Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTEK PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN B

INSPEKSI KEAMANAN PANGAN


DI BAKSO IKAN PAK UDIN/KOKOM

Disusun Oleh : Kelompok 2

2D3A
1. Iis Aulia P2.31.33.017.015
2. Iyus Anda Rusman P2.31.33.017.019
3. Keko Jehan Farhana P2.31.33.017.020
4. Muhammad Thufail Purnayuda P2.31.33.017.027
5. Syarifah Shofiyyah P2.31.33.017.039
6. Triwulandari Agustina P2.31.33.017.041

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
Hang Jebat III/F3 KebayoranBaru, Jakarta 12120 Telp. 021.7397641,7397643
Fax. 021.7397769 E-mail: info@poltekkesjkt2.ac.id Website:
http://poltekkesjkt2.ac.id
TahunAkademik 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehubungan dengan kegiatan Proses Belajar Mengajar [ PBM ] mata kuliah
Penyehatan Makanan Minuman bagi mahasiswa semester IV Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jakarta II Jurusan Kesehatan Lingkungan, salah satunya adalah
mengadakan praktek teknologi pangan yang akan dilaksanakan dengan mengadakan
kunjungan pada tempat – tempat produksi makanan / industri pangan, maka
mahasiswa diwajibkan untuk mengadakan kunjungan ke industri / pabrik yang
memproduksi pangan / minuman untuk dapat lebih memahami proses teknologi
pangan/ proses produksi dengan penerapan CPPB .
Salah satu Industri Pangan rumahan adalah Baso Ikan Pak Udin/Kokom yang
memproduksi bakso ikan melihat perkembangan kebutuhan akan produk pangan yang
semakin meningkat maka keamanan produk pangan perlu mendapatkan perhatian
khusus, pada kesempatan ini kami mahasiswa semester 4 ( empat) akan mengadakan
kunjungan ke Baso Ikan Pak Udin/Kokom.

B. Tujuan
 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang teknologi pengolahan pangan pada
industri / pabrik makanan Baso Ikan Pak Udin/kokom
 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa memahami tentang proses produksi pangan mulai bahan
baku sampai dengan makanan jadi
2. Mahasiswa memahami tentang analisis bahaya titik kendali kritis pada
produk pangan
3. Mahasiswa memahami cara produksi pangan yang baik
4. Mahasiswa memahami tentang manajemen mutu pengawasan di
tampat industri makanan minuman
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah
Bakso Ikan Pak Udin/ kokom didirikan oleh pak Udin dan istrinya bu Kokom,
dengan modal yang tidak terlalu besar. Industri rumahan ini berada di Jalan Juhdi Kp
kantin Rt04/Rw08 Kota Serang – banten. perkembangan bakso ikan ini sangat di
pengaruhi oleh dua orang pendiri bakso ikan yaitu pak Udin dan bu Kokom, dua orang
yang ahli dalam bidang perikanan, dimulai dari jual beli ikan, dan juga olahan ikan yang
lainnya.
Perkembangan Baso Ikan Pak Udin ini berawal di jual hanya untuk kalangan
keluarga atau tetangga, dank arena produk tersebut enak dan diminati banyak kalangan
sehingga dijual untuk umum dan sudah punya pelanggan yang biasa menangmbil bakso
ikan dari sini.
“Kami memulai usaha ini berdua, tanpa bantuan bank. Karena dari dulu sulit bagi
kami untuk mendapatkan pinjaman dari bank, ,” pungkasnya. Baso Ikan Pak Udin
memproduksi 6 ton hingga 7 ton olahan ikan per hari.
Untuk menarik konsumen, ada beberapa konsep menarik yang ditawarkan Pak
Udin dan Bu Kokom. Salah satunya adalah ukuran. Mereka memilih menggunakan
ukuran kecil agar mudah dikonsumsi, layaknya cilok. Dengan demikian, konsumen akan
terus berusaha membeli lagi dari mereka. Selanjutnya adalah menonjolkan unsur
kesehatan produk. Pak Udin dan Istri menggunakan ikan yang aman dan sehat untuk
bakso ikan mereka. Selain itu, mereka juga mendapatkan sertifikat halal.

