VIROLOGI
Anis Puji Rahayu, M.Si., Apt
Prodi Farmasi UM Bandung
Tata Tertib Perkuliahan
• Kehadiran : minimal 80%
• Berpakaian menutup aurat, rapi, sopan, tidak ketat,
berkemeja (pria), menggunakan sepatu tertutup
• Hadir tepat waktu, maksimal keterlambatan .....
Menit
• Menjunjung tinggi integritas akademik
• Tidak boleh menggunakan HP selama kelas
berlangsung
Daftar Pustaka
1. Arora, D. R. and B. Arora, 2007, Medical Parasitology,
2nd ed., CBS Publ. & Distributor, New Delhi
2. Gandahusada S., Ilahude D.H., Pribadi W., 2004,
Parasitologi Kedokteran, 3rd ed, Balai Penerbit FKUI,
Jakarta
3. Markell, E. K., M. Voge, and D. T. John, 1992, Medical
Parasitology, 7th ed., WB Saunders Co.,Philadelphia
4. Peters, W. & H. M. Gilles, A Colour Atlas of Tropical
Medicine & Parasitology, 3rd. ed., Wolfe Medical Publ.
Ltd, Netherlands
Sistem Penilaian
Keaktifan :
UTS : 30% Kuis : 10%
5%
Parasitologi Virologi
UTS UAS
Pendahuluan
• Penyakit akibat infeksi parasit (terutama protozoa dan
cacing parasit) membunuh jutaan orang tiap tahunnya
• Penyakit parasit endemik terutama di negara-negara
berkembang namun dapat menyebar secara global
• Penyakit parasit dengan prevalensi tinggi di negara
berkembang diantaranya :
• Malaria
• Trypanosomiasis
• Leishmaniasis
• Schistosomiasis
• Filariasis
Pendahuluan
• Di indonesia sendiri, penyakit parasit usus merupakan
masalah kesehatan yang cukup serius terutama di kalangan
penduduk miskin dengan sanitasi yang kurang baik
• Seringkali infeksi parasit menyebar melalui kontaminasi
makanan dan minuman
• Penyakit parasit yang menjadi permasalahan kesehatan di
Indonesia diantaranya :
- Malaria
- Toksoplasmosis
- Penyakit yang disebabkan oleh cacing yang ditularkan
dari tanah
- Filariasis
- Mikosis superfisialis
• Saat ini belum ada vaksin untuk penyakit akibat
parasit pencegahan dilakukan melalui sanitasi
diri dan lingkungan
Apa saja yang dijelaskan di
Parasitologi
• Pengetahuan parasitologi secara umum
• Deskripsi berbagai parasit meliputi :
a. Epidemiologi infeksi (sebaran penyakit, prevalensi
dan insidensi penyakit parasit)
b. Habitat
c. Morfologi
d. Siklus hidup
e. Patogenisitas
f. Diagnosa Laboratorium
g. Pengobatan Farmakologi, non-farmakologi dan
Pencegahan
Tujuan perkuliahan
• Mahasiswa memahami karakteristik berbagai
parasit dari segi :
a. Morfologi dan siklus hidup penting dalam
diagnosa stadium
b. Manifestasi klinik infeksi parasit penentuan
treatment yang tepat
c. Pengobatan farmakologi dan non farmakologi
Parasitologi
• Parasitos = jasad yang mengambil makanan dan
logos = ilmu
• Ilmu yang mempelajari jasad-jasad yang hidup
untuk sementara atau tetap di dalam atau pada
permukaan jasad lain dengan maksud mengambil
makanan sebagian atau seluruhnya dari jasad itu
• Parasit organisme yang hidupnya bergantung
pada organisme lain, baik sebagian maupun
keseluruhan siklus hidupnya
Ruang Lingkup Parasitologi
Helmintologi
kedokteran
Imunologi atau
Protozoologi
imunodiagnosa
kedokteran
penyakit parasit
Mikologi Entomologi
kedokteran kedokteran
Klasifikasi Parasit Secara Umum
Zooparasit
a. Protozoa : bersel satu, heterotrofik, biasanya mikroskopik. Contoh :
amoeba, plasmodium, toxoplasma
b. Metazoa : bersel banyak, terbentuk melalui spesialisasi kerja sel-sel. Sel
terspesialisasi membentuk jaringa kemudian organ, sistem organ dan
membentuk organisme utuh.
Dibagi lagi menjadi 2 yaitu helminthes (cacing) dan arthropoda
(serangga)
Fitoparasit
a. Bakteri : tidak memiliki membran inti, berukuran mikroskopik
b. Fungi : organisme eukaryotik tidak berklorofil, bersifat uniseluler dan
multiseluler, menyukai tempat lembab
Spirochaeta dan virus
a. Spirochaeta : bakteri gram negatif, ramping, berlekuk-lekuk, motil.
