Deskripsi kasus ayau masalah Pokok (berdasarkan aktor)
Jawab. Dr. wesli adalah sorang PNS yang memegang teguh pendirian terhadap prinsip dan tufoksinya sebagai ASN yang Baik, bertanggung jawab (Akuntabel) memiliki rasa integritas yang tinggi terdahap pasien yang menjadi tanggung jawab beliau. Mementingkan mutu pelayanan menjadi orientasi beliau. Walaupun diluar sana banyak yang mengiming imingi dikatakan disini MR sesuatu yang dapat memuaskan kepentingan pribadinya. Dan beliau tetap tegus satu tujuan yaitu mempertahan kepuasan pasien adalah segalanya. Namun bagaimanapun beliau berada dalam satu organisasi yang dipimpin disisi lain ada beliau berada di satu instansi / organisasi yang berada di bawah satu kepemimpinan sebagai pemegang kebijakan. 2. Analisis a. Pelanggaran Nilai-nilai dasar PNS pengetahuan tentang kedudukan PNS Dan Pada dasarnya apa yang telah di lakukan dr. wesli ini sudah benar untuk menolak MedRef itu karena itu adalah salah satu contoh bentuk kolusi dan merupakan tindakan korupsi dengan menaikan harga sebesar 20% yang harus dibebankan kepada pasien dan untuk dibagikan kepada dokter yang meresepkan dan untuk rumah sakitnya juga. Tentunya itu adalah sebuah tindakan yang melanggar prinsip seorang ASN. Yakni mementingkan kepentingan pribadi tanpa menghiraukan kepentingan khalayak ramai( masyarakat) Penolakan dr Wesli terhadap kebijakan direktur RS sangatlah berani untuk mengingatkan menegur dan mengatakan kepada orang lain kalau itu adalah salah dan merupkan tindakan korupsi. Dapat melemahkan moral kita. Namun dari sisi lain ada kebijakan direktur pun tidak dapat langsung disalahkan, karena ada berbagai kemungkinan. Bisa jadi obat tersebut memang termasuk obat yang diperlukan oleh RS atas pertimbangan lain sebagainya sesuai dengan kebutuhan RS.
b. Dampak tidak diterapkanya nilai dasar PNS
Di dilihat dari peran dokter wesli sebagai ASN apabila dia menerima menerima tawaran itu tentunya melanggar peran dan fungsinya senagai PNS, yakni tidak bisa menjadi pelayan public yang baik dengan mementingkan pribadinya (berorientasi materi). Dan melihat dari kebijakan direktur tersebut dikhaawatirkan dengan adanya kasus tersebut akan memunculkan tumbuhnya pimpinan2 yang korup pada akhirnya. hingga akan menghilangkan kepercayaan public, karena kekuatan politik dan dikuasai oleh pemegang modal.hingga akhirnya akan melunturkan kedaulatan rakyat.
3. Mendeskripsikan Gagasan Alternatif
Gagasan Alternatif yang harus dilakukan sebenarnya dari berbagai pihak. Tidak bisa seorang pimpinan memutuskan sendiri kebijakan tanpa adanya musyawarah atau pemberitahuan kepada orang yang nantinya akan menerima kebijakan tersebut disini adalah dr. wesli. Walaupun sebenarnya direktur itu mempunyai kewenangan . seharusnya ada analisis dampak terlebih dahulu. Dampak apa yang akan terjadi terhadap public. Dan Etika yang harus di capai untuk tidak melanggar kode etik yang harus di jungjung. Walau bagaimana pun koordinasi itu harus tetap terjaga. Untuk itu perlu adanya rapat koordinasi antara pimpinan dan pelaku / user yang ada di bawahnya. Memperbaiki system dan stantar prosedur yang ada di rumah sakit tentang alur pengadaan tanpa mencoreng citra diri sesuai dengan SOP yang berlaku. 4. Mendeskripsikan Konsekuensi penerapan dari setiap alternative gagasan pemecahan masalah. Dengan adanya koordinasi dan perbaikan sistem yang baik akan melahirkan keterbukaan dan ketransfaranan terhadap apa yang dilakukan. Dari kasus di sini pembenahan alur pengadaan barang / obat di RS harus di benahi dimuali dari direktur, pejabat pengadaan, bag. Keuangan sampai kepada User yang akan menggunakannya. Dengan demikian pertanggung jawaban akan tercapai dari setiap bagian terkait. Tidak akan adanya lagi nepotisme kolusi dan korupsi di lingkungan kerja.