B. Jenis Produk Utama


Jenis produk utama yang dihasilkan Baso Ikan Pak Udin/Kokom ini adalah Baso
ikan goreng, Pempek, dan siomay.
BAB III
HASIL
A. Hasil Praktek PMMB
1. Teknologi Pangan
Teknologi pangan yang digunakan adalah pemrosesan, pengawetan, pengemasan,
dan penyimpanan.

2. Instrumen CPPB IRT

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN


REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK. 00.05.5.1639 TENTANG PEDOMAN
CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK UNTUK INDUSTRI RUMAH
TANGGA (CPPB-IRT)

INSTRUMEN CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK UNTUK INDUSTRI RUMAH


TANGGA (CPPB-IRT)
Isi kolom yang kosong dengan (v) apabila sesuai dengan persyaratan.
NO PERNYATAAN
A. LINGKUNGAN PRODUKSI
Untuk menetapkan lokasi IRT perlu dipertimbangkan keadaan
dan kondisi lingkungan yang mungkin dapat merupakan sumber YA TIDAK
pencemaran potensial dan telah mempertimbangkan berbagai
tindakan pencegahan yang mungkin dapat dilakukan untuk
melindungi pangan yang diproduksinya.
 IRT berada ditempat yang bebas dari pencemaran, semak
TIDAK
belukar dan genangan air.
 IRT bebas dari sarang hama, khususnya serangga dan
TIDAK
binatang pengerat
 IRT tidak berada di daerah sekitar tempat pembuangan
sampah baik sampah padat maupun sampah cair atau daerah TIDAK
penumpukan barang bekas dan daerah kotor lainnya
 IRT tidak berada di daerah pemukiman penduduk yang
TIDAK
kumuh
 Sampah harus dibuang dan tidak menumpuk TIDAK
 Tempat sampah harus selalu tertutup YA
 Jalan dipelihara supaya tidak berdebu dan selokannya
TIDAK
berfungsi dengan baik
B. BANGUNAN DAN FASILITAS IRT
Bangunan dan fasilitas IRT dapat menjamin bahwa pangan
selama dalam proses produksi tidak tercemar oleh bahaya fisik,
YA TIDAK
biologis dan kimia serta mudah dibersihkan dan disanitasi.
Ruang Produksi
 Disain dan Tata Letak
- Ruang produksi cukup luas dan mudah dibersihkan. TIDAK
 Lantai YA TIDAK
- Lantai dibuat dari bahan kedap air, rata, halus tetapi tidak
licin, kuat mudah dibersihkan dan dibuat miring untuk YA
memudahkan pengaliran air.
- Lantai selalu dalam keadaan bersih dari debu, lendir dan
TIDAK
kotoran lainnya.
 Dinding YA TIDAK
- Dinding dibuat dari bahan kedap air, rata, halus, berwarna
terang, tahan lama, tidak mudah megelupas, kuat dan TIDAK
mudah dibersihkan.
- Dinding harus selalu dalam keadaan bersih dari debu,
YA
lendir, dan kotoran lainnya.
 Langit- langit YA TIDAK
- Konstruksi langit-langit didisain dengan baik untuk
mencegah penumpukan debu, pertumbuhan jamur,
TIDAK
pengelupasan, bersarangnya hama, memperkecil
terjadinya kondensasi, serta terbuat dari bahan tahan lama
dan mudah dibersihkan.
- Langit-langit dalam keadaan bersih dari debu, sarang
TIDAK
labah-labah dan kotoran lainnya.
 Pintu, Jendela dan Lubang Angin YA TIDAK
- Pintu dan jendela dibuat dari bahan tahan lama, tidak
mudah pecah, rata, halus, berwarna terang dan mudah TIDAK
dibersihkan.
- Pintu, jendela dan lubang angin dilengkapi dengan kawat
kasa yang dapat dilepas untuk memudahkan pembesihan TIDAK
dan perawatan
- Pintu didisain membuka ke luar/ ke samping sehingga
debu atau kotoran dari luar tidak terbawa masuk melalui YA
udara ke dalam ruangan pengolahan.
- Pintu dapat ditutup dengan baik dan selalu dalam keadaan
YA
tertutup.
- Lubang angin cukup sehingga udara segar selalu mengalir
TIDAK
di ruang produksi.
- Lubang angin harus selalu dalam keadaan bersih, tidak
TIDAK
berdebu dan tidak dipenuhi sarang labah-labah.
 Kelengkapan ruang produksi YA TIDAK
- Ruang produksi cukup terang sehingga karyawan dapat
TIDAK
mengerjakan tugasnya dengan teliti
- Di ruang produksi ada tempat untuk mencuci tangan yang
selalu dalam keadaan bersih serta dilengkapi dengan YA
sabun dan pengeringnya.
- Di ruang produksi harus tersedia perlengkapan
TIDAK
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)
 Tempat Penyimpanan YA TIDAK
- Tempat penyimpanan bahan pangan termasuk bumbu dan
YA
bahan tambahan pangan (BTP) terpisah dengan produk
akhir.
- Tempat penyimpanan khusus harus tersedia untuk
menyimpan bahan-bahan bukan pangan seperti bahan YA
pencuci, pelumas dan oli.
- Tempat penyimpanan harus mudah dibersihkan dan bebas
dari hama seperti serangga, binatang pengerat seperti YA
tikus, burung atau mikroba dan ada sirkulasi udara.
C. PERALATAN PRODUKSI
Tata letak kelengkapan ruang produksi diatur agar tidak terjadi
kontaminasi silang. Peralatan produksi yang kontak langsung
YA TIDAK
dengan pangan seharusnya didisain, dikonstruksi dan diletakkan
sedemikian untuk menjamin mutu dan keamanan pangan yang
dihasilkan.
 Peralatan produksi terbuat dari bahan yang kuat, tidak
berkarat, mudah dibongkar pasang sehingga mudah YA
dibersihkan
 Permukaan yang kontak langsung dengan pangan seharusnya
halus, tidak bercelah, tidak mengelupas dan tidak menyerap YA
air.
 Peralatan produksi diletakkan sesuai dengan urutan prosesnya
YA
sehingga memudahkan bekerja dan mudah dibersihkan
 Semua peralatan diperlihara agar berfungsi dengan baik dan
YA
selalu dalam keadaan bersih.
D. SUPLAI AIR
Air yang digunakan selama proses produksi harus cukup dan YA TIDAK
memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan atau air minum.
 Air yang digunakan harus air bersih dalam jumlah yang
YA
cukup memenuhi seluruh kebutuhan proses produksi
 Sumber dan pipa air untuk keperluan selain pengolahan
TIDAK
pangan terpisah dan diberi warna yang berbeda.
 Air yang kontak langsung dengan pangan sebelum diproses
YA
harus memenuhi persyaratan air bersih.
E. FASILITAS DAN KEGIATAN HIGIENE DAN SANITASI
Fasilitas dan kegiatan higiene dan sanitasi diperlukan untuk
menjamin agar bangunan dan peralatan selalu dalam keadaan
YA TIDAK
bersih dan mencegah terjadinya kontaminasi silang dari
karyawan.
 Alat cuci/pembersih
- Alat cuci/pembersih seperti sikat, pel, deterjen, dan bahan
YA
sanitasi harus tersedia dan terawat dengan baik.
- Air panas dapat digunakan untuk membersihkan peralatan
YA
tertentu.
 Fasilitas higiene karyawan YA TIDAK
- Fasilitas higiene karyawan seperti tempat cuci tangan dan
toilet/jamban tersedia dalam jumlah yang cukup dan YA
selalu dalam keadaan bersih.
- Pintu toilet/jamban harus selalu dalam keadaan tertutup. YA
 Kegiatan higiene dan sanitasi YA TIDAK
- Pembersihan dapat dilakukan secara fisik seperti dengan
sikat atau secara kimia seperti dengan deterjen atau YA
gabungan keduanya.
- Jika diperlukan, penyucihamaan dapat dilakukan dengan
TIDAK
menggunakan kaporit sesuai petunjuk yang dianjurkan.
- Kegiatan pembersihan, pencucian, dan penyucihamaan
YA
peralatan dilakukan secara rutin.
- Ada karyawan yang bertanggung jawab terhadap kegiatan
YA
pembersihan, pencucian dan penyucihamaan.
F. PENGENDALIAN HAMA
Hama (tikus, serangga, dan lain-lain) merupakan pembawa YA TIDAK
cemaran biologis yang dapat menurunkan mutu dan keamanan
pangan. Kegiatan pengendalian hama dilakukan untuk
mengurangi kemungkinan masuknya hama ke ruang produksi
yang akan mencemari pangan.
 Mencegah masuknya hama
- Lubang-lubang dan selokan yang memungkinkan
TIDAK
masuknya hama selalu dalam keadaan tertutup.
- Hewan peliharaan seperti anjing, kucing, dan ayam tidak
YA
berkeliaran di pekarangan IRT apalagi di ruang produksi.
- Bahan pangan tidak tercecer karena dapat mengundang
YA
masuknya hama.
- IRT memeriksa lingkungannya dari kemungkinan
YA
timbulnya sarang hama.
 Pemberantasan hama YA TIDAK
- Hama diberantas dengan cara yang tidak mempengaruhi
YA
mutu dan keamanan pangan.
- Pemberantasan hama dapat dilakukan secara fisik seperti
dengan perangkap tikus atau secara kimia seperti dengan YA
racun tikus.
- Perlakuan dengan bahan kimia harus dilakukan dengan
YA
pertimbangan tidak mencemari pangan
G. KESEHATAN DAN HIGIENE KARYAWAN
Kesehatan dan higiene karyawan yang baik dapat menjamin
bahwa pekerja yang kontak langsung maupun tidak langsung YA TIDAK
dengan pangan tidak menjadi sumber pencemaran
 Kesehatan karyawan
- Dalam keadaan sehat. Karyawan yang sakit atau baru
sembuh dari sakit dan diduga masih membawa penyakit YA
tidak diperkenankan bekerja di pengolahan pangan.
- Karyawan yang menunjukkan gejala atau sakit misalnya
YA
sakit kuning (virus hepatitis A), diare, sakit perut, muntah,
demam, sakit tenggorokan, sakit kulit (gatal, kudis, luka,
dan lain-lain), keluarnya cairan dari telinga (congek),
sakit mata (belekan), dan atau pilek tidak diperkenankan
mengolah pangan.
- Karyawan diperiksa dan diawasi kesehatannya secara
TIDAK
berkala.
 Kebersihan karyawan YA TIDAK
- Karyawan selalu menjaga kebersihan badannya. YA
- Karyawan mengenakan pakaian kerja/celemek lengkap
dengan penutup kepala, sarung tangan dan sepatu kerja.
TIDAK
Pakaian dan perlengkapannya hanya dipakai untuk
bekerja.
- Karyawan harus menutup luka dan perban. YA
- Karyawan selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum
memulai kegiatan mengolah pangan, sesudah menangani
YA
bahan mentah atau bahan/alat yang kotor dan sesudah ke
luar dari toilet/jamban.
 Kebiasaan karyawan YA TIDAK
- Karyawan tidak bekerja sambil mengunyah, makan dan
minum, merokok, tidak meludah, tidak bersin atau batuk
YA
ke arah pangan, tidak mengenakan perhiasan seperti
giwang, cincin, gelang, kalung, arloji dan peniti.
H. PENGENDALIAN PROSES
Untuk menghasilkan produk yang bermutu dan aman, proses
produksi harus dikendalikan dengan benar. Pengendalian proses
YA TIDAK
produksi pangan industri rumah tangga dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
 Penetapan spesifikasi bahan baku
- Menentukan jenis, jumlah dan spesifikasi bahan baku dan
YA
bahan penolong untuk memproduksi pangan yang akan
dihasilkan.
- Tidak menerima bahan pangan yang rusak YA
- Menggunakan bahan tambahan pangan (BTP) yang
YA
diizinkan sesuai batas maksimum penggunaannya.
 Penetapan komposisi dan formulasi bahan YA TIDAK
- Menentukan komposisi bahan yang digunakan dan
komposisi formula untuk memproduksi jenis pangan yang YA
akan dihasilkan.
- Mencatat dan menggunakan komposisi yang telah
YA
ditentukan secara baku setiap saat secara konsisten.
 Penetapan cara produksi yang baku YA TIDAK
- Menentukan proses produksi pangan yang baku YA
- Membuat bagan alirnya atau urut-urutan prosesnya secara
YA
jelas.
 Penetapan jenis, ukuran, dan spesifikasi kemasan YA TIDAK
- Menentukan jenis, ukuran, dan spesifikasi kemasan yang
YA
digunakan
- Menggunakan bahan kemasan yang sesuai untuk pangan YA
- Mencatat dan menggunakan informasi ini untuk
YA
pemantauan.
 Penetapan keterangan lengkap tentang produk yang akan
dihasilkan termasuk nama produk, tanggal produksi, YA TIDAK
tanggal kadaluarsa.
- Menentukan karakteristik produk pangan yang dihasilkan. TIDAK
- Menentukan tanggal kadaluarsa TIDAK
- Mencatat tanggal produksi. TIDAK
I. LABEL PANGAN
Label pangan harus jelas dan informatif untuk memudahkan
YA TIDAK
konsumen memilih, menyimpan, mengolah dan mengkonsumsi
pangan. Kode produksi pangan diperlukan untuk penarikan
produk, jika diperlukan.
 Label pangan yang dihasilkan IRT harus memenuhi ketentuan
Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1999 tentang Label dan TIDAK
Iklan Pangan.
 Keterangan pada label sekurang-kurangnya:
-nama produk
-daftar bahan yang dihasilkan
-berat bersih atau isi bersih TIDAK
-nama dan alamat pihak yang memproduksi
-tanggal, bulan, dan tahun kadaluarsa
-nomor Sertifikasi Produksi (P-IRT)