Banyak ditemukan di lingkungan akuatik dan pada hewan
b. Virus : parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis
• Klasifikasi berdasarkan ukurannya
a. Mikroparasit
Berukuran kecil, uniselular, biasanya berkembang di
dalam hospesnya. Contoh : protozoa, virus, bakteri
b. Makroparasit
Besar, multiseluler, tidak bereproduksi langsung di
hospes. Contoh : helminths
• Klasifikasi berdasarkan tempat hidupnya :
a. Ektoparasit : hidup pada inangnya (host), dikenal
dengan istilah epizoa. Parasit ini dapat hidup di
permukaan tubuh, kulit.
Infeksi oleh ektoparasit disebut infestasi. Contoh : kutu
Komensalisme
Suatu jenis jasad mendapat keuntungan dari jasad lain tetapi jasad yang lain tsb tidak
dirugikan
Mutualisme
Hubungan kedua jenis jasad yang menguntungkan keduanya
Pemangsa (predator)
Parasit yang membunuh terlebih dahulu mangsanya dan kemudian memakannya
Parasitisme
Parasit mendapat keuntungan dari host, namun host tidak mendapat apa-apa melainkan
kerugian dan seringkali terluka
Zoonosis
• Penyakit hewan yang dapat ditularkan pada
manusia ditularkan oleh hewan terinfeksi secara
langsung atau tidak langsung via vektor
• Contoh : Balantidium coli yang berasal dari babi
Sumber infeksi
Makanan terkontaminasi fase
Air terkontaminasi infektif parasit
Menjadi sumber : - Menjadi sumber : -
Amoeba cacing pita
- T. solium - capillaria
- Schistosoma
Menjadi sumber
:
- cacing pita
Tanah terkontaminasi - trichinella
Menjadi sumber :
- A.lumbricoides
- T.trichiura Makanan lainnya dapat
- Cacing tambang terkontaminasi :
- Strongyloides - Cacing hati, cacing usus
Sumber Infeksi (2)
Serangga
penghisap darah
Menjadi sumber : -
plasmodium
- trypanosoma
- Leishmania anjing kucing
- E.histolytica Menjadi sumber : Menjadi sumber :
- E. granulosos - T. gondii
- T. canis
Orang lain (baju,
bedding, Diri sendiri
lingkungan) (autoinfeksi)
Menjadi sumber :
- E. histolytica Menjadi sumber :
- E.verimicularis - E.verimicularis
- taenia
- scabies
Jalur masuk parasit
1. Mulut
• Mode transmisi fekal-oral
• Paling umum melalui makanan,
minuman, air, dan tanah yang
terkontaminasi, sanitasi diri
(tangan kotor), muntahan
• Contoh : E.vermicularis, E.coli, E.
histolytica, A. lumbricoides dan
sebagainya
Jalur masuk parasit (2)
2. Kulit
• Penetrasi ke kulit Filaria,
serkaria (Schistosoma sp)
• Serangga penghisap darah
nyamuk (plasmodium
sp), lalat (B.malayi,
W.bancroftii,
Trypanosoma), kutu
Jalur masuk parasit (3)
3. Kontak seksual
5. Kongenital
6. Inhalasi
Kerusakan traumatik
Eksternal : kerusakan kulit (invasi ke kulit), contoh :
- Kerusakan kulit ringan akibat masuknya larva serkaria
(Schistosoma) ke dalam kulit
Internal : kerusakan organ dalam, contoh :
- Kerusakan pembuluh darah kapiler paru-paru akibat ekstravasasi
parasit dari darah ke jaringan paru-paru
- Kerusakan kapiler retina akibat masuknya parasit (loaloa, taenia
sp)
Lytic necrosis
Menguraikan enzim, contoh :
- E.histolytica mensekresi enzim litik merusak jaringan untuk
kebutuhan nutrisinya dan membantu penetrasi ke dalam kolon
Infeksi sekunder
Ascaris dapat membawa bakteri dan virus dari
dalam usus ke dalam darah sehingga
menyebabkan infeksi sekunder
Uji Laboratorium
Pemeriksaan
spesimen atau Imunodiagnosa
sampel biologis
Metode molekular
berbasis PCR
immunoassay
Lainnya
(Endoskopi)
1. Pemeriksaan Spesimen Biologis
Spesimen Jenis Parasit
Darah Trypomastigotes pada T.rhodensiense, T.cruzi
Mikrofilaria (W.bancroftii dan B.malayi)
Di dalam eritrosit : plasmodium spp dan babesia spp
Feses • Kista/trofozoit (E. histolytica, G. lamblia, B. coli, I. belli)
• Telur cacing
• Larva : T. spiralis, S. stercoralis
• Cacing dewasa : Taenia spp., A. lumbricoides, T. spiralis, E.
vermicularis, hookworms
Gametosit malaria
Spesimen Jenis Parasit
Sputum • Telur : P.westermani
• Jarang : larva A.lumbricoides, A.duodenale,
N.americanus
• Trofozoit : E.histolytica
Indirect
haemagglutination Amoebiasis, hydatid disease, filariasis,
test cysticercosis, strongyloidiasis.
2. Edukasi populasi
beresiko
Pencegahan Infeksi Parasit (2)
3. Kontrol Vektor
maupun hospes
reservoar
4. Pengobatan tepat
bagi pasien agar
mencegah penularan
lebih lanjut
TERIMAKASIH
Semoga bermanfaat