Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ririn Artha Mulya

NIM : 170106038

Program Studi : Farmasi

SIKLUS ASAM TRIKARBOKSILAT, FOSFOLIRASI OKSIDATIF DAN


MITOKONDRIA

A. Siklus Asam Trikarbosilat

Siklus asam trikarbosilat sering disebut siklus krebs karena reaksi-


reaksinya diformulasikan menjadi suatu lingkaran oleh Sir Hans Krebs. Siklus ini
juga disebut “ siklus asam sitrat” karena sitrat adalah salah satu dari senyawa
pertama yang diketahui ikut berperan. Nama paling umum untuk jalur ini, siklus
asam trikarbosilat atau ATK, menunjukan keterlibatan trikarbosilat sitrat dan
isositrat (Marks. D. B, 2000).

Padas ebagian besar jalus oksidasi bahan bakar, lemak, karbohidrat,


protein, dan badan keton diuraikan menjadi bagian asetil 2-karbon yang diaktifkan
pada asetil koenzim A (Asetil KoA). Dalam siklus asam trikarboksilat (siklus ATK).
Fragmen aetil ini dioksidasi lebih lanjut menjadi CO2. Oksiadsi berlangsung dalam
empat reaksi yang memindahkan elektron ke koenzim penerima elektron yaitu
NAD+ dan FAD. Reaksi lain dalam siklus asam trikarboksilatmenyebabkan
penyusunan ulang elektron agar pemindahan ini mudah terjadi. Pada awalnya,
bagian asetil dari asetil KoA bergabung dengan zat antara 4-karbon yaitu
oksaloasetat untuk membentuk sitrat (6 karbon). Kemudian terjadi penyusunan
ulang ikatan dalam sitrat yang diikuti oleh dua reaksi dekarboksilasi oksidatif.
Reaksi ini memindahkan elektron ke NAD+ dan melepaskan 2 karbon sebagai CO2
penghabis-elektron. Pada langkah berikutnya dalam siklus asam trikarboksilat,
terbentuk ikatan fosfat berenergi tinggi pada GTP dari fosforilasi tingkat substrat.
Pada sisa siklus asam trikarboksilat, terjadi dua reaksi pemindahan elektron
lainnya dan regenerasi oksaloasetat. Proses keseluruhan berlangsung disertai
kekekalan sebagai besra energy yang terdapat didalam ikatan kimia gugus asetil
sebagai 3 NADH, 1 FAD(2H), dan 1 GTP (Marks. D. B, 2000).

Asetil KoA + 3NAD+ + FAD 2CO2+ KoASH + 3NADH +


3H+
+ GDP +Pi + 2H2O + FAD (2H) + GTP

Gambar diatas merupakan ringkasan siklus asam trikarboksilat (ATK).


Jalur utama oksidasi bahan bakar menghasilkan asetil KoA. Dalam siklus ATK,
gugus asetil 2-karbon dioksidasi menjadi 2 CO2. Reaksi netto siklus ATK adalah
jumlah dari persamaan untuk masing-masing langkah (Marks. D. B, 2000).
Gugus asetil merupakan bahan abakr, atau sumber elektron, untuk siklus
asam trikarboksilat berasal dari jalur metabolisme bahan bakar yang lain : oksidasi
asam lemak, glikolisis, oksidasi badan keton, oksidasi etanol, dan jalur oksidatif
masing-masing asam amino. Sekitar dua pertiga dari NADH dan FAD(2H) yang
dihasilkan dari oksidasi bahan bakar berasal darioksidasi asetil KoA dalam siklus
asam trikarboksilat (Marks. D. B, 2000).

Kecepatan siklus asam trikarboksilat dikoordinasikan secara ketat dengan


kecepatan penggunaan ATP melalui pengaturan masing-masing enzim oleh
senyawa terkait-ATP. Oleh status reduksi NAD+, dan konsentrasi Ca2+ (Marks. D.
B, 2000).

B. Fosfolirasi Oksidatif Dan Mitokondria

Transpor elektron dapat dipandang sebagai sebuah jari-jari yang


memancar dari setiap langkah oksidatif siklus krebs. Perlintasan terhadap electron
dan ion-ion hidrogen (proton) yang menyertai memungkinkan pembentukan ATP
secara efisien dari energi yang dilepaskan. Pigmen (sitokrom, atau dilambangkan
sebagai cty) yang terlibat dalam rantai transport elektron tertanam dalam Kristal
mitokondria, hal tersebut memastikan selalu tersedianya koenzim tereduksi yang
dihasilkan dalam siklus krebs bagi rantai transport elektron (Fried. G. H, 2006)

Reaksi-reaksi redoks yang terjadi selama transport elektron mengkopel


atau menghubungkan oksidasi dengan fosfolirasi, dan dikenal sebagai fosfolirasi
oksidatif. Karena fosfolirasi oksidatif terjadi di mitokondria, organel tersebut pun
mendapat julukan ‘ pembangkit tenaga sel’ . Efisiensi pembangkit tenaga tersebut
sangat diperbesar oleh ketepatan susunan berulang dari pigmen-pigmen rantai
transport elektron pada membrane dalam mitokondria. Setiap unit transport
elektron dianggap bekerja sebagai sebuah rangkaian respiratoris yang independen.
Disisi lain kebanyakan enzim siklus krebs ditemukan terurai secara longgar
didalam matriks mitokondria. Susuan special yang teratur dari rantai transport
elektron mungkin juga merupakan penyebab dari terciptanya potensial proton
disepanjang membrane dalam mitokondria. Pandangan ini terdapat pada teori
kemiosmotik tentang fodfolirasi oksidatif (Fried. G. H, 2006)

Saat ini, ada tiga teori utama yang memaparkan tentang bagaimana energy
dari elektron-elektron yang ditranspor ditransfer untuk membentuk ATP :

1. Model kimiawi : Fosfolirasi ADP menjadi ATP diselesaikans secara enzimatis


(sangat mirip dengan fosfolirasi glikolitik) dan dikopel dengan oksidasi
pembawa (carrier) elektron.
2. Model kemiosmotik : Aliran elektron sepanjang rantai transpor elektron akan
memompa proton menyebrangi membran mitokondria, melawan gradient
proton. Begitu proton “ jatuh” kembali ke posisi aslinya, energy yang dilepas
pun digunakan oleh protein-protein dalam membran untuk memfosfolirasi ADP
menjadi ATP.

3. Model konformasional : Energi yang dilepaskan oleh aliran elektron mengubah


konformasi mol.ekul-mol.ekul besar yang ada dalam mitokondria. Kembalinya
mol.ekul-molekul tersebut ke bentuk asal melepaskan energy yang cukup bagi
terjadinya fosfolirasi (Fried. G. H, 2006)

fos
DAFTAR PUSTAKA

Marks. D. B. Et all, 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta : EGC

Fried. G. H & Hademenos. G. J. 2006. Biologi. Edisi kedua. Bandung : Penerbit

Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai