM
dipenuhi antara lain: Kartu Tanda Penduduk 3. Nilai Likuidasi : Rp 361.632.075
(KTP), Kartu Keluarga (KK), dan Surat n. Kredit yang diajukan Nasabah: Rp 30.000.000
Keterangan Usaha dari Kelurahan. o. Suku bunga : 22 % per tahun
2. Penilaian Aspek Manajemen. p. Jangka waktu : 36 bulan
Menganalisis pengelolaan dan kepengurusan q. DSR nasabah (35%) : Rp 1.911.980
usaha yang dijalankan oleh nasabah, hal ini terkait r. Angsuran per bulan : Rp 1.383.333
dengan riwayat hubungan dengan bank dan s. Laporan Laba/Rugi “Cahaya Sablon” periode
perilaku keluarga pribadi. tahun 2011-2013

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 21 No. 1 April 2015| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Tabel 3. Laporan Laba/Rugi “Cahaya Sablon” l. Rencana Kebutuhan Investasi:
periode tahun 2011-2013
Tabel 5.Rencana Kebutuhan Investasi
“Marsha Konveksi”
Kebutuhan Jumlah Harga Satuan Total
Investasi
Mesin Obras 1 15.000.000 15.000.000
Mesin Jahit 1 10.000.000 10.000.000
Total 25.000.000
Sumber: Data diolah
m. Perhitungan Agunan
1) Jenis Agunan : Mobil
2) Bukti Kepemilikan : Milik Sendiri
3) Nilai Likuidasi : Rp 43.500.000
n. Riwayat Pinjaman.
Tabel 6. Riwayat Pinjaman “Marsha
Sumber : Data Diolah Konveksi”
Jenis Tangga Jumlah Besar Kolektibilita
t. Neraca “Cahaya Sablon” periode tahun 2011- Pinjama l Angsura s
n Pinjam n per
2013 bulan
Tabel 4. Neraca “Cahaya Sablon” periode tahun KPR 20 200.000.00 1.136.00 Dalam
2011-2013 (Bank April 0 0 proses
BTN) 2013 mengangsur
(angsuran
ke-8
menunggak)
SSumber: Data diolah
o. Laporan Laba/Rugi “Marsya Konveksi”
periode tahun 2011-2013
Tabel7.Laporan Laba/Rugi “Marsya
Konveksi” periode tahun 2011-2013
2011 2012 2013
A. Penjualan
Total Penjualan 108.000.000 57.600.000 100.800.000
B. Biaya
Variabel
1. Bahan Baku 45.000.000 30.000.000 50.400.000
2. Bahan 2.400.000 2.400.000 2.520.000
Pembantu
3. Tenaga Kerja 14.400.000 14.400.000 14.400.000
Sumber : Data Diolah Langsung
Total Biaya 61.800.000 46.800.000 67.320.000
II. Data Calon Nasabah “Marsha Konveksi” Variabel
untuk pengajuan kredit kepada PT. Bank 1. Biaya
Mandiri (Persero), Tbk Cabang Malang Operasional
Total Biaya 16.800.000 17.000.000 17.250.000
a. Nama : Monica Jayanti Operasional
b. Nama perusahaan : Marsha Konveksi Total Biaya 78.600.000 63.800.000 84.570.000
c. Bidang Usaha : Konveksi Laba Kotor 29.400.000 -6.200.000 16.230.000
d. Jenis Produk/Jasa : Pakaian Jadi Pajak (15%) 4.410.000 2.434.500
Laba Bersih 24.990.000 13.795.500
e. Alamat : Jl Ikan Tombro, Malang
Sumber: Data diolah
f. Bentuk Badan Hukum: Perseorangan
p. Kredit yang diajukan Nasabah: Rp 30.000.000
g. Mulai Berdiri : 20 Agustus 2011
q. Suku bunga : 22 % per tahun
h. KTP : 319820381534XXXX
r. Jangka waktu : 36 bulan
i. KK : 320386281937XXXX
s. DSR nasabah (35%) : Rp 402.368,75
j. Surat Nikah : 2X/12/V/11XX
t. Angsuran per bulan : Rp 1.383.333
k. Surat Keterangan Usaha:
u. Neraca “Marsha Konveksi” periode tahun
315/02/523.243.123/20XX
2011-2013
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 21 No. 1 April 2015| 6
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Tabel 8.Neraca “Marsha Konveksi” periode aspek manajemen, aspek teknik, aspek
tahun 2011-2013 pemasaran, aspek keuangan dan aspek agunan.
2011 2012 2013 2.Aspek Manajemen
A. Aktiva
PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk Cabang
1. Aktiva Lancar
a. Kas 108.000.000 57.600.000 100.800.000 Malang menilai aspek manajemen dari riwayat
b. Persediaan 5.200.000 2.500.000 6.200.000 hubungan calon nasabah dengan bank, dan
Total Aktiva Lancar 113.200.000 60.100.000 107.000.000 perilaku kehidupan calon nasabah untuk
2. Aktiva Tetap
a. Bangunan 50.000.000 50.000.000 50.000.000
meningkatkan kepercayaan bank kepada calon
b. Mesin 9.300.000 9.300.000 9.300.000 nasabah dalam penyaluran kredit.
c. Kendaraan 15.000.000 15.000.000 15.000.000 Cahaya Sablon adalah perusahaan yang
d. Akumulasi 5.700.000 6.300.000 6.800.000 sudah berdiri selama 12 tahun, selama usaha
Penyusutan
Total Aktiva Tetap 68.600.000 68.000.000 67.500.000 tersebut berdiri Cahaya Sablon telah melakukan
Total Aktiva 181.800.000 128.100.000 174.500.000 peminjaman kredit kepada bank BRI dengan
A. Passiva kolektibilitas lancar. Kolektibilitas yang lancar
1. Hutang
a. Hutang KPR 5.680.000 13.632.000 13.632.000
memberikan nilai tambah dalam penilaian PT.
Total Hutang 5.680.000 13.632.000 13.632.000 Bank Mandiri (Persero), Tbk Cabang Malang
2. Modal terhadap aspek manajemen yang dimiliki oleh
a. Modal Sendiri 2.500.000 3.000.000 3.500.000 Cahaya Sablon.
b. Laba Ditahan 173.620.000 111.468.000 157.368.000
Total Modal 176.120.000 114.468.000 160.868.000
3.Aspek Teknis
Total Passiva 181.800.000 128.100.000 174.500.000 PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk Cabang
Sumber: Data diolah. Malang menilai aspek teknis berdasarkan
kepemilikan tempat tinggal dan lama usaha
Analisis Data dan Interpretasi
yang didirikan oleh calon nasabah. Data dari
1. Aspek Hukum
calon nasabah Cahaya Sablon menunjukkan
Pemberian kredit usaha mikro PT. Bank
bahwa Cahaya Sablon merupakan bentuk usaha
Mandiri (Persero), Tbk Cabang Malang
yang lokasinya dwifungsional, dalam hal ini
menggunakan aspek hukum sebagai penilaian
rumah dan tempat usah menjadi satu. Cahaya
dari kelengkapan instrumen kebijakan dalam
Sablon didirikan pada 10 Mei 2002, berarti
pemberian kredit, adapula kelengkapan data
sudah 12 tahun lamanya Cahaya Sablon telah
menyangkut Kartu Tanda Penduduk (KTP),
beroperasi. PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk
Kartu Keluarga (KK), Surat Nikah dan Surat
Cabang Malang menilai bahwa Cahaya Sablon
Keterangan Nikah, selanjutnya PT. Bank
dapat menjaga stabilitas usahanya dengan baik.
Mandiri (Persero), Tbk Cabang Malang
Kepemilikan tempattinggal Cahaya Sablon
melanjutkan ke tahap BI checking yang akan
dinilai baik oleh PT. Bank Mandiri (Persero),
menghasilkan informasi kolektibilitas seorang
TbkCabang Malang karena Cahaya Sablon
nasabah dan informasi tanggung jawab kredit di
sudah memiliki rumah sendiri dan tempat
lembaga keuangan lainnya. Pada tahap ini akan
didirikannya usaha Cahaya Sablon menjadi satu
membuktikan keaslian dari data, sehingga
dengan rumah pemilik Cahaya Sablon.
tindak kecurangan akan diminimalisir sedini
4. Aspek Pemasaran
mungkin demi melanjutkan ke tahap
PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk Cabang
selanjutnya.
Malangmenilai aspek pemasaran berdasarkan
Dalam aspek hukum kerap kali MKS
kepemilikan pelanggan tetap dan potensi
melakukan tindak kelalaian, seperti menyetujui
perluasan wilayah pemasaran. Cahaya Sablon
permohonan kredit calon nasabah dimana calon
memiliki beberapa pelanggan tetap salah
nasabah tersebut memiliki kolektibilitas yang
satunya adalah partai politik yang ada di
buruk demi mencapai target dan terkadang
malang, serta beberapa sekolah dalam
kelengkapan data penunjang dalam aspek
pembuatan kaos olah raga.
hukum seperti surat cerai pada saat pasangan
5. Aspek Keuangan
suami istri sudah tidak dalam hubungan
PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk Cabang
pernikahan, surat kematian suami atau istri, dan
Malangmenilai aspek keuangan berdasarkan
surat keterangan belum nikah dari pejabat
besar omset dan laporan laba rugi dari calon
setempat tidak dicantumkan, oleh sebab itu
nasabah. Laporan laba rugi yang dimiliki oleh
diperlukan aspek-aspek penunjang seperti
Cahaya Sablon menunjukkan bahwa Debt

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 21 No. 1 April 2015| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Service Ratio (DSR) lebih besar dari angsuran Tabel 12. Estimasi Arus Kas Marsha
yang harus dibayar Cahaya Sablon. DSR adalah Konveksi
besarnya kemampuan nasabah dalam Komponen 2014 2015 2016
Kas Masuk:
memenuhi kewajibannya dalam perjanjian Penjualan 100.800.00 100.800.00 100.800.00
kredit. PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk Cabang 0 0 0
Malangmenentukan besar DSR yang harus Kredit Usaha 0 0
dimiliki calon nasabah adalah sebesar 35% dari Mikro 30.000.000

laba bersih Jumlah Kas 130.800.00 100.800.00 100.800.00


Tabel 9. Perhitungan Rasio Cahaya Sablon Masuk 0 0 0

Kas Keluar:
Total Biaya
Variabel 72.320.000 77.320.000 82.320.000
Total Biaya
Operasional 17.250.000 17.250.000 17.250.000
Pajak 184.500
1.684.500 934.500

Jumlah Kas
Keluar 91.254.500 95.504.500 99.754.500
Sumber : Data Diolah Kewajiban
Kredit:
Tabel 10. Perhitungan Rasio Marsha Biaya Bunga 6.600.000
Konveksi 6.600.000 6.600.000
No Rasio 2011 2012 2013
Rasio Likuiditas AngsuranPoko 9.999.996
1 Current Ratio 1992,95% 440,87% 784% k 9.999.996 9.999.996
2 Quick Ratio 1901,41% 442,53% 739%
Jumlah 16.599.996
3 Debt to Aset Ratio 3,12% 10,64% 7,81% Kewajiban 16.599.996 16.599.996
4 Cash Ratio 19,01 kali 4,23 kali 7,39
kali Surplus (11.304.496 (15.554.496
Rasio Profitabilitas (defisit) 22.945.504 ) )
1 NPM 23,14% - 13,69% Saldo awal kas 11.641.008
2 ROI 13,75% - 7,91% 22.945.504
3 ROE 14,19% - 8,58% Saldo akhir kas
22.945.504 11.641.008 (3.931.488)
Sumber: Data diolah
Sumber: Data diolah
Tabel 11. Estimasi Arus Kas Cahaya Sablon Cahaya Sablon memiliki Quick ratioyang
Cahaya Sablon terus meningkat yaitu sebesar 18,07% pada
tahun 2012 dan 257,53% pada tahun 2013, hal
ini dapat disimpulkan bahwa Cahaya Sablon
mampu membayar kewajiban yang harus
segera dipenuhi, apabila Cahaya Sablon
bangkrut atau tidak beroprasional, maka
Cahaya Sablon masih dapa membayar hutang
jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang
dimiliki setelah dikurangi dengan persediaan.
Sumber : Data Diolah Debt to Aset Ratio yang dimiliki Cahaya
Perhitungan current rasio menggunakan Sablon terus menurun yaitu 0,07% pada tahun
instrumen aktiva lancar dan hutang lancar. 2012 dan 0,62% pada tahun 2013, melalui hal
Cahaya Sablon memiliki current ratio yang ini dapat dilihat bahwa Cahaya Sablon
terus meningkat yaitu 27,11% pada tahun 2012 mengalami penurunan pendanaan yang berasal
dan 243,98% pada tahun 2013, hal ini dapat dari hutang, dan dinyatakan bahwa debitur
disimpulkan bahwa kenaikan current ratio banyak dibiayai oleh modal sendiri disbanding
menunjukkan perusahaan memiliki kinerja kan hutang. Cahaya sablon pada tahun 2011
yang baik karena perusahaan masih mampu memiliki NPM sebesar 28,88% yang berarti
untuk membayar kewajiban lancarnya dengan bahwa setiap penjualan menghasilkan
aktiva lancar yang dimiliki. keuntungan bersih sebesarRp 0,2888 pada

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 21 No. 1 April 2015| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
tahun 2012 NPM menurun menjadi 25,45% dokumen pengajuan permohonan yang asli dan
yang berarti bahwa setiap penjualan sah, sehingga dapat memenuhi syarat dan
menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,2545 ketentuan dokumen kepada PT.Bank Mandiri
berdasarkan gambaran tersebut diketahui (Persero).
bahwa keuntungan bersih Cahaya sablon 2. Aspek Manajemen
mengalami naik turun tiap tahunnya, hal ini PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk Cabang
dipengaruhi oleh ketidakstabilan perusahaan Malangmenilai aspek manajemen dari riwayat
dalam menjaga kinerja manajemen perusahaan. hubungan calon nasabah dengan bank,
ROI pada cahaya sablon mengalami manajemen sumber daya manusia dan perilaku
penurunan, yaitu pada tahun 2011 sebesar kehidupan calon nasabah untuk meningkatkan
17,65%, tahun 2012 sebesar 15,18% kemudian kepercayaan bank kepada calon nasabah dalam
pada tahun 2013 mengalami peningkatan penyaluran kredit.Cahaya Sablon memiliki
dengan ROI sebesar 18,06%. Kinerja sejarah yang baik dalam mengangsur kewajiban
perusahaan dari tahun 2012 sampai dengan kredit pada bank artinya Cahaya Sablon tidak
tahun 2013 menunjukkan bahwa perusahaan pernah menunggak dalam proses mengangsur
semakin efisien dalam menghasilkan laba kewajiban kredit yang dimiliki. Marsha
bersih dari total aktiva perusahaan. ROE pada Konveksi memiliki sejarah peminjaman yang
cahaya sablon mengalami penurunan, yaitu kurang baik karena pernah mengalami
pada tahun 2011 sebesar 18,57%, tahun 2012 tunggakan dalam proses mengangsur kredit
sebesar 16,09% kemudian pada tahun 2013 perumahan.
mengalami peningkatan dengan ROE sebesar 3. Aspek Teknis
18,86 %. ROE yang mengalam peningkatan Aspek teknik meliputi kepemilikan tempat
disebabkan oleh manajemen perusahaan usaha, lokasi usaha, kemudian kelengkapan
mampu meningkatkan laba bersih yang sarana dan prasarana yang dimiliki, termasuk
diperoleh atas modal yang diinvestasikan. lay out gedung dan ruangan, dikarenakan
6. AspekAgunan sarana dan prasarana merupakan penunjang
PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk Cabang dalam suatu usaha.Kepemilikan tempat tinggal
Malang menilai aspek agunan berdasarkan jenis Cahaya Sablon dinilai baik oleh PT. Bank
agunan yang dijaminkan dan nilai agunan. Mandiri (Persero), Tbk Cabang Malang karena
Jaminan yang dijaminkan oleh Cahaya Sablon Cahaya Sablon sudah memiliki rumah sendiri
dinilai mampu untuk menutup seluruh jumlah dan tempat didirikannya usaha Cahaya Sablon
pokok pinjaman beserta bunga nya, karena menjadi satu dengan rumah pemilik Cahaya
agunan yang dijaminkan oleh calon nasabah Sablon, sedangkan kepemilikan tempat tinggal
dapat dilikuidasikan apabila calon nasabah Marsha Konveksi masih dalam tahap pelunasan
mengalami penunggakan atau keterlambatan melalui program Kredit Pemilikan Rumah
dalam membayar angsuran ke pada pihak bank, (KPR) pada bank BTN.
sehingga bank tidak dirugikan. 4. Apek Pemasaran
Aspek pemasaran menilai sifat dan jenis
KESIMPULAN DAN SARAN pasar dari usaha yang dimiliki calon nasabah, di
Kesimpulan mana barang dan jasa di pasarkan, apakah
1. Aspek Hukum barang dan jasa tersebut dipasarkan di pasar
Pemberian kredit usaha mikro PT. Bank persaingan sempurna, pasar monopoli maupun
Mandiri (Persero), Tbk Cabang Malang di pasar oligopoli sehingga pihak bank
menggunakan aspek hukum sebagai penilaian mengetahui posisi dan kondisi perputaran
dari kelengkapan instrumen kebijakan dalam barang dan jasa tersebut. Cahaya Sablon
pemberian kredit, meliputi Kartu Tanda memiliki beberapa pelanggan tetap salah
Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), Surat satunya adalah partai politik yang ada di
Nikah dan Surat Keterangan Nikah sebagai Malang, serta beberapa sekolah dalam
bahan untuk melangkah ke tahap BI checking pembuatan kaos olah raga, sedangkan Marsha
sehingga diperoleh informasi kolektibilitas Konveksi juga memiliki pelanggan tetap yaitu
seorang nasabah dan informasi tanggung jawab sebuah toko yang menjual seragam anak
kredit di lembaga keuangan lainnya. Cahaya sekolah.Dalam hal jangkauan pasar Marsha
Sablon dan Marsha Konveksi memiliki

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 21 No. 1 April 2015| 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Konveksi dianggap kurang berkompeten b. Untuk menghindari kredit bermasalah,
dikarenakan area pemasaran sulit terjangkau. maka Cahaya Sablon lebih layak untuk
5. Aspek Keuangan diberikan kredit usaha mikro dari pada
Laba bersih yang dimiliki calon nasabah Marsha Konveksi.
sangat mempengaruhi kemampuan calon 2. Bagi peneliti selanjutnya, perlu adanya
nasabah dalam membayar kewajibannya atau penelitian yang mendalam mengenai analisis
Debt Service Ratio (DSR). Laba bersih yang aspek kelayakan pemberian kredit usaha mikro
menurun akan mengakibatkan menurunnya dalam upaya mengantisipasi terjadinya kredit
kemampuan calon nasabah dalam membayar bermasalah yang akan datang dengan
kewajibannya, hal ini dapat berdampak pula memperhatikan regulasi dan instrumen
terhadap kelancaran proses kredit yang sedang kebijakan pemerintah dan menambahkan
dijalaninya dan berpengaruh pula terhadap variabel estimasi yang berbeda, dengan
kenaikan Non Performing Loan (NPL) bank, periode penelitian yang lebih panjang
dalam menganalisis aspek keuangan Marsha
Konveksi mengalami kondisi yang naik turun, DAFTAR PUSTAKA
berbeda dengan Cahaya Sablon yang memiliki Kasmir. 2012. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta:
kondisi keuangan yang cenderung stabil PT. Raja Grafindo
dibanding Marsha Konveksi.
6. Aspek Agunan Nazir, Moh. 2009. MetodePenelitian. Jakarta:
Aspek agunan menilai penjamin atau Ghalia Indonesia.
pemberi jaminan baik itu perseorangan atau
lembaga atas nilai hasil guna suatu agunan Reksoprayitno, Sudiyono. 1992. Prinsip-prinsip
berwujud maupun tidak berwujud yang Dasar Manajemen Bank Umum
dinyatakan dalam satuan mata uang. Proses Penerapannya di Indonesia. Yogyakarta:
aspek agunan dilakukan dengan cara menguuji BPFE
verifikasi kepimilikan agunan yang memiliki
nilai yuridis dalam arti dapat diikat secara Sangadji, Sopiah. 2010. Metode Penelitian.
sempurna berdasarkan ketentuan dan Yogyakarta: Andi Offset.
perundang-undangan yang berlaku sehingga Simorangkir, O.P. 2005. Pengantar Lembaga
bank memiliki hak yang didahulukan (preferen) Keuangan Bank dan Non Bank. Jakarta:
terhadap hasil likuidasi barang Ghalia Indonesia.
tersebut.Jaminan yang dijaminkan oleh Cahaya
Sablon dan Marsha Konveksi dinilai sama- Sinungan, Muchdarsyah. 1995. Dasar-Dasar Dan
sama mampu untuk menutup seluruh jumlah Teknik Management Kredit. Jakarta: Bumi
pokok pinjaman beserta bunga nya. Aksara.
Berdasarkan penilaian 6 (enam) aspek Widjanarto. 2003. Hukum dan Ketentuan
kelayakan pemberian kredit usaha mikro Perbankan Di Indonesia. Jakarta: Pustaka
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Utama Grafiti
Cahaya Sablon lebih layak untuk diberikan
kredit usaha mikro dari pada Marsha “UU Perbankan No. 10 tahun 1998”, diakses pada
Konveksi. tanggal 7 februari 2014 dari
http://www.komisiinformasi.go.id
Saran
Berdasakan kesimpulan di atas, maka saran “UU No. 20 Tahun 2008”, diakses pada tanggal 11
yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: April 2014 dari
1. Bagi PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk Cabang http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Meta
Malang data/Sekda
a. Hendaknya selalu melakukan analisis
aspek kelayakan pemberian kredit usaha
mikro meliputi aspek hukum, aspek
pemasaran, aspek teknis, aspek
manajemen, aspek keuangan dan aspek
agunandalam upaya mengantisipasi
terjadinya kredit bemasalah.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 21 No. 1 April 2015| 10
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai