Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL PENELITIAN

A. IDENTITAS MAHASISWA

1. Nama Mahasiswa : Muayyadah

2. Nomor Induk Mahasiswa : 1666040011

3. Jurusan/Program Studi : Pendidikan Administrasi Perkantoran

4. Fakultas : Ilmu Sosial

5. Alamat : Jln. Munumen Emmy Saelan lorong 2

B. JUDUL PENELITIAN

“Pengaruh Sarana dan Prasarana Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Pesantren

Pembangunan Muhammadiyah Tata Toraja ”

C. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat vital dan hal yang sangat penting dalam

menunjang kelancaran atau kemudahan dalam proses pembelajaran, dalam kaitannya dengan

pendidikan yang membutuhkan sarana dan prasarana dan juga pemanfaatannya baik dari segi

intensitas maupun kreatifitas dalam penggunaannya baik oleh Guru maupun oleh siswa dalam

kegiatan belajar mengajar.

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan dan dapat memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat

tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor praktis yang bersifat non intelektual. Keberhasilan

pendidikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, faktor internal tersebut salah satunya

1
adalah motivasi belajar, yaitu dorongan internal dan eksternal dalam individu yang

menyebabkan perubahan tingkah laku.

Koeswara, dkk (Dimyanti 2009: 801.mengemukakan di dalam pengertian yang ada siswa
tidak dapat menjawabnya karena siswa hanya belajar dari buku yang mereka punya dan
tidak ada dorongan dalam dirinya untuk belajar dari sumber lainnya Selain faktor
internal, sarana prasaran sekolah sebagai faktor eksternal juga mempunyai pengaruh
terhadap kegiatan belajar siswa. Misalnya susunan meja yang tidak teratur, suasana kelas
yang panas bisa mempengaruhi proses pembelajaran . Selain itu, fasilitas-fasilitas
penunjang seperti Ruang LAB, alat praktek, perpustakaan, dan berbagai perlengkapan
belajar juga harus dipenuhi agar proses pembelajaran lancar.

Sarana prasarana yang belum lengkap tersedia tentunya sangat menghambat proses

belajar. Jika sekolah menyediakan segala kebutuhan belajar yang diperlukan maka siswa dapat

belajar dengan baik.. Fasilitas belajar yang tersedia lengkap dan memadai untuk kelancaran

proses belajar perlu diperhatikan oleh setiap sekolah. Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa

dapat diminalisir dengan terpenuhinya sarana prasarana dan motivasi belajar yang tinggi.

Kelancaran proses belajar Mahasiswa akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah :

1) Apakah Pengertian sarana dan prasarana ?

2) Apakah pengertian motivasi ?

3) Bagaimana Pengaruh Sarana dan Prasarana Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK PPM

Tator ?

1
Dimyanti dan Mudijono. 2009, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
2
3. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban atas masalah yang dirumuskan di

atas, yaitu

1) Untuk mengetahui pengertian sarana dan prasarana

2) Untuk mengetahui pengertian motivasi belajar

3) Untuk mengetahui pengaruh sarana dan prasarana terrhadap motivasi belajar siswa SMK

PPM Tator

4. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia akademik maupun dunia praktisi:

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan

mengkaji masalah yang berkaitan dengan pengaruh sarana dan prasara terhadap motivasi belajar

siswa SMK Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tator

b. Manfaat Praktis

1) Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan perbandingan dan pedoman yang

digunakan oleh pembaca untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sarana dan prasarana

terhadap motivasi belajar siswa SMK Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tator

2) Hasil penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif-alternatif dalam

memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan pengaruh sarana dan prasarana

terhadap motivasi belajar siswa SMK Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tator

5. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan proposal penelitian ini, maka penulisannya dibagi secara

3
sistematis. Hal tersebut dilakukan untuk memperluas gambaran secara umum tentang hal-hal

yang akan diuraikan dalam pembahasan lebih lanjut. Adapun sistematika penulisan proposal

penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. IDENTITAS MAHASISWA

B. JUDUL PENELITIAN

C. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan Penelitian

4. Manfaat Hasil Penelitian

5. Sistematika Penelitian

D. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL

1. Tinjauan Pustaka

2. Kerangka Konseptual

3. Hipotesis Penelitian

E. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan jenis penelitian

2. Variabel dan Desain Penelitian

3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

4. Populasi dan Sampel

5. Teknik Pengumpulan Data

6. Teknik Analisis Data

4
F. JADWAL PENELITIAN

G. DAFTAR PUSTAKA

D. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

1. Tinjauan pustaka

a. Sarana dan Prasarana

1. Pengertian sarana dan prasana

Secara etimologi memiliki perbedaan, namun keduanya memiliki keterkaitan yang sangat

penting sebagai alat penunjang keberhasilan suatu proses yang dilakukan. Dengan demikian,

suatu proses kegiatan yang akan dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan

sesuai dengan rencana, jika sarana dan prasarana (sarpras) tidak tersedia.

Sarana dan prasarana merupakan suatu alat atau bagian yang memiliki peran sangat penting

bagi keberhasilan dan kelancaran suatu proses, termasuk juga dalam lingkup pendidikan. Sarana

juga dalam lingkup fasilita yang mutlak dipenuhi untuk memberikan kemudahan dalam

menyelanggarakan suatu kegiatan walaupun belum bisa memenuhi sarana dan prasarana dengan

semestinya. Adapun pengertian sarana dan prasarana secara etimologi memiliki perbedaan

namun dalam dunia pendidikan sering kali disebur sarana prasarana kedua alat tersebut saling

berkaitan erat sebagai fasilitas pendidikan (educational facilities)

5
Pengertian sarana dan prasara menurut KBBI:

Sarana adalah segala sesuatu yang dapat di pakai sebagai alat dalam mencapai maksud

atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama

terselanggaranya suatu proses (usaha,pembangunan,proyek)

Adapun pengertian sarana dan prasarana menurut para ahli sbb:

Moernir (1992-199)2 menyatakan bahwa pengetian sarana adalah segala jenis


peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama atau
pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang
sedang berhubungan dengan organisasi kerja. Dari pengertian sarana yang
dikatakan meornis tersebur jelas memberi petunjuk sarana dan prasarana
merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu proses kegiatan baik alat
tersebut. Adalah peralatan pembantu atau juga peralatan pembantu atau juga
peralatan utama, dan kedua alat tersebut berfungsi untuk mewujudkan suatu tujuan
yang ingin di capai.

Menurut Hamalik (1980:23)3 Sarana dan prasarana adalah semua bentuk peralatan yang

dipakai orang untuk membayar ide, sehingga ide tersebut bisa sampai pada penerima.

2. Fungsi sarana dan prasarana

Fungsi sarana dan prasarana dapat di bedakan sesuai lingkup dan

penggunaannya.misalkan sarana dan prasarana pendidikan berbeda dengan transportasi,

wisata dan sebagainya,namun memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mencapai hasil yang

diharapkan sesuai dengan rencana.

Fungsi utama sarana dan prasarana pada dasarnya memiliki tujuan:

1) Menciptakan kenyamanan

2) Menciptakan kepuasan

2
A.S Meornir. 1992. Manajemen Pelayanan umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara
3
Hamalik, 1980. Interaksin dan motivasi Belajar. Jakarta: Raha Grafindo Persada
6
3) Mempercepat proses kerja

4) Memudahkan proses kerja

5) Meningkatkan produktivitas

6) Hasil lebih berkualitas.

3. Macam-macam sarana dan prasarana

Adapun macam-macam sarana dan prasarana yang diperlukan di sekolah demi

kelancaran dan keberhasilan kegiatan proses pendidikan sekolah adalah:

1) Ruang kelas: tempat siswa dan guru melaksanakan proses kegiatan belajar

mengajar.

2) Ruang perpustakaan: tempat koleksi berbagai jenis bacaan bagi siswa dan dari

sinilah siswa dapat menambah pengetahuan.

3) Ruang laboratorium (tempat praktek): tempat siswa mengembangkan

pengetahuan sikap dan ketetampilan sera tempat meneliti dengan menggunakan

media yang ada untuk memecahkan suatu masalah atau konsep pengetahuan.

4) Ruang keterampilan adalah tempat siswa melaksanakan latihan mengenai

keterampilan tertentu.

5) Ruang kesenian adalah tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan seni.

6) Fasilitas olahraga : tempat berlangsungnya latihan-latihan olahraga.

Pemeliharaan saran dan prasarana untuk menyempurnakan pelaksanaan

administrasinya, diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Kepala sekolah tidak terlalu menyibukkan diri secara langsung dengan

7
urusan pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana pengajaran.

b) Melakukan sistem pencatatan yang tepat sehingga mudah di kerjakan.

c) Senantiasa di tinjau daari segi pelayanan untuk turut memperlancar

pelaksanaan program pengajaran.

4. Komponen-komponen administrasi sarana dan prasarana pendidikan

1. Lahan

Lahan yang di perlukan untuk mendirikan sekolah harus di sertai dengan tanda bukti

kepemilikan yang sah dan lengkao (sertifikat), adapun jenis lahan tersebut harus

memenuhi beberapa kriteria:

a. Lahan terbangun adalah lahan yang diatasnya berisi bangunan,

b. Lahan terbuka adalah lahan yang belum ada bangunan diatasnya.

c. Lahankegiatanadalah lahan yang di gunakan untuk melaksanakan kegiatan

praktek.

d. Lahan pengembangan adalah lahan yang di butuhkan untuk pengenbangan

bangunan dan kegiatan paktek.

Lokasi sekolah harus berada di wilayah pemukiman yang sesuai dengan cakupan wilayah

sehingga mudah di jangkau dan aman dari gangguan bencana alam dan lingkungan yang kurang

baik.

2. Ruangan

Secara umum jenis ruangan di tinjau dari fungsinya dapat di kelompokkan dalam

a) Ruangan pendidikan

8
Ruangan pendidikan berfungsi untuk menanmpung proses kegiatan belajat

mengajar teori dan praktek

b) Ruang administrasi

Ruang administrasi berfungsi untuk melaksanakan berbagai kegiatan kantor.

c) Ruang penunjang

Ruang penunjang berfungsi untuk menunjang kegiatan yang mendukung proses

kegiatan belajar mengajar.

3. Perabotan

Secara umum perabotan sekolah mendukung tiga fungsi yaitu: fungsi pendidikan, fungsi

administrasi, fungsi penunjang .

5. Prinsip-prinsip pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah

1) Prinsip pencapaian tujuan

Pada dasarnya manajemen sarana dan prasarana sekolah dilakukan dengan maksud

fasilitas sekolah dalam keadaan kondisi siap pakai. Oleh sebab itu, manajemen

perlengkapan sekolah dapat dikatakan berhasil bilamana fasilitas sekolah itu selalu

siap pakai setiap saat, pada setiap ada seorang personil sekolah akan

menggunakannya.

2) Prinsip efisien

Dengan prinsip efesien berarti bahwa pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya

dilakukan dengan sebaik-baiknya,sehingga dapat mengurangi pemborosan.

3) Prinsip administrasif

Dengan prinsip administratif berarti manajemen perlengkapan pendidikan di sekolah

hendaknya terelisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak.

9
2. motivasi belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Hamzah B. Uno (2011:23)4 “motivasi belajar adalah dorongan internal dan
eksternal siswa yang sedang belajar untuk mengadakan tingkath laku, pada umumnya
dengan beberapa indikator atau unsur-unsur yang mendorong. Indikator-indikator
tersebut, antara lain: adanya hasrat dan keiginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam
belajar, harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajardan lingkungan
belajar yang kondusif.”

Selain itu, Winkel (2006:160)5, menyebutkan motivasi belajar adalah keseluruhan daya

penggerak psikis didalam siswa yang menimbulkan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu

tujuan.

Sejalan dengan pendapat di atas, Sardiman A. M (2007: 75)6, menjelaskan motivasi


belajar adalah seluruh daya penggerak diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar
yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar yang memberikan arah pada kegiatan
belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh bujek belajar itu dapat tercapai.”

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motovasi beajar adalah seluruh

daya penggerak pdikis yang ada dalam diri individu siswa yang dapat memberikan dorongan

untuk belajar demi mencapai tujuan dari belajar tersebut.

b. Peranan dan Fungsi Motivasi Belajar

Peranan dan fungsi motivasi belajar Menurut Hamzah B. Uno (2011: 27-29)7, antara lain:
1) Peran motivasi belajar dalam menetukan penguatan belajar. Motivasi dapat berperan
dalam penguatan belajar apabila seorang anak uang sedang belajar dihadapan pada suatu
masalah yang menetukan pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal
yang pernah dilalui.
2) Peran motivasi dalam pembelajaran tujuan beajar. Peran motivasi dalam mrnjelaskan
tujuan belajar erat kaitanya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar
sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati
manfaatnya oleh anak.

4
Hamzah B. Uno (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya: analisis di bidang pendidikan Jakarta: Bumi Aksara
5
Winkel,W. S. & Sri Hastuti (2006). Bimbingan dan konseling di institusi di bidang pendidikan Jakarta: Bumi Aksara
6
Sardiman, 2007. Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Raha Grafindo Persade
7
Hamzah B. Uno, (2011). Teori Motivasi dan pengukurannya Analisis di bidang pendidikan Jakarta:Bumi Aksara
10
3) Motivasi menetukan ketekunan belajar. Seorang anak yang telah termotivasi untuk
belajar sesuatu berusaha mempelajari dengan baik dan tekun dengan harapan
memperoleh hasil yang lebih baik.

Selain itu, Oemar Hamalik (2011: 108)8, menyebutkan fungsi motivasi itu meliputi:
1) Mendorong timbulnya kelakuan/suatu perubahan.
2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarah pada pembuatan ke pencapaian
tujuan yang diinginkan
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya sebagai motor penggerak dalam kegiatan
belajar.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa peran dan fungsi motovasi belajar adalah

sebagai dorongan usaha dan pencapaian prstasi sehingga untuk mencapai prestasi tersebut

peserta didik dituntut untuk menetukan sendiri perbuatan-perbuatan apa yang harus dilakukan

untuk mencapai tujuan.

c. Macam-macam Motivasi Belajar

Menurut Sardiman A.M (2007: 89-91)9, dikenal dua motivasi, yaitu motivasi instrinsik
dan motivasi ekstrinsik:
1) Motivasi instrinsik
motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
di rangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan seesuatu.
2) Motivasi instrinsik
adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
Motivasi ekstrinsik apabila dilihat dari luar. Motivasi ekstrinsik apabila dilihat dari segi
tujuannya, tidak secara langsung bergayut pada esensi yang dilakukan. Motivasi
ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai beentuk motivasi didalam aktivitas belajar yang
dimukai dan diteruskan berdasarkan dorogan dari luar.

d. Unsur- nsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Mengingat pentingnya motivasi sebagai pendorong kegiatan belajar anak, maka banyak

upaya untuk menimbulkan dan membagkitkan motivasi belajar pada anak. Guru mempunyai

tanggug jawab yang besar untuk memotivasi anak agar anak dapat maksimal dalam kegiatan

belajar.

8
Hamalik, Oemar. 1980. Media pendidikan. Bandung:Alumni
9
Sardiman,2007. Interksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT . Raja Grafindo Persada
11
A.M Sardiman (2007: 92-95) mengemukakan beberapa bentuk dan cara untuk

menumbuhkan motivasi belajar di sekolah, sebagai berikut:

1. Memberi angka

Angaka dalam hal ini adlah niali. Banyak siswa yang berangkapan belajar untuk

mendapatkan angka atau nilai yang baik. Oleh karena itu langkah yang perlu dilakukan seorang

guru adalah bagaiman memberikan angka yang terkait dengan values yang terkandung dalam

setiap pengetahuan siswa sehingga tidak hanya nialai kognitif saja tetapi juga keterampilan

efeksinya.

2. Hadiah

Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena

hadia untuk suatu perjaan, mungkin tidak akan menarik lagi seseoraang yang tidak senang dan

tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut.

3 Saingan/kompotisi

Sainagan atau kompotisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar

siswa. Persaingan antar individu maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

e. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Enco mulyasa (2005: 114-115)10, menyebutkan bahwa prinsip yang dapat diterapkan
untuk meningkatkan motivasi belajar adalah sebagai berikut:
1. Peserta didik akan lebih giat apabila topic yang akan dipelajari menarik dan
berguna bagi dirinya.
2. Tujuan pembelajaran disusun secara jelas dan diinformasikan kepada peserta
didik agar mereka mengetahui tuhuan bealajar tersebut.
3. Peserta didik selalu diberi tahu tentang hasil belajarnya.
4. Pemberi pujian dan reward lebih baik dari pada hukuman, tapi sewaktu-waktu
hukuman juga berlaku.
5. Memanfaatkan sikap, cita-cita rasa ingin tahu peserta didik.
6. Usahakan untuk memperhatikan perbedaan setiap peserta didik,misalnya
perbedaan kemauan, latar belakang dan sikap terhadap sekolah atau subjek
10
E.Mulyasa. 2005, Guru Menjadi Profesional. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya
12
tertentu.
7. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dengan selalu
memperhatikan mereka dan pengalaman belajar yang baik agar siswa memiliki
kepuasan dan penghargaan serta mengarahkan belajarnya kearah keberhasilan,
sehingga memiliki kepercayaan diri dan tercapainya prestasi belajar.

f. Faktor-faktor Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Slameto (2010: 26)11, motivasi belajar di pengarhi oleh tiga komponen yaitu:

1. Dorongan kognitif, yaitu kebutuhan untuk mengetahui, mengerti, dan


memecahkan masalah. Dorongan ini timbul di dalam proses interaksi antara
siswa dengan tugas/masalah
2. Harga diri, yaitu ada siswa tertentu yang tekun belajar dan melaksanakan tugas-
tugas bukan memperoleh pengetahuan atau kecakapan, tetapi untuk memperoleh
status dan harga diri.
3. Kebutuhan berafiliasi, yaitu kebutuhan untuk menguasai bahan pelajaran/belajar
dengan niat guna mendapatkan pembenaran dari orang lain/teman-teman.
Kebutuhan ini sukar dipisahkan dengan harga diri

Selain itu, Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sumardi Suryabrata (2011: 236-

237)12, Menyebutkan ada beberapa hal yang mendorong motivasi belajar, yaitu:

1. Adanya sifat ingin tahu untuk belajar dan menyelidiki dunia yang lebih luas.
2. Adanya sifat yang kreatif pada manusia dan berkeinginan untuk terus maju.
3. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-
teman
4. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang
baik melalui koopeerasi maupun dengan kompetisi.
5. Adanya keinginan untuk mendapatkan kenyamanan bila menguasai pelajaaran.
6. Adanya ganjaaran aatau hukuman sebagai akhir kegiatan pembelajaraan.
Sejalan dengan pendapat diatas, Syamsu Yusuf 92009:23), menyebutkan faktor-

faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:

1. Faktor internal

Faktor internal meliputi:

11
Slemeto,2010.Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.jakarta:Rineka Cipta
12
Suryabrata, Symadi, 2011. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
13
a. Faktor Fisik

Faktor fisik meliputi (gisi), kesehatan, dan fungsi-fungssi fisik (terutama

panca indra).

b. Faktor psikologis

Faktor psikologis berhubungan dengan aspek-aspek yang mendorong

atau menghambat aktivitas belajar pada siswa.

2. Faktor eksternal (yang berasal dari lingkungan)

g. Faktor Non-sosial

Faktor non-sosial meliputi keadaan udara (cuacana panasa atau dingin), waktu

(pagi, siang,, malam), tempat (sepi, bisingan, atau kualitas sekolah tempat kerja),

sarana dan prasarana atau fasilitas belajar.

h. Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor manusia (guru, konselor, dan orang tua), baik yang

hadir secara langsung maaupun tidak langsung (foto atau suara).proses belajar

akan berlangsung dengan baik, apabila guru mengajar dengan cara

menyenangkan, seperti bersikap ramah, memberi perhatian pada semua siswa,

serta selalu membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.

h. Pengembangan Motivasi Belajar

Setiap motivasi belajar memiliki tujuan secara umum, motivasi bertujuan

menggerakkan seseorang agar timbul keinginandan kemauan untuk melakukaan sesuatu

sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Menurut Oemar

Hamalik (2010: 108-109)13 motivasi sendiri itu mengandung nilai-nilai sebagai beerikut:

13
Hamalik, Oemar. 1980. Media Pendidikan.Bandung: Alumni
14
1) Motivasi akan menentukan tingkat keberasilan atau kegagalan belajar peserta didik.

Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk berhasil.

2) Pembelajatan yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan

dengan kebutuhan, dorongan motif dan minat pada peserta didik. Pembelajaran ini

sesuai dengan tuntutan demokrasi dalam pendidikan.

3) Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan imajinasi guru untuk

bersungguh-sungguh mencari cara-cara yang sesuai guna membangkitkan dan

memelihara motivasi belajar siswa.guru harus berusaha agar muridnya memiliki self

motivation yang baik.

4) Berhasil atau tidaknya dalam membangkitkan dan menggunakan motivasi dalam

pembelajaran erat hubungannyaa dengan pengaturan disiplin dalam kelas. Jika gagal

agar berdampak timbulnya masalah disiplin di dalam kelas.

5) Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari pada asas dalam mengajar,

penggunaan motivasi dalam mengajar bukan saja melengkapi prosedur mengajar bukan

saja melengkapi prod]sedur mengajar saja tetapi aakan menjadi faktor yang

menentukan pembelajaran yang lebih efektis, asas motivasi sangat esensial dalam

proses belajar mengajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan motivasi belajar mengandung

nilai-nilai yaitu motivasi menentukan tingkat keberhasilan, pembelajaran bermotivasi

hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, pembelajaran bermotivasi

harus kreatif dan imajinatif, kegagalan menimbulkan disiplin, dan asas motivasi menjadi salah

satu bagian yang integral.

15
i. Pentingnya Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Menurut Nana Syaodih

Sukmadimata (2004: 62)14, “motivasi mempunyai dua fungsi, yaitu mengarah (directional

finction) serta mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan (activating and energizing fuction)”.

Menurut Diyamti Mudjiono (2002: 85)15, motivasi belajar penting bagi siswa dan guru.

Bagi siswa, prntingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut:

1) Menyadarkan siswa pada awal belajar, proses dan hasil akhir.

2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar siswa, yang dibandingkan dengan

teman sebaya.

3) Mengarahkan kegiatan belajar siswa

4) Membesarkan semangat belajar siswa

5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudahan belajar yang di sela-

selanya ada istrahat dan bermain secara berkesinambungan.

Dari beberapa hal di atas menunjukkan betapa pentingnya motivasi belajar tersebut

disadari pleh siswa. Bila motivasi belajar disadari oleh siswa, maka siswa akan belajar dengan

baik sehingga akan meningkatkan prestasi belajar. Dengan demikian dalam proses pembelajaran

guru berperan besar mengupayakan meningkatkan motivasi belajar. Guru dalam menumbuhkan

motivasi belajar seperti yang diungkapkan pada kajian teori yaitu memberi angka, hadiah,

kompetisi, ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil ujian, hukuman, hasrat untuk

belajar, dan tujuan yang diakui.

2. Kerangka pikir

14
Nana syaodih S. (2009). Landasan Pdikologi proses belajar pendidikan Bandung: Remaja Rosida Karya
15
Dimyanti dan Mudjono. 2009 , Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:PT. Renika Cipta
16
Dalam penelitian ini, kerangka pikir akan menjadi landasan untuk menjelaskan

bagaimana pengaruh sarana prasarana terhadap motivasi belajar siswa SMK Pesantren

Pembangunan Muhammadiyah Tator .

Motivasi biasanya timbul karena adanya hambatan yang diinginkan, dan itu merupakan

hal yang sangat penting bagi setiap individu untuk meningkatkan proses belajar guna mencapai

tujuan yang diinginkan.

Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat untuk mencapai makna dan

tujuan. Namun keduanya memiliki keterkaitan yang sangat penting sebagai alat penunjang

keberhasilan suatu proses yang dilakukan. Dengan demikian, suatu proses kegitan yang akan

diharapkan sesuai dengan rencana, jika sarana dan prasarana tidak tersediah.

Motivasi belajar seluruh daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan

belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

Selain guru dan faktor yang menunjang keberhasilannya proses belajar salah satunya

yaitu sarana dan prasarana yang ada disekolah yang dapat memudahkan para peserta didik untuk

lebih baik lagi dalam belajar. Dalam sebuah sekolah pasti memerlukan sarana prasarana untuk

melangsungkan proses mengajar. Hal ini factor yang merupakan faktor penting yang harus

diperhatikan proses belajar mengajar disekolah tersebut. Tentu saja sarana belajar ini harus

dimanfaatkan peserta didik dengan baik agar hasil belajar yang mereka dapatkan bias

memuaskan.

Tidak hanya sarana dan prasarana belajar saja, jika semua sarana dan prasarana telah

lengkap dan memadai namun tidak digunakan dengan sebagimana mestinya atau bahkan sebuah

pajangan saja, maka hal ini juga akan sia-sia.

17
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, sarana dan prasarana

mempunyai pengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Dalam hal ini pengaruh motivasi

intrinsic siswa. Seperti diketahui bahwa sarana merupakan peralatan dan perlengkapan yang

secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar,

mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Sarana

pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar-mengajar.

Adapun indikator sarana dan prasarana dalam penelitian ini yaitu, ruang kelas, ruang

perpustakaan, ruang laboratorium (tempat praktek).

Motivasi belajar adalah dorongan atau kehendak seseorang untuk melaksanakan

tindakan atau proses belajar untuk melaksanakan tugas yang diberikan.

Adapun indikator motivasi belajar dalam penelitian ini yaitu, dorongan kognitif, harga

diri, kebutuhan berafiliasi

Berdasarkan uraian tersebut maka sarana prasara sekolah sangat penting dalam proses

pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk lebih jelasnya, kerangka fikir

penelitian ini dapat di rici pada garmbar 1.

18
SMK Pesantren Pembangunan Muhammadiyah TATOR

M
Sarana dan Prasara (X) Motivasi Belajar (Y)
ss a) ruang kelas a) Dorongan/pengembangan

b) ruang perpustakaan kognitif

c) ruang laboratorium b) harga diri

(tempat praktek) c) kebutuhan berafiliasi

Terciptanya motivasi belajar di SMK Pesantren


Pembangunan Muahmmadiyah TATOR

Gambar 1. Skema kerangka pikir penelitian.

3. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang akan dijawab dalam

pelaksanaan penelitian, maka perlu diajukan hiotesis. Menurut Sugiyono “ Hipotesis

dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum
19
jawaban yang empirik” . Adapun hipotesis penelitian ini yaitu, ada pengaruh yang

siknitifan sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar siswa SMK Pesantren

Pembangunan Muhammadiyah TATOR.

Adapun hipotesis statistiknya yaitu:

H0 : Tidak ada pengaruh sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar siswa di

SMK Pesantren Pembangunan Muhammadiayah TATOR.

H1 : Ada pengaruh sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar siswa di SMK

Pesantren Pembangunan Muhammadiyah TATOR.

E. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan jenis penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Penenlitian dengan judul pengaruh sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar

siswa SMK Pesantren Pembangunan Muhammadiyah TATOR.

Pendekatan kuantitatif.

Sugiyono16 mengemukakan bahwa metode penelitian kuantitatif merupakan metode

penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitstif/statistic

dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

b. Jenis Penenlitian

Penelitian ini adalah penelitian dengan jenis asosiatif atau hubungan. Menurut

16
Sugiyono. 2015.Metode penelitian Pendidikan. Bandung: Alvabeta, hal 14
20
Suugiyono17 “Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih”. Dalam penelitian ini hubungan

yang ingin di ketahui yaitu, pengaruh sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar

siswa.

2. Variabel dan desain penelitian

a. Variabel Penelitian

Sugiyono18 mengemukakan bahwa “variable penelitian adalah suatu atribut atau sifat

atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Sesuai dengan judul penelitian yang akan diteliti yaitu, pengaruh sarana dan prasarana

terhadap motivasi belajar siswa SMK Pesantren Pembangunan Muhammadiyah TATOR, maka

dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu, sarana dan prasarana seabag variabel

independen (bebas) atau sebagai variabel yang mempengaruhi yang digambarkan dengan

symbol X, dan motivasi belajar sebagai variabel dependen (terikat) atau sebagai variabel yaitu

dipengaruhi yang digambarkan dengan simbol Y.

17
Sugiyono, op. cit. h. 11
18
Ibid. h.39
21
b. Desain Penelitian

Desain penelitian ini yaitu, pengaruh variabel bebas terhadap variabel terkait.

Oleh sebsb itu, penelitian ini bersifat asosiatif yaitu penelitian yang menggambarkan

hubungan kedua variabel. Berdasarkan hal tersebut, maka desain penelitian ini dapat

dilihat pada gambar 2.

X Y

Gambar 2. Desain Penelitian

Keterangan :

X = Sarana dan Prasarana

Y = Motivasi Belajar

3. Defenisi operasional dan pengukuran variabel

a. Defenisi Operasional

Defenisi operasional variabel merupakan batasan-batasan variabel yang dipakai

peneliti agar lebih jelas dan tidak membingungkan, serta untuk menghindari adanya

penafsiran yang berbeda terhadap variabel yang diteliti. Variabel yang kaji dalam

penelitian ini adalah pengaruh sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar siswa

SMK Pesantren Pembangunan Muhammadiyah TATOR, maka untk menghindari

kesalahan persepsi atas penelitian ini peneliti merumuskan defenisi operasional yang

artinya variabel yang akan teliti perlu didefinisikan. Adapun defenisi operasional adalah

sebagai berikut:

22
a. Sarana dan prasarana adalah seperangkat alat yang digunakan untuk suatu kegiatan,

alat tersebut bisa berupa alat utama atau alat yang membantu proses kegiatan,

sehingga tujuan dari kegiatan tersebut dapat tercapai. Sarana dan prasara tidak

hanya meliputi alat atau barang saja, tapi bisa juga suatu tempat atau ruangan untuk

proses kegiataan.

Adapun indikatornya meliputi:

1. Ruang kelas

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, atur berarti di susun baik-baik, tertib,

rapi, berbaris rapi. Kata kerjanya adalah mengatur yang berati membuat atau

menyusun sesuatu menjadi teratur (rapi), merata, mengurus, merangkai, dan

menyusun. Pengatur merupakan proses, cara, dan perbuatan mengatur. Orang yang

mengatur tersebut pengatur. Jadi, pengaturan ruang kelas dapat didefinikasikan

sebagai kegiatan mengurus dan menata segala sarana belajar yang terdapat di

ruangan kelas oleh guru untuk meningkatkan efektifitas belajar siswa. Berbagai

sarana belajar yang ada di dalam kelas seperti meja dan kursi, papan tulis,

penghapus, penggaris, papan absensi, rak buku, dan lain sebagainyaa.

2. Ruang perpustakaan

Pada zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang penting.

Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebua bangsa. Pendidikan

sekarang telah menjadi telah menjadi pokok yang harus dimiliki setiap orang agar

bisa menjawab tantangan kehidupan. Untuk memperoleh pendidikan, banayk cara

yang dapat kita capai. Diantaranya melalui perpustakaan. Karena di perpustakaan

sebagai sumber informasi bisa kita peroleh melalui perpustakaan. Perpustakaan

23
adalah sebuah kolekssi buku dan majalah.walaupun dapat diartikan sebagai koleksi

pribadi perseorangan namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah

koleksi besar yang dibiayai dan diopersikan oleh sebuah kota atau institusi, serta

dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak

buku dengan biaya sendiri. perpustaakaan juga bisa diartikan sebagai kumpulan

informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang

merupakan kebutuhan hakiki manusia. Oleh karena itu, didefinisikan sebagai tempat

untuk mengakses informasi dalam fomat apapun.

3. Ruang laboratorium

Laboratorium (disingkat lap) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen,

pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium adalah suatu

tempat yang digunakan untuk melakukan percbaan maupun pelatihan yang

berhubungan dengan ilmu fisika,biologi,dan kimia atau bidang ilmu lain yang

merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan

lain-lain. Adapun fungsi laboratorium adalah sebagai tempat berlatih

mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan,

pencatatan, dan pengkajian gejal-gejala alam, dan mengembangkan keterampilan

motorik siswa dan memberikan keberanian untuk mencari hakekat kebenaran

ilmiah dari suatu objek dalam lingkungan alam dan sosial.

b. Motivasi belajar

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa

yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan

belajar dam memberikan arah paada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

24
dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat terjadi. Demikian dalam belajar,

prestasi siswa akan lebih baik bila siswa mmemiliki dorongan motivasi orang tua

untuk berhasil lebih besar dalam diri siswa itu. Sebab ada kecenderungan bahwa

seseorang yang memiliki kecerdasan tinggih mungkin akan gagal berprestasi

karena kurang adanya motivasi dari orang tua.motivasi dalam belajar sangar

penting artinya untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar yang diharapkan.

Sehingga motivasi siswa dalam belajar perlu dibangun.

Adapun indikatornya :

1. Dorongan/pengembangan kognitif

Pengembangan kognitif adalah kemampuan yang dimiliki oleh

seseorang dalam memecahkan suatu persoalan melalui proses berfikir,

menghubungkan, menilai, serta mempertimbangkan dalam menyesuaikan

diri atas tntutan baru dengan sarana ataupun alat bantu dalam mencapai

tujuan.adapun tujuan perkembangan kemampuan berpikir anak dapat

mengola perolehan belajarnya, dapat menentukan bermacam-macam

alternatif pemecahan masalah. Membantu anak untuk mengembangkan

kemampuan logika matematikanya dan pengetahuan akan ruang dan

waktu, serta mempunyai kemampuan memilah-milah, mengelompokkan

serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berfikir telitih.

2. Harga diri

Harga diri adalah penilaian individu terhadap kehormatan diri,

melalui sikap terhadap dirinya sendiri yang bersifatnya implisit dan tidak

diverbalisasikan dan menggambaarkan sejauh mana individu tersebut

25
menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuaan, keberartian,

berharga, dan kompeten.gangguan haarga diri rendah digambarkan sebagai

perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya

diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri

sendiri, perunan produktivitas, deskruftif yang diarahkan pada orang lain,

perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.

3. Kebutuhan afiliasi

Kebutuhan afiliasi adaalah kebutuhan untuk membina hubungan

dengan orang lain dan di terimah oleh orang lain serta dekat dengan orang

lain, bekerja sama berkomonikasi dengan orang lain dengan cara

bersahabat.

1. Pengukuran Variabel

Untuk mengukur variabel penelitian ini, maka digunakan angket berskala Likert yang

akan diisi oleh responden sesuai dengan indikator variabel.

Sugiyono19 mengemukakan bahwa Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,


pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti,
yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Untuk keperluan analisis kuantatif,

maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:

19
Ibid. h.107
26
1) Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5

2) Setuju/sering/positif diberi skor 4

3) Ragu-ragu/kadang-kandang/netral diberi skor 3

4) Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 2

5) Sangat tidak setuju/tidak pernah diberi skor 1

Pengukuran instrumen dalam penelitian ini menggunakan kategori sebagaimana yang

telah dikemukakan oleh Riduwan dalam Irwansyah20 bahwa “81%-100% dikategorikan sangat

baik, 61%-80% dikategorikan baik, 41%-60% dikategorikan kurang baik, 21%-40%

dikategorikan tidak baik, dan kurang dari 20% dikategorikan sangat tidak baik.

Berdasarkan kategori di atas, untuk kepentingan penelitian pada pengukuran instrument

variabel X (tata ruang kantor) telah disesuaikan oleh peneliti yaitu, 81%-100% dikategorikan

sangat baik, 61%-80%, dikategorikan baik, 41%-60% dikategorikan kurang baik, 21%-40%

dikategorikan tidak baik, dan kurang dari 20% dikategorikan sangat tidak baik.

Sedangkan untuk pengukuran instrument variabel Y (motivasi belajar)

pengkategoriannya yaitu, 81%-100% dikategorikan sangat tinggi, 61%-80%, dikategorikan

tinggi, 41%-60% dikategorikan cukup tinggi, 21%-40% dikategorikan rendah, dan kurang dari

20% dikategorikan sangat rendah.

4. Populasi dan Sampel

1. Populasi

20
Irwansya. 2015. Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Efektifitas Kerja Pegawai pada Kantor Dinas Tenaga Kerja
Kota Makassar, hal.24
27
Sugiyono21 mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas XI SMK Pesantren Pembangunan Muhammadiyah TATOR

berjumlah 30 orang yang dapat dirinci pada tabel 1.

Tabel 1. Populasi Penelitian

No. Bagian Populasi

1 Ketua kelas 1 Orang

2 Wakil Ketua kelas 1 Orang

3 Bendahara 1 Orang

4 Sekretaris 27 Orang

Jumlah 30 Orang

Sumber : SMK Pesantren Pembangunan Muhammadiyah TATOR

2. Sampel

Sugiyono22 berpendapat bahwa Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,

tenaga, dan waktu, maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Apabila yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk

21
Sugiyono. Op.cit.
22
Ibid
28
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative

(mewakili).

Arikunto23 menyarankan bahwa “apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik

diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Akan tetapi, jika jumlah

subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih”. Berdasarkan hal

tersebut dan pertimbangan bahwa siswa kelas XI SMK Pesantren Pembangunan

Muhammadiyah TATOR berjumlah 30 orang, maka sampel dalam penelitian ini diambil

menggunakan teknik sampling jenuh. Sampling jenuh menurut Sugiyono adalah “teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering

dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil atau penelitian yang ingin membuat generalisasi

dengan kesalahan yang sangat kecil”.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Observasi

Observasi menurut Sutrisno dalam Sugiyono “merupakan suatu proses yang kompleks,

suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara

yang terpenting adalah Proses-Proses Pengamatan dan ingatan”. Dalam penelitian ini,

teknik observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur. Sugiyono mengemukakan

bahwa ”observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis,

tentang apa yang akan diamati, kapan, dan dimana tempatnya”. Teknik observasi

terstruktur pada penelitian ini digunakan karena peneliti sudah mengetahui secara pasti

23
Arikonto, Suharmisi. 2006. Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktek.jakarta: Rieneka Cipta
29
tentang variabel apa yang akan diamati. Teknik inilah yang digunakan dalam mengamati

gejala-gejala yang muncul pada objek penelitian yang berhubungan dengan

permasalahan yang diteliti, pengamatan tersebut dilakukan dengan melihat secara

langsung bagaimana pengaruh sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar siswa

SMK Pesantren Pembangunan Muhammadiyah TATOR.

2. Angket

Angket merupakan teknik utama yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan

data yang berisikan sejumlah pertanyaan tertulis. Angket yang digunakan pada

penelitian ini adalah angket terbukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada

30 orang responden dalam mengkaji variabel yang diteliti, yaitu mengenai pengaruh

sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar siswa SMK Pesantren Pembangunan

Muhammadiyah TATOR.

3. Dokumentasi

Teknik ini digunakan dalam rangka mengumpulkan dokumen-dokumen yang dapat

dijadikan sebagai acuan dalam rangka melengkapi data-data yang dibutuhkan, yakni

berupa bahan informasi yang relevan seperti keadaan populasi, struktur organisasi, visi

dan misi, sejarah sekolah, dan sebagainya.

6. Teknik Analisis Data

Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah pengolahan

data. Dengan pengolahan data, peneliti dapat mengetahui tentang makna dari data yang berhasil

dikumpulkan sehingga hasil penelitian akan segera diketahui. Teknik analisis data yang

30
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik deskriptif dan teknik analisis

statistik inferensial yang bertujuan untuk mengkaji variabel penelitian.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Teknik analisis deskriptif merupakan jenis analisis data yang dimaksudkan untuk

mengungkapkan atau mendeskripsikan keadaan atau karakteristik masing-masing variabel

penelitian secara tunggal dengan menggunakan analisis persentase. Rumus persentase menurut

Ali24

n
% = N x 100%

Keterangan:

% = Persentase

n = Jumlah nilai perolehan

N = Jumlah item x skor ideal x jumlah respond

2. Analisis Statistik Inferensial

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui kenormalan suatu data tentang tata

ruang kantor (variabel X) dan motivasi kerja pegawai (variabel Y) yang telah dikumpulkan. Uji

normalitas data ini menggunakan rumus Chi Kuadrat yang dikemukakan oleh Sugiyono25

dengan rumus:

Dimana:

24
Muhammad Ali. 2000. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: AKSARA, hal184
25
Sugoyono. Op.Cit.h.250
31
X2 = Chi Kuadrat

fo = Frekuensi yang diobservasi

fh = Frekuensi yang diharapkan

Kriteria pengujian ini dilakukan dengan membandingkan harga chi kuadrat hitung

dengan chi kuadrat tabel. Bila harga chi kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga chi

kuadrat tabel (Xh2 ≤ Xt2), maka distribusi dinyatakan normal dan apabila lebih besar ( > )

dinyatakan tidak normal.

b. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui Pengaruh sarana dan

prasarana terhadap motivasi belajar siswa SMK Pesantren Pembangunan Muhammadiyah

TATOR. Menurut Sugiyono26, rumus analisis regresi sederhana sebagai berikut:

Y = a + bX

Keterangan:

Y = Subjek/nilai variable dependen yang

diprediksikan

a = Harga Y bila X = 0 Harga konstanta

26
Ibid. h.237
32
b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau

penurunan variabel dependen yang didasarkan pada pengaruh nilai variabel

independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan

X = Subjek/nilai variable independen yang

mempunyai nilai tertentu

Untuk keperluan regresi linear sederhana digunakan Uji-F melalui tabel Anova.

Hipotesisnya adalah:

H0 :a: β = 0, melawan

H1 : a ≠ 0 atau β ≠ 0

Kriteria pengujian adalah bilamana Fhitung lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikan 5

% maka H0 ditolak yang menyatakan bahwa sarana dan prasarana berpengaruh terhadap

motivasi belajar siswa , maka perlu pengujian lanjutan, begitu pula sebaliknya apabila Fhitung

lebih kecil dari Ftabel pada taraf signifikan 5% maka H0 diterima yang menyatakan bahwa sarana

dan prasarana tidak berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa Analisis Korelasi Product

Moment

Uji Korelasi Product Moment digunakan untuk menguji pengaruh variabel pengaruh

sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar siswa SMK Pesantren Pembangunan

Muhammadiyah TATOR. Untuk keperluan ini, digunakan rumus korelasi Product Moment oleh

Sugiyono27, yaitu:

27
Ibid.h.212
33
rxy =

Dimana:

rxy = Koefisien korelasi

x = Nilai variabel X

y = Nilai variabel Y

n = Jumlah Data

Selanjutnya, pengujian koefisien korelasi dengan menguji hipotesis, yaitu, H0 : ρ = 0

lawan H1 : ρ ≠ 0. Kriteria pengujian adalah ada pengaruh yang signifikan jika nilai r hitung lebih

besar nilai r tabel pada sampel (N) tertentu pada taraf signifikan 5% demikian pula sebaliknya.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara kedua variabel maka digunakan tabel inerpretasi

nilai r yang dikemukakan oleh Sugiyono28, yaitu:

Tabel 2. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0, 00 – 0, 199 Sangat rendah

0, 20 – 0, 399 Rendah

0, 40 – 0, 599 Sedang

0, 60 – 0, 799 Kuat

28
Ibid.h.214
34
0, 80 – 1, 000 Sangat kuat

c. Analisis Korelasi Product Moment

Uji Korelasi Product Moment digunakan untuk menguji pengaruh variabel pengaruh

sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar siswa SMK Pesantren Pembangunan

Muhammadiyah TATOR. Untuk keperluan ini, digunakan rumus korelasi Product Moment oleh

Sugiyono29, yaitu:

rxy =

Dimana:

rxy = Koefisien korelasi

x = Nilai variabel X

y = Nilai variabel Y

n = Jumlah Data

Selanjutnya, pengujian koefisien korelasi dengan menguji hipotesis, yaitu, H0 : ρ = 0

lawan H1 : ρ ≠ 0. Kriteria pengujian adalah ada pengaruh yang signifikan jika nilai r hitung lebih

besar nilai r tabel pada sampel (N) tertentu pada taraf signifikan 5% demikian pula sebaliknya.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara kedua variabel maka digunakan tabel inerpretasi

nilai r yang dikemukakan oleh Sugiyono30, yaitu:

Tabel 2. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

29
Ibid.h. 212
30
Ibid.h. 214
35
0, 00 – 0, 199 Sangat rendah

0, 20 – 0, 399 Rendah

0, 40 – 0, 599 Sedang

0, 60 – 0, 799 Kuat

0, 80 – 1, 000 Sangat kuat

Selanjutnya, untuk mempermudah menganalisis data dalam penelitian ini, teknik analisis
data yang di gunakan dalam penelitian sebagai langkah dalam memjawab permasalahan
yang dikaji adalah analisis korelasi product moment, dan analisis regresi sederhana yang
akan diolah dengan aplikasi SPPSS (stantistical product standart solution)16.

F. JADWAL WAKTU PENELITIAN

BULAN
Mei Juni Juli
NO KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Pengumpulan Data

3 Analisis Data

4 Penyusunan Skripsi

5 Perbaikan

36
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2000. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Aksara

Arikunto, Suharmisi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rieneka
Cipta
A.S Moernir. 1992. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Dimyanti dan Mudijono.2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:PT. Renika Cipta

E.Mulyasa. 2005. Guru Menjadi Profesional. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya

Hamzah B. Uno. (2011). Teori Motivasi dan pengukurannya:Analisis di Bidang pendidikan.

Jakarta: Bumi aksara

Hamalik, Oemar. 1980. Media pendidikan. Bandung: Alumni

Hamalik, Oemar. 20011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Irwansyah. 2015. Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Efektifitas Kerja Pegawai Pada Kantor

Dinias Tenaga Kerja Kota Makassar

Nana Syaodih S. (2009). Landasan Psikologi Proses Belajar Pendidikan. Bandung:Remaja

Rosda Karya

Sardiman. 2007. Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raha Grafindo persada.

Slemeto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alvabeta.

Winkel, W.S. & Sri Hastuti. (2006). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:

PT. Grasindo.
37

Anda mungkin juga menyukai