 Kode produksi harus dicantumkan pada setiap label pangan. TIDAK
J. PENYIMPANAN
Penyimpanan yang baik dapat menjamin mutu dan keamanan
YA TIDAK
bahan dan produk pangan yang diolah.
 Penyimpanan bahan dan produk
- Penyimpanan bahan dan produk pangan dilakukan di
YA
tempat yang bersih
- Bahan baku, bahan tambahan pangan (BTP), bahan
penolong dan produk akhir masing-masing disimpan YA
terpisah.
- Penyimpanan bahan baku dan produk pangan sesuai
YA
dengan suhu penyimpanannya.
- Bahan-bahan yang mudah menyerap air disimpan di
tempat kering, misalnya garam, gula, dan rempah-rempah YA
bubuk.
- Bahan baku, bahan tambahan pangan (BTP), bahan
penolong dan produk akhir diberi tanda untuk
YA
membedakan yang memenuhi syarat dengan yang tidak
memenuhi syarat.
- Bahan yang lebih dahulu masuk harus digunakan terlebih
YA
dahulu.
- Produk akhir yang lebih dahulu diproduksi harus
YA
digunakan / diedarkan terlebih dahulu.
 Penyimpanan bahan berbahaya YA TIDAK
- Bahan berbahaya seperti pemberantas serangga, tikus,
kecoa, bakteri dan bahan berbahaya lainnya disimpan
YA
dalam ruangan terpisah dan selalu diawasi
penggunaannya.
 Penyimpanan label dan kemasan YA TIDAK
- Kemasan dan label disimpan di tempat yang bersih dan
YA
jauh dari pencemaran.
- Label disimpan secara rapih dan teratur supaya tidak
YA
terjadi kesalahan dalam penggunaannya.
 Penyimpanan peralatan YA TIDAK
- Peralatan yang telah dibersihkan dan disanitasi disimpan
di tempat bersih. Sebaiknya permukaan peralatan
YA
menghadap ke bawah, supaya terlindung dari debu,
kotoran atau pencemaran lainnya.
K. PENANGGUNG JAWAB
Seorang penanggung jawab diperlukan untuk mengawasi seluruh
YA TIDAK
tahap proses produksi serta pengendaliannya untuk menjamin
dihasilkannya produk pangan yang bermutu dan aman.
 Penanggung jawab minimal mempunyai pengetahuan tentang
prinsip-prinsip dan praktek higiene dan sanitasi pangan serta YA
proses produksi pangan yang ditanganinya.
 Kegiatan pengawasan hendaknya dilakukan secara rutin. TIDAK
L. PENARIKAN PRODUK
Penarikan produk pangan adalah tindakan menghentikan YA TIDAK
peredaran pangan karena diduga sebagai penyebab timbulnya
penyakit atau keracunan pangan. Tujuannya adalah mencegah
timbulnya korban yang lebih banyak karena mengkonsumsi
pangan yang membahayakan kesehatan.
 Pemilik IRT menarik produk pangan dari peredaran jika
YA
diduga menimbulkan penyakit atau keracunan pangan
 Pemilik IRT menghentikan produksinya sampai masalah
YA
terkait diatasi.
 Pemilik IRT melaporkan penarikan produknya ke Pemerintah
Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Balai YA
Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan setempat.
 Pangan yang terbukti berbahaya bagi konsumen harus
YA
dimusnahkan
M. PENCATATAN DAN DOKUMENTASI
Pencatatan dan dokumentasiyang baik diperlukan untuk
YA TIDAK
memudahkan penelusuran masalah yang berkaitan dengan
proses produksi.
 Pemilik mencatat dan mendokumentasikan bahan baku, bahan
tambahan pangan (BTP), dan bahan penolong sekurang- YA
kurangnya
 Pemilik mencatat dan mendokumentasikan produk akhir
sekurang-kurangnya memuat nama jenis produk, tanggal TIDAK
produksi, kode produksi dan jumlah produksi.
 Catatan dan dokumen disimpan selama 2 (dua) kali umur
TIDAK
simpan produk pangan yang dihasilkan.
N. PELATIHAN KARYAWAN YA TIDAK
Pimpinan dan karyawan IRT harus mempunyai pengetahuan
dasar mengenai prinsip-prinsip dan praktek higiene dan sanitasi
pangan serta proses pengolahan pangan yang ditanganinya agar
dapat memproduksi pangan yang bermutu dan aman.
 Pemilik/penanggung jawab sudah pernah mengikuti TIDAK
penyuluhan tentang Cara Produksi Pangan yang Baik untuk
Industri Rumah Tangga (CPPB-IRT).
 Pemilik/penanggung jawab tersebut menerapkannya serta TIDAK
mengajarkan pengetahuan dan ketrampilannya kepada
karyawan yang lain.

3. Manajemen Mutu
ITC (1991) dalam Hubeis (1994) menyatakan bahwa industri pangan sebagai
bagian dari industri berbasis pertanian yang didasarkan pada wawasan agribisnis
memiliki mata rantai yang melibatkan banyak pelaku, yaitu mulai dari produsen
primer – (pengangkutan) – pengolah – penyalur – pengecer – konsumen. Pada
masing-masing mata rantai tersebut diperlukan adanya pengendalian mutu (quality
control atau QC) yang berorientasi ke standar jaminan mutu (quality assurance atau
QA) di tingkat produsen sampai konsumen, kecuali inspeksi pada tahap
pengangkutan dalam menuju pencapaian pengelolaan kegiatan pengendalian mutu
total (total quality control atau TQC) pada aspek rancangan, produksi dan
produktivitas serta pemasaran. Dengan kata lain permasalahan mutu bukan sekedar
masalah pengendalian mutu atas barang dan jasa yang dihasilkan atau standar mutu
barang (product quality), tetapi sudah bergerak ke arah penerapan dan penguasaan
total quality management (TQM) yang dimanifestasikan dalam bentuk pengakuan
ISO seri 9000 (sertifikat mutu internasional), yaitu ISO-9000 s.d. ISO-9004, dan
yang terbaru yaitu ISO 22000.

4. PP dan Instrumen yang digunakan


Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia
Nomor : Hk. 00.05.5.1639 Tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Yang Baik
Untuk Industri Rumah Tangga (Cppb-Irt)

5. Hasil Inspeksi [ olah data ]


Didapatkan lebih banyak yang tidak memenuhi syarat. Kolom tidak lebih banyak
dari pada ya.

6. Hambatan
a. Lokasi pabrik yang jauh
b. Instrument yang tidak disediakan

7. Tindak lanjut
a. Pabrik harus diawasi di bawah pengawasan yang berwewenang
b. Sanitasi harus diperbaiki agar mendapatkan mutu pangan yang lebih baik.
BAB IV
PEMBAHASAN
CARA MEMBUAT BAKSO IKAN
A. Alat:
1. Baskom
2. Blender
3. Pisau
4. Talenan
5. Sendok
6. Panci
7. Kompor gas
8. Mangkuk

B. Bahan:
1. 500 gr Ikan Tenggiri
2. 3 sdm tepung Tapioka
3. 2 butir Telur ayam (diambil putihnya saja)
4. 2 sdm gula pasir
5. Garam secukupnya
6. Merica bubuk secukupnya
7. 4 siung bawang putih
8. Es batu
9. Air bersih secukupnya
10. Daun bawang

C. Langkah Membuat Bakso Ikan Tenggiri:


1. Mulai dengan menguliti ikam tenggiri, pisahkan daging dengan kulit dan tulang
menggunakan pisau
2. Kemudian masukan ikan tenggiri yang telah dibersihkan ke dalam blender bersamaan
dengan putih telur, gula pasir, garam, serta es serut sedikit saja. Hidupkan blender,
haluskan campuran ikan tenggiri tersebut hingga benar-benar halus
3. Kemudian tuangkan adonan tersebut kedalam wadah baskom, lalu masukan tepung
tapioca sambil diaduk-aduk ampai merata serta diuleni searah jarum jam hingga
tercampur rata, tempung tapioca bias ditambahkan sedikit demi sedikit jika adonan
masih terlalu lembek
4. Selanjutnya siapkan panic dan rebus air bersih secukupnya hingga mendidih\
5. Bentuk adonan bakso tadi memakai genggaman tangan dan tekan hingga membentuk
bulatan
6. Ambil untuk adonan pentol bakso diatas menggunakan sendok makan dan masukan
ke dalam air yang mendidih dalam panic hingga adonan pentol bakso ikannya habis
7. Setelah matang, angkat dan tiriskan
8. Bakso ikan siap disajikan
BAB V
HASIL KERJA
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap pabrik harus memiliki acuan dalam menjaga sanitasi lingkungan, serta
kualitas mutu makanannya.

B. Saran
1. Lebih memperbaiki keadaan pabrik
2. Memperhatikan kebesihan pabrik dan kualitas makanannya
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengolahan_makanan

lakombulo.blogspot.com

https://fajrirectaespada.